Meet you again
Disclaimer: Kamichama Karin and Kamichama Karin chu! Belong to Koge donbo and this plot belongs to Hayashi Hana-chan
Rated: T
Genre: Family; Romance; Humor; Drama; Hurt/comfort (maybe)
Character: Karin hanazono; Kazune Kujyou; Suzune Kujyou; Kirio Karasuma; Kazusa kujyou; Jin Kuga; Michiru Nishikiori; Himeka Kujyou;
Pairing: Kazune X Karin; slight Kazune X Kirio (ini tanpa disengaja), Kirio X Karin, Jin X Kazusa; Michi X Himeka (mungkin XD)
Warning: OOC; OC (maybe); gaje; miss-typo; humor garing; a little bit YAOI
Summary:
Hai, minna-san. Namaku Hanazono Suzune. Aku adalah seorang anak yang sangat mirip dengan Kujyou Kazune yang merupakan seorang penyanyi yang terkenal dan aku sangat mengaguminya. Namun aku heran dengan mamaku. Kenapa mama terlalu membenci ojiisan itu? Apa karena wajahku mirip dengan ojiisan itu? Sehabis itu, kenapa mama menangis setiap malam? Apakah kalian tahu penyebabnya? (Summary gaje) mind to RnR?
.
.
Check it out, minna-san ^^
.
.
"Mama, lihatlah! Ada Kujyou-jiisan!" Terdengar suara anak lelaki berusia sekitar 5 tahun. Manik emerald itu menatap berbinar- binar ke arah TV.
"Hn," hanya gumaman malas yang terdengar dari bibir wanita yang dipanggil mama oleh anak itu.
"Suaranya keren sekali,ne! Waahh. Jika aku cewek dan seumuran dengannya, aku akan mengejar dia,ne!" Seru Suzune layaknya fansgirl yang sukses membuat Karin cengo dan sweatdrop di tempat.
"Tapi sayangnya Suzune cowok. Huftt. Kenapa sih Suzune harus menjadi cowok!"
Karin yang mendengar ucapan Suzune semakin sweatdrop.
"Mama seharusnya bersyukur,ne."
"Kenapa mama harus bersyukur?" Tanya Karin datar.
"Mama kan perempuan, seumuran lagi sama Kujyou-jiisan! Dan Suzu bisa menjadi anak Kujyou-jiisan! Kyaa!" Ucap Suzune.
Karin hanya bisa menatap Suzune dengan tatapan malas. Ahh.. Kami-sama, kenapa engkau menakdirkan seperti ini..
Dan entah mengapa, air asin membanjiri wajahnya ketika ia memutar balik ingatannya. Sebuah ingatan yang sangat pedih.
"Mama kenapa?" Tanya Suzune heran.
"Daijobu da nai. Sudahlah, ini sudah malam.. Waktunya tidur. Besok kau harus sekolah!" Perintah Karin.
"Haik. Oyasumi nasai, mama," Ucap Suzune lalu mengecup pipi Karin dan pergi tidur.
Pemilik manik emerald itu hanya bisa menghela nafas berat. Iapun pergi ke kamarnya yang merupakan kamar Suzune juga.
Kaki jenjang itu berjalan hingga ke sebuah lemari yang ada di kamar itu. Jemari lentiknya itupun menari-nari ke dalam lemari dan mendapatkan sebuah kotak yang ia inginkan.
Iapun membuka kotak itu. Manik emerald itu menatap ke sebuah foto yang di dalamnya terdapat seorang pemuda bersurai blonde. Pemuda itu tampak tersenyum sambil merangkul gadis yang berada di samping kirinya.
Iapun membawa kotak itu ke ruangan TV. Air mata itu mulai membasahi pipi wanita itu.
"Doushite? Kenapa kau harus kembali lagi ke dalam kehidupanku!" Lirih wanita itu sambil mengusap foto yang ada di depannya.
"Apa kau tidak puas, hm? Apa kau belum puas dengan apa yang kau perbuat selama ini!" Seru Karin lalu membuang foto itu ke lantai.
