Ansatsu (c) Matsui Yuusei

New Mother (c) anclyne

Asa(sr)Kara . Asano Gakuhou & Karasuma Tadaomi

warn: Yaoi, typo(s), drabble, Gakushuu side!

Happy Reading.

.


Gakushuu ingat dimana hari, ketika ayahnya—Asano Gakuhou tiba-tiba membawa pria, yang identitasnya ia ketahui sebagai asisten wali kelas E—Karasuma Tadaomi berkunjung ke rumahnya untuk makan malam. Sungguh, bagi Gakushuu itu adalah momen yang amat sangat langka.

Sejak ibunya meninggal, ia sama sekali tak menemukan tindak tanduk sang ayah, dekat wanita lain yang berpotensi menjadi seorang istri, juga ibu barunya.

Gakushuu tidak peduli jika suatu saat ayahnya akan menikah lagi. Selama ibu barunya tersebut bukan pelacur atau mengganggu kehidupan pribadinya.

Namun, siapa yang menduga jika setelah beberapa tahun terlewat. Di usia ayahnya yang hampir menginjak kepala empat, untuk pertama kalinya, mengundang seseorang untuk makan malam bersama. Dan seseorang itu berjenis kelamin pria.

Bukan maksud Gakushuu berpikiran negatif, tapi ia mengenal bagaimana sang ayah. Jika sampai mengajak seseorang ke rumah, hingga makan malam bersama, ia yakin ada sesuatu yang tidak normal.

Itu semua, ia buktikan ketika makan malam mereka berlangsung. Ekspresi sang ayah terlihat sangat berbeda, hanya ia yang dapat menangkap itu. Yang paling jelas adalah, bagaimana sang ayah menatap dan perlakuannya pada sang undangan.

"Kau suka hidangannya, Karasuma -sensei?" Gakuhou melirik melalui ekor matanya pada Karasuma, tanpa menghentikan aktifitasnya memotong daging steak di piring.

"Ya, ini lumayan." Jawab Karasuma setelah menelan daging steak -nya.

"Lumayan? Jadi apa makanan kesukaanmu?" Gakuhou menyuap potongan daging steak -nya dengan garpu.

Lensa violet Gakushuu terus memperhatikan perbincangan basi keduanya, dari balik kaca gelas air mineral yang sedang ia angkat.

"Aku suka, Onigiri."

"Onigiri? Kau bisa membuatnya?" Gakuhou menghentikan acara makannya untuk bertopang dagu menatap Karasuma di sampingnya.

Gakushuu masih memperhatikan.

"Aku bisa. Karena tinggal sendiri, aku harus memasak sendiri." Jawab Karasuma,

"Kalau tidak keberatan mungkin, aku ingin mencoba masakan buatanmu, Karasuma -sensei."

"UHUK!"

Gakushuu mendadak tersedak daging steak -nya. Suara tersedaknya sontak membuat dua pria dewasa di depannya menoleh. Tangannya segera mengambil gelas air mineral dan meminumnya cepat.

"Kau tidak apa-apa Asano -kun? Makanlah perlahan." Karasuma beranjak berdiri, menatap khawatir sambil mengulurkan sapu tangannya pada Gakushuu.

Setelah mereda, Gakushuu menatap sejenak uluran sapu tangan Karasuma, "tidak perlu, aku sudah tidak apa-apa. Terimakasih."

Karasuma kembali duduk.

"Itu tidak sopan, kau tau, Asano -kun. Makan sampai tersedak, perdalam lagi pelajaran tata krama-mu." Gakuhou mengkritik anaknya.

"Maaf, Mr. Board Chairman." Gakushuu dongkol, rasanya menyebalkan disalahkan akibat ulah ayahnya sendiri.

"Apa kalian selalu seperti ini?" Karasuma menatap Gakuhou.

"'Selalu seperti ini?'"

"Ya, maksudku, maaf bukan maksudku mencapuri urusan kalian tapi.. Menurutku kalian tidak seperti ayah dan anak."

"Jadi?"

"Kenapa kau tidak memanggil Asano -kun dengan namanya?"

Gakuhou tersenyum, menyiratkan banyak arti. Untuk kali ini, Gakushuu bahkan tidak dapat menebaknya.

