Critical Beauty
Chapter 1
.
.
Produce 101/Wanna One Fanfiction
Romance, Humor, High School!AU, Yaoi
Main!Byeongari couple
(Karakter dan Couple lain menyusul di dalam cerita)
Rating: T (M for future chapter)
.
.
Happy Reading! -Buttermints-
.
.
.
SPLASHH–
"Ups! Maaf aku tidak sengaja! Kakiku tersandung!" ucap seorang pemuda berwajah bule dengan lantang seraya memasang ekspresi yang dibuat-buat.
Sontak seluruh pengunjung kantin mengarahkan pandangan kepada arah suara tersebut. "Ah tak apa, lagipula ini hanya air, nanti pasti kering dengan sendirinya." pemuda yang baru saja tersiram air mineral itu tersenyum kecil.
"Kim Samuel! Aku sudah menunggumu dari tadi dan kau malah asik menunggui lelaki tidak penting ini?!" seorang pemuda berparas cantik tiba-tiba sudah ada di sebelah Samuel sambil berkacak pinggang. "Apa sekarang dia lebih menarik daripada aku?!"
Pengunjung kantin lainnya memutar mata jengah. Pasangan ini memang sering bertengkar secara terang-terangan di area sekolah dan akan selalu diakhiri dengan si cantik yang menangis dan si bule yang meminta maaf. Pemandangan seperti itu sudah terlalu biasa bagi mereka, sampai-sampai mereka ingin menenggelamkan kedua laki-laki itu ke lautan terdalam.
"Babe kau salah paham, aku hanya tidak sengaja menumpahkan air pada Seonho. Lagipula mana mungkin aku meninggalkan kekasih manisku 'Lee Daehwi' demi laki-laki nerd seperti dia.". Daehwi tersipu ketika Samuel memuji dirinya manis, dia terlihat seperti anak gadis yang baru saja mendapat pernyataan cinta.
Seonho mengamati Samuel dan Daehwi yang masih berdrama ria di depannya. Bukan bermaksud iri hati karena dia tidak punya kekasih, tapi nafsu makannya mendadak hilang setelah melihat tontonan gratis di depannya.
"Emm– maaf mengganggu kegiatan kalian, tapi– bisakah kalian bergeser sedikit? Aku tidak bisa lewat."
Nihil. Tidak ada respon apapun dari pasangan itu, Samuel malah terlihat asik menggoda Daehwi yang mulai memekik karena tangan nakal Samuel yang mulai meraba-raba bagian tubuhnya.
Seonho merutuk dalam hati, dia ingin segera pergi dari tempat itu namun ia tidak bisa keluar. Sebelah kanan dihalangi oleh tembok, sebelah kiri dihalangi oleh pasangan tidak tau diri yang membuat matanya terasa perih. Satu-satunya cara adalah dengan melompati bangku yang sedang ia duduki sekarang ini.
Setelah sepersekian detik ia menimbang-nimbang menggunakan rumus logaritma di dalam otak jeniusnya, ia memutuskan untuk melompati bangku dengan resiko terjatuh ataupun menabrak orang di belakangnya.
Ia pun segera berdiri dan bersiap untuk melompati bangku yang cukup tinggi itu.
HAP!
Seonho berhasil melangkahkan sebelah kakinya dengan mulus, ia mulai menampakkan senyum kemenangan.
'Satu langkah lagi'
HAP!
BRUKK–!
"Aigoo..!"
Sayangnya kali ini Seonho kurang beruntung karena kaki kirinya tersangkut kursi yang ia duduki, hingga membuat kacamata tebalnya terlempar dan dia terjerembab ke depan. Bagian wajahnya menubruk sesuatu yang empuk, sudah dapat dipastikan benda itu bukanlah lantai kantin yang keras dan dingin.
Ia mengangkat wajahnya dan tersadar bahwa daerah sekitarnya menjadi buram. "Ah, kacamataku." Tubuhnya menunduk dan tangannya meraba-raba sekitar, namun yang ia rasakan hanya permukaan yang halus seperti kain.