Wanita itu mulai meringkuk. Air asin itu terus mengalir.
"Hiks. Hiks. Hiks." Dan perlahan, suara isakan yang menggema di ruangan itu tertutupi oleh suara rintikan hujan.
.
~meet you again~
.
Keesokan harinya..
"Mama, hari ini mama kan mau ke rumah Kujyou-jiisan," Ucap Suzune di pagi harinya.
"Hn. Terus?" Tanya Karin. Oh, Karin. Bukankah kau sudah tahu jawabannya?
"Mama, Suzu minta tanda tangan Kujyou-jiisan," Ucap Suzune dilengkapi dengan jurus puppyeyes dari anak itu.
Karin menggeleng tegas. "Tidak!" Ucap Karin penuh penekanan.
"Oh, ayolah, mama.. Onegai.. Untuk hadiah ulang tahunku," pinta Suzune memelas dan puppyeyes itu masih dipasangnya.
Wanita itu menghela nafas berat. "Baiklah. Aku akan memintakannya untukmu," Ucap Karin.
Perlahan, senyuman Suzune mengembang. Iapun memeluk sang ibunda.
"Arigatou gozaimasu, mama."
"Douita. Ayo kita pergi kesekolah!" Ucap Karin lalu menarik tangan mungil Suzune.
"Haik,"
.
.
.
Karinpun hanya bisa memandangi punggung Suzune dari jarak jauh. Manik emerald itu kembali mengeluarkan air asin.
"Kau tidak mengerti apa yang terjadi diantara kami, Suzune. Itulah sebabnya kenapa aku membenci dia," lirih Karin.
Kaki jenjang itupun perlahan melangkah ke arah barat. Semakin ia menjauh, air asin itu tak dapat di bendungnya. Sekelebat ingatan mulai bermunculan di memorinya.
Flashback
"Kazune-kun,"panggil sosok gadis bersurai brunette beriris green emerald itu.
"Hn?" Sosok yang dipanggilpun melirik kearah gadis itu.
"A-aku ingin bilang sesuatu," Ucap gadis itu sambil mengelus perut datarnya.
"Apaan?" Tanya pemuda itu datar.
"A-anoo.. etoo.. a-aku.. aku." Karin mengelus perut datarnya. "Aku hamil.. dan.. dan kau ayahnya," ucap Karin sambil menunduk.
Orang yang mendengar itu membulatkan matanya. "Bagaimana bisa?! Tidak mungkin!" ucap pemuda itu spontan
"Hiks. Hiks. a-aku tidak tahu." ucap gadis itu. Gadis itu mulai menangis.
GREP! Pemuda itupun langsung merengkuh tubuh gadis itu.
Hangat. Itulah yang dirasakan Karin.
"Daijobu. Aku akan bertanggung jawab. Kau tenang saja." Bisik Kazune tepat ditelinga Karin.
Ucapan pemuda itu membuat Karin tenang.
Beberapa hari setelah kejadian itu,tanpa sengaja Karin menemukan Kazune bersama gadis lain disebuah lorong.
"Tapi, Kazune-kun. Bagaimana dengan Karin-chan?" Terdengar suara yang sangat ia kenal yang tak lain adalah suara sosok gadis bersurai blonde bermanik blue ocean yang tak lain adalah Kazusa aiko, sahabatnya.
"Aku tidak peduli. Mau dia hamil atau matipun aku tidak peduli. Hatiku hanya untukmu Kazusa. Aku mencintaimu." ucap Kazune
Deg! Jantungnya benar-benar seperti ditusuk dari belakang. Hatinya seperti dikoyak dengan mudahnya bagaikan kertas. Air asin itu mulai mengumpul di sudut mata bermanik bagaikan batu emerald itu.
Matanyapun terbelalak ketika meilihat kedua sosok itu tengah memagut satu sama lain dengan seenak jidat mereka.
Cukup sudah! Ia benar-benar tak tahan! Iapun keluar dari persembunyiannya.
"Oh.. jadi begitu."ucap Karin.
Kedua orang itu pun kaget melihat kehadiran Karin. Merekapun melepas pagutan mereka.
