Hoho~ Setelah sekian lama, akhirnya bisa bikin fict!! –nari-nari gaje dan lebay-
Haha~ Bikin fict ini gara-gara syndrom Renkinjutsushi (Alkemis) dan Full Metal Alchemist~
Ada oc juga, jadi.. NOT LIKE, DON'T READ!! Nggak usah baca kalau nggak suka, dari pada capek-capek ngeflame cuma gara-gara Oc.
Hoho~ Di sini pairnya nggak terlalu kerasa~ Jangan lupa review ya~ Enjoy~!!
The Alchemyst
Disclaimer: Bleach © Tite Kubo
The Alchemyst – The Secrets of Nicholas Flamel © Michael Scott
WARNING: Ooc, Oc, Gaje dsb
"Ok, jawab ini. Kenapa ada orang yang mau memakai mantel panjang di musim panas di San Francisco?" Rukia Juushiro memainkan jemarinya.
Di benua lain, Inoue yang merupakan sahabatnya menjawab,"Mantel jenis apa?"
Rukia melongokkan kepala ke jendela, "Mantel wol tebal, berwarna hitam. Mereka bahkan memakai sarung tangan dan topi berwarna hitam. Sangat aneh, terlalu aneh untuk kota San Francisco."
Inoue hanya menjawab, "Mungkin mereka pulang dari pemakaman." Rukia dapat mendengar suara berisik musik Inoue, musik Gotik, musik yang paling disukainya.
"Mungkin.." jawab Rukia terdengar tidak yakin. Dia sedang menelpon Inoue ketika sebelumnya melihat mobil yang berwarna hitam mengkilap, berhenti tepat di Small Book Shop.
"Atau mereka mafia?" Inoue mendramatisir. "Ayahku punya kenalan mafia, tapi mobilnya Prius.." Lanjutnya.
"Tapi ini jelas-jelas bukan Prius.." Rukia kembali menatap dua orang berbadan besar yang keluar dari mobil, memakai jas teramat tebal, sarung tangan dan topi, dan juga kacamata yang besar.
"Mungkin mereka kedinginan? Bukannya udara San Francisco mulai sejuk?" Tanya Inoue.
Rukia melirik jam tangannya dan menengok ke arah termometer yang terpasang di dinding. "Sekarang pukul dua lewat empat belas dan suhunya 27 derajat Celcius, tidak mungkin mereka kedinginan. Tunggu," Rukia membuat jeda sejenak. "Ada sesuatu terjadi.."
Pintu belakang mobil terbuka, dan seorang pria keluar. Saat pria itu menutup mobil, sinar matahari menimpa wajahnya, sekilas terlihat kulitnya berwarna coklat-keabuan. Rukia berbicara dengan nada yang lebih keras. "Seharusnya kau melihat ini. Ada lagi yang keluar dari mobil itu. Kulitnya coklat-keabuan. Mungkin mereka menderita penyakit kulit."
"Aku pernah lihat yang seperti itu di tv. Kalau mereka memang menderita penyakit seperti itu, aku turut prihatin pada mereka.." Inoue mulai berbicara namun Rukia tidak mendengarkannya.
Sosok keempat keluar dari mobil itu. Pria itu tinggi, penampilannya cukup tampan dengan setelan jas berwarna kelabu gelap yang membuatnya terlihat kuno. Rambut coklatnya disisir kebelakang. Pria itu kemudian mengambil buku yang digantung diluar toko, membolak-balikkan halaman dengan tangannya yang dibungkus oleh sarung tangan yang juga berwarna kelabu.
"Mereka mau memasuki toko." Kata Rukia. "Apa Hitsugaya masih bekerja di sana?" Inoue langsung bertanya. "Iya. Aku mau meneleponnya dulu, bertanya apa yang sedang terjadi. Nanti kutelepon lagi." Rukia lalu menekan tombol End.