Tiba-tiba seseorang mengulurkan kacamata tepat di atas tangannya. Dia segera menerima dan memakai kacamata itu.
"Terimakasih, aku–." Seketika matanya membola saat matanya mulai fokus dengan apa yang ada di depannya, wajahnya tepat berada beberapa senti dari sebuah gundukan yang ada di antara kedua kaki orang yang ditabraknya .
'K- kaki? Selangkangan?'
Wajahnya mulai memucat, warna merah mulai menjalar dari leher ke bagian pipinya.
Dan rasanya Seonho ingin segera menceburkan diri ke kawah gunung berapi kemudian menghilang untuk selamanya.
"Apa celanaku sangat menarik bagimu hingga kau mengacuhkan pemiliknya yang kau tabrak?"
Suara berat memasuki gendang telinga Seonho, sontak ia mendongakkan kepalanya ke pemilik suara itu. Tubuhnya serasa tersambar petir ketika tahu siapa orang yang ia tabrak.
L- Lai Guanlin?
Seonho segera berdiri dan membungkuk seraya mengucapkan permintaan maaf. "M- Maafkan aku! Aku tidak sengaja!" Setelahnya ia pun segera berlari meninggalkan kantin tanpa menolong Guanlin yang masih terduduk di lantai.
"Hey bro! Kau tak apa?" Seseorang mengulurkan tangan kepada Guanlin dan membantunya berdiri.
Guanlin segera berdiri dan merapikan seragamnya. "Terimakasih, aku baik-baik saja Kenta"
"Ah anak itu benar-benar, dia hanya minta maaf lalu meninggalkanmu begitu saja tanpa berniat menolong!" sungut pemuda bernama Kenta itu.
"Sudahlah, kita kembali saja sekarang. Bukankah yang lain sudah menunggu"
Guanlin berucap santai seraya berjalan meninggalkan Kenta menuju pintu keluar kantin. Hampir semua mata siswi yang berada di kantin itu tertuju pada sosok Guanlin yang berjalan melewati mereka.
"Ya! Kenapa kau meninggalkanku?! Aish"
Pemuda keturunan Jepang itu menyusul Guanlin dengan omelan khas yang keluar dari bibirnya.
Ya, siapa yang tidak kenal Lai Guanlin? Salah satu siswa dari perkumpulan yang oleh siswa sekolah ini disebut 'Prince Corp'.
'Prince Corp' adalah lingkar pertemanan lelaki-lelaki tampan yang ada di sekolah itu. Sebenarnya semua lelaki yang ada di lingkar pertemanan itu memiliki fans masing-masing, namun Guanlin merupakan anggota yang memiliki jumlah fans terbanyak di sekolah.
Guanlin yang masih menyandang status single membuat wanita bahkan pria di sekolah itu berlomba-lomba untuk mendapatkan hatinya.
Termasuk juga Seonho.
.
.
.
~Buttermints~
.
.
.
Seonho melesat melewati lorong sekolah menuju kelasnya. Beberapa siswa menggerutu karena tersenggol bagian tubuhnya saat berlari.
Begitu sampai di kelas, ia segera menuju tempat duduknya di pojok ruangan dan seketika terduduk lemas di kursi miliknya. Seonho menelungkupkan kepalanya di atas meja seraya merutuki kebodohannya sendiri.
'Apa yang telah kulakukan'
'Matilah kau Yoo Seonho... Setelah ini Guanlin tidak akan sudi melihatmu lagi'
Kemudian dia mulai mengacak-acak surai hitamnya hingga membuat orang-orang menatapnya aneh.
Yoo Seonho merupakan siswa yang dikenal paling nerd seantero sekolah. Gayanya yang benar-benar tidak keren, selalu memakai kacamata bulat dan tebal seperti biskuit hingga menutup hampir separuh wajahnya, ditambah lagi dia selalu membawa ransel berisi buku-buku yang beratnya hampir mirip dengan karung berisi beras.
