PEMAKAMAN

Disclaimer : kalo Harry potter punya gua pasti uang royaltinya gede banget. tapi ternyata Harpot punya J,K Rowling

Ia bertanya-tanya apakah Kreacher bisa membawakan sandwich ke menara Gryffindor, Tentu bisa sebenarnya tapi rasa kantuk nya telah mengalahkan rasa lapar di perut "Merlin, kepalaku terasa berputar. Kapan terakhir aku tidur?"

Tanpa memikirkan apapun tubuhnya langsung ambruk ke tempat tidur, untung tak ada mayat ataupun darah disana. Jadi tak perlu repot repot membersihkanya dulu. Tidurnya sangat tenang, seperti yang telah ia harapkan sejak lama. Bayangan dua anak kecil beraput hitam dan merah dan satu anak permpuan menjadi teman mimpinya .

Namun tidur nyenyaknya terganggu oleh satu hal, angin yang terus menerpa dan semakin lama semakin kencang terus menggerakan Rambutnya hingga menggelitik kelopak matanya , terbangun setengah sadar, Harry bergerak ke arah jendela yang ia sudah hapal selama enam tahun di sana.

"HARRY!"

tangan besar menarik ia hingga tersungkur ke lantai batu. Menimpa tubuh empuk dibawahnya

"RON! Ada apa denganmu hah ?" teriak Harry berang

"Kau yang ada apa?! Setelah semua ini kau mau membuang semua kedamaian dengan melompat dari menara ?!" kata Ron berteriak di depan muka Harry hingga ia tersadar sepenuhnya

Ia memang berada di menara Gryffindor, Ralat, sebagian menara Gryffindor. Dari pintu hingga tempat tidurnya memang masih utuh. Tapi sebagian dari kamar itu adalah telah rubuh ke tanah.

Harry hanya bisa celingak-celinguk dan nyengir lebar sambil terus menerus mengucapkan terima kasih.

"Blodyhell... kau mengigau dan berjalan kesini? Memangnya kemana saja kuping kau saat McGonaggal mengatakan semua tidur di aula?"

"Entahlah..." kata Harry dengan hanya mengangkat bahu.

Matahari perlahan muncul dari tempat mereka terduduk

"Sudah pagi ? Berapa lama aku pergi?" kata Harry melongo.

"yang pasti kami mencarimu hampir semalaman.. kami kira kau tak mungkin disini karena sudah hampir hancur, tapi ternyata..." Kata Ron sinis. Sekarang ia tak bisa lagi menyembunyikan rasa lelahnya.

"kau lebih baik tidur Ron .. maaf telah mengganggu malam indahmu" kata Harry Ringan seembari bangkit menarik tubuh Ron untuk berdiri

"Itu yang kuharapkan sejak sejam yang lalu.. satu malam berperang ditambah satu malam mencari orang bodoh yang menginggau bukan hal yang mudah kan?" kata Ron nyengir sambil berdiri dengan bantuan Harry. Saling merangkul dan bercanda seperti pertama kali mereka bertemu di kompartemen Hogwarts Express

"Dari mana saja kalian, Harry dimana kau semalaman?" Mrs weasley telah berdiri di depan aula besar. Matanya masih sembab setelah menangis. Namun lebih ceria dibandingkan saat ia lihat sebelumnya.

"Yeah aku menemukanya hampir terjun dari menara Gryffindor ". Kata Ron sambil mencoba tetap berdiri. Sedangkan Harry hanya nyengir

"ASTAGA" namun bukan hanya Mrs weasley yang mengumpat, tapi juga ada suara lain disana

"aku mencarimu hingga ke kuburan Voldemort kau tahu " kata Bill yang berjalan sambil menggandeng istrinya

Harry hanya nyengir "maafkan aku semua. Tapi itu satu-satunya kasur yang kuingat di kastil ini kalian tahu?"

"sudahlah, Ron lebih baik kau masuk, begitu juga kau Bill. Kalian perlu istirahat, Aula besar akan tetap digelapkan. Persiapan pemakaman akan dilakukan di beberapa jam lagi" kata Mr Weasley yang tanpa Harry sadari sudah berada disana.

