Min Yoongi 18 (30-12-1995)

Park Jimin 18 (13-10-1995)

Kim Taehyung 18 (10-03-1995)

Tanggal lahir Yoongi dan Taehyung di tukar chingu! Jadi Taehyung kakak! Ok!?


AN ANGEL

By: Minky ARMY

.

.

.

Seluruh isi cerita dari kulit-kulit sampai ke dalam-dalamnya adalah hasil karya saya sendiri. Pure from my sexy brain –and, yeah Yoonmin Is Mine :D

Rated M (antisipasi)

M-PREG

Typo(s) everywhere

Dont plagiarys

.

.

.

Suara piring dan sendok sahut-sahutan di ruangan tamu yang kini di tempati oleh tiga orang pemuda tampan. Dua di antaranya merupakan sahabat karib yang beberapa tahun belakangan menghabiskan hari mereka bersama-sama. Sedangkan selebihnya merupakan seorang sepupu yang dibawa oleh salah satunya. Mereka tampak akrab saling berbincang, berbagi cerita lucu, sedikit perdebatan dan akhirnya tertawa tanpa perduli malam yang kian larut.

Dua sahabat itu Park Jimin dan Kim Taehyung. setelah melewati hari kelulusan, keduanya sepakat untuk mengadakan perayaan kecil-kecilan hanya untuk mereka berdua saja; tanpa oranglain. Namun ditengah-tengah pesta taehyung tiba-tiba mendapat pesan dari sang ibu bahwa sepupunya dari Daegu telah datang dan ia harus menjemputnya. Taehyung yang penurut-pun lantas mengiyakan perintah sang ibu namun tetap dengan segala keisengannya, bukannya membawa sang sepupu yang kelelahan itu pulang ke rumah, ia malah membawanya bersama koper-kopernya disini. Di rumah loteng jimin. tempat pesta kecil-kecilan digelar.

Rumah loteng bergaya masa kini berukuran medium, ada pekarangan kecil di bagian depan, hanya ada sebuah kamar tidur, sebuah kamar mandi, satu meja makan, dan ruang santai/ruang tengah yang diisi sebuah televisi berukuran 24 inchi dan kursi sofa empuk berwarna merah; Disini mereka bertiga sekarang. setelah menyudahi aktifitas makannya. Tiga pemuda itu melanjutkan pestanya dengan menenggak minuman beralkohol yang masih terlalu asing untuk kerongkongan anak sekolahan yang baru lulus seperti mereka.

Jimin dan taehyung memiliki tingkat ke-isengan yang sama sejak dulu tidak pernah sulit menjatuhkan pilihan dengan sifat mereka yang hampir mirip; Termasuk pilihan untuk menghabiskan malam dengan cola atau minuman beralkohol yang kadarnya jauh di atas soju; keduanya dengan kompak memilih minuman beralkohol memabukkan yang kadar alkoholnya tinggi dengan dalih karena mereka bukan lagi anak SMA ingusan yang kerjanya berpura-pura taat dengan peraturan pemerintah korea.

" oh ayolah Yoongi.. kau tidak akan mabuk hanya dengan menghabiskan segelas kecil ini –ikh"

Taehyung dengan seringainya mengarahkan segelas minuman itu pada sepupunya yang sejak tadi hanya memasang wajah datar melihat tingkahnya bersama jimin yang sudah mulai keluar batas. "kau ini jahat sekali –ikh, tidak patuh pada hyungmu –ikh" bentaknya dengan sesegukan khas seorang yang tengah mabuk berat.

" tae-ah.. ireojima ! percuma memaksa orang lemah seperti dia. lihat saja nanti, pasti dia tidak akan bisa menyesuaikan diri dengan kehidupan perkotaan"

Nada meremehkan itu keluar dari bibir pemuda lain yang sudah sejak tadi membuat yoongi gemas ingin melemparinya dengan meja ruang tamu kalau saja dia bukan tuan rumah –dan lagi membuat yoongi merasa panas karena kesimpulan sepihaknya menyebut yoongi sebagai pemuda lemah. Enak saja. Begini-begini yoongi punya banyak keahlian, seperti membenarkan barang-barang rusak dan memahak, yeah meskipun tak jarang tangannya jadi korban.

Yang paling manis itu merubah tatapan datarnya menjadi tatapan tajam. Sebelah tangannya meraih gelas yang sejak tadi di sodorkan sepupunya padanya. Persetan dengan ibu taehyung yang akan mengejar mereka dengan pisau dapur jika mendapatinya pulang dengan keadaan berbau alkohol. Ia tidak perduli. Harga dirinya telah di remas-remas, dibanting kesana kemari dan dibuang ke lantai kemudian di injak-injak oleh orang sombong bernama jimin itu. ia tidak terima.