Selain itu ia juga tertutup dan membosankan, itulah alasan kenapa banyak orang yang menjauhinya. Ayolah bung, siapa yang mau berteman dengan anak yang bahkan tidak pernah menyapamu saat tidak sengaja bertemu.
Sungguh Seonho sangat jauh dari image seorang highschoolers dan lebih cocok menjadi penjaga perpustakaan yang introvert.
Satu-satunya yang bisa diandalkan olehnya adalah otak jenius yang diturunkan langsung oleh ayahnya yang merupakan seorang dosen. Jadilah dia siswa yang paling disayang oleh gurunya di sekolah.
Dan juga disayang Guanlin.
Abaikan harapan Seonho yang mungkin tidak akan terwujud itu.
Mungkin.
.
.
.
~Buttermints~
.
.
.
KRINGGG
Suara bel terdengar di seluruh penjuru sekolah. Suara itulah yang paling ditunggu oleh seluruh siswa karena menandakan berakhirnya kegiatan belajar mereka hari itu. Siswa-siswa mulai berhamburan keluar kelas untuk segera pulang dan menghabiskan weekend mereka dengan tenang.
Seketika suasana sekolah yang semula ramai mulai terlihat sepi, hanya terlihat beberapa orang saja yang masih melakukan aktivitas di sekolah.
Tidak terkecuali sosok tampan berkulit putih pucat yang tampak menawan ketika terkena terpaan sinar matahari. Ia sedang berjalan menyusuri lorong sekolah seorang diri dengan membawa sebuah buku. Tenang saja, buku itu hanya sebuah novel, bukan buku yang berisi rumus C2H5OH, HCl, ataupun rumus-rumus memusingkan lainnya.
"Yo! Guanlin!" seru seorang pria manis yang tengah berlari menyusul Guanlin.
Merasa namanya dipanggil, Guanlin menolehkan kepalanya ke belakang. "Ah, Jinyoung?"
Pemuda manis bertubuh pendek itu berhenti di depan Guanlin dengan nafas pendek-pendek karena berlari.
"Aku dan yang lain mencarimu di kelas, ternyata kelasmu sudah kosong. Aish! Kenapa kau tidak menunggu?"
"Kupikir kalian sudah pulang lebih dulu, jadi aku keluar saja." Jawabnya santai seraya menunjukkan deretan gigi putihnya.
Jinyoung mendengus mendengar alasan tidak masuk akal milik temannya itu. Untung saja dia tampan, jika tidak, mungkin Jinyoung sudah menjitak dahi lebarnya itu.
Mereka berdua pun berjalan beriringan menuju gerbang sekolah. "Kau tidak bersama kekasihmu?" tanya Guanlin.
Helaan nafas kesal terdengar dari sebelah Guanlin.
"Jihoon bilang ada janji dengan Daehwi sepulang sekolah, jadi dia tidak pulang denganku"
Guanlin tertawa renyah. "Lama-lama kau seperti Samuel dan Daehwi, tidak bisa sedetikpun tanpa kekasih"
"Ya! Jangan samakan aku dengan pasangan dramatis kelebihan hormon itu!" Jinyoung menggeram sebal.
Guanlin tertawa puas karena berhasil menggoda temannya itu. Sesekali ia terbatuk karena intensitas tertawanya yang tak kunjung berhenti.
Karena kesal, Jinyoung akhirnya memukul lengan Guanlin cukup kencang.
"Berhenti mentertawakanku. Nanti aku dan yang lain akan menghabiskan malam di rumah Euiwoong, kau ikut?"
Guanlin meringis sembari mengusap-ngusap lengannya yang dipukul Jinyoung tadi. "Maaf, hari ini aku tidak bisa ikut. Aku ada kencan dengan series novelku yang baru."
"Demi baju tidur kumamon Jihoon, kau mengesampingkan acara dengan temanmu untuk sebuah buku?" Jinyoung membuat ekspresi seperti baru saja terkena senapan angin seraya memegang dada kirinya.
