Hallo minna… karena bosan, Author pingin nulis FF lagi ni.
Tapi karena emang cuma buat isi waktu luang + Author orangnya 'zero imagination', makanya masih dengan tokoh yang minjem punya Aoyama-sensei dan cerita yg re-write aja dengan sedikit perubahan dari manga yang udah lamaaaa banget Author baca (10 tahun lebih mungkin) tapi lupa judulnya.
Oc segitu aja, moga tetep nyambung dan gak OOC banget :3
LOVE DESTINY
Discliamer: Detective Conan - c Aoyama Gosho
Warning: OOC, GJ, typo(s), mungkin bahasanya cenderung alay plus plus
R&R Please ! :3
Chapter 1 : Ujian Kelulusan
Dikisahkan… Sebelum seluruh manusia dilahirkan ke bumi, dahulunya mereka semua adalah seorang peri. Terdapat dua jenis peri berdasarkan jenis kelamin mereka, yaitu yang berjenis kelamin wanita merupakan Bidadari dan calon Bidadari, mereka menghuni Surga serta selalu menyanyi dan menari, serta yang berjenis kelamin pria adalah para Iblis dan calon Iblis, mereka menghuni Neraka dan senang menyiksa. Para peri yang masih 'calon' ini kemudian menempuh pendidikan di alam mereka masing-masing, dan pada akhirnya harus menghadapi ujian kelulusan. Jika mereka lulus, maka mereka akan naik tingkat menjadi Bidadari atau Iblis, namun jika mereka gagal maka mereka akan dibuang ke bumi dan terlahir menjadi manusia.
Dan hari penentuanpun tiba. Para calon Bidadari serta Iblis telah diturunkan ke bumi untuk menempuh ujian kelulusan. Syarat kelulusan bagi calon Bidadari adalah mereka harus menjodohkan dua pasang manusia, namun mereka hanya memiliki tiga kesempatan. Begitu pula syarat kelulusan bagi calon Iblis namun berkebalikan, syarat kelulusan bagi calon Iblis adalah mereka harus menggagalkan usaha penjodohan yang dilakukan oleh calon Bidadari.
Shiho adalah salah satu calon Bidadari yang telah sampai di bumi, ia mendapatkan wilayah perburuan di kota Tokyo yang ramai.
'Ow… jadi seperti ini bumi, rasanya sangat berbeda dengan di Surga, aku merasa pengap di sini' Batin Shiho.
Shiho kemudian membuka-buka tas ranselnya, kemudian mengambil sebuah buku kecil yang bertuliskan 'buku panduan' pada sampul depannya.
'Baiklah sesuai dengan buku panduan, aku harus menyatukan dua pasang manusia dalam waktu 15 hari. Em... Dengan manusia sebanyak ini aku rasa tidak akan sulit' batin Shiho.
Shiho mulai berjalan di antara kerumunan orang yang berlalu lalang sambil membaca buku itu, Shiho terlihat sangat serius membaca hingga Ia tidak memperhatikan sekitarnya. Saat menyeberang jalan, Shiho tidak menyadari bahwa lampu lalu lintas berwarna merah sehingga ada mobil yang sedang melaju dan hendak menabraknya. Namun tiba-tiba ada seseorang yang meloncat ke jalan untuk menyelamatkan Shiho.
"HAII KAU, AWAAAS" teriak orang itu.
Saat Shiho hampir tertambak, orang yang Shiho lihat adalah seorang pemuda yang sedang memakai topi dan kacamata hitam itu menarik lengan Shiho kemudian memeluknya. Mobil yang melaju kencang tadi lewat persis di samping Shiho. Mengalami kejadian seperti itu membuat jantung Shiho serasa hampir copot.
"A-anoo, Arigatou Gozaimasu" ucap Shiho gugup.
Shiho mengucapkan terimakasih pada seseorang yang sampai sekarang masih memeluknya itu. Kemudian perlahan pemuda itu mulai melepaskan pelukannya untuk memegang bahu Shiho.
"DASAR KAU... BAKA, apa kau ingin bunuh diri di hari pertama ujianmu?" jawab pemuda itu setengah membentak.
Shiho hanya bisa speechless mendengar omelan pemuda itu, Ia terlalu terkejut untuk bisa berfikir jernih, setelah beberapa saat Shiho baru sadar bahwa pemuda itu bukanlah orang sembarangan.
"Eeeeeh, jangan-jangan kau?" belum sempat Shiho melanjutkan tebakannya, pemuda itu tersenyum angkuh sambil berkacak pinggang.
"Ya, betul sekali. Aku adalah calon Iblis, Namaku Shinichi" Pemuda itu kemudian mengulurkan tangan kanannya. Namun uluran tangan itu tidak disambut oleh Shiho.
