Apa kau percaya dengan adanya mahkluk bernama 'vampir'?
Mahkluk berkulit pucat, bermata merah darah, bertaring dan menghisap darah manusia. Yang muncul saat matahari sudah terbenam. Well, aku pun juga bingung untuk mempercayai adanya mahkluk itu. Tapi semua kepercayaan bahwa adanya mahkluk penghisap darah itu terbukti disaat para monster itu menyerang desaku 15 tahun lalu. Disaat umurku berumur 8 tahun. Aku menyaksikan bagaimana para penghisap darah itu menghabisi warga desaku dengan menghisap darah mereka satu per satu. Bagaimana mereka melenyapkan tubuh tak berdaya yang telah tidak bernyawa karena kehabisan darah. Membakar tubuh tak bernyawa itu. Tidak peduli umur ataupun jenis kelamin. Vampir itu menghabisi warga desaku. Sangat beruntung kedua orang tuaku menyelamatkanku terlebih dahulu sebelum kumpulan vampir itu menyerang. Aku bersama adikku berhasil melarikan diri dari seragan para vampir itu. Tetapi orang tua kami tewas ditangan para penghisap darah itu. Sejak saat itu aku membenci para vampir itu. Ingin sekali rasanya aku membunuh mereka dengan cara yang sama. Tidak dengan menghisap darah tentunya. Tetpai membakar tubuh mereka. Sejak saat itu aku pun berniat melindungi adikku dari para vampir tersebut. Melindungi satu – satunya keluargaku yang kupunya. Aku dan adikku pun akhirnya harus mengungsi ke desa lain karena tidak mungkin kami tinggal di desa yang penuh dengan mayat gosong yang sudah dibakar oleh para monster itu.
Perkenalkan namaku Luhan, kini aku dan adikku Baekhyun hanya tinggal berdua disebuah gubuk kecil disebuah desa kecil yang letaknya lumayan jauh dari desa tempat kami lahir. Letak desa itu pun tidak jauh dari sebuah hutan lebat yang katanya merupakan sarang vampir bersarang. Tetapi para warga desa mengatakan bahwa hutan itu sudah aman. Hanya tertinggal sebuah mansion yang cukup misterius. Tidak ada yang berani bermain disekitar mansion itu. Hell, memasuki hutan lebat dan gelap itu saja tidak ada yang berani. Tetapi, menurut kabar pernah ada beberapa orang yang memasuki hutan itu dan dikabarkan tidak pernah kembali ataupun ditemukan. Banyak yang mengira bahwa orang – orang itu sudah dimangsa vampir yang tinggal di mansion misterius itu. Ataupun diculik. Aku tidak mengerti jika memang ada vampir yang tinggal di mansion itu. Kenapa vampir itu tidak pernah menyerang desa ini selama 15 tahun aku tinggal disini?
.
.
"Hyungggg!" Luhan mengerjapkan matanya saat mendengar teriakan adiknya. Luhan menoleh kearah Baekhyun yang berjalan kearahnya dengan terengah – engah. Sepertinya anak itu berlari saat ingin pergi menemui Luhan.
"Ada apa Baek?" Tanya Luhan lalu melanjutkan pekerjaannya. Luhan bekerja disebuah bar di desa itu. Luhan bekerja sebagai bartender sedangkan Baekhyun bekerja disebuah bakery dekat rumah mereka.
"Hyung apa kau dengar? Nanti malam akan diadakan festival bulan purnama. Hyunggg kita harus datanggg.." Ucap Baekhyun dengan nada antusiasnya. Luhan menghentikan pekerjaannya dan menoleh kearah adiknya yang melihatnya dengan pancaran mata yang berseri – seri.
"Kau selalu saja excited dengan festival bulan purnama. Lagipula apa serunya festival itu Baek? Hanya melihat para tetua memamerkan 'tangkapan' mereka." Ucap Luhan santai dan melanjutkan kembali pekerjaannya. Baekhyun memanyunkan bibirnya.
"Hyung.. Kau harus tahu.. Pak tua Jung kali ini menangkap 'tangkapan'. Huaaa.. kita pasti akan ditraktir makan olehnya." Ucap Baekhyun senang. Luhan menghela napasnya.