"Jadi,aku lebih baik mati. Kau lebih memilih dia daripada aku. Hebat, hebat sekali,Kujyou Kazune!"
"Aku salut pada kalian. Apalagi kau,Kazusa Aiko!"
"Baiklah Kazune-kun, jika kau menginginkan itu,aku akan pergi. Simpan saja ucapanmu dalam angan-anganmu,"ucap Karin lalu berlari.
"Karin, aku akan menjelaskan semuanya!" ucap Kazune. Namun, ia menatap kepergian gadis itu dengan tatapan datar.
End of flashback
Karin POV
Aku hanya bisa menghela nafas berat. Manik emerald milikku menatap ke arah langit biru.
Ingatanku terpaku pada senyuman Suzune. Entah kenapa, hatiku merasa perih ketika mengingat anak itu.
Suzune, jika seandainya kau tahu rahasia ini, akankah kau marah padaku?
Maafkan aku, Suzune. Maafkan aku karena menyembunyikan semua ini. Aku hanya tak ingin membuat kau sedih. Aku tahu, ini sangat berat untukmu, Suzune.
Akupun sampai di depan sebuah mansion besar yang tak lain mansion keluarga Kujyou.
Aku menghela nafas berat. Kaki jenjang milikkupun melangkah ke dalamnya. Sebelum aku mengetuk pintu, seorang pria bersurai blonde keluar.
Manik sapphire itu tampak menatapku dengan tatapan terkejut, begitu juga denganku. Namun, aku langsung menutupi keterkejutanku dengan tatapan datar milikku.
"Apakah disini ada yang bernama Kujyou Kazune?" Tanyaku.
Dia hanya terdiam kemudian mengangguk pelan.
End of Karin POV
Someone POV
Ketika aku mau pergi, kulihat ada sosok wanita yang kutunggu-tunggu selama ini. Sosok wanita bersurai brunette bermanik emerald itu berdiri tepat di depan pintu.
"Apakah disini ada yang bernama Kujyou Kazune?" Tanya wanita itu.
Aku merasa jantungku di tusuk oleh jarum. Aku hanya bisa terdiam kemudian menganggukkan kepalaku.
"Dihadapanmu," Ucapku tak kalah datar.
"Souka. Aku disuruh Kirio-kun untuk menjadi manager sementaramu," Ucapnya.
Nafasku tercekat ketika mendengar itu. Hei, apakah aku tak salah dengar? Apa berarti dia itu .. Tunangan Karasuma?!
"Oohh." Aku hanya bisa berucap seperti itu. Aku hanya bisa tersenyum getir. Miris sekali hidupku.
"Kau sudah bersiap?" Tanya wanita itu lagi.
"Hn." Hanya gumaman ambigu yang kulontarkan. Hatiku sudah cukup perih sekarang.
"Yasudah. Bukankah kau akan ke taman bunga yang di dekat TK Sakuragaoka dan syuting disana?" Tanya wanita itu.
"Hn."
"Yasudah. Ayo." Ia pergi meninggalkanku.
Nee, bukankah dulu kau selalu menarik tanganku ketika kau ingin pergi. Apakah kau masih marah padaku?
Iapun membawa barang-barangku namun langsung ku bawa ke dalam bagasi.
"Kenapa?"
"Sudahlah. Biar aku saja yang bawa." Ucapku.
Akupun masuk ke dalam mobil. Begitu juga dengan dia. Kulihat, dia duduk di depan bersama supirku. Sedangkan aku duduk di belakang.
Aku hanya bisa memandangi ke arah luar.
Kenapa hidupku seperti ini?
Apakah ini karma untukku karena aku meninggalkan dia?
Ya, kurasa begitu.
Dan, dimana anakku sekarang? Apakah dia telah menggugurkan kandungannya? Atau dia merawat anak itu? Jika dia merawat anak itu, bisakah aku melihat anak itu dan merawat anak itu sekali saja? Atau setidaknya ia memberi foto anak itu.
Aku tahu, ini semua kesalahanku. Kesalahanku di masa lalu.