"Cih… kita adalah rival, jadi aku tidak akan terjebak oleh tipu dayamu" balas Shiho acuh sambil membuang muka.
"Oi…oi… apakah ini yang diajarkan di akademi tentang berterimakasih dan menjawab salam… tck, tck, sungguh keterlaluan" Shinichi hanya bisa melipat tangannya di depan dada sambil menggelengkan kepala.
"Baiklah kalau begitu, aku pergi dulu. Jangan pernah membaca sambil berjalan lagi, dunia ini berbeda dengan tempat tinggalmu" kata Shinichi sambil beranjak meninggalkan Shiho.
Shiho merasa perbuatannya tadi memang sudah keterlaluan, tidak seharusnya dia berlaku buruk pada seseorang yang telah menolongnya dan dengan sopan memperkenalkan dirinya. Karena itu Shiho merasa bersalah.
"Tunggu Shinichi" Shiho memanggil Shinichi yang telah berjalan meninggalkannya. Kemudian Shinichi berhenti berjalan dan menengok ke belakang.
"Em… Namaku Shiho, maaf telah berlaku kasar padamu, dan terimakasih atas pertolongannya" akhirnya Shiho memperkenalkan diri pada Shinichi.
Shinichi hanya tersenyum kecil mendengar ucapan Shiho kemudian berkata "Ya… aku terima permohonan maaf serta terimakasihmu, semoga harimu menyenangkan. Jaa-ne… Shiho-chan" goda Shinichi.
"Hei… jangan panggil aku seperti itu, DASAR KAAU" kata Shiho setengah berteriak pada Shinichi yang sudah jauh meninggalkannya.
"Sial, kenapa aku harus bertemu dengannya hari ini, dia benar-benar merusak mood-ku" omel Shiho sambil meneruskan perjalanannya.
"Baiklah, hari ini aku harus memperbaiki semuanya. Agar lebih mengenal karakter manusia, aku harus berbaur dengan mereka" lanjut Shiho.
Lalu Shiho melihat-lihat ke sekeliling, melihat interaksi yang dilakukan manusia, Shiho melihat manusia itu unik, ada yang berinteraksi dengan manusia lain secara langsung atau saling menatap satu sama lain, ada juga yang mengobrol dengan menggunakan alat. kemudian ada manusia yang gemar berinteraksi dengan alam dan dengan hewan. Shiho mulai merasa dunia manusia itu sangat menarik.
Hingga Shiho melihat Sebuah Caffe yang cukup ramai pengunjung, dia melihat tulisan 'dibutuhkan karyawan' pada papan di depan caffe tersebut.
'Wah, ini kesempatan. Dengan bekerja di bumi, aku akan semakin mudah berbaur dengan manusia' fikir Shiho. Tanpa pikir panjang lagi Shiho masuk ke dalam caffe itu.
Saat Shiho membuka pintu Caffe, terdengar gemerincing bel yang terletak tepat di atas pintu. Awalnya Shiho terkejut dengan suara tersebut, namun kemudian ia mendengar suara lain, suara yang sangat lembut dan ramah.
"Selamat datang, Nona" sapa suara itu.
Shiho terpana melihat sumber suara itu, ia adalah seseorang pria tampan yang saat ini sedang melayani pelanggan yang ada di depannya. Pria yang tampak dewasa itu mengenakan kemeja putih yang lengan bajunya sedik dilipat ke atas, celana hitam yang terlihat rapi, dan senyum yang ramah dan menawan. Shiho hanya bisa bengong di depan pintu.
Lalu pria itu menghampiri Shiho.
"Mari Nona, saya antarkan ke meja Anda" tawar pria itu pada Shiho.
"Em...Anoo, saya tidak ingin memesan makanan, tapi saya ingin melamar pekerjaan" kata Shiho ragu.
Pria itu tampak terkejut, Ia melihat penampilan Shiho dari atas ke bawah kemudian berfikir sejenak.
"Hemm, kebetulan sekali. Hari ini pelanggan sedang ramai, jadi kamu langsung membantu saja ya? Sekalian aku mau lihat kemampuanmu. Ayo ikut aku ke belakang, akan kuambilkan seragam untukmu" kata pria itu sambil berjalan menuju ruang ganti.
"Baik, emm… Tuan?"
"Kuroba, Kaito Kuroba. Kamu?" Tanya pria itu balik.
"Shiho" Jawab Shiho singkat
"Hem? Margamu?" lanjut Kaito penasaran.
"Em… M-Miyano" Jawab Shiho asal karena para peri tidak memiliki marga.
"Ow… kupanggil Shiho saja bagaimana? Kamu juga boleh memanggilku Kaito" Tawar Kaito.
"Baiklah, Kaito-san" Jawab Shiho.
