Those Stars Are Still Shining
Chapter 1
Naruto belongs to Masashi Kishimoto, but this fict belongs to Viona Zhang and Vanny Zhang
Rated: T+
Genres: Romance, Friendship, Hurt/Comfort, Drama
Warning: OC, OOC, REVERSE HAREM, author masukin 2 chara Kuroshitsuji sebagai figuran, Typos bertebaran, alur ngebut, dsb
(A/N: Chapter ini dibuat oleh Vanny Zhang dan chapter selanjutnya akan dibuat oleh Viona Zhang.)
Minato = 14 tahun
Kushina = 14 tahun
Fugaku = 15 tahun
Mikoto = 12 tahun
Naruto = 14 tahun
Hinata = 13 tahun
Sasuke = 15 tahun
Sakura = 15 tahun
HAPPY READING!
"Hiks.. Hiks.." Air mata terus mengalir deras dari mata onyx gadis kecil itu.
"Tidak apa-apa. Jangan menangis! Onee-san akan melindungimu." Kata gadis kecil lain yang tampak sedikit lebih dewasa dari gadis kecil sebelumnya. Ia membelai rambut hitam gadis kecil yang sedang menangis itu.
"Onee-san, kemana orang-orang ini akan membawa kita?" Tanya gadis kecil bermata onyx itu sambil menghapus air mata yang terus mengalir dari matanya.
"Onee-san juga tidak tahu."
Mikoto nama gadis bermata onyx itu. Ia adalah seorang anak yatim-piatu yang ditemukan di pinggir jalan saat masih bayi. Sedangkan, gadis yang tadi membelai rambutnya bernama Kushina. Ia memiliki rambut panjang berwarna merah, semerah darah dan mata berwarna ungu bagaikan batu violet. Ia juga ditemukan di jalanan saat masih bayi, namun jalanan yang berbeda dengan Mikoto tentunya.
Dan.. Disinilah mereka sekarang. Di sebuah mobil mewah berwarna hitam yang disetir oleh seorang lelaki yang memakai baju serba hitam. Mereka berdua dijual sebagai budak pada orang tersebut.
Tak berapa lama, mobil tersebut berhenti di sebuah rumah yang besar dan megah. Bahkan Mikoto harus mendongak agar dapat melihat puncak rumah tersebut.
Lelaki yang tadi menyetir itu pun turun dari mobil dan membukakan pintu mobil bagi Mikoto dan Kushina.
"Arigatou." Kata Mikoto dan Kushina secara bersamaan. Kemudian, mereka berdua pun turun dari mobil hitam tersebut.
"Perkenalkan, namaku Sebastian Michaelis, butler keluarga Phantomhive." Kata lelaki yang ternyata bernama Sebastian tersebut.
Lalu tiba-tiba ada 7 orang anak muncul. Di antara 7 orang anak itu ada seorang anak yang tampil sangat mencolok. Ia menggunakan penutup mata bak bajak laut di mata kanannya. Tangan kirinya memegang sebuah tongkat yang membantunya untuk berjalan. Dan baju yang ia pakai pun tampak seperti seorang bangsawan.
"Bocchan, ini sudah kubawakan 2 anak yang kau minta." Kata Sebastian sambil tersenyum dan membungkukan badannya. Anak yang dipanggil bocchan itu hanya mengangguk.
"Selamat datang. Namaku Ciel Phantomhive. Kepala keluarga Phantomhive." Kata anak yang ternyata bernama Ciel itu.
"Aku memang membeli kalian sebagai budak, namun bukan itu tujuanku. Aku akan mengangkat salah satu dari kalian menjadi anak didikku. Aku akan menyekolahkannya sampai ke tingkat universitas. Tetapi... Untuk itu, kalian harus masuk ke rumah yang sekarang ada di hadapan kalian ini. Di rumah itu, tersembunyi banyak sekali senjata. Kalian bisa menemukannya di mana pun. Dan.. Aku ingin hanya 1 dari kalian saja yang keluar dengan selamat. Jika tidak, maka kalian semua akan kubunuh." Kata Ciel sambil menyeringai iblis pada kalimat akhirnya.
Semua anak yang ada di sana langsung tersentak kaget. Mikoto langsung mengenggam tangan Kushina erat.
"Nah, sekarang kalian bisa memulai permainannya." Kata Ciel sambil tersenyum sinis, kemudian ia berjalan meninggalkan mereka dan masuk mobil. Setelah itu, Sebastian membawa kedelapan anak itu untuk masuk ke rumah mewah tersebut kemudian mengunci pintunya.
~Keadaan di dalam rumah..
Suasana hening. Tidak ada satupun dari mereka yang berbicara. Mikoto mengenggam erat tangan Kushina. Sejak kecil, Mikoto memang pemalu dan mungkin bisa dikatakan ia juga penakut. Ia selalu bersembunyi pada Kushina dan bertumpu pada Kushina. Oleh sebab itu, meskipun mereka bukan saudara, mereka sudah sangat dekat sejak kecil.