Dia akan menunggu pria itu memasuki toko, sebelum menelepon saudara kembarnya dan meminta laporan. Ketika ingin menuju dapur, pria coklat itu memandangnya, matanya terlihat bercahaya dalam sekejap. Rukia tahu kalau pria itu tidak mungkin memandangnya. Tetapi, tetap saja.. Tetap saja dalam sekejap dia merasakan bulu kuduknya berdiri dan hembusan dingin di belakangnya benar-benar terasa nyata.
Rukia bergidik, menggelengkan kepalanya, membiarkan rambutnya menggelitik pipinya. Walaupun tatapan itu hanya terjadi selama beberapa detik, namun Rukia berkesimpulan bahwa pria itu memang memandangnya langsung. Tepat ketika pria coklat dan ketiga rekannya memasuki toko, Rukia memutuskan untuk tidak menyukai pria coklat itu.
***
Permen mint. Dan telur busuk. "Menjijikkan sekali." Hitsugaya Juushiro berdiri di ruang bawah tanah toko dan menarik nafas dalam-dalam. Dari manakah asal bau itu? Dia menduga ada binatang yang masuk ke ruangan itu dan mati di tempat itu. Ruang bawah tanah yang kecil itu hanya beraroma kayu, bau berat kertas, serta bau tajam kulit buku tua dan sarang laba-laba berdebu, dia menyukai bau ruangan itu, memberikan kesan hangat baginya. Permen mint.
Aroma segar itu menembus atmosfer tertutup ruang bawah tanah itu. Aroma itu membuatnya teringat akan bau teh herbal yang diberikan saudara kembarnya di cafe seberang jalan. Bau itu sangat tajam bahkan mengalahkan bau lainnya dan membuat hidungnya terasa gatal, Hitsugaya merasa ingin bersin pada saat itu juga. Telur.
Bau busuk itu lebih mirp belerang ketimbang telur busuk, mengalahkan aroma segar perment mint. Hitsugaya merasakan bau itu menempel di bibirnya. Bau itu tentu berasal dari selokan yang menguap.
Sudah hampir dua bulan dia bekerja di situ, dan dia masih belum hafal letak segala sesuatunya. Tidak ada sistem pengarsipan... Atau bisa dibilang sistem itu ada tapi hanya dipahami oleh Azeka dan Ivi souke*, kedua pemilik Small Book Shop. Azeka atau istrinya bisa menemukan buku apapun dalam hitungan menit.
Bau mint dan telur busuk kembali memenuhi ruangan, Hitsugaya terbatuk dan merasakan matanya berair. Dia menggosok punggung tangannya ke matanya yang mulai terasa pedih. Dia menuju ke atas. Jika tidak segera mendapatkan udara dirinya bisa muntah, namun ketika dirinya semakin mendekati puncak tangga, baunya semakin tajam.
Hitsugaya melongokkan kepala melalui pintu ruang bawah tanah dan menatap sekelilingnya. Dan seketika itu juga, Hitsugaya Juushiro menyadari bahwa dunia tidak akan sama lagi.
* = Pasti ada yang bisa nebak, Azeke salah satu nama chara di Bleach dan Ivi Oc-ku, itu nama samaran mereka selama di San Frascisco, chap 2 kukasih tau nama aslinya~ Insyaallah chap 2 apdet hari senin~
Btw, Gaje kah? Jelekkah? Hoho~ Kalau iya memang benar, karena ini fict pertama, tapi jalan ceritanya pasti bagus~ Kubikin satu bab itu satu chapter, Oh ya!! Di sini ortunya Rukia dan Hitsugaya itu Ukitake dan Unohana dengan marga Juushiro..
Satu lagi. Ada sedikit perubahan kata, kalau di dalam bukunya Flamel satu hari menua satu tahu, di sini -piip- satu hari kehilangan kekuatan hidupnya selama setahun, yang baca bukunya pastin ngerti..
Ayo review-review ya!!!!