Guanlin memutar mata jengah, dia rasa temannya satu ini sudah mulai tertular virus dramatis milik Samuel dan Daehwi.
"Jangan berlebihan, aku akan menyusul kalian besok. Aku pulang dulu"
Guanlin segera pergi meninggalkan Jinyoung yang masih mematung di tempat.
"Ya! Aish Lai Guanlin!"
Terlambat, Guanlin sudah lebih dulu masuk ke mobil jemputan yang sudah menunggunya dari tadi.
Sepanjang perjalanan Guanlin sibuk membaca novel yang sedari tadi dibacanya hingga ia tidak mendengar jika supirnya, paman Park memanggilnya.
"Tuan Lai Guanlin, kita sudah sampai di bookstore yang anda inginkan. Karena tempat parkirnya penuh, jadi kuparkir mobilnya sedikit jauh dari toko"
Hening, tidak ada jawaban dari sang empunya nama, Paman Park tersenyum.
"Tuan–"
Guanlin mendongak sedikit terkejut karena konsentrasinya hilang.
"Kita sudah sampai" ucap paman Park.
Seketika Guanlin menutup novelnya dan menampakkan cengiran khas miliknya. "Ah, maaf paman tadi aku tidak mendengar. Aku akan segera kembali!"
Guanlin segera turun dari mobil dan berjalan dengan wajah sumringah ke arah bookstore yang sudah menjadi langganannya itu.
.
.
.
~Buttermints~
.
.
.
Seonho menatap jam yang tertempel di dinding dengan tatapan bosan. Harusnya hari ini dia bisa tidur sepuasnya di rumah karena besok sekolah libur, namun lagi-lagi dewi fortuna sedang tidak berpihak padanya. Dia harus terjebak di bookstore milik kakaknya dan harus melayani pelanggan yang ingin membeli buku.
Sebenarnya dia senang karena disini dia bisa membaca buku sepuasnya, tapi dia malas jika harus melayani orang-orang dengan berbagai macam karakter. Apalagi ketika harus merapikan buku-buku di rak, benar-benar melelahkan.
"Jika bukan karena bujuk rayu Minki hyung yang mematikan, aku tidak akan mau menjaga toko buku miliknya ini" gerutu Seonho sambil mengusap matanya tidak nyaman.
Kali ini dia tidak memakai kacamata tebal kesayangannya itu. Dia memakai contact lens yang diberikan oleh hyungnya sebagai hadiah ulang tahun. Tapi dia jarang sekali memakainya dengan alasan tidak nyaman. Pengecualian untuk kali ini karena Minki memaksa Seonho.
'Dengan penampilanmu yang seperti itu tidak akan ada yang mau datang ke bookstoreku! Pakai lensmu!'
Ucapan Minki masih terngiang-ngiang di kepala Seonho yang membuat dirinya semakin sebal.
"Dasar hyung tidak tahu diri" gumamnya gemas.
CLINGG–
Terdengar suara bel yang menandakan ada pengunjung yang datang, Seonho segera merapikan rambutnya dan tersenyum ramah bersiap menyambut pengunjung itu.
"Selamat datang di–"
Ucapannya seketika terhenti ketika melihat pengunjung yang baru saja masuk, orang itu menatap tepat ke arahnya yang berada di meja kasir.
'G- Guanlin?!'
.
.
.
TBC
.
.
.
Hai-hai, kali ini aku coba bikin ff Produce 101. Gemes banget soalnya lihat mereka di acara Produce XD. Oh iya, ada yang bisa kasih tau couple di Produce 101 siapa aja?
Aku cuma tau couple Byeongari twins, Ongniel, sama Baejihoon.
Aku author baru di FFn, jadi mohon reviewnya yaa biar bisa jadi masukan buat ff dan chapter berikutnya.
Thankyou buat yang udah sempetin baca, aku tunggu reviewnyaa~
Love
~Buttermints~