"Kalian saudara?" Tanya seorang lelaki berambut kuning jabrik dan bermata biru safir cerah.
"Bukan. Kami hanya teman.. Tapi kami sudah sangat dekat sejak kecil." Jawab Kushina sambil tersenyum.
"Oh.. Begitu. Perkenalkan namaku Uzumaki Naruto. Panggil saja aku Naruto!"
"Yoroshiku ne, Naruto-kun!" Kata Kushina sambil tersenyum manis. Naruto terpaku sesaat melihat Kushina, baginya senyum Kushina sangatlah... Cantik. Tidak, bukan senyumnya, tapi Kushina memanglah sangat cantik.
"Mm... Bagaimana jika kita memperkenalkan diri kita sambil duduk. Lihat, disana ada meja dengan 8 kursi." Kata seorang lelaki yang mirip dengan Naruto, namun ia tampak lebih dewasa. Kushina dan anak yang lainnya pun mengangguk setuju dengan usul anak tersebut.
Mereka pun duduk dengan posisi wanita di bagian kanan dan laki-laki di bagian kiri. Di paling ujung kanan ada Naruto yang berhadapan dengan seorang gadis berambut indigo dan bermata lavender. Lalu di samping Naruto, ada anak yang tadi mengusulkan untuk duduk. Ia duduk berhadapan dengan Kushina. Di samping anak tersebut, terdapat seorang anak lelaki berambut hitam dan bermata onyx tajam. Ia berhadapan dengan Mikoto. Sedangkan di bagian paling ujung kiri, ada seorang anak lelaki berambut hitam raven dan bermata onyx yang berhadapan dengan seorang gadis berambut pink dan bermata hijau emerald.
"Namaku Namikaze Minato. Panggil saja aku Minato!" Ucap lelaki yang tadi menyarankan untuk duduk itu.
"Namaku Kushina. Yoroshiku ne!" Kata Kushina sambil tersenyum manis. Naruto kembali blushing karena Kushina tersenyum.
'Ada apa denganku?' Batin Naruto.
"Eh? Kau tidak memiliki marga?" Tanya Minato.
"Tidak. Aku ditemukan di pinggir jalan sejak bayi." Jawab Kushina sambil tersenyum miris.
"Namaku Mikoto." Ucap Mikoto sambil menundukan kepalanya.
"Yoroshiku ne Mikoto-chan. Kau juga tidak memiliki marga seperti Kushina-chan ya?" Kata Minato ramah. Mikoto hanya membalas dengan anggukan kecil.
"Namaku Hyuuga Hinata. Dahulu ayahku adalah seorang pengusaha sukses, namun tiba-tiba, pada suatu hari seorang perampok membunuh seluruh keluargaku kecuali aku yang saat itu sedang pergi." Kata gadis yang berada di hadapan Naruto dengan raut sedih.
"Ah.. Begitu. Aku turut sedih." Kata Naruto pada Hinata. Hinata yang tadinya menunduk pun mulai mendongak.. Ia melihat sepasang mata safir yang sedang memandangnya dengan tatapan kasihan. Jujur saja, ia tidak menyukai tatapan kasihan itu, namun ia menyukai mata safir yang sewarna dengan lautan itu. Mata itu membuat hatinya serasa tenang.
"Namaku Uzumaki Naruto. Mungkin kalian tadi sudah tahu." Kata Naruto sambil nyengir menampakan deretan gigi putih susunya.
"Uchiha Fugaku." Kata lelaki yang berada di hadapan Mikoto dengan singkat, jelas, dan padat. Semua yang ada disana langsung terdiam. Tidak ada satupun yang berbicara.
"Ah, dia dingin seperti biasanya." Kata Minato memecah keheningan.
"Hnn.." Jawab Fugaku datar.
"Uchiha Sasuke." Semua kembali diam melihat itu. Kini mereka bertemu orang dengan marga sama dan sifat yang sama.
"Anoo.. Fugaku-kun dan Sasuke-kun saudara?" Tanya Kushina dengan sedikit ragu.
"Bukan." Jawab Fugaku dan Sasuke bersamaan.
"Oh.. Souka." Kata Kushina sambil tersenyum dengan senyum yang terkesan dipaksakan.
"Nah, sekarang hanya tinggal aku. Namaku Haruno Sakura. Aku datang ke sini bersama Hinata" Kata gadis yang berada di hadapan Sasuke sambil tersenyum manis.
"Yoroshiku ne Sakura-chan." Kata Minato ramah.