"akan ku pastikan kalian bangun ketika saatnya tiba, aku akan ke tempat mereka berdua dulu " kata Mrs Weasley sambil mendorong mereka masuk ke dalam Aula besar

"Boleh aku ikut?" Tanya Harry ragu

"Tentu sayang ,,, tentu" kata Mrs weasley yang langsung menarik tangan Harry ke ruang kelas terdekat dari Aula Besar yang Harry ingat dulu pernah digunakan oleh Firenze ketika mengajar ramalan

Mereka mendorong pintu masuk pelan - pelan. Harry tak kuasa menitikan air mata ketika melangkah masuk. Sekitar 50 orang telah berbaring rapih di ruangan itu. Sudah bersih dari berbagai luka yang mereka derita. Semuanya telah mengenakan jas dan gaun yang dapat mengembalikan wibawanya

Beberapa anggota keluarga sedang duduk disamping beberapa jenazah. Beberapa ia kenali. Seperti Mr Tonks dan istrinya yang menggendong bayi kecil dengan rambut cokelat gelap, dan tentu saja Goerge yang sekarang dirangkul oleh percy

Mereka melangkah pelan menuju sudut ruangan. sekarang Harry dapat melihat dengan jelas. Fred dengan wajah tersenyumnya mengenakan jas yang sama dengan jas yang ia kenakan ketika menjemput Harry di tahun kelima

"Hai Harry" kata suara lemah yang membangunkan Harry dari lamunanya

"Ge..Orge" kata Harfy terbata

"Terima kasih" kata George pelan sambil menampakan mata sembabnya. Sedangkan Harry hanya terdiam

"Terima kasih telah membunuh manusia itu, dan jangan salahkan dirimu Harry, Fred menginginkan kematian sepeti ini. Mati sebagai pahlawan. Kau tahu apa kata kata yang fred ucapkan ketika dinding pelindung Hogwarts runtuh?" Harry hanya menggeleng penasaran

"mati terindah adalah mati ketika sedang memperjuangkan sesuatu..."

"Dan ia telah mendapatkanya" lanjut Harry ketika George belum menyelesaikan perkataanya. Sedangkan George hanya mengangguk dan tersenyum

"Saat jeda perang kupikir dia salah karena kemenangan hampir mustahil kita dapatkan. Apa lagi saat melihat kau..." Ia tidak dapat melanjutkan perkataanya tapi Harry langsung memeluk George penuh arti

"Tapi kau hidup lagi dan mengalahkan Voledemort. Saat itu aku tahu kita telah mendapatkan apa yang kita mau. Apa yang Fred mau" mereka hanya menangis dan mengobrol setelahnya. Harry baru tahu kalau Fred lah yang mengusulkan rencana 7 potter pada moody. Tak begitu lama andromeda menghampiri mereka sambil mengenalkan Teddy

"Ted...ini ayah baptismu!"kata Androneda sambil meneteskan air mata dan tak kuat menahan tangis setelah Teddy pindah ke pelukan Harry

Jam telah menunjukan pukul 9 siang ketika Kingsley masuk diikuti McGonaggal dan beberapa yang Harry yakin anggota kementrian. Yah jika Voldemort dikuburkan tepat tengah malam secara massal di tengah hutan terlarang agar sulit ditemukan maka para pejuang akan dimakamkan ketika cahaya bersinar terang. George mengikuti Mr weasley kembali ke aula besar. Sedangkan Harry masuk ke kamar mandi untuk mengganti baju yang telah disiapkan Kreacher atas inisiatifnya sendri "Peri Rumah yang pengertian"

Pukul 10 Aula besar telah berubah menjadi ruang persemayaman. Bagian tengahnya telah dikosongkan sedangkan kanan kirinya diisi ratusan kursi.

Banyak media telah berkumpul di luar Gerbang Aula untuk meliput. Ratusan orang telah datang untuk menyampaikan duka cita. Tidak lama kemudian pintu Aula terbuka lebar. Ratusan peti melanyang masuk sambil dikawal masing masing 4 orang dengan jubah khas Rapih di tengah aula besar

Kingsley naik podium dan memberikan sambutan sekaligus pidato pertamanya sebagai menteri yang baru

"untuk para pejuang!" Kingsley mengangkat tongkat sihirnya ke udara yang bercahaya redup , diikuti McGonaggal dan seluruh tamu. Sontak Aula besar berubah jadi terang benderang

SHUUUUT ... CLAP

Suara itu sangat jelas terdengar di tengah kesunyian. Benerapa orang menurunkan tongkatnya melihat apa yang terjadi. Sebuah batang tipis sangat bercahaya menghantam podium tempat kingsley berdiri.