Sesampainya di ruang ganti, Kaito segera menuju ke lemari yang berada di sudut ruangan, mengambil sebuah baju yang terlipat rapi dan menyerahkannya pada Shiho.
"Shiho, ini seragammu. Setelah kamu mengganti pakaian, segeralah keluar. Aku kedepan dulu" Kata Kaito yang kemudian keluar dari ruang ganti.
Setelah itu, Shiho segera mengganti pakaiannya. Saat melihat pantulan dirinya pada cermin, Shiho kagum dengan penampilan barunya. Ia merasa seragam maid dengan warna putih hitam itu sangat cocok padanya. Bagian atas seragam berupa baju lengan pendek warna putih yang berkerut serta menggembung pada bagian lengannya, baju itu terbuka di bagian leher hingga bahu. Serta bawahan berupa rok pendek warna hitam dengan renda warna putih. Rok itu berlapis-lapis sehingga mengembang jika dipakai. Melihat penampilan barunya, Shiho sangat senang.
'Waah… ternyata pakaian di bumi itu sangat lucu, di Surga tidak ada yang seperti ini' pikir Shiho.
Sampai beberapa saat, Shiho masih berputar-putar di depan cermin. Setelah puas, Shiho akhirnya keluar dari dalam ruang ganti.
"Hei Shiho, akhirnya kamu keluar juga" Kata Kaito setengah berteriak dari meja pelanggan. Akibat ulah Kaito, saat ini tatapan mata seluruh pelanggan tertuju kepada Shiho. Kini wajah Shiho tampak bersemu kemerahan karena malu.
"Shiho, aku akan menyiapkan pesanan dan kamu yang mengantarnya, antarkan sesuai meja pelanggan. Oke?" Kata Kaito sambil berlalu menuju dapur.
"Baik, Kaito-san" Jawab Shiho sambil mengekor di belakang Kaito.
"O iya Shiho, kamu cocok dengan seragam itu" kata Kaito sambil tersenyum ke arah Shiho.
Melihat senyuman serta mendapat pujian dari Kaito membuat Shiho sangat senang sehingga membuat pipinya semakin merah. Untuk menutupi wajahnya yang memerah, Shiho hanya menundukkan kepala sambil berkata "Arigatou, Kaito-san".
Di akademi, Shiho termasuk siswa unggulan. Dia ahli dalam mengingat dan mengamati. Ia mampu melakukan hampir semua pekerjaan manusia. Pekerjaan rumah seperti mencuci, memasak, dan membereskan rumah merupakan hal yang biasa bagi Shiho, apalagi hanya mengantar pesanan ke meja-meja. Shiho mampu melakukannya dengan sangat baik. Ditambah lagi Shiho memang gadis yang sangat cantik dan ramah sehingga membuat para pelanggan suka.
Penampakan Shiho memang agak berbeda dari manusia pada umumnya. Memang para peri mempunyai penampakan yang sangat menawan. Mereka dianugrahi badan yang proporsional, kulit putih bersih dan wajah yang cantik. Shiho memiliki mata biru muda yang transparan bak permata, bibir merah merona alami, serta kulit putih bersih. Walaupun pendek sebahu, rambut pirang strawberry Shiho sangat halus sehingga saat ada angin yang melewatinya, rambut Shiho seperti menari-nari dengan sendirinya. Dengan penampilannya sekarang, Shiho tampak seperti mannequin hidup, namun para pelanggan lebih suka memberinya julukan angel-like maid. Setelah bekerja sepanjang hari, akhirnya waktunya Caffe tutup.
"Baiklah Shiho, kerjamu hari ini sangat bagus. Besok kamu datang lagi jam setengah 7 karena caffe buka jam setengah 8. Oke?" Kata Kaito yang saat ini sedang mengunci pintu caffenya.
"Baik, Kaito-san" Jawab Shiho setengah membungkuk.
"O iya, rumahmu di mana? Kita bisa pulang bersama kalau rumah kita searah" Tawar Kaito.
"Em… Sebenarnya ini hari pertama saya di sini, jadi… saya belum memiliki tempat tinggal" Jawab Shiho dengan wajah murung.
"Benarkah? Bahaya sekali. Bagaimana mungkin kamu kesini sendirian tanpa tujuan tempat tinggal". Kaito terkejut mendengar jawaban Shiho
Kemudian Ia tampak sedang berfikir keras. Tak lama kemudian Kaito seperti mendapatkan ide.
"HAA… Bagaimana kalau untuk sementara waktu kau tinggal di tempatku saja" kata Kaito spontan sambil mengembangkan senyum di wajahnya.
"Eh?" Shiho tampak terkejut, namun Shiho tahu bahwa Kaito tulus ingin membantunya. Karena Shiho adalah seorang peri maka dia dapat membedakan hati seorang pendusta atau bukan. Kemudian Shiho mengangguk tanda setuju.