Argghhh! Ini semua kesalahanku!
"Nee, kau kenapa?" Terdengar suara lembut yang sangat kurindukan.
Manik emerald itu menatapku dengan tatapan khawatir.
"Daijobu," jawabku.
"Hontou?"
Nee, Karin. Bisakah aku menyatakan perasaanku saat ini juga?
Aku hanya terdiam. Manik sapphire milikku menatap ke arah jendela di depanku.
"Aku tidak apa-apa. Percayalah padaku." Ucapku pelan.
Aku hanya bisa mendengar helaan nafas darinya. Iapun memandang ke arah depan lagi.
End of Someone POV
Karin POV
Hei, dia kenapa teriak tidak jelas begitu? Aku benar-benar heran padanya.
Apakah dia- ahh! Tidak mungkin! Tidak mungkin dia merasa bersalah padaku! Hahh.. Sadarlah, Karin! Dia tidak akan mencintaimu lagi!
Tiba-tiba aku mendapat telepon dari seseorang.
"Moshi-moshi," ucapku.
"Hime, apakah kau sudah sampai di rumah Kujyou?" Kirio-kun! Jadi ini dia.
"Aa.. Ia.. Bagaimana keadaanmu, Kirio-kun? Apakah kau baik-baik saja?" Tanya Karin.
"Ia.. Uhukk. Uhukk. Aku baik-baik saja. Hanya flu dan batuk, kok."
"Ya ampun, Kirio-kun! Flu dan batuk kau bilang baik-baik saja?!" Pekikku tanpa sadar.
"Sudahlah, hime. Nee, sebaiknya kau mengurus Kazune dulu, oke? Dia benar-benar tidak suka jika melihat ada orang yang menelpon di waktu bekerja." Ucap Kirio-kun. Ahh! Tanpa kau bilangpun aku sudah tahu, Kirio-kun.
"Souka, na. Ettoo, setelah ini aku akan ke sana, ya? Aku juga akan membawa Suzune, oke?" Ucapku.
"Ya."
"Sampai jumpa, Kirio-kun,"
"Sampai jumpa,"
Hahh.. Dia itu benar-benar aneh, ya! Masa hanya flu dan batuk dibilang tidak apa-apa?! Aku benar-benar bingung sama dia!
Ya, sudahlah.. Lagipula, aku nanti akan berjumpa dengannya lagi..
End of Karin POV
Normal POV
Ketika Karin sedang menelpon, tanpa ia sadari sosok pria bersurai blonde itu juga mendengar percakapan antara Kirio dengan Karin. Jujur, hatinya sakit sekali, namun disisi lain ia juga bingung.
'Suzune? Siapa Suzune? Apa berarti dia anakku?' Batin pria bersurai blonde itu.
Kini, merekapun telah sampai. Dan Kazunepun mulai bekerja.
.
.
.
Skip time at lunch's time..
Kini, semua kru telah membereskan barang-barang mereka. Begitu juga dengan Kazune.
Manik pria itupun menatap ke sekelilingnya. Dimana Karin? Pikirnya.
Namun, manik sapphire itu terpaku pada sosok wanita bersurai brunette yang sedang bersama sosok anak bersurai blonde. Dan yang membuatnya terkejut adalah anak itu sangat mirip dengannya.
"Mama, kita kok disini?" Tanya anak itu heran.
"Engg. Syutingnya ada disini." Jawab Karin.
"Souka. Oh, ia. Mana janji mama?"
Wanita itu mengerutkan alis. Janji?
Kazunepun menghampiri Karin dengan anak bersurai blonde itu.
"Nee, Karin. Ayo-" Ucap Kazune terputus ketika melihat sosok anak yang megap-megap seperti kehabisan nafas.
"Ku-Ku-Ku-" Suzune mulai tergagap.
Mereka- Kazune dan Karin mulai menatap anak itu heran. Karinpun mengikuti arah pandang Suzune. Ahh! Jadi ini rupanya..
"Mama, Suzu bukan bermimpi, kan?" Gumam Suzune.