"Aku paham maksudmu Karasuma -sensei." Tangan kanan Gakuhou menyentuh rahang tegas Karasuma. Si pemilik sedikit berjengit, namun tak berniat menyingkarkan tangannya. Gakushuu tegang.

"Bagaimana kalau kita buat kesepakatan?"

"Kesepakatan?"

"Kalau kau memanggilku dengan nama depanku, maka aku juga akan memanggil Asano –kundengan namanya saat pribadi."

Gakushuu hampir saja menggebrak meja. Apa maksudnya itu?!

"Kenapa harus aku?" Karasuma mengeryit heran.

"Tidak ada alasan lain, hanya ingin saja." Jawab Gakuhou santai. Lalu menarik tangannya dari rahang Karasuma.

Diam beberapa detik.

"Aku akan mencoba." Samar, rona merah menghias pipi Karasuma.

"Aku sangat menunggu." Gakuhou tersenyum puas.

Gakushuu benar-benar gagal paham. Berbagai pertanyaan memenuhi otak geniusnya. Mulai dari; mengapa ayahnya mengajukan kesepakatan aneh, Karasuma menyetujui, dan aura yang mendadak pink di depannya.

Semuanya terjawab saat ia meyempatkan mengintip ketika ayahnya mengantar Karasuma yang hendak pulang. Ia melihat dari balik jendela kaca, samar, ia tak dapat mendengar percakapan keduanya. Namun dapat melihat jelas. Lensa violet-nya hampir jatuh ketika melihat ayahnya merangkul Karasuma dan mengecup bibirnya. Lama. Berakhir dengan rona merah di wajah guru kelas E.

Gakushuu kembali ke kamarnya ketika sudah memastikan Karasuma pulang. Hanya satu kesimpulan yang ia dapat;

Sepertinya ia akan dapat ibu baru.

.

.

.

.


.


"Aku pulang, Asano –san. Terimakasih undangan makan malamnya." Pria berumur 28 tahun tersenyum lembut.

"Tidak perlu formal begitu, Karasuma -sensei." Gakuhou tertawa kecil, "santai sendikit. Bukankah kau ingin belajar memanggil nama depanku, hm?"

Karasuma membuang pandangannya ke samping.

"Itu semua demi Asano -kun. Walau aku tidak secara langsung mengajarnya, dia tetaplah muridku. Statusku seorang guru saat ini."

"Mengesankan sekali. Gakushuu pasti senang mendapatkan calon ibu baru sepertimu." Gakuhou menyeringai. Rasanya menyenangkan menggoda kekasihnya.

"Jangan bercanda." Karasuma menatap wajah Gakuhou sekilas, lalu berbalik membelakanginya. "Aku pulang, sampai besok." Kalau boleh jujur, Karasuma ingin cepat-cepat pulang dan meredakan detak jantungnya. Namun sayang, niatnya justru memancing Gakuhou untuk merangkulnya. Keterkejutannya bertambah saat ia sadar bibirnya telah disapu lembut dengan bibir duda satu anak di sampingnya.

Hanya beberapa detik, namun cukup membuat Karasuma yakin untuk segera pulang.

"Bodoh, bagaimana kalau Asano –kun melihat!" Karasuma menyeka bibirnya yang baru saja disentuh.

"Justru bagus, aku tidak perlu lagi repot-repot menjelaskan hubungan kita."

"Terserah kau saja." Tanpa membuang banyak waktu lagi, Karasuma masuk ke dalam mobilnya. Gakuhou benar-benar merasa mood -nya melonjak drastis. Tingkah Karasuma membuatnya gemas. Ia tidak sabar membawanya resmi untuk tinggal bersama.

"Kabari aku jika kau sudah sampai, Tadaomi." Gakuhou melambaikan tangan.

"Selamat malam." Ucap Karasuma sebagai balasan terakhir sebelum menjalankan mobilnya.

.

.

.


.


a/n:

oyeeee.. akhinya publis fik OTP perdanaahhh setelah sekian lama dilema /w/

udah lama sih ngendep di draft, karna Asa(sr)kara family dengan gakushuu itu idealkuu, yummy banget www tapi bingung mau jadi mutlichap drabble apa oneshoot:"" ngeri ini si om lipan ooc ngga ya? :'")

Terimakasih yang udah baca ((:

Dori.