"Apa kau tidak bekerja?" Tanya Luhan kepada adiknya. Baekhyun mengangguk.
"Aku bekerja. Tapi Bibi Jung mengijinkan untuk menemuimu. Memberi kabar bahwa suainya menangkap seorang vampir yang kabarnya merupakan vampir spesial." Ucap Baekhyun dengan senang. Luhan terdiam.
Festival bulan purnama di desa Gyrsenia ini adalah festival paling ditunggu oleh warga desa. Dimana para vampire hunter dari desa ini akan kembali ke desa dengan buruan mereka. Para hunter itu akan menunjukan buruan mereka kepada warga desa dan membunuh vampir itu dihadapan semua warga desa. Tentu saja untuk warga sebuah desa yang sewaktu – waktu mungkin akan diserang segerombolan vampire itu adalah tanda kemenangan. Mereka percaya jika suatu waktu para vampir diluar sana akan habis karena diburu oleh para vampire hunter didesa itu. Heol. Kepercayaan apa itu.
"Hyung. Apa kau pikir para monster itu akan musnah? Aku berharap para monster itu punah dan kita pun bisa hidup tanpa ketakutan dibunuh oleh mahkluk penghisap darah itu." Ucap Baekhyun dengan nada tajam di kalimatnya. Baekhyun tidak beda dengan Luhan yang membenci mahkluk – mahkluk penghisap darah itu.
"Tidak tahu. Kita tidak tahu ada berapa banyak vampir diluar sana Baek. Kalaupun para hunters itu selalu membawa tangkapan mereka kita tidak tahu apa diluar sana para manhkluk itu berkembang biak." Ucap Luhan sesambil membuat sebuah minuman yang dipesan oleh seorang pelanggan.
"Hmm, betul juga sih hyung. Ahh.. Pokoknya aku hanya berharap para mahkluk itu musnah dari dunia ini. Apa – apaan mereka itu selalu datang menyerang untuk menghabisi warga desa." Ucap Baekhyun kesal. Luhan terkekeh melihat tingkah Baekhyun yang menggemeskan.
"Yah, berharaplah Baek." Ucap Luhan. Baekhyun mencibirkan bibirnya dan ia berdiri dari tempat ia duduk.
"Baiklah, aku kembali dulu hyung. Sampai jumpa nanti." Ucap Baekhyun yang dijawab anggukan oleh Luhan. Baekhyun keluar dari pub tempat Luhan bekerja. Luhan melihat adiknya yang sudah berjalan kearah toko roti tempat adiknya itu bekerjan. Luhan menghela napasnya dan melanjutkan pekerjaannya.
.
.
Luhan dan Baekhyun berjalan mengelilingi stan – stan di festival. Baekhyun dengan senang dan excitednya mendatangi stan yang menjual makanan. Luhan hanya mengikuti adiknya itu.
"Hyungggg! Lihatt! Paman itu menjual permen kapas berwarna pink. Ayo hyungg kitaa belii!" Ucap Baekhyun dengan semangat dan menarik tangan Luhan ke stan permen kapas yang Baekhyun inginkan. Luhan hanya membiarkan adiknya menarik tangannya.
"Pamann! Beri kami 1 permen kapas berwarna pink." Ucap Baekhyun dengan semangat. Luhan hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan adiknya yang seperti anak – anak. Padahal umur adiknya itu sudah berumur 21 tahun.
"Hoohh.. Lihat siapa ini? Byun bersaudaraa?" Sebuah suara menginstrupsi kedua kakak beradik yang sedang menunggu permen kapas yang dibuat oleh paman penjual. Kedua kakak beradik itu menoleh kearah suara itu berasal. Sekelompok namja berjumlah 5 orang.
"Apa maumu Daniel?" Tanya Luhan dengan malas kearah namja yang diyakini ketua geng 5 namja itu. Daniel menyeringai dan berjalan mendekat kearah Luhan dan Baekhyun.
"Woah, don't be so mean Luhan.. Aku hanya ingin menemani kalian berdua. Bagaimana kalau aku menemani kalian di festival malam ini? Hmm?" Tanya Daniel dan merangkul pundak Luhan. Baekhyun menggeram saat melihat itu.