"Hmm.. Jadi aku datang bersama Mikoto-chan. Sakura-chan datang bersama Hinata-chan. Minato-kun datang bersama Naruto-kun. Dan Fugaku-kun datang bersama Sasuke-kun. Begitu?" Kata Kushina dengan posisi berpikirnya.
"Tidak. Kau salah. Aku datang kesini bersama Fugaku. Sedangkan Naruto, dia datang bersama Sasuke." Jelas Minato tetap dengan nada ramahnya dan senyuman khasnya.
Setelah itu, semua asyik berbincang-bincang sendiri kecuali Mikoto yang menundukan kepalanya, malu. Tidak. Mikoto tidak sedang malu sekarang. Ia sedang berpikir, ada yang janggal dengan semuanya. Ya, pasti ada yang janggal. Ia yakin itu.
Mungkin semua orang mengira lukisan yang digantung di tembok dekat mereka itu biasa saja. Tapi, bagi Mikoto lukisan itu ada yang janggal. Isi lukisan tersebut adalah segi enam yang setiap sudutnya memiliki warna. 3 sudut bagian kiri berwarna hitam dan 3 sudut bagian kanan berwarna biru. Di tengah segi enam tersebut ada 3 lingkaran kecil berwarna berbeda-beda, yaitu hijau, putih, dan ungu. Jika dugaan Mikoto tidak salah itu adalah ...
"Hei Mikoto. Kenapa kau daritadi diam saja?" Kata Sakura membuat lamunan Mikoto buyar.
"Ma-maaf." Kata Mikoto dengan suara yang sangat pelan. Tiba-tiba cacing di perut Sakura berbunyi, membuat muka Sakura sangat merah, menahan malu.
"Maaf. Aku belum makan sejak kemarin." Kata Sakura sambil menundukan kepalanya, menyembunyikan mukanya yang sudah semerah tomat.
"Akan coba kuperiksa kulkas disini." Kata Kushina. Kemudian ia bangkit dari duduknya dan pergi memeriksa kulkas yang letaknya tidak terlalu jauh dari mereka.
"Wahh.. Ada banyak sekali makanan disini! Bahkan mungkin cukup untuk kita makan selama 1 bulan." Kata Kushina. Karena tertarik, Sasuke pun mendatangi Kushina dan ikut melihat. Namun, entah kenapa ketika melihat, Sasuke justru fokus pada Kushina yang sedang tersenyum gembira sambil memilih-milih makanan.
'A-ada apa denganku?' Batin Sasuke.
"Ini! Kau bawa ke meja ya Sasuke-kun." Kata Kushina sambil tersenyum dan menyerahkan setumpuk makanan ke tangan Sasuke. Ada berbagai macam makanan, mulai dari makanan sayur-sayuran yang telah dimasak dengan berbagai bahan makanan lain, buah-buahan, makanan penutup seperti cokelat, pudding, es krim, dan masih banyak lainnya.
Namun, entah kenapa muka Sasuke dengan sukses langsung memerah karena melihat senyum Kushina. Ia langsung mengembalikan semua makanan itu ke tangan Kushina.
"Tidak mau. Jika kau mau, bawa saja sendiri! Kau kira kau siapa." Kata Sasuke sambil memandang arah lain.
"Ah... Mukamu merah. Apa kau demam?" Tanya Kushina dengan nada khawatir. Kushina menaruh semua makanan itu di meja yang ada di samping kulkas dan memeriksa suhu badan Sasuke dengan cara menempelkan tanggannya di dahi Sasuke. Namun, yang terjadi adalah muka Sasuke bertambah merah.
"K-kau sebaiknya cepat siapkan makanan saja." Kata Sasuke sambil berjalan pergi meninggalkan Kushina. Kushina hanya mengangguk, mengira bahwa Sasuke seperti itu tadi karena kelaparan.
Kushina pun memanasi beberapa makanan. Setelah itu, ia menaruh makanan itu beserta beberapa makanan ringan lainnya ke meja.
"Ittadakimasu." Kata semua orang yang berada di sana secara bersamaan. Setelah itu, semuanya pun memakan makanan yang tersedia di meja dengan lahap termasuk Kushina. Mungkin nyaris tidak ada yang sadar hal ini. Mikoto memakan makanan tersebut sambil memikirkan suatu hal.
'Entah ini perasaanku saja atau bukan, tetapi makanan disini nyaris tidak ada yang mengandung karbohidrat dan lemak. Semuanya... Adalah makanan yang tidak memberikan tenaga sama sekali. Bahkan jenis sayuran dan buah nya pun juga tidak ada yang mengandung karbohidrat dan lemak.' batin Mikoto.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Setelah makan, mereka semua pun melihat-lihat sebagian rumah yang sangat lebar tersebut. Kemudian, mereka memilih kamar masing-masing, kecuali Mikoto yang memilih tidur bersama Kushina.
~Di dalam kamar Kushina dan Mikoto...