1 teguk

".."

2 teguk

–_–

3 teguk

..

Yoongi tumbang. Perkataan meremehkan dari jimin sejak tadi sepertinya mau tidak mau harus ia terima dengan lapang dada. ia yang tidak pernah sekalipun mencicipi bahkan menyentuh minuman haram itu ambruk hanya dalam tegukan ketiga yang bahkan belum masuk sepenuhnya dalam kerongkongannya. Salahkan jiwa mudanya yang mudah terpancing tantangan bahkan dari seorang yang sudah merusak moodnya sejak awal pertemuan mereka.

Tak lama tumbangnya yoongi, sang pemilik rumah juga ikut tumbang, sedangkan yang satunya lagi hanya tersenyum dalam kesadarannya yang minim melihat sepupu dan sahabatnya jatuh bertumpuk seperti buku-buku pelajaran di atas meja belajarnya yang malas ia baca.

" aku pulang dulu jimin! "

.

.

.

.

.

.

.


Yang cerah itu tengah bersinar dengan gagahnya di atas sana. membagikan cahayanya yang emas perlahan keseluruh sudut kota seoul tanpa terkecuali di rumah loteng yang masih terlihat sunyi dari biasanya. Belum ada suara sang pemilik tunggal yang bersiul atau bernyanyi dengan suara merdunya di dalam sana membuat burung-burung kecil yang beterbangan disekitarnya merasa perlu menggantikan nyanyian yang setiap pagi didengarnya dari sang pemilik rumah.

Mengintip kedalam rumah loteng bergaya masa kini itu, ruang tengah yang biasanya terlihat rapih dan bersih kini didominasi oleh beberapa bungkusan makanan serta botol-botol minuman kosong yang tergeletak secara acak kesana kemari, bahkan kursi empuk yang selalu duduk manis ditempatnya terlihat bergeser beberapa centi dari semula. 'berantakan' seperti itu kesannya.

Sementara sebuah kamar bernuansa ke-lelakian yang bisa dijangkau dengan menaiki beberapa anak tangga di atas sana sebenarnya tidak begitu layak untuk disebut berantakan, sebab sang pemilik selalu membersihkannya sampai kedasar-dasar. Hanya saja pagi ini ada beberapa potong kaos, kemeja dan jeans yang tergeletak persis di bawah ranjang king size yang ditempati oleh dua orang yang bersembunyi dalam gulungan selimut

" ngghh " leguhan merdu menginterupsi. Membuat yang mendengarkan memperoleh kesadaran secepat kilat. Yoongi membuka paksa kedua mata sayunya dan terdiam diakhir pergerakannya. Kedua maniknya melebar berusaha keras mengingat kejadian yang dilaluinya semalam bersama sang pelaku yang tertidur tanpa sehelai kainpun disampingnya. Persis seperti penampilannya yang saat ini juga hanya ditutupi oleh sebuah selimut. Oh jangan lupakan rasa sakit di tubuh bagian bawahnya yang begitu mencengkram.

" ahh sakit! apa yang sebenarnya terjadi?"

Yoongi tersandar pasrah di sandaran ranjang. Meremas keras surai hitam legamnya, Menatap kosong keadaan disekitarnya dengan mata berkaca-kaca sampai yang tertidur disampingnya terbangun dan ikut mendudukkan diri di atas ranjang yang belum pernah sekalipun ditempati orang lain selain dirinya bahkan taehyung sahabatnya sendiri.

Keduanya terdiam, beradu pandangan kosong dengan mulut yang dibiarkan menganga kecil menyimak cuplikan kejadian-kejadian semalam yang terputar layaknya sebuah kaset di dalam dikepalanya.

" Aaaaargh!"

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.


Satu Bulan Kemudian.

Kali ketiga yoongi ditemukan pingsan di kamar mandi rumah taehyung. setelah memuntahkan seluruh isi perutnya yang hanya berisi cairan bening yoongi untuk pertama kalinya harus dibawa ke rumah sakit oleh taehyung, sebab sang ibu yang setiap pagi-pagi buta sudah harus berangkat bekerja tidak berada di rumah dan tidak mengetahui perkembangan yoongi karena jarang bertemu.

Sampai di rumah sakit terdekat, yoongi berbaring untuk mendapatkan pemeriksaan sedangkan taehyung menunggu dengan cemas tak jauh darinya. yoongi yang lemah belakangan ini membuat taehyung makin khawatir dan bertanya-tanya –sampai suara sang dokter memecah seluruh pertanyaan yang bersarang di kepalanya sejak kemarin.

