Disclaimer : J.K Rowling

MOZAIC © Clementine Cramoisi

Warning : Sedikit OOC, Super Typo

.

.

.

Morse Morde

" Crucio ! Crucio ! Errh... Crucio !," seru sesosok makhluk berjubah serba hitam.

Satu, dua, dan tiga, Hermione berkelit sambil sesekali membalas.

" Expelliarmus !," seru Hermione.

" Diffindo !," balas pelahap maut itu.

" Conjunctivitis curse!," balas Hermione, lalu dalam seper sekian detik, ia berdisapparate.

" Aaakh…. Ma-mataku…. Siaaaal ! Filthy mudblood keparat !," maki pelahap maut itu.

" Uh-uh, ada apa dengan matamu Fenrir, ups, maksudku senior ?," ujar Malger yang melipat kedua tangannya di dada sambil bersandar pada pohon besar.

" Grrrrr, sejak kapan kau disana, penghianat !," erang Greyback yang masih mengucek matanya.

" Uhmm, sejak tadi… Heheh," ujar Malger sambil terkekeh. " aku hanya memperhatikan senior bekerja," sambungnya.

" Lain kali, akan kuremukan tubuhnya !," ujar Greyback setelah merasa matanya baikkan.

Tiba-tiba Greyback merasa pergelangan tangan kirinya memanas, ia langsung menyibakkan jubahnya dan menyentuhkan ujung tongkatnya ke pergelangan tangannya.

" Morse morde !," ujar Greyback yang lalu mengacungkan tongkatnya ke udara.

Munculah cahaya kehijauan yang lama kelamaan membentuk tengkorak dan ular, Malger sedikit terkesima melihatnya.

" Hei !," tegur Greyback.

" Eh, i-iya," ujar Malger, lalu melakukan hal yang sama. Setelah itu, mereka berdisapparate.

.

.

.

" Tolonglah… Aku mohon," rintih seorang pemuda berambut pirang.

" Baiklah," jawab pemuda berkacamata dengan rambut yang acak-acakan.

" Oh, terima kasih Harry, aku tak akan pernah melupakan kebaikanmu," ujar pemuda berambut pirang itu.

" Sudahlah Draco," jawab Harry.

Lalu Harry berbalik, memperhatikan mereka yang sedaritadi dibelakangnya satu persatu.

" Ini keputusanku," ujar Harry kepada mereka.

Mereka semua mengangguk, walaupun ada perasaan tidak setuju pada tindakan Harry yang menerima Malfoy sebagai bagian dari mereka, tapi ini mutlak keputusan Harry, The Boys Who Lived, The Choosen One. Ginny menghampiri Harry, lalu memeluknya.

" Aku akan mendukung semua keputusanmu Harry," bisik Ginny. " Sepenuh hati," lanjutnya.

" Trim's Ginny," jawab Harry sambil memeluk Ginny juga.

" Uh-huh, bagus Harry, menghangatkan diri ditengah malam YANG DINGIIIN !," ujar George, tiba-tiba suaranya meninggi. "Ukh, kaki ku ! Mom ! ," George sambil memandang sangsi kearah kakinya yang diinjak Ibunya.

Semuanya tertawa, benar-benar menikmati tawa yang mereka pun tak tahu apakah itu tawa terakhir mereka.

( CHAPTER 1 : END )