Kushina sedang bercermin sambil menyisir rambut merahnya yang panjang. Jarang sekali ia mendapat kesempatan untuk menyisir rambut, oleh sebab itu, ia tidak akan melewatkan kesempatan kali ini.
"Nee, Kushina onee-san." Panggil Mikoto seusai mengganti bajunya dengan piyama yang tersedia di kamar itu.
"Hmm? Nani?" Tanya Kushina tetap tidak mengalihkan pandangannya dari cermin.
"Apa kau tidak merasa aneh?" Tanya Mikoto sambil duduk di pinggir kasur.
"Aneh? Aneh kenapa?"
"Misalnya... Apa kau tidak merasa aneh dengan makanan tadi."
"Ada apa makanan tadi? Menurutku sangat lezat."
"Bukan begitu. Maksudku, apakah kau tidak merasa bahwa semua makanan tersebut tidak ada yang mengandung karbohidrat ataupun lemak!? Tidak ada makanan yang memberi kita tenaga." Kata Mikoto.
"Mungkin saja, sang Earl Phantomhive itu tidak sengaja membeli makanan-makanan yang kebetulan tidak mengandung karbohidrat dan lemak." Kata Kushina tetap melanjutkan aktivitas menyisir rambutnya.
"Lalu, apakah kau tidak berpikir ini sangat tenang. Tidak. Ini terlalu tenang sekali, sampai membuat kita tidak dapat menyadari monster dalam kegelapan yang siap memakan kita sewaktu-waktu." Kata Mikoto sambil menompangkan kepalanya di tangan kanannya.
"Mikoto-chan, kau terlalu banyak membaca novel detektif. Berhentilah membaca sesuatu seperti 'Death Note' dan sebagainya." Kata Kushina sedikit kesal.
"Tidak. Bukan itu, karena terlalu tenang, ini patut dicurigai. Mana mungkin Earl Phantomhive itu membiarkannya setenang ini. Apa dia tidak berpikir jika kita tidak mau saling membunuh bagaimana!? Meskipun semua jendela dan pintu dikunci, bagaimana jika kita bekerja sama membuka pintu dengan paksa atau memecah kaca jendela!?" Kata Mikoto dengan penekanan di berbagai kalimat.
"Ah, kau terlalu banyak berpikir Mikoto-chan. Mungkin saja Earl Phantomhive itu bodoh sehingga tidak memikirkan hal itu." Kata Kushina santai.
"Tidak. Dia sama sekali tidak bodoh. Dia sangat pintar. Bahkan lebih pintar dari yang kubayangkan saat bertemu pertama kali dengannya." Kata Mikoto.
"Huuh.. Sudahlah Mikoto-chan." Kata Kushina sebal. Tiba-tiba Mikoto bangkit dari duduknya dan memberikan sebuah pistol pada Kushina. Sontak Kushina langsung berhenti menyisir rambutnya.
"Ambil ini! Untuk jaga-jaga jika ada 'sesuatu' yang mengancam dan juga... Untuk jaga-jaga jika salah satu dari anak tersebut menyerangmu." Kata Mikoto. Kushina meletakkan sisirnya.
"Mikoto-chan... Apa kau mencurigai teman-teman baru kita?"
Mikoto membalas dengan anggukan, "begitulah sifat manusia, onee-san. Saat mereka terpojok, mereka akan melakukan apapun asal diri mereka selamat dan mengorbankan orang lain."
Kushina pun menerima pistol tersebut.
"Darimana kau menemukan pistol tersebut?" Tanya Kushina sambil mengerutkan keningnya.
"Aku menemukan beberapa benda di kamar ini. 2 buah pistol, 3 buah panah, 1 buah pedang, dan 5 buah keris. Tempatnya bermacam-macam, seperti dibalik pot, dibalik bantal, dibalik karpet, dibalik korden, di dalam lemari, dan lainnya." Jawab Mikoto.
"Oh.." Jawab Kushina ber-oh ria.
"Ingat, jangan pernah percaya pada satupun mereka! Mereka datang kepada Earl itu jauh lebih dulu dari kita, kita tidak tahu apa yang terjadi sebelum kita datang." Kata Mikoto dengan nada serius.
"Ha'i ha'i ha'i Detektif Mikoto-san." Kata Kushina dengan nada meremehkan.
'Jelas sekali, di seluruh bagian rumah ini selalu ada hal ganjil. Apa yang sebenarnya Earl itu pikirkan?'
-TBC-
Konichiwa minna-san. Author Vanny Zhang balik ke fandom MinaKushi.. Tapi kali ini collab sama Viona Zhang :D selamat datang di fandom MinaKushi ya, Viona jie jie ^^
Mungkin sekian note dari Vanny (Reader PoV: tumben pendek), sayonara di ch 3 (?) MIND TO REVIEW? ;)