"YA! Lepaskan hyungku." Ucap Baekhyun kesal dan melepas rangkulan Daniel dari Luhan. Daniel menatap tajam kedua bersaudara didepannya.
"Kau!"
"Berhentilah Daniel. Terima kasih tawaranmu. Tapi aku dan Baekhyun bisa berjalan – jalan sendiri." Ucap Luhan menghentikan Daniel yang mencoba mencengkram lengan Baekhyun. Luhan lalu membayar permen kapas yang Baekhyun beli dan memberikan permen kapas itu kepada adiknya sebelum menarik tangan adiknya.
"Ayo Baek." Ucap Luhan lalu menarik adiknya menjauh dari kelima namja yang memandang geram kearahnya dan Baekhyun. Daniel mengepalkan tangannya.
"Lihat saja kau Byun! Kalian pasti akan menyerah dan memohon padaku untuk kujadikan pelacurku!" Teriak Daniel yang tentu saja tidak dihiraukan oleh kedua bersaudara itu.
"Dasar namja gila." Gumam Baekhyun. Luhan hanya diam dan tetap berjalan. Pandangannya pun tetap lurus kedepan. Baekhyun memakan permennya. Tiba – tiba ia menyodorkan permen itu didepan hyungnya yang membuat Luhan terkejut.
"Makanlah hyung." Ucap Baekhyun masih menyodorkan permen kapasnya. Luhan menghela napasnya dan mengambil permen itu sedikit dan memakannya. Baekhyun tersenyum senang dan mereka berdua melanjutkan berjalan.
"Eoh? Hyung Lihat! Sudah dimulai!" Ucap Baekhyun senang dan menarik tangan Luhan. Luhan yang belum siap ditarik pun terkejut.
"Y-YA! B-baek. Pelan – pelan." Ucap Luhan terkejut. Baekhyun pun tidak menghiraukan Luhan dan menarik angan hyungnya. Tidak melihat kemana ia berlari, namja manis itupun menabrak dada seseorang. Luhan membelalakan matanya saat melihat Baekhyun yang jatuh karena menabrak seseorang.
"Baekhyun!" Luhan dengan tergesa menghampiri adiknya yang menggerutu karena pantatnya yang sakit.
"Awww..." Gerutu Baekhyun. Luhan berlutut disebelah Baekhyun dan memeriksa seluruh tubuh adiknya takut ada yang terluka.
"Baek kau tidak apa?" Tanya Luhan sesambil mengecek semua bagian tubuh Baekhyun.
"T-Tidak apa – apa hyung." Ucap Baekhyun. Lalu ia menatap orang yang ia tabrak. Luhan juga menoleh ke arah orang yang Baekhyun tabrak. Dua orang namja memakai kerudung hitam. Luhan mengerenyitkan dahinya. Kenapa mereka memakai kerudung hitam di acara festival?
"A-Ah, M-maaf aku tidak sengaja menubruk anda." Ucap Baekhyun. Kedua namja tadi menatap kearah kedua bersaudara itu sebelum akhirnya namja yang berdiri dipaling depan menjulurkan tangannya kearah Baekhyun. Baekhyun menatap tangan namja itu bingung sebelum akhirnya ia mengerti. Ia memegang tangan namja itu. Tangan namja ini dingin. Namja itu menarik Baekhyun untuk berdiri. Luhan pun berdiri.
"Maaf kami tidak sengaja. Apa kau tidak apa?" Tanya namja yang tadi menolong Baekhyun. Suaranya cukup berat. Luhan dan Baekhyun cukup mengira bahwa kedua namja itu adalah seorang namja tua. Tetapi saat namja tadi menatap wajah Baekhyun kedua bersaudara tadi terkesiap terutama Baekhyun. Kenapa terkesiap? Tentu saja karena namja tinggi didepan kedua bersaudara itu adalah namja muda yang tampan.
"Hei? Apa kau tidak apa – apa?" Tanya namja itu kembali. Baekhyun mengerjapkan matanya lalu segera menganggukan kepalanya.