Kaito tinggal di sebuah apartemen yang berjarak sekitar 1 km dari Caffenya sehingga Kaito dan Shiho pulang cukup dengan berjalan kaki.
Hanya perlu berjalan kurang lebih 10 menit melewati taman kota, mereka sudah sampai di depan pintu apartemen Kaito yang berada di lantai 2. Kaito segera membuka kunci pintunya.
"Silahkan masuk Shiho, anggaplah rumah sendiri" Kaito mempersilahkan Shiho masuk.
Betapa terkejutnya Shiho saat masuk ke dalam apartemen Kaito.
"K-Kaito-san, B-benarkah ini?" Tanya Shiho terbata-bata.
"Iya Shiho, hehehe… Gommen-ne?" Jawab Kaito sambil menggaruk belakang kepalanya, Ia tampak bersalah.
Bila dibandingkan dengan Caffe milik Kaito yang terkesan 'elegan', apartemen Kaito bisa dibilang 'kotor' atau 'sangat kotor'. Sampah bekas kotak makan menggunung di depan pintu, ada juga sampah yang berserekan di mana-mana, dan baju tergeletak di sembarang tempat. Benar-benar tidak mencerminkan 'Kaito' seperti yang Shiho bayangkan.
Karena terkejut, Shiho hanya berdiri sambil bengong di depan pintu Kaito untuk beberapa saat. Namun kemudian Ia tersenyum kecil.
"Tidak masalah Kaito-san, saya yang harusnya berterimakasih telah diizinkan tinggal di apartemen Anda. Untuk itu, saya akan membantu membereskan rumah dan menyiapkan makan malam. Kaito-san istirahat saja dulu" Kata Shiho sambil membawa plastrik sampah di kedua tangannya.
"Shiho? Apa kamu tidak capek setelah seharian bekerja?" Tanya Kaito khawatir.
"Saya tidak masalah Kaito-san. Karena saya tahu betapa capeknya Anda saat di Caffe, maka saya maklum jika Anda tidak sempat membereskan rumah sepulang kerja" Jawab Shiho sembari membawa dua buntelan sampah ke luar Apartemen.
Kaito hanya bisa tersenyum melihat Shiho yang baru saja keluar dari Apartemennya.
"Kamu memang gadis yang baik, Shiho" Kaito tersenyum sambil melihat ke arah pintu yang telah ditutup Shiho.
Saat ini Kaito dan Shiho sedang berbincang di meja makan sambil menyantap makanan yang telah dimasak oleh Shiho. Di meja telah terhidang makanan dengan menu seadanya 'nasi, daging, dan telur dadar'. Shiho fikir lebih baik menyediakan menu yang praktis.
"Jadi, usia Anda tahun ini 28 tahun, namun Anda belum memiliki istri?" Tanya Shiho di tengah perbincangan mereka.
"Ya begitulah, Heem… makanan ini enak sekali! Padahal kelihatannya biasa saja" Jawab Kaito sambil menyantap makanannya.
'Aku memang sedikit menambahkan bumbu yang aku bawa dari surga' batin Shiho, tentu Shiho tidak mungkin mengatakan hal itu pada Kaito.
"Kalau kekasih?" Lanjut Shiho penasaran, namun lawan bicaranya hanya menggelengkan kepala sambil tetap makan.
"Emm… Kenapa Kaito-san belum menikah, atau setidaknya punya kekasih? Apakah karena belum menemukan perempuan yang cocok?" Pancing Shiho.
Shiho benar-benar penasaran, bagaimana bisa Kaito-san, seorang pria dewasa yang tampan, baik hati, dan mapan, belum punya kekasih. Ada dua kemungkinan dalam benak Shiho 'mungkin kriteria wanita pujaan Kaito-san itu terlalu tinggi, atau Kaito-san itu…' hanya membayangkannya saja membuat Shiho bergidik, sehingga ia langsung menghapus kemungkinan keduanya.
Namun tiba-tiba Kaito berhenti makan, menengok ke kiri dan ke kanan, kemudian berkata "Em… Shiho, akan aku beritahu sesuatu, tapi ini rahasia" Kaito berbisik sambil mencondongkan tubuhnya ke arah Shiho yang duduk di depannya.
"Iya?" balas Shiho sambil ikut mencondongkan tubuhnya mendekati Kaito.
"Sebenarnya aku..." Kaito tampak ragu untuk mengatakannya, namun hal itu malah membuat Shiho semakin penasaran.
TBC...
Hehehe :3, udah bisa ketebak ceritanya gimana? apa udah ada yang inget ini cerita dari manga apa?
Soo… bagi yang merasa pernah baca ni manga dan tau apa judulnya, tolong kasih tau ya. Soalnya Author suka banget sama manga yang satu ini :3