Kazune yang mendengar itu semakin menatap anak itu heran.
"Hahh. Suzune, kau ini terlalu berlebihan!" Cibir Karin.
"Mama, Suzu mimpi apa semalam?" Tanya Suzune yang masih cengo bagaikan melihat hantu.
"Mana mama tahu. Kau ini terlalu berlebihan, Suzune," cibir Karin dengan cueknya.
"Engg.. Kalian kenapa?" Tanya Kazune.
"Hwaaa! Akhirnya aku bisa bertemu dengan Kujyou-jiisan!" Seru Suzune lalu menghamburkan diri memeluk pria itu.
"Dia fans fanatikmu," ucap Karin.
"Watashi wa Hanazono Suzune desu. Dozo yoroshiku onegai shimasu!" Ucap Suzune memperkenalkan dirinya.
"Souka, na. Namaku Kujyou Kazune." Ucap Kazune sambil tersenyum lembut.
"Yasudah! Ayo kita pulang!" Ucap Karin lalu menarik tangan Suzune.
"Mama, aku maunya sama Kujyou-jiisan!" Ucap Suzune tegas.
"Nee, Kujyou-san, itu siapa? Anakmu?" Terdengar suara sosok pria di samping Kazune.
"Saya Hanazono Suzune. Nama mama saya Hanazono Karin," ucap Suzune polos.
"Souka, kalian sangat mirip," puji sosok pria bersurai hitam itu- Sakurai Yuuki.
"Sudahlah! Ayo kita pulang!" Ucap Karin dingin.
Kazune tertegun melihat perubahan sikap Karin.
"Dia kenapa?" Tanya Yuuki.
"Mama memang seperti itu jika aku dibilang mirip dengan Kujyou-jiisan." Ucap Suzune sedih.
"Kok bisa? Memangnya ada apa dengan Kujyou?" Tanya Yuuki. Manik milik Yuuki menatap sapphire Kazune heran. Sedangkan Kazune yang ditatap seperti itu hanya bisa menunduk.
"Sudahlah, aku pulang dulu. Ayo Suzune." Ucap Kazune. Ia menggendong tubuh mungil Suzune.
Pria itupun melangkah ke mobilnya.
.
.
.
Ketika di perjalanan...
"Kujyou-jiisan, kenapa sih Kujyou-jiisan tidak menikah? Padahal Kujyou-jiisan kan sudah cukup umur." Ucap Suzune polos.
Karin yang mendengar pertanyaan dari mulut anak itu hanya cuek bebek sambil memainkan HP nya.
"Engg.. Ettoo, ojiisan sedang menunggu seseorang." Jawab Kazune yang berhasil membuat Karin menghentikan kegiatannya.
'Namun, dia telah dimiliki oleh orang lain,' batin Kazune miris.
"Eehh? Siapa?" Tanya Suzune berbinar-binar.
"Kau tak perlu tahu, Suzune. Lagipula pertanyaanmu terlalu frontal, Suzune." Ucap Kazune.
"Tapi, Suzu berharap banget yang ojiisan tunggu itu mama," ucap Suzune polos yang sukses membuat Karin yang sedang minum menjadi tersedak.
"Uhukk. Uhukk."
"Mama, doushite no? Daijobu?" Tanya Suzune.
"Uhukk. Uhukk. Ini karena ucapanmu tadi, Suzune!" Ucap Karin.
"Tehehehe, gomen-ne." Ucap Suzune sambil memamerkan cengiran kudanya.
"Hn."
"Ihh. Mama jangan ngambek, tau! Kalau misalnya mama ngambek, Suzu bakalan tinggal dengan Kujyou-jiisan!" Ucap Suzune.
"Hahh. Terserahmu saja." Karinpun lebih memilih untuk mendengarkan musik daripada mendengar ocehan antara ayah-anak(?) itu.
"Uhh.. Mama! Suzu kan hanya becanda! Mama!" Ucap Suzune yang masih dihiraukan Karin.
Kazune hanya terdiam melihat adegan itu.
"Mama, maafkan Suzu, ya.. Onegai." Ucap Suzune memelas.