" Yoongi-ssi tengah hamil "

Taehyung terlonjak hampir jatuh dari kursinya. Maniknya melebar, wajah blanknya terpatri dengan tampannya Sedangkan yang terbaring lemah hanya menyuarakan ekspresinya lewat tangis dan tubuh bergetar hebat.

Tidak ada gunanya menghakimi diri karena kenyataan pahit ini. yoongi maupun taehyung hanya membisu sampai disepanjang perjalanan meninggalkan rumah sakit. Pandangan kosong yang berlomba mereka perlihatkan menemani langkah demi langkah keduanya sampai di depan sebuah rumah loteng yang begitu akrab.

Taehyung berdiri dengan pandangan kosongnya menatap satu persatu anak tangga menuju rumah loteng jimin seolah kakinya melewati anak tangga itu dan bertemu dengan sang pemilik rumah kemudian menghabisi wajahnya yang tirus. 'berhayal' kenyataannya taehyung terlalu menyayangi jimin. Persahabatan yang terjalin selama 3 tahun itu masih sebatas tendang-tendangan, mengatai, membully dan jitak-jitakan kepala.

" tae-ah.. kenapa kita kesini?"

Suara serak akhirnya terdengar, taehyung seperti disayat-sayat hatinya. Mengingat kebodohannya sebulan lalu meninggalkan yoongi berdua dengan jimin disini dalam keadaan mabuk membuat kepalanya serasa mau pecah. Setidaknya kalau ia disana saat itu mungkin jimin tidak akan khilaf menyentuh sepupunya yang masih pure.

" kita akan memberitahunya" mencoba setenang mungkin, taehyung berbalik meyakinkan yoongi lewat tatapan menenangkannya "aku bersamamu oke?"

" tidak tae! Jebal ! aku akan menggugurkannya. Aku tidak pantas mendapatkan anak ini dalam tubuhku. Aku namja. Kumohon jangan biarkan orang itu tahu "

Yoongi menarik lengan taehyung, susah payah bersuara menahan sang sepupu yang mulai menggerakkan kakinya menuju jimin di atas sana. " ayo pulang " ujarnya dengan peluh diseluruh wajah pucatnya, seluruh tubuhnya terasa berat bahkan sekedar bergerak beberapa centi. Dan Taehyung-pun mengalah, menatap yoongi dengan tatapan hangatnya kemudian berjongkook di hadapannya

" naik ke punggungku!"

" tidak! aku masih kuat tae "

" naik atau ku panggil jimin sekarang juga! "

" hn –_–"

membiarkan tubuh kecil sepupunya memeluk bahunya dan melingkarkan tangan dileher jenjangnya. Taehyung berjalan dengan pelan sambil menceritakan hal-hal menyenangkan untuk menghibur yoongi yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri. Mendengar pemuda manis itu akhirnya tertawa kecil di pundaknya membuat taehyung sedikit bernafas lega dan mulai mendapat sedikit pencerahan.

Sesampai dirumah, taehyung membawa yoongi kedalam kamar mereka berdua. Menurunkan tubuh kecil yang tertidur di gendongannya dengan sangat hati-hati. Di dalam kamar ini, taehyung dan yoongi berbagi tempat tidur atas perintah sang ibu agar keduanya lebih akrab setelah beberapa tahun terpisahkan, tidak ada penolakan dari keduanya meskipun taehyung berkali-kali harus menahan diri karena pesona yoongi yang menandingi gadis-gadis seksi di sekolahnya bahkan hanya dalam balutan pakaian rumahan yang tipis tak jarang transparan memperlihatkan lekukan tubuh beningnya.

" aku tidak akan membiarkanmu menderita sendirian yoongi. kalau-pun ia sahabatku aku tidak akan membiarkan siapapun menyakiti adikku " Taehyung mengusap peluh di pelipis yoongi, menyeka poni yang senantiasa menutupi dahi pucatnya dan menaikkan selimut hingga menutupi sampai dadanya. Ditatapnya sebentar wajah pucat itu sebelum ia beranjak dari sana.

Kembali pada rencananya, taehyung bertekad untuk tetap menemui jimin hari ini. memberitahu segalanya tentang kejadian yang menimpa sepupunya karena perbuatan lalai jimin juga dirinya malam itu.

...\^^/...

" hei chingu !" sapa ramah sang tuan rumah begitu melihat sahabat baiknya berjalan masuk dari arah pintu menatapnya dengan garang –dan,

BUG!