"Y-Yeah.. A-Aku baik – baik saja." Ucap Baekhyun saat sadar dari terkejutannya. Luhan lalu mengalihkan pandangannya kearah namja dibelakang. Namja itu daritadi hanya diam tidak berbicara.
"Baiklah kalau begitu. Sekali lagi maaf sudah menabrakmu. Kalau begitu kami permisi." Ucap namja didepan Baekhyun kembali. Kedua bersaudara itu mengangguk ragu dan kedua namja berkerudung hitam itu pun pergi melalui mereka. Sepergi kedua namja berkerudung itu Baekhyun langsung memekik layaknya gadis yang sedang jatuh cinta.
"Hyunggg! Namja tadi! HUWAAA! Sangaaaatt tampaaaan! He's soooo gooood loooking!" Pekik Baekhyun. Luhan hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan adiknya itu yang sudah seperti seorang gadis.
"Baek.. Kau ini menarik perhatian semua orang. Ayo kita lihat Pak tua Jung disana." Ucap Luhan dan berjalan kearah panggug yang sudah tersedia di ujung desa. Baekhyun berjalan cepat kearah panggung menyusul Luhan. Luhan hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya saat melihat kelakuan adiknya. Didepan panggung itu sudah berkerumun banyak orang yang ingin menyaksikan perunjukan membunuh vampir itu. Bisa dilihat beberapa hunters itu membawa buruan mereka masing – masing. Vampir – vampir itu pun berusaha menyelamatkan diri mereka. Dan disitu pak tua Jung membawa buruannya paling banyak. 5 vampir. Vampir – vampir itu diikat oleh rantai yang terhubung dengan kalung berwarna perak. Mereka diikat layaknya anjing penjaga.
"Woahhh hyung lihat pak tua Jung. Ia membawa 5 vampir." Ucap Baekhyun setengah berteriak dengan antusias karena kerumuman orang didepannya yang bersorak – sorak. Luhan hanya mengannguk dan menyaksikan bagaimana para hunters itu ada yang memukul vampir itu jika vampir – vampir itu memberontak.
"Yeah, pak tua itu memang hebat kuakui." Ucap seseorang disebelah Luhan. Luhan tersentak dengan suara yang tiba – tiba berbicara. Ia memalingkan pandangannya kesampingnya dimana suara itu berasal. Dan matanya membelalak saat melihat namja berkerudung hitam yang ia lihat tadi. Yang membuat Luhan terkesiap adalah namja yang berbicara adalah namja yang daritadi belum berbicara saat Baekhyun dan Luhan berhadapan dengan mereka pertama kali. Namja berkerudung hitam itu menoleh kearah Luhan. Tatapan namja itu sungguh tajam.
"Tapi tidak sehebat vampire kalangan atas." Ucap namja itu lalu menoleh kembali kedepan. Luhan masih menatap namja itu dengan pandangan tidak percaya atau terkejutnya. Namja brkerudung itu menoleh kembali kearah Luhan yang masih menatapnya.
"Apa? Kenapa kau melihatku seperti itu?" Tanya namja itu. Luhan yang menyadari ia menatap namja itu terus pun menggelengkan kepalanya.
"T-Tidak apa. H-Hanya saja b-baru kali ini k-kau berbicara. P-Padahal tadi kau diam saja." Ucap Luhan pelan. Tetapi namja itu masih bisa mendengar perkataan Luhan. Seringaian kecil keluar dari bibir namja itu. Namja itu mendekatkan bibirnya itu ke telinga Luhan.
"Apa kau terpesona denganku?" Bisik namja itu seduktif. Luhan terkesiap saat mendengar suara bisikan namja itu dan merasakan napas dingin dari namja itu. Baekhyun yang berada di sebelah Luhan menatap Luhan dengan bingung.
"Hyung? Kau kenapa?" Tanya Baekhyun. Luhan menoleh kearah Baekhyun.
"N-Namja berkerudung i-itu." Ucap Luhan terbata – bata. Baekhyun mengerenyitkan dahinya bingung. Ia tidak melihat namja berkerudung sama sekali.
