He=She? Impossible!
Disclaimer: Hime gakkan pernah punya vocaloid, sekali pun punya, mungkin gakkan ngerti cara makenya (?)
Rated: T+ (?)
Warning: Seperti biasa, kemungkinan sedikit typo, alur full Len+Normal, banyak scene tidak terduga (?)
Summary: Sekolah Len kedatangan 'cowok imut' bernama Rinto. Len curiga dia itu cewek, padahal ini kan sekolah khusus cowok! Tapi, kecurigaan Len berubah, dan malah tertarik dengan adik 'kembar' Rinto, Rin. Belum lagi kejadian aneh yang dialami Len!
.
.
.
.
Len POV
Aku melangkah lesu ke dalam kelas. Sekolah adalah tempat yang menyebalkan. Belum lagi, hari ini ada tes. Tidak ada masalah dengan prestasiku, hanya saja, tiap kali melihat lembar ujian aku pasti merasa ngantuk.
Ah, aku lupa mengenalkan diri. Namaku Len, Len Kagamine. Cowok yang paling keren, diantara ribuan siswa cowok di sekolah khusus cowok ini, Yamaha High School. Kenapa aku masuk sekolah ini? Aku tak mau harus dikelingi fansgirl-ku yang selalu histeris tiap-tiap aku melewati lorong sekolah. Merepotkan.
Tapi, perlu kalian tahu, disini juga G.A.K enak. Sebab, aku juga tahu, beberapa teman sekelasku ada yang yaoi. Bahkan, si shota Piko, pernah menggambarkan komik yaoi dengan pairing aku dan Kaito. Menjijikan.
"Baik anak-anak, kali ini kita kedatangan murid yang mendapat beasiswa istimewa dari sekolah kita." kata Kiyoteru-sensei mempersilahkan masuk.
Seorang cowok berambut honey blonde, dengan iris azure, persis sepertiku. Astaga, wajahnya benar benar mirip denganku!
"Namaku Kagamine Rinto, mulai hari ini akan bersekolah disini, salam kenal!" katanya tersenyum riang. Seketika semua anak dikelas ex aku, pada nosebleed. (Sfx: Croots! XD)
Marganya juga sama?! Permainan macam apa ini? Dia sama sekali bukan keluargaku, aku kan anak tunggal!
"Baik, Kagamine, eh, Kagamine ada dua? Ya, sudah, karena sama, kalian sebangku saja!" kata Kiyoteru-sensei seenaknya, "Baik anak-anak, soal akan aku bagikan, siapkan alat tulis kalian,"
"Tapi sensei, kami kan seharusnya berakrab-akraban dengan Kagamine No. 2, jadi test ditunda saja dulu!" protes Piko dengan bodohnya. Disambut dengan sorakan 'iya' dari para murid.
"Omong kosong. Ayo, soal sudah kubagikan. Yang protes akan kuhadiahkan nilai nol. Kagamine no.2 juga, walaupun kau murid baru, aku ingin melihat, seperti apa siswa yang berhasil mendapat beasiswa sekolah bertaraf internasional ini,"
.
.
.
Normal POV
Para murid mengerjakan test dengan tegang. Mungkin, mereka sibuk memikirkan si murid baru, Rinto. (#yaoidetected) Sepertinya, si otaku, sekaligus si makhluk aneh, Piko yang paling gelisah. Padahal baru dua menit berlalu.
"Sensei!" kata Piko memberanikan diri, "Saya tak bisa meneruskan test ini!"
"Kenapa?" kata Kiyoteru-sensei mengalihkan pandangan dari majalah yaoi yang disita dari Piko.
"Hokage menyuruh saya untuk bertugas! Di pusat kota ada monster yang menyerang!"
"Kalau begitu bilang pada Hokage kau harus mengikuti tes, suruh dia menugaskan ninja lain," cuek si sensei.
Seketika seisi kelas menertawakan alasan konyol Piko untuk kabur dari tes. Bahkan, Len juga menahan tawa. Tapi, Rinto, malah maju ke depan sambil menyerahkan soal test. Len dan semuanya melongo. Belum lima menit, 30 nomer soal Kimia terselesaikan? Ajaib. Atau... Ngasal semua?
"Hm.. Hm, hebat, jawabanmu betul semua!" kata Kiyoteru-sensei memberi angka seratus pada lembar test kimia Rinto. Rekor baru, bahkan, Len hanya bisa dapat 85, padahal, dia yang paling pintar.
.
.
.
Len POV
Aku tak habis pikir, bisa-bisanya Rinto, mendapat nilai sempurna dalam test. Bukan hanya itu, aku merasa aneh padanya. Dia benar-benar terlihat seperti layaknya seorang cewek. Bukan pada penampilan, tapi sifat. Tadinya begitu. Sekarang, aku malah takut padanya sekarang.
"Ada apa? Kenapa melihatku terus?" kata Rinto yang menyadari diriku yang terus menerus memperhatikannya.
"Ti—tidak ada,"
Tidak. Dia tidak mungkin cewek. Lagipula, itu mustahil, setelah apa yang terjadi di ruang ganti tadi.
::FLASHBACK::
"Rinto, kamu gak ganti baju? Bentar lagi masuk, lho," kata Mikuo yang sudah selesai berpakaian. Sedangkan Rinto masih memakai baju olahraga.
"Ah.. Aku malu.. bisa tidak, kalian pergi duluan?" kata Rinto dengan puppy eyes-nya. Everybody nosebleed. Aku sweatdroped.
"Ka—kami duluan!"