Setelah semakin banyak yang menurunkan tongkatnya barulah benda itu terlihat. Sebuah anak panah dari emas.

Yang Harry tahu anak panah emas adalah benda istimewa milik Centaurus. Sontak semua orang melihat keluar pintu.

Sepasukan Centaurus telah bergerak menjauh dari Hogwarts setelah memberikan penghormatan terakhir. Pukul setengah 12 tepat semuanya bergerak keluar dari aula besar. Beberapa peti bergerak menjauh untuk dimakamkan oleh keluarganya. Sedangkan kebanyakan bergerak ke tepi danau

Sekitar empat puluh lubang telah disiapkan. Membentuk formasi dengan berpusat pada saru pusara yang telah berdiri megah sebelumnya. Setiap peti melayang pelan diatas lubang masing masing. Sedangkan para tamu duduk di deretan kursi dibelakang.

Harry sekarang duduk bersebelahan dengan Ginny yang terisak dipundaknya, George hanya diam mematung diapit ayah dan ibunya. Ron dan Hermione saling menopang

Seorang pendeta naik menyampaikan sambutan dan doa. Dengan satu jentikan tongkat seluruh peti turun ke dalam lubang dan langsung tertutup oleh pualam putih yang berukirkan nama masing-masing.

Setelah mengunjungi makam keluarganya masing masing banyak tamu yang langsung beranjak pergi. Termasuk andromeda, teddy dan mr tonks

"Harry bisa kita bicara sekarang?" Kata kingsley dengan suaranya yang dalam. Harry menatap Ginny sejenak, setelah mendapat anggukan, mereka berjalan menuju tepi danau tempat Ia dulu sering duduk.

"Harry ada beberapa hal yang harus ku katakan padamu"

"katakan saja kingsley" kata Harry berharap ia melanjutkan kata katanya

"Kau tahu aku sekarang telah menjadi menteri sihir. Dan aku ingin memberikan penghargaan order of merlin kepadamu. Tapi kurasa tak bisa dalam waktu dekat karena... Kau tahu kementrian sebobrok apa sekarang kau dapat mengerti itu?" Kata Kingsley pelan

"Tentu ... Dan aku tidak mengharapkan apapun kau tahu?" Kata Harry sambil tersenyum ringan

"ada lagi kingsley?"

"hmmm... sebenarnya ada satu hal lagi yang perlu aku bicarakan padamu tapi aku bingung menjelaskanya " kata kingsley lebih dalam lagi suaranya

"bagaimana kalau kau menunjukanya saja dengan pevensive?"

"Brilliant Harry! Mari ke ruang Mcgonaggal ku dengar kepala sekolah memiliki pevensive?"

"Yeah itu benar "

Mereka berjalan menuju ruang kepala sekolah. Lorong Hogwarts masih banyak yang belum diperbaiki. Sekilas memang aula besar sudah layak digunakan tetapi lorong lorong dan ruangan lainya masih menunjukan sisa sisa pertempuran

"Harry , Kingsley"sapa wanita tua yang nampaknya hendak masuk ke ruanganya

"professor... Apakah saya boleh bertemu dengan Dumbledore dan meminjam ruangan anda?"tanya kingsley sopan

"tentu pak mentri tentu" kata Mcgonaggal sambil beranjak menuju Aula besar . Mereka berdua masuk setelah kingsley mengucapkan kata "Dumbledore" ke gargoyle

"Aaah sudah waktunya kurasa?" Kata lukisan Dombledore sedangkan kingsley hanya mengagguk sambil menarik ingatan dari kepalanya untuk dijatuhkan ke pevensive

"setelah kau melihat ingatan itu seluruh dunia akan mengingatnya kembali" kata Dumbledore sambil memberi isyarat pada Harry

"kumohon kau memaafkanku Harry" lanjutnya sebelum Harry melihat ke dalam pevensive


A/N : Hai ini Fic Baru setelah sejuta hari (lebay) ga pernah nulis akhirnya nulis lagi... semoga ga banyak Typo lah. dan lebih baik dari Fic sebelumnya