"Hyung tidak ada namja berkerudung." Ucap Baekhyun. Luhan menatap Baekhyun bingung tetapi ia menoleh kearah namja berkerudung hitam tadi berada. Dan Luhan membelalakan matanya kembali saat ia tidak menemukan namja berkerudung tadi.
"A-Apa?" Luhan mengedarkan pandangannya. Kemana namja itu pergi? Baekhyun menatap Luhan bingung.
"Hyung? Kau baik – baik saja?" Tanya Baekhyun. Luhan menatap Baekhyun perlahan dan menganggukan kepalanya.
"Y-Yeah. M-Mungkin aku salah lihat." Ucap Luhan gugup. Baekhyun menatap khawatir Luhan tetapi saat Luhan meyakinkannya dengan senyumannya Baekhyun menghela napasnya dan kembali menatap kedepan panggung. Acara itu sudah dimulai dan semua warga desa itu selalu bersorak sorai saat melihat bagaimana vampire hunter itu membunuh vampir tangkapan mereka satu per satu.
"Woahh aku tidak sabar melihat pak tua Jung. Mana vampir spesial yang dibilang bibi Jung?" Gumam Baekhyun. Ia harus berjinjit untuk melihat jelas bahwa pak tua Jung sudah menyiapkan senjatanya.
"Spesial? Huh? Apa yang spesial? Ia hanya menangkap vampir kelas rendah. Tidak ada spesial. Yah ada 1 vampir yang mungkin diatas para vampir rendahan itu." Ucap sebuah suara berat disamping Baekhyun. Dan kini Baekhyun yang langsung menoleh kearah suara berat disampingnya. Dan matanya pun terbelalak saat melihat namja tinggi yang tadi ia tabrak.
"K-Kau.." Gumam Baekhyun masih dengan tatapan terkejutnya. Namja tinggi itu melirik Baekhyun sebelum melirik kedepan kembali.
"Inikah kesenangan kalian saat festival? Melihat para manusia bodoh itu membunuh vampir – vampir rendahan itu?" Tanya namja tinggi itu. Baekhyun mengerjapkan matanya.
"Maksudmu?" Tanya Baekhyun. Namja tinggi itu menoleh kearah Baekhyun dan seringaian ia tunjukkan.
"Kalian para manusia bodoh yang senang dengan hal – hal seperti ini? Apa menariknya menonton para manusia itu membunuh para vampir yang bahkan di dunia vampir mereka dibuang karena tidak berguna?" Ucap namja itu dengan nada dinginnya. Baekhyun memperhatikan namja tinggi disampingnya lekat – lekat.
"Kau ini kenapa kau men-"
"Karena aku vampir Byun Baekhyun." Ucap namja tinggi itu memotong perkataan Baekhyun. Namja manis itu membelalakan matanya.
"Kau tau dari mana namaku? Dan apa? Kau vampir?" Tanya Baekhyun terkejut. Namja tadi menoleh ke arah Baekhyun dan mengangguk.
"Yap aku vampir. Dan namamu? Tentu aku tau. Aku bisa membaca semua pikiranmu Byun. Kau dan hyungmu Luhan membenci kaum kami karena para vampir menyerang desa kalian terutama orang tua kalian." Ucap namja tinggi itu. Baekhyun menatap tak percaya ke arah namja tinggi itu. Namja tinggi itu menunjukan kembali seringaiannya. Baekhyun menatap geram kearah namja tinggi.
"Apa? Kau ingin meneriakan ke seluruh penduduk desa disini bahwa kau melihat vampir? Teriakalah. Karena tidak ada yang percaya dengan omonganmu Byun." Ucap namja berkerudung hitam itu. Baekhyun lalu menoleh kearah Luhan.
"Hyung." Luhan menoleh kearah Baekhyun dan melihat wajah adiknya yang sepertinya sedang kesal. Luhan mengerenyit bingung. Bukankah tadi anak ini sangat semangat?Bukankah tadi anak ini sangat semangat?
"Aku melihat namja berkerudung itu." Ucap Baekhyun. Luhan membelalakan matanya ia mengedarkan pandangannya dan ia tidak melihat namja berkerudung hitam dimanapun.
