My Fox Devil
Desclaimer: Masashi Kishimoto
Pairing: NaruHina
Genre: Romance, Hurt/Comfort
Warning: bad Naru x Strong Hina, very OOC, AU, School life, gajeness, typo, abal, amatir, mainstream
.
.
Check it Out!
.
.
"Hyuuga!" teriak sang Namikaze junior dengan tatapan geram. Sudah berulang kali dia memanggil si gadis berambut indigo itu, tetapi sang gadis tidak kunjung menoleh ataupun menyahutinya. Namikaze Naruto berlari kecil mengejar si gadis dan dengan keras menarik rambut panjang Hinata, "Hyuuga, berani-beraninya kau mengabaikanku hah!" desisnya marah.
Hinata meringis kesakitan karena merasakan puluhan helai rambutnya ditarik paksa. "Lepaskan Namikaze!" umpatnya sambil memandang laki-laki pirang di belakangnya dengan tatapan benci. Sudah selama dua hari ini dia selalu menjadi bulan-bulan Namikaze Naruto beserta kawan-kawannya. Kejadian ini bermula ketika sang Namikaze itu memergokinya bekerja di salah satu bar yang sering kali dikunjungi anak-anak remaja kaya. Hinata tahu peraturan Konoha High School tentang melarang seluruh siswanya untuk bekerja sambilan di luar sekolah, tapi menurut Hinata larangan itu hanya berlaku untuk hampir siswa-siswi kaya di sekolahnya, sedangkan dia hanya anak beasiswa di sekolah ini dengan penghasilan Ayahnya yang hanya mampu membeli kebutuhan sehari-hari. Dan Naruto yang malam itu memergokinya mengancamnya akan melaporkan hal itu kepihak sekolah dan memastikan dirinya akan di keluarkan dari Konoha High School.
"Aku sedang berbicara padamu, Sadako sialan," ucap Naruto dengan penuh penekanan, tangannya belum juga melepaskan dari helaian-helaian rambut gadis di depannya, malah semakin kuat menariknya. Pemuda yang biasanya bersikap riang itu seakan berubah menjadi iblis yang sangat manakutkan, bahkan tidak segan-segan menyakiti gadis berambut panjang di dekatnya.
Waktu itu Hinata sama sekali tidak menyangka kalau anak dari pasangan Namikaze Minato dan Uzumaki Kushina itu mengenalinya sebagai salah satu teman kelasnya. Hinata bukanlah sosok gadis yang mencolok, dia mengira anak sepopular Naruto dan teman-temannya tidak akan mengenalnya, bahkan tidak tahu kalau mereka adalah teman satu kelas. Jadi waktu itu dia dengan santai mengantarkan minuman ke meja Naruto cs. Tapi dugaannya tidak sepenuhnya benar, teman-teman Naruto memang tidak ada yang mengenalnya, tapi sang Namikaze sendiri yang justru mengenalinya bahkan tahu dengan jelas nama lengkapnya dan itu membuatnya cukup terkejut. "Apa maumu?" tanya Hinata dengan nada datar, mencoba menyembunyikan rasa sakitnya, dia sama sekali tidak ingin terlihat lemah dihadapan pemuda brengsek seperti Namikaze Naruto.
"Bukankah sudah kukatakan berulang kali, kau harus menjadi PELIHARAAN ku atau aku bisa membuatmu keluar dari Konoha High School," ancam Naruto sekali lagi. Keluar dari Konoha High School berarti tidak akan ada kesempatan lagi untuk sekolah di manapun, karena sekali seseorang mendapat cap hitam dari KHS, maka sekolah manapun tidak akan mau memasukkan orang itu ke dalam daftar siswanya.
"Aku juga sudah berulang kali berkata kalau aku tidak mau, Tuan Namikaze yang terhormat." Hinata mencoba menarik rambutnya dengan menggerakkan kepalanya, tapi justru ulahnya itu membuat kepalanya semakin merasa sakit. Sudah dua hari ini Naruto mengancamnya dengan menggunakan kalimat yang selalu sama, 'mengeluarkannya dari KHS' tapi nyatanya selama dua hari ini juga Hinata masih aman-aman saja. Maka dari itu Hinata yakin kalau itu hanya gertakkan dari Naruto saja, tapi Hinata sama sekali tidak tahu apa yang akan direncanakan sang pemuda berambut pirang itu.
