Disclaimer, Tadatoshi Fujimaki

Jam antik yang pernah menjadi barang keberuntungannya musim gugur tahun lalu menunjuk malas angka satu. Kacamatanya berembun di atas daun momiji di sebelah tempat tidurnya, beberapa kedipan warna kuning menyusuri bingkai tebalnya sebelum terbang keluar jendela yang terbuka, bergabung dengan bintik bintang yang saling berbisik.

Pohon sakura yang mulai meranggas bercahaya redup di bawah bulan baru yang menunjukkan jalan di tengah kegelapan. Wisteria yang bermekaran menghias halaman dengan rona ungu dan biru pucat. Sulur Morning Glory yang merambat di bingkai jendela menjadi tempat bermain beberapa Nimph kayu. Kunang-kunang berkedip mengikuti irama cicadas musim panas yang belum lelah dan jangkrik yang mulai beraktifitas.

"Shin-chan?" seorang remaja bersurai raven memanggil pemilik kamar hampa yang hanya berisi tempat tidur dan semua tumbuhan dari luar kamar. "Hallo!" serunya yang duduk di antara sulur lebat yang lebih mirip akar pohon.

"Kazunari?" satu kata balasan dan wajah Kazunari bersinar oleh kebahagiaan. Dia terkekeh seperti anak kecil.

"Mou, Shin-chan!" dia tersipu. Melambaikan tangannya pada pemuda yang pandangannya kabur tanpa bantuan kacamata. Terlebih dengan hanya jamur-jamur di dinding yang menjadi penerangan kamar itu.

Shintarou menoleh ke samping tempat tidurnya, mendapati daun-daun yang menumpuk tinggi di bawah kacamatanya berubah menjadi bunga matahari yang merona pudar dalam gelap. Memasang kacamatanya, Shintarou berkedip menyesuaikan pandangannya lalu beralih kembali pada sang elang yang tengah dipeluk oleh batang berduri mawar putih liar.

"Nah! Mau jalan-jalan sebentar?" Kazunari menyuarakan pertanyaan yang sama untuk kesekiankalinya dalam beberapa tahun terakhir.

"Jangan bodoh Kazunari. Aku tidak punya kaki yang bisa ku gunakan untuk berjalan-jalan. Atau sayap untuk sekedar mendampingimu berkeliling." dan jawaban yang sama. Kazunari merengut lalu menghela napas sebal. Sebelum sosok dirinya hilang bersama cahaya matahari yang jatuh bersama keheningan serangga yang melafalkan lagu bersua mantera semalaman.

"Midorima-san, selamat pagi!" sang perawat masuk dengan senyuman, meski yang Shintarou lihat hanyalan siluet kuning yang membentuk tubuh seorang wanita.

"Kazunari mengajakku berjalan-jalan lagi malam ini." hanya itu yang diutarakan Shintarou sebelum membisu hingga malam berikutnya dia bertemu Kazunari pandangannya hampa menerawang ke dinding di seberang pintu masuk. Sang perawat menegang mendengar nama mantan kekasih Shintarou, sebelum beralih menuju ranjangnya yang mengisi kamar putih kosong yang hanya berupa dinding, lantai, langit-langit dan pintu masuk dengan ventilasi beruji. Perawat itu membuka selimut Shintarou untuk mendapati belenggu di kaki pasiennya memiliki bekas cakaran baru.

.

Silahkan kembangkan imajinasi kalian sendiri-sendiri ini hanya drabble AU tanpa tujuan tertentu... /authordibuang