Sedangkan Karin, entah mengapa air asin lolos begitu saja dari manik emerald miliknya.
"Mama, jangan menangis dong.. Suzu janji deh, Suzu tidak akan nakal lagi." Ucap Suzune.
Dan sekali lagi, air asin kembali lolos dari manik emerald milik Karin.
"Kau tidak mengerti, Suzune." Lirih Karin pelan namun Suzune dapat mendengar dengan jelas.
Suzune hanya bisa menatap Karin dengan tatapan heran. "Mama kenapa?" Tanya Suzune.
"Mama, jika mama sedih, Suzu juga akan sedih."
"Sudahlah, Suzune. Aku tidak apa-apa." Ucap Karin. Manik emerald miliknya menatap ke arah lain.
Kazune yang mendengar itu hanya bisa tersenyum miris.
"Gomen-na," lirih Kazune pelan -sangat pelan-.
Sedangkan Suzune, ia hanya bisa menatap bingung dengan ibu dan idolanya itu.
.
~meet you again~
.
Kini, merekapun sampai di mansion Kujyou.
Karinpun membantu Kazune mengangkat barang-barangnya.
"Kami pulang dulu." Ucap Karin.
"Tidak makan dulu?" Tanya Kazune.
Lalu, tampaklah sosok wanita bersurai blonde bermanik ocean. Manik emerald dengan blue ocean itupun bertemu. Lalu manik emerald itu menatap pemilik sapphire yang tengah menuntut penjelasan.
"Kami hanya tak mau menjadi pengganggu hidup kalian. Permisi. Ayo, Suzune!" Ucap Karin lalu menggendong Suzune.
"Karin-chan, matte!" Seru sosok wanita bersurai blonde itu.
Karinpun berhenti lalu mengambil smart phone miliknya lalu menelpon Kirio.
"Moshi-moshi, Kirio-kun," Ucap Karin.
".."
"Kumohon, kau harus kesini, ya?"
".."
"Baiklah. Arigatou." Iapun menutup teleponnya dengan Kirio.
"Ada apa lagi, huh?" Karin menatap Kazusa dengan tatapan dingin nan menusuk.
"So-soal-"
"Yang waktu itu? Sudahlah, nyonya Kujyou. Aku sudah menganggap yang waktu itu adalah kesimpulan. Dia lebih memilihmu daripada aku. Dan dia menganggapku sudah mati. Yasudah, semoga berbahagia." Ucap Karin lalu pergi meninggalkan mansion Kujyou itu.
"Karin-chan, maafkan aku." Ucap Kazusa.
Kaki jenjang itu terhenti. "Sudahlah. Yang lalu biarlah berlalu. Yang penting kita harus menjalankan hidup kita sendiri." Ucap Karin lalu pergi.
Sedangkan Suzune, pria kecil itu hanya bisa menatap heran ke arah Kazusa, Kazune dan Karin. Ia bisa merasakan aura kekecewaan dari dalam diri Karin, namun disisi lain ia juga merasakan ada aura penyesalan yang menguar dari Kazune dan Kazusa.
"Mama, Kazusa-baasan dan Kujyou-jiisan kenapa?" Tanya Suzune heran.
"Bukan apa-apa, Suzu-kun. Kami tidak apa-apa."
"Mama sebelumnya pernah mengenal Kujyou-jiisan, ya?" Tanya Suzune.
Manik emerald milik Karin menatap Suzune dengan tatapan lembut, namun Suzune tahu, didalam tatapan lembut itu ia merasa ada sesuatu yang membuat sang ibunda sangat sedih.
"Mama, jawab dong.. Jika mama pernah mengenal Kujyou-jiisan, mama mengenal Kujyou-jiisan sebagai apa? Dia siapanya mama?" Tanya Suzune bertubi-tubi.
Namun kaki jenjang itu terus berjalan.
"Dan mengapa mama tampak marah sekali dengan Kazusa-baasan?"
"Mama, onegai. Jawab."
"Gomen, Suzune. Mama tidak bisa menjawab pertanyaanmu." Ucap Karin lembut.
