Disclaimer : bleach tetap punya Kubo Tite–sensei ya….. ^^

Pairing : Hitsuhina

Author : Momo Saitou

The Lost Memory

Sendainya aku dapat memutar waktu kembali..

Pasti aku takkan pernah membiarkannya pergi dari hidupku...

Meninggalkan perasaan yang belum pernah aku katakan padanya..

Aku ingin dia melihatku dan menatapku betapa aku sangat menyesal..

Kini hanya ada kegelapan di hidupku..

Dan juga kegelapan di hatinya..

Tapi aku yakin,,

Akan ada setitik cahaya yang dapat mengantarku..

Ketempat dirinya berada...

CHAPTER 1

Pagi itu suasana di Karakura High School sangat ramai, siswa–siswi sudah mulai masuk sekolah kembali setelah liburan musim panas yang panjang. Mereka datang dengan wajah yang berseri–seri, bahkan ada yang tertawa senang sambil menceritakan liburan musim panas mereka. Walaupun seperti itu, banyak juga siswa–siswi yang masuk sekolah dengan tampang membosankan, biasa penyakit liburan, jika waktunya masuk sekolah kembali ada saja perasaan malas, rasanya ingin menambah liburan satu minggu lagi.

"Pagi Momo-chan!" sapa seorang gadis bermata violet yang diketahui bernama Rukia Kuchiki.

"Pagi juga Rukia-chan!" jawab Hinamori seraya memberikan seulas senyum.

"Mmm… sepertinya ada yang lain denganmu?" selidik Hinamori sambil memberikan tatapan heran. "Rambutmu dikuncir Rukia?"

"Eh...i…iya.." jawab Rukia malu–malu." habis nee-san yang menyuruhku, katanya aku harus merubak sedikit model rambutku."

"Hahahaha.. tapi kau lebih manis seperti ini Rukia, pasti Kurosaki akan terpesona melihat mu!" puji Hinamori sambil meledek sahabatnya itu.

"Momo, kau selalu saja meledekku dengan si strawberry orange itu, bisakah kau sehari saja tidak mencampurkan urusanku dengan dia!" jawab Rukia sedikit kesal.

"Gomen nee Rukia-chan, jangan marah padaku! Aku kan hanya bercanda!" kata Hinamori menyesal. "aku janji deh tidak akan meledekmu lagi" katanya lagi sambil memasang wajah bersalah.

"Mmm.. Aku akan memaafkanmu, tapi..." Rukia menggantung kata-katanya.

"Tapi apa?" Hinamori mengangkat kedua alisnya.

"Traktir aku makan es krim di kantin sekolah ya?" pinta Rukia dengan tampang polosnya.

"Ehem…bilang aja kau emang pengen aku belikan es krim," sindir Hinamori. "Tapi.. Baiklah! demi sahabatku ini."

"Yeeeyyyy...makasih Momo-chan!" kata Rukia senang.

"Teman–teman, Kyouraku-sensei sudah datang!!!" teriak seorang siswa bernama Shuuhei Hisagi.

Mereka pun segera kembali ketempat duduk mereka masing–masing. Hinamori dan Rukia juga harus mengakhiri percakapan mereka. Padahal sedang asik–asiknya bercerita.

Kyouraku-sensei melangkahkan kaki masuk ke kelas Hinamori. Seperti biasa hari ini dia berpakain sangat norak, hampir setiap hari dia selalu mengajar dengan memakai pakaian pink dengan gambar bunga–bunga, membuat sakit mata setiap orang yang melihatnya saja. Bahkan siswa–siswi disekolah Hinamori juga merasa seperti itu, apalagi Kyouraku–sensei merupakan salah satu guru yang belum menikah, sehingga menurutnya penampilan itu nomor satu dari segalanya.

"Yooo.. selamat pagi anak–anak," kata Kyouraku-sensei. "anak–anak, hari ini kita semua kedatangan murid baru, dia pindahan dari New York, Amerika," katanya lagi. "Toushiro-san silahkan masuk!" pintanya sambil malambaikan tangan kearah luar kelas.

Seketika itu juga suasana diruang kelas Hinamori menjadi hening dan sunyi, saat seorang anak laki–laki berambut jabrik yang berwarna putih mulai masuk keruang kelas Hinamori. Seakan mereka semua terhipnotis dengan apa yang dilihatnya. Kelas yang biasanya paling berisik berubah 180 derajat. Semua mata hanya tertuju pada anak laki–laki itu.