" mian chingu. Kali ini biarkan tanganku bermain sebentar dengan wajah tampanmu "

" Yak.. neo! Apa maksudmu? Kau mau mati?"

BUG!

" Wae? Ada apa denganmu kim taehyung? Sejak kapan persahabatan kita jadi sebrutal ini uh?"

Jimin mengusap perlahan sudut bibirnya yang ngilu, menegakkan badan atletisnya menghadap sang sahabat karib yang datang dengan penampilan berantakan di jam yang bukan taehyung sekali untuk berada di rumahnya.

" Sebulan lalu, kau menyembunyikan sesuatu dariku! Right ?"

" Apa maksudmu Kim Taehyung?"

" Yoongi hamil anakmu!"

O_O

Jimin melebarkan maniknya sampai rasanya dua bola indah itu akan melompat dari sana. dengan susah payah ia menelan saliva. Sumpah demi apapun, ia masih terlalu muda untuk mengambil tanggung jawab sebesar itu, menghamili anak orang. terlebih itu adik dari sahabat kesayangannya. tidak salah jika taehyung memukulnya dengan keras bahkan lebih dari sekali. Jimin tahu betul perasaan sahabatnya ini.

" tapi tae.. bagaimana bisa seorang laki-laki -

" silahkan pikirkan itu dengan akalmu sendiri jimin! tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. kata-katamu sendiri! Lagipula, apa hormon-mu bertambah sebanyak itu sampai adik sahabatmu sendiri kau makan?"

Taehyung menghempaskan tubuhnya di atas sofa sambil memijat pelipis yang tiba-tiba berdenyut melihat ekspresi super mengejutkan dari sahabat yang selama ini di anggapnya Straight. Sedetik kemudian matanya menerawang keseluruh penjuru ruangan bersamaan dengan bekerjanya otak jeniusnya yang kadang datang –menurut jimin.

" Ayo pikirkan langkah selanjutnya jimin! "

Jimin menghela nafas. Ikut tumbang disebelah taehyung tanpa berkata apapun. Kepalanya masih berproses. Kali ini agak lambat dari dia yang biasanya sebab segerombolan pemikiran yang lain juga tiba-tiba datang menghantam kepalanya

" dengar baik-baik kawan. Kalau kau bukan sahabatku aku sudah menghabisimu sejak tadi. asal tahu saja aku sudah menemukan yoongi pingsan sebanyak tiga kali di dalam kamar mandi –dan Entah berapa banyak selebihnya yang tidak tertangkap olehku "

Jimin mengusap kasar wajahnya, mendongak menatap langit-langit rumahnya. Jantungnya berpacu sangat cepat mendengar penuturan sang sahabat.

" tubuhnya yang kecil, paras cantiknya, kulitnya yang halus sejak dulu memang membuatku ragu dengan gender pria yang sandangnya. Tapi itulah kenyataannya, dan kini lagi-lagi dia mengejutkanku dengan bayi kecil yang ternyata sudah hampir sebulan berkembang didalam perut kecilnya "

O_O

Lagi, jimin melebarkan maniknya. Menegakkan badan dari aktifitas menyandarkan diri kemudian menatap tepat di mata taehyung mencari kebohongan yang bisa saja orang itu sembunyikan disana. sialnya ia tidak menemukan itu. Persahabatan yang lama dengan pemuda hiper ini membuat jimin percaya dengan penuturan menggelitik-nya. 'bayi kecil' jimin tersentuh.

Berbicara soal bayi, taehyung mengingat sesuatu, " Astaga! benar, bayinya" –teriaknya seraya menepuk dahi sangat keras kemudian berdiri dan berjalan ke arah pintu dengan gelisah. Jimin yang melihatnya turut bangkit dan berjalan mengekorinya tidak kalah gelisah. " ada apa lagi ?" –tanya nya begitu taehyung berhenti didepan pintu.

" aku meninggalkan yoongi sendirian di rumah. aku lupa kalau beberapa saat yang lalu dia sempat menyebut akan menggugurkan bayinya. Dia bisa saja bertindak gila saat bangun dan menyadari tidak ada siapa-siapa di rumah selain dia "

" mwo? Jangan bercanda !"

" Arrggghh jinjja.. aku bisa gila "

.

.

TBC–


–Pemanasan–

Eotte?

Aku pengen liat reaksi reader sekalian tentang keajaiban luar biasa di ff ini, M-PREG. Entah kenapa saya selalu tertarik dengan topic semacam ini. yeokshi hanya ada di FF. Kapan lagi dan dimana lagi. mari kita wujudkan mereka disini *hahahak

From Min ki to you !

Mind to review~

–please say something about this fanfiction–