"Jika pertanyaan yang pertama, ya. Mama memang mengenal Kujyou-san. Dia adalah teman mama di waktu kuliah. Sudah, kan?"
Hati Suzune sedikit lega mendengar penuturan Karin.
Karinpun memberhentikan sebuah taksi yang melintas di depannya dan masuk kedalamnya.
Manik emerald milik Karin hanya bisa memandangi pemandangan yang telah disuguhi oleh sang pencipta melalui jendela yang didekatnya. Manik itu hanya bisa menatap kosong ke arah pemandangan itu.
Segelintir ingatanpun berputar. Memori demi memori muncul satu persatu.
"daijobu. Aku akan bertanggung jawab. Kau tenang saja."
.
"aku tidak peduli. Mau dia hamil atau matipun aku tidak peduli. Hatiku hanya untukmu Kazusa. Aku mencintaimu."
.
"Pergi kau dari sini! Aku tak sudi lagi untuk melihatmu! Dan mulai sekarang, kau bukan anakku lagi!"
"Mama, jangan menangis." Ucap Suzune. Tangan mungil anak itu mulai menjalar di pipi Karin.
Karin yang melihat itu langsung merasa deja vu. Iapun memeluk tubuh mungil anak itu.
"Hiks. Hiks. Hiks."
"Mama, mama jangan menangis lagi, dong." Ucap Suzune.
"Gomen. Mama hanya kesepian, Suzune-kun," Karinpun menghapus air matanya.
"Mama, Suzune kan ada disini yang akan menemani mama. Mama jangan menangis lagi." Ucap Suzune.
Karin mulai tersenyum lalu menganggukkan kepalanya.
.
.
.
Disisi lain, Kirio telah sampai di mansion Kujyou.
"Kujyou!" Seru Kirio.
Tampaklah sosok pria bersurai blonde yang tampak acak-acakan.
"Masuklah!" Ucap Kazune dingin.
Kiriopun masuk ke dalam mansion Kujyou itu. Ia menatap heran ke arah Kazune.
"Nee, Kujyou. Kau kenapa? Apa karena tunanganku membuatmu kesal, hm?" Tanya Kirio.
"Kenapa kau tidak bilang kalau dia itu tunanganmu?" Tanya Kazune dengan nada dingin namun menuntut.
"Hm? Kenapa memangnya? Apakah kau pernah mengenal dia?" Tanya Kirio.
Kazune hanya bisa terdiam membisu. Manik sapphire itu hanya bisa memandangi ke arah jendela.
"Jangan bilang jika tunanganku itu sangat mirip dengan mantan pacarmu yang pernah kau hamili itu, Kujyou." Sindir Kirio.
"Terserahmu sajalah." Ucap Kazune cuek.
"Nee, Karin habis masak, ya?" Tanya Kirio.
"Tidak, tadi Kazusa yang memasaknya." Ucap Kazune.
"Souka." Dengan tanpa izin, Kiriopun membalikkan piring putih yang berada di atas meja makan. Iapun mulai makan.
"Ittadakimasu!" Seru Kirio lalu memakan makanan yang ada di meja. Ada sushi, takoyaki, onigiri, ramen, hingga rendang daging(?)
"Hei, kau ini terlalu rakus!" Cibir Kazune.
"Biarkan saja!" Ucap Kirio.
Tiba-tiba, sebuah memori melintas di kepalanya.
Flashback
Tampaklah sosok pemuda bersurai blonde dan gadis bersurai brunette yang sedang berjalan-jalan. Sang pemuda hanya bisa menghela nafas melihat gadis yang disampingnya ini mengerucutkan bibirnya kesal.
"Kazune-kun, onegai. Jangan kesana kenapa!" ucap gadis itu.
"jadi kau mau kemana?" tanya Kazune.
"etoo, aku mau ke,," karinpun melihat sebuah kedai sushi. "ayo kita kesana!" ajak Karin lalu menarik tangan Kazune.
"hei! Aku ini masih bisa jalan, baka!" ucap Kazune.