"Minna-san, perkenalkan nama saya Hitsugaya Toushiro" kata anak laki-laki itu. "salam kenal dan mohon bantuannya ya, " katanya lagi sambil membungkukkan badannya di depan kelas.

Sesaat setelah itu, suasana kelas menjadi ramai kembali, ada yang bersorak–sorak, ada yang melihat anak laki–laki itu sambil berbisik. Apalagi para siswi–siswi, mereka terkagum–kagum sambil memancarkan mata berbinar–binarnya, seakan mereka baru melihat seorang pangeran yang baru jatuh dari langit. Hal ini benar–benar membuat Hinamori muak saja. Saat melihat tingkah siswi–siswi itu, Hinamori seperti melihat segelintir tokoh wanita dalam komik–komik cantik. Padahal menurutnya anak laki–laki itu biasa–biasa saja. Hanya saja anak laki–laki itu sedikit lebih pendek dari ukuran siswa SMA pada umumnya. Tapi biar bagaiman pun kita tetap harus menghargainya, seperti apapun orang itu kan?

"Baiklah Toushiro-san," kata Kyouraku-sensei memecah lamunan Hinamori. "kau bisa duduk di..di..di.." katanya lagi sambil mencari bangku yang masih kosong. "Ya.. Kau bisa duduk dibelakang siswi bernama Hinamori Momo," kata–kata Kyouraku–sensei membuat mata Hinamori tebelalak.

Anak laki–laki itu pun segera berjalan menuju tempat duduk yang ditunjukkan Kyouraku-sensei. Selagi dia berjalan, Hinamori meliriknya dan mata mereka pun bertemu. Tanpa disadari, pemuda bermata emerald itu memberikan sebuah senyuman kepada Hinamori. Hinamori hanya membalasnya dengan senyuman juga.

xxx

"Momo, kau jadi pergi ke perpustakaan kota siang ini?" tanya Rukia setelah bel pulang berbunyi.

"Tentu saja Rukia! Karena ada buku yang benar–benar ingin aku baca," jawab Hinamori yakin. "memangnya kenapa?"

"Sepertinya aku tak bisa menemanimu kesana," jawab Rukia sedikit menyesal. "aku harus menemani nii-sama dan juga nee-san untuk menemui tetua–tetua kuchiki," jawabnya lagi sambil memberikan penjelasan.

"Tidak apa–apa Rukia," sanggah Hinamori. "Aku bisa pergi kesana sendiri kok," tambah Hinamori seraya menyunggingkan seulas senyum..

Di perpustakaan kota, Hinamori langsung mencari buku yang dia cari. Suasana di perpustakaan kota siang ini sedikit sepi, tidak seramai pada hari libur. Biasanya Hinamori dan Rukia selalu ketempat ini untuk mencari buku–buku yang sulit ditemukan di gramedia. Perpustakaan kota ini merupakan satu–satunya perpustakaan paling lengkap di kota karakura.

Ketika menemukan buku yang dicarinya Hinamori mencoba mangambil buku tersebut, tetapi tempat bukunya terlalu tinggi, Hinamori tak mampu mengambilnya dan menyebabakan buku yang berusaha diraihnya jatuh ke lantai.

'bruuuuk'

"Ini bukumu Hinamori?" tiba–tiba terdengar suara seorang laki–laki. Dan Hinamori pun segera berbalik.

"Kau...?" kata Hinamori kaget. "Hi.. Hitsugaya kan?" tanyanya sedikit ragu.

"Wah ternyata kau masih mengingat namaku." kata Hitsugaya senang. "ini buku mu!" katanya lagi sambil menyerahkan buku yang terjatuh tadi.

" Te..terima kasih Hitsugaya!" kata Hinamori terbata–bata.

"Sama–sama," jawabnya. "heh? Kau juga suka dengan buku–buku karangan Agatha Christie?" tanya Hitsugaya sedikit kaget setelah melihat judul buku yang Hinamori jatuhkan. "Aku juga suka dengan buku–buku karangannya! ceritanya benar - benar menarik dan seru," tambahnya girang.

"Benarkah?" kata Hinamori tak percaya. "Berarti kita sama dong! aku sangat suka dengan semua buku–buku karangannya," katanya girang.

"Mmm..bagaimana kalau kita mengobrolnya sambil minum teh di café dekat sini?" ajak Hitsugaya.

"Boleh juga tuh!" Sahut Hinamori girang.