Naruto semakin geram. Dia mendekatkan mulutnya ke telinga sang gadis Hyuuga dan berdesis tajam, "aku tidak tahu apa yang akan dikatakan ayahmu ketika mengetahui anak gadis satu-satunya setiap hari bekerja di tengah-tengah para serigala liar."
Hinata mulai berkeringat dingin. Selama ini Ayahnya memang tidak tahu sama sekali kalau Hinata bekerja di bar, bahkan Ayahnya juga tidak tahu kalau dia bekerja sambilan karena Ayah Hinata sendiri hanya pulang satu minggu sekali. Kalau Ayahnya tahu akan hal ini, Hinata yakin kalau ayahnya akan marah dan kecewa kepadanya karena selama ini ayahnya melarang keras Hinata untuk ikut mencari uang. Sedangkan Ibu Hinata sudah meninggal beberapa tahun yang lalu.
Naruto menarik tubuh Hinata, semakin mendekat ke tubuhnya, bahkan Hinata dapat mencium aroma mint yang menguar dari tubuh Naruto. Tapi beberapa detik kemudian, dengan tiba-tiba Naruto menghempaskan tubuh Hinata dengan keras ke tanah, dan memandang Hinata dengan pandangan meremehkan.
"Akh…" Hinata memekik kesakitan, tidak hanya kepalanya yang kesakitan, tapi kali ini tenaga Naruto mampu membuat pantat dan pingangnya seakan remuk. "Apa-apaan kau Namikaze brengsek!" amuk Hinata. Hinata sama sekali tidak tahu apa mau dari sang iblis berwajah malaikat ini. Kenapa dia berusaha keras menjadikan Hinata sebagai 'peliharaannya', sedangkan puluhan gadis di KHS bahkan dengan senang hati akan sudi menjadi peliharaan Naruto tanpa diminta. Dan lagi, menurutnya para gadis-gadis yang tak berotak di KHS itu salah menilai pemuda yang satu ini. Mereka yang sangat memuja Naruto sama sekali tidak tahu sikap busuk yang sengaja disembunyikan oleh sang pangeran pujaannya, wajar saja karena Naruto selalu memperlihatkan cengiran khas dan senyum mataharinya di depan mereka, tapi tidak di hadapan Hinata.
Naruto tersenyum menyerigai melihat Hyuuga Hinata yang geram lebih menarik daripada melihat puluhan siswi yang mengejarnya dan terkadang membuatnya muak. "Kau tahu?" Naruto melangkah mendekati Hinata dan berjongkok di depannya. "Ayahmu, Hyuuga Hiasi adalah satu karyawan di salah satu anak perusahaan Namikaze." Dengan senyum angkuhnya Naruto mencengkram dagu Hinata dan memaksa Hinata untuk mendongak, menatapnya. "Aku bisa kapan saja memecat ayahmu, dan memastikannya tidak akan diterima lagi di perusahaan manapun."
Namikaze corp. adalah perusahaan terbesar di Jepang, dan Hinata tidak meragukan Naruto yang bisa melakukan apa saja dengan kekuasaan dan kekayaannya. Tubuh Hinata mulai bergetar ketakutan, dia seharusnya sadar dengan siapa yang dihadapinya sekarang. Hinata mungkin tidak akan kenapa-kenapa kalau dia dikeluarkan dari KHS, tapi kalau tentang ayahnya? Dia tidak akan bisa melihat ayahnya terpuruk dan bersedih "Apa maumu?" tanya Hinata dengan suara pelan, terlihat sekali kalau dia sudah mulai lelah terus menerus melawan Naruto. Andaikan saja Hyuuga corp. masih jaya dan tidak bangkrut seperti sekarang, pasti Naruto tidak akan mudah untuk menindasnya seperti ini.
"Mulai saat ini, kau, Hyuuga Hinata harus menjadi PELIHARAAN Namikaze Naruto." Naruto menyungingkan senyum kemenangannya. "KAU HANYA MILIKKU, Hyuuga!"
.
.
To be continue….
.
.
.Haduh… apa-apa ini? Ndak tahu lah ini cerita apaan… sekedar iseng ketik-ketik dan jadilah cerita geje seperti ini.
.Kenapa Naruto dan Hinata OOC banget? Soalnya saya suka banget mereka versi OOC jadi sengaja buat yang ginian, tapi bukan berarti saya gak suka Naruto versi konyol dan Hinata versi malu-malunya…
.Kenapa Naruto kejam sekali? Ndak tahu.. emang otak saya imajinasinya aneh gitu, heheh..
.Minta review please… coment-coment dong… Next or delete?