BLAM.
Hanya aku yang masih disana. Tapi sepertinya ia tak menyadari kehadiranku dan tertawa sejadi-jadinya.
"Phuahaha.. Dasar bodoh, mau saja ditipu. Dasar, padahal ini sekolah khusus cowok, tapi mereka tertarik denganku , dasar yaoi akut," tawa Rinto sambil membuka bajunya, terlihat perban mengelilingi punggungnya. Detik itu, aku takkan pernah menganggu dia sebagai cowok manis fdan polos. Tapi cowok licik.
"Tidak termasuk aku ya," sambungku kesal. Dia menoleh dengan wajah merah padam.
"Se—sejak kapan kau disitu?!"
"Daritadi,"
"Apa yang kau dengar?"
"Semuanya."
Dia memukul locker dihadapannya, dan menoleh ke arahku. Jujur, aku agak takut dengan aura deathglare yang dikeluarkannya.
"Jangan pernah katakan pada siapa pun atas apa yang kau lihat dan kau dengar, atau kau akan menerima akibatnya, mengerti?" ancamnya.
"Sa—sangat mengerti,"
"Bagus."
"Ng.. kenapa kau memakai perban?"
"Kenapa kau bertanya? Beberapa waktulalu aku terluka, wajar saja kan? Apa kau ingin aku memperlihatkannya?"
"Ti—tidak usah,"
:: END OF FLASHBACK::
"Kagamine Len, kau mendengarkanku?" kata Gumiya-sensei membuyarkan lamunanku.
"I—iya,"
"Kau kenapa? Tak seperti biasanya. Kau sakit?"
"Ti—tidak, aku baik."
"Baiklah, kau belum mengumpulkan tugas laporan drama kan? Selesaikan secepatnya, atau nilaimu nol." tegasnya.
Aku mengangguk lemas, membereskan alat tulis dan bersiap-siap pulang. Aku belum bisa pulang, aku harus menonton drama terlebih dahulu. Gedung kesenian itu, 'Sakura Art' selalu penuh, jadi, aku membeli tiket VVIP yang bangkunya berada paling depan.
"Angel Voice? Drama apa ini? Sudahlah, yang penting tugasku selesai," gumamku.
Rupanya drama ini menceritakan tentang dua orang kakak-beradik yang memperebutkan kekuasaan, tapi, tapi target mereka berubah ketika seorang gadis bernama Angel datang di kehidupan mereka.
Tu—tunggu dulu! Pemeran Angel dalam drama itu kan..
Dia...
RINTO!
Tidak salah lagi, suara, wajah, senyum, semuanya sama! Yang berbeda hanyalah rambutnya saja, panjang sepinggang. Apa ini hobinya? Bercosplay?
Aku terlalu sibuk memperhatikan 'Rinto' sehingga tidak tahu alur ceritanya. Masa bodoh, yang penting aku harus membongkar topeng Rinto.
"Kau bodoh... Meskipun kita satu ayah pun, aku takkan pernah peduli. Aku sebagai wanita hanya bisa mengantar punggung pria yang akan pergi berperang." ucapnya memeluk tokoh pria—yang entah aku lupa namanya. Sepertinya pria itu sedang sekarat.
Drama selesai walaupun aku sama sekali tidak mengerti alurnya. Jujur, aktingnya manis dan lembut, seolah-olah ia hidup dalam drama itu.
Aku menerobos masuk pintu staff, dan kulihat Rinto sedang menghapus make-upnya. Jujur. Dia terlihat sangat cantik.
"Rinto!"
Dia menoleh dan terlihat sangat kaget. Kaget karena hobinya ketahuan? Aku langsung mendekatinya dan menarik rambutnya. Bukan. Ternyata bukan wig. Rambut asli.
"I—itai! Apaan sih! Datang-datang menarik rambutku, ini kan tempat pri-va-si!" omelnya.
"Kau—kau bukan Rinto? Lalu kenapa kau menoleh waktu kupanggil 'Rinto'?" kataku curiga. Jangan-jangan.. Rinto itu cewek?
Dia terdiam, lalu menghela nafas, "Sigh, wajar saja, Rinto itu kakak kembarku. Kenapa? Kau temannya ya?" ucapannya terdengar ramah. Aku mengangguk.
Ketika ia hendak pulang aku menawarkan diri untuk mengantarnya tapi dia menolak.
"Berbahaya bila anak perempuan berjalan sendirian. Apalagi hari udah mulai malam," kataku cemas. Tapi sebenarnya sih, aku cuma ingin lihat rumah mereka aja sih :3 (Hime: Modus.. XP)
"Baiklah."
Rumahnya ternyata tidak jauh dari sini. Rumahnya mungkin terlihat kecil, 10x lebih kecil dari rumahku. Wajar saja, rumahku kayak istana. (Hime: Len, sombongnya mulai lagi deh)
"Arigato." katanya singkat. Ternyata dia pemalu, ya.
"Tu—tunggu, aku belum tahu namamu,"
"Tanya saja pada Rinto," katanya tersenyum.
"Aku dan Rinto tidak—"
"Tidak akrab? Tenang saja, nanti juga akrab sendiri. Jaa Ne,"
Cewek itu, cukup dingin seperti kakaknya, tapi dia lebih baik dari kakaknya. Itu membuatku sedikit.. tertarik.
.
.
~TBC~
Keep It or Delete?
Review sebanyak-banyaknya :3
Ja Nee~~~~
Kecup dari Len, Muach muach
#reader muntah segalon penuh