Saat sampai di cafe itu, Hinamori dan Hitsugaya langsung memesan minuman serta sedikit makanan ringan untuk menemani obrolan mereka. Sepertinya mereka sudah mulai akrab. Mungkin karena mereka sama–sama suka membaca dan juga sama–sama mengidolakan Agatha Christie. Agatha Christie adalah salah satu pengarang novel misteri yang berbau detective dan juga pembunuhan. Sambil menikmati secangkir teh dan juga kentang goreng, mereka bercerita–cerita tentang berbagai hal, dari mulai hobby, pengalaman hingga dimana mereka tinggal.

"Apa? Jadi, rumahmu dekat dengan rumahku!" mata Hinamori terbelalak, ia tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Ternyata Hitsugaya merupakan tetangga barunya, yang tinggal tepat didepan rumahnya.

"Ya, begitulah.." jawab Hitsugaya santai. "Sepertinya kita akan sering berangkat dan pulang sekolah bareng!" kata Hitsugaya mengagetkan Hinamori. "Kalau begitu aku akan menjemputmu besok pagi!" katanya lagi disertai senyuman serta tatapan yang membuat Hinamori tak mampu mengeluarkan kata–kata lagi.

Setelah kejadian dicafe itu, Hinamori tak dapat melupakan kata–kata Hitsugaya. Dia masih ragu apakah benar besok Hitsugaya akan menjemputnya dan mengajaknya berangkat sekolah bersama.

"Arrrrrrrrrggggghhhh" gerutu Hinamori.

Akhirnya Hinamori memutuskan untuk tidak terlalu memikirkannya. Walaupun seperti itu, tetap saja kata–kata Hitsugaya masih terngiang–ngiang ditelinga Hinamori. 'Sudahlah lebih baik aku segera tidur' pikir Hinamori mencoba menenangkan hatinya. Dan tanpa terasa Hinamori sudah memejamkan matanya dan mulai membawa dirinya kealam mimpi.

xxx

Keesokannya...

"Ibu, aku berangkat ya," kata Hinamori terburu–buru.

"Kau tidak sarapan terlebih dahulu Momo?" tanya wanita tua yang diketahui ibu Hinamori.

"Tidak! aku sudah kesiangan bu," kata Hinamori lagi. "Aku berangkat."

Hinamori segera berlari, tepat saat dia membuka pintu rumahnya. Mata Hinamori terbelalak, menampakan wajah yang benar–benar kaget. Dia melihat seorang anak laki–laki yang sedang berdiri di depan pintu pagar rumahnya, dengan tangan yang ia masukan kedalam sakunya.

"Hitsugaya?" Panggil Hinamori.

Hitsugaya berbalik dan menatap Hinamori, "Hinamori, kau ini lama sekali! aku itu sudah menunggumu dari 15 menit yang lalu," Katanya sedikit kesal.

"Eh? memangnya aku pernah menyuruhmu untuk menungguku didepan rumah?" gertak Hinamori yang juga kesal.

"lho? kok jadi kau yang balik marah?" tanya Hitsugaya heran. "Bukankah kemarin aku sudah mengatakan kepadamu kalau aku akan menjemputmu dan kita akan sama–sama berangkat dan pulang sekolah bersama," jelas Hitsugaya.

Tiba–tiba Hinamori kembali teringat kejadian saat dia dan Hitsugaya mengobrol di café, dia ingat kalau hari ini Hitsugaya akan menjemputnya untuk ke sekolah bersama–sama.

'Oh...my god, jadi dia benar–benar menjemputku' kata Hinamori dalam hati.

"Hei Hinamori kau kok jadi melamun?" kata Hitsugaya sambil mengibaskan tangannya ke wajah Hinamori. "Kita jadi berangkat kan?"

"Oh iya, Maaf," kata Hinamori tersadar dari lamunannya. "Tentu Hitsugaya," lanjutnya.

"Kalau begitu cepat! Kau tidak ingin kita kena marah yoruichi–sensei kan?" ajak Hitsugaya dengan nada mengancam.

"Tentu saja tidak."

Hinamori berjalan dalam sepi, tak ada sepatah kata pun yang keluar dari bibirnya. Yang terdengar hanya gurauan serta obrolan dari Hitsugaya. Hinamori tidak terlalu merespon dengan apa yang Hitsugaya bicarakan, paling cuma sedikit anggukan disertai dengan senyuman saja.