"biarin, bweek," ucap Karin lalu menjulurkan lidahnya. Gadis itu terus menarik tangannya ke dalam kedai sushi.
Ketika mereka sedang memakan sushi, Kazune melihat remah-remah nasi tersisa di ujung bibir Karin.
"kau ini rakus sekali, baka!" ejek Kazune.
"nyam.. nyam.. namyanya akyu .. syedyang... makan! (namanya aku sedang makan)" seru Karin sambil memakan sushinya.
Kazune mendengus pelan. Iapun menyentuh ujung bibir Karin dan membersihkan remah-remah nasi yang ada di sana.
Sedangkan gadis itu, rona merah telah menjalar di kedua pipinya.
End of flashback
Kazune tanpa sadar membersihkan ujung bibir Kirio. Sedangkan Kirio, ia hanya bisa cengo melihat apa yang dilakukan Kazune padanya.
"hoi, Kujyou baka!" seru Kirio yang berhasil mengejutkan Kazune.
"eh.. ah! Ada apa?" ucap Kazune gelagapan.
"kau itu baka atau apa, sih! Kenapa kau menyentuh ujung bibirku, bodoh!" seru Kirio. "ughh.. kalau Karin tahu, bisa mati aku hari ini!"
"maaf," ucap Kazune.
"maaf,, maaf,, untung aja disini tidak ada orang!"
Tanpa mereka sadari, seorang wanita bersurai blonde bermanik blue ocean menyeringai puas ketika melihat Hpnya.
.
.
.
Tokk.. tokk.. tokk..
Terdengar sebuah ketukan pintu dari luar.
"Lho, siapa, ya?" Gumam Kazune heran.
"Hmm.. Mungkin fansmu kali. Coba biar kubuka." Ucap Kirio lalu melangkah keluar.
Kiriopun membuka pintu mansion itu.
PLAKK!
Manik emerald itu menatap Kirio dengan tatapan kesal.
"Kau jahat!" Seru wanita bermanik emerald itu. Iapun melepaskan cincin yang melingkar manis di jari manisnya.
"Mulai saat ini, kita tak punya hubungan apa-apa lagi!" Ucap Karin.
"A-apa maksudmu, hime?"
"Apa maksudmu? Apa maksudmu dengan ini, Kirio-kun!" Seru Karin sambil menyodorkan HP-nya.
Manik amethyst milik Kirio membulat ketika melihat foto yang di dalamnya Kazune sedang menempelkan jarinya di ujung bibir Kirio.
"I-ini-"
"Sudahlah! Aku pulang dulu! Ayo Suzune!" Ucap Karin. Iapun menyeret Suzune lalu pergi meninggalkan mansion megah itu. Sedangkan Kirio, ia hanya bisa menatap punggung Karin dengan tatapan nanar.
.
.
.
Continue or delete?
A.N:
Hai, minna-sama! Hana is coming back with this new fic! *sok-sokan bahasa inggris*
Engg.. Minna, menurut kalian bagaimana dengan chapter 1 ini? Jelekkah? Gomen-ne... T.T
Karin: nee, bakaHana! Fic yang satu belum kelar, malah membuat fic baru! -_-"
Hana: tehehehe,, yang penting aku masih lanjut fic itu kok,, tenang saja,,
Kazune: *membaca teks skenario berulang-ulang* nee, kau gak salah buat, hah?! Masa kau buat aku menyentuh bibir Karasuma!
Kirio: siapa pula yang mau, Kujyou! -_-"
Karin: masa aku tunangan sama anak berkacamata! Dan surfix itu,,, -_-"
Suzune: huwee,, masa papa tidak bersama mama! Dan i-itu,, KENAPA KAU MEMBUAT AKU SE-ABSURD INI, BAKAHANA-NEE! *capslock jebol*
All: *sweatdrop*
Hana: -_-" (inner: kenapa mereka semua demo padaku?) kalau misalnya aku buat sesuai yang kalian inginkan, fic ini takkan terbuat.
Abaikan aja mereka, ne. *ditampol* baiklah,,
No bacot again,,
.
.
Mind to Review?
