In My Pocket

-Imperial Pair/Atobe Keigo x Tezuka Kunimitsu-

The Prince of Tennis © Takeshi Konomi

from Aqua Days

to you

.

.

.

Happy reading~

.

.


Ini rute yang biasa mereka lewati. Mereka baru saja makan di kedai ramen yang biasa dikunjungi. Bulan malam ini sama cerahnya dengan yang biasa mereka amati. Lagi, angin malam yang mengembus ringan tubuh mereka juga sudah biasa teresapi.

Lalu apa yang membedakan? Atobe Keigo bertanya-tanya.

Seharusnya dia bisa melakukannya.

"Tezuka, kau besok ada acara?"

"Latihan dengan Sanada. Ada apa?"

"Tidak apa-apa," jawab Atobe seraya memasukkan tangannya ke saku jaket. "Tenis?"

Melalui sudut mata, Atobe melihat Tezuka mengiyakan seraya mengangguk

"Ada apa?"

"Sudah kubilang tidak ada apa-apa."

Tezuka menatap Atobe penuh arti. "Kau yakin?"

"Aku hanya ingin bertanya. Itu saja."

Segaris senyum samar terulas di bibir Tezuka.

"Tidak cemburu?"

Mereka terus berjalan beriringan, sejajar dengan langkah yang sepadan dan ketukan yang terkadang saling menyusul. Atobe mengembus napas kecil. Uap putih meluncur pelan ke udara malam.

"Sedikit." Kepalan tangan Atobe mengerat di dalam saku, "Aku masih tidak suka dia dekat-dekat denganmu."

Tezuka menahan diri untuk tidak tertawa.

Mereka terus berjalan. Apartemen Tezuka sudah tidak jauh lagi. Atobe diam-diam merutuk dalam hati.

Mengapa. Mengapa begitu sulit untuk memasukkan sesuatu yang baru dan di luar dugaan ke dalam keseharian yang biasa. Padahal ia hanya butuh sekali ini saja.

Perlahan Atobe mendekat ke Tezuka. Tangan kirinya keluar dari saku jaket lalu mengambil tangan kanan Tezuka ke dalam genggaman. Mereka berdua terus berjalan. Kali ini dengan kesunyian yang nyaman.

Tak terasa apartemen Tezuka sudah di depan mata. Sang pemuda berkacamata melepas tautan tangan mereka. Atobe tersenyum.

"Besok kujemput."

"Ya."

"Sampai besok."

Tezuka membalas dengan anggukan.

Atobe berbalik. Baru tiga langkah ia mendengar Tezuka memanggilnya.

"Atobe."

Ia menoleh. Saat itu juga sebuah kecupan mendarat di bibirnya. Kedua mata Atobe membelalak.

"Sampai besok," bisik Tezuka dengan wajah bersemu.

"Masih ingin bersamaku?" segaris seringai mengantar pertanyaan Atobe.

"Selamat malam."

Tezuka buru-buru masuk.

Sosok pemuda berkacamata itu penuh menghilang. Yang tertinggal di luar mendongak, menunggu hingga salah satu ruangan yang sangat dikenalnya terang oleh cahaya lampu. Lalu ia kembali berjalan.

Sendirian. Dengan tangan yang kembali terpasang di dalam saku jaket. Tangan kirinya mengepal, mencoba mengingat kehangatan tangan Tezuka ketika mereka bergandengan. Tangan kanannya membelai sisi sebuah kotak yang terbalut kain lembut.

Mungkin tidak sekarang.

Kaki-kaki Atobe berhenti. Dikeluarkannya kotak itu dari jaketnya. Merah beludru. Atobe membukanya.

Sekali ini saja yang ia butuhkan bukan sekarang.

Atobe mengembalikan kotak itu ke tempat semula dan melanjutkan perjalan menuju apartemennya sendiri.

Ia ingin cepat-cepat sampai dan tidur. Tidak sabar akan hari esok. Di mana satu lagi waktu bersama Tezuka telah menanti dan akan terlewati bersama seperti biasa.

-FIN-


Hahaha, cheesy ya... /kapan kamu nulis ga cheesy