Mereka berjalan menyusuri koridor sekolah, terlihat pandangan siswa–siswi yang tertawa sambil berbisik. Sebetulnya apa yang mereka bicarakan? terlintas pertanyaan seperti itu dalam benak Hinamori. Apakah karena dirinya sedang berada disebelah Hitsugaya? ataukah ada alasan lain?

Hal tersebut sama seperti ketika Hinamori dan Hitsugaya memasuki kelas. Semua pandangan mengarah pada mereka. Terlebih lagi pandangan para siswi yang menatap Hinamori dengan tatapan sadis, mata mereka seperti mangatakan 'ku kutuk kau Hinamori', membuat bulu kuduk begidik saja.

Rukia menghampiri Hinamori sambil mengernyitkan kedua alisnya, bibirnya ingin terbuka, seperti ingin mengatakan sesuatu. Tetapi terpotong oleh ucapan Hinamori.

"Nanti aku ceritakan waktu istirahat," kata-kata itu sedikit membuat Rukia lebih tenang.

"Anak–anak ayo tutup buku kalian, kita akan segera ulangan," terdengar tiba–tiba suara yoruichi–sensei.

"Sensei, bukankah kita open book? kan enakan seperti itu," sela seorang anak laki–laki berambut orange yang bernama Kurosaki Ichigo.

"Jika kau mau membantah silahkan kau keluar dari ruang ini," sahutnya ketus.

"Maaf sensei."

Ulangan biologi Hinamori jalani dengan sangat baik. Tampak para siswa–siswi yang menggaruk–garukan kepalanya yang tak gatal, tanda bahwa mereka kesulitan. Yoruichi–sensei memang terkenal dengan guru yang membuat soal paling sadis. Emang sih hanya 20 soal, tapi itu juga benar–benar sulit. Bahkan terkdang siswa–siswi yang paling pintar pun tak mampu mengerjakannya.

xxx

"Momo, katanya kau ingin menceritakan kepadaku kenapa tadi kau bisa berangkat bareng Hitsugaya?" pinta Rukia saat mereka sedang makan dikantin, karena ini sudah waktu istirahat.

"Mmm..jadi gini, ternyata rumahku dengan dia berdekatan. Rumahnya tepat berada didepan rumahku lalu tanpa aku duga tadi pagi dia menungguku didepan rumahku dan menawarkan untuk berangkat bareng." kata Hinamori memberi penjelasan. Yang kemudian disertai dengan 'oh' dari bibir Rukia. Padahal ada hal lain yang ingin Rukia tanyakan, tapi itu kan bisa lain kali! fikirnya.

Sementara itu dikelas terlihat beberapa siswa yang sedang berkumpul, mereka seperti sedang melaknat guru biologinya yang tergolong sadis membuat soal ulangan. Terkadang karena terlalu kesal dengan guru itu, mereka sampai mengikuti gaya bicara serta tingkah laku guru tersebut.

"Uh..sial tuh guru! Membuat aku malu saja tadi," gerutu Ichigo. "Aku tak habis fikir kenapa coba dia selalu membuat soal ulangan yang sangat susah!" tambahnya kesal.

"Memangnya hanya kau saja yang kesal Ichigo? Aku juga sangat kesal," seorang siswa berambut merah ikut mengomentari juga, dia bernama Abarai Renji.

"Tapi sepertinya ada yan sukses mengerjakan soal biologi tadi?" tanya seorang siswa lain, tapi kali ini melirik Hitsugaya yang sedang duduk disampingnya.

"Kau tidak perlu melirikku dengan tatapan seperti itu Ishida, tadi aku sangat kesulitan tahu mengerjakan soal biologi," jawab Hitsugaya sewot.

"Ya udah kalian ga usah berantem gitu kali," kata Ichigo. "oh ya Toushiro tadi kau kok bisa berangkat bareng Hinamori? sdetahuku kalian kan baru kenal?" tanya Ichigo heran.

Kemudian Hitsugaya menceritakan segala alasannya pada teman-temannya. Sedangkan Teman–temannya hanya mendengarkan sambil sesekali mengangguk saja.

xxx

TSUZUKU. .

Minna-san Ini adalah fict pertamaku, mungkin agak sedikit aneh ceritanya! Di chapter 1 ini aku hanya menyuguhkan perkenalan saja. Belum masuk cerita inti. Mungkin di chapter 2 nanti aku akan masuk kecerita inti.

Jadi aku mohon bantuannya ya..bisa melalui kritik, saran, ataupun pujian. Semua pasti akan aku terima kok..

Aku tunggu review dari kalian semua.. Jaa ne.. ^^