"T-Tidak ada n-namja be-"
"Mereka vampir hyung." Ucap Baekhyun yang sukses membuat Luhan membulatkan matanya.
"V-Vampir?" Tanya Luhan gugup. Baekhyun mengangguk.
.
.
Kedua sosok namja berkerudung hitam itu menonton kerumunan orang – orang yang sedang bersorak dengan senang saat pak tua Jung membunuh vampir buruan terakhirnya dari atas pohon. Pandangan keduanya beralih kearah dua namja manis yang terdiam diantara orang – orang yang bersorak.
"Kurasa kau memberi tahu mereka Chanyeol hyung?" Tanya namja berkulit pucat dengan wajah datarnya. Sedangkan namja tinggi satunya yang bernama Chanyeol menyeringai.
"Menurutmu Oh Sehun?" Tanya Chanyeol kepada namja tinggi disampingnya. Sehun namja berwajah datar itu menghela napasnya ia lalu kembali menonton kearah warga desa yang menonton pertunjukkan.
"Lihatlah betapa bodohnya manusia – manusia itu. Cih. Baru saja menangkap vampir kelas rendah mereka bangga." Ucap Chanyeol dengan tatapan tajamnya. Sehun terdiam. Tatapan matanya tidak tertarik untuk menatap kerumunan manusia yang berisik. Tetapi tatapannya tertarik kearah namja bermata rusa yang menonton dengan diam.
"Hyung. Apa menurutmu darah kedua bersaudara Byun itu nikmat?" Tanya Sehun secara tiba – tiba. Chanyeol menoleh kearah Sehun.
"Tentu saja Oh Sehun. Kau tahu kan rumor yang beredar. Kedua bersaudara Byun itu namja spesial. Mereka bisa mengandung dan juga darah mereka yang spesial dan manis. Hm. Aku ingin sekali menghisap darah Byun Baekhyun itu." Ucap Chanyeol dengan seringaiannya.
"Hyung, apa kau kira pasukan Jaemin dan Hyunjin akan menemukan mereka?" Tanya Sehun kembali. Chanyeol menatap Baekhyun yang sekarang tidak terlihat antusias. Padahal diawal festival Baekhyunlah yang sangat antusias untuk melihat pertunjukan kill the vampire itu.
"Aku tidak tahu. Tapi aku sangat kagum dengan kedua orang tua mereka. Masih bisa mereka menaruh mantra kepada kedua anaknya agar aroma darah mereka tidak tercium oleh pasukan Jaemin dan Hyunjin." Ucap Chanyeol. Sehun mengangguk setuju.
"Sepertinya mereka tidak menyadari bahwa mereka sudah dilindungi oleh mantra kedua orang tuanya. Bahkan mereka tidak mengetahui bahwa orang tua mereka adalah penyihir." Ucap Sehun masih memperhatikan Luhan. Chanyeol mengangguk.
"Sayang sekali mereka gagal menyalurkan darah penyihir kepada kedua putranya. Malah mereka menyalurkan darah spesial kepada kedua putranya. Dengan akhir kedua putra mereka harus diincar oleh pasukan Jaemin dan Hyunjun." Ucap Chanyeol. Ia lalu menoleh kearah Sehun.
"Apa kau tahu bahwa Jaemin dan Hyunjun menyerang desa mereka untuk mencari darah tersebut? Heol. Beruntung sekali kedua namja manis itu sudah terlebih dahulu dilindungi oleh mantra Byun Yunho dan Kim Jaejoong. Pasangan penyihir yang sangat ditakuti diantara penyihir lain." Ucap Chanyeol. Sehun mengangguk setuju.
"Kau benar. Dan bodohnya mereka berdua memutuskan untuk hidup seperti manusia normal setelah memiliki kedua anak." Ucap Sehun. Chanyeol terkekeh.
"Yah. Kau benar. Betapa bodoh mereka untuk memercayai kedua putranya kepada kita. Yang tidak lain adalah kaum yang membunuh mereka dan juga warga desa mereka." Ucap Chanyeol memandang kearah kedua saudara Byun yang sekarang berjalan pulang karena acara sudah selesai. Sehun terdiam dan tetap memperhatikan kedua bersaudara Byun.
