A/N: Halo, kawan-kawan semua! Namaku Serra, biasanya dipanggil Rra! Ini adalah fanfic pertamaku di FNN , aku biasanya publish ceritaku di Wattpad, Fanfic ini adalah crossover dari Boboiboy series dan Danganronpa Series.

Fanfic ini juga mengandung unsur pembunuhan, sedikit sho-ai, beberapa karakter yang di genderswap juga beberapa OC. OC yang berada di cerita ini 100% milikku. Mungkin ada beberapa OC ku yang memiliki nama yang sama dengan OC author atau artist lain, tapi design juga sifat mereka 100% buatanku.

Juga beberapa karater seperti Solar atau Thorn memiliki sifat yang "sedikit" berbeda dengan yang asli atau berbeda sama sekali seperi Solar misalnya, karena dia belum muncul di series Boboiboy, jadi untuk sementara aku menggunakan sifat yang kuberi untuk Solar. OC yang bukan dari Boboiboy adalah milikku dan temanku yang membantu menulis fanfic ini di wattpad.

Karena fanfic ini aslinya berbahasa inggris temanku Drazilla kalian pasti mengenalnya, kalau tidak bacalah karya-karya nya! Oh ya ehem.. btw Drazilla atau biasanya aku panggil Fy, membantu menerjemah atau nge-translate fanfic ini! MAKSIH YAK FY~ biar ga terlalu formal #gantigayabicarasecaramendadak bahasa yang kugunakan di fanfic ini diantara baku dan tidak baku. Juga ada beberapa typo dan kata kasar. Maaf jika ada yang tidak suka dengan konten ini.

Boboiboy milik Monsta Studios sementara Danganronpa series juga Monokuma milik Kazutaka Kodaka.

Terima kasih sudah mau membaca Author's note yang begitu panjang ini. Enjoy the story


.

.

.

Akademi Rintis, ialah sebuah akademi yang hanya menerima murid-murid bergelar "Super Highschool Level".

"Ah... Akademi Rintis, terasa seperti mimpi dapat diterima disekolah ini.."

Halo, namaku Boboiboy Gempa. Seperti yang aku katakan tadi, Akademi Rintis adalah sekolah yang hanya menerima murid dengan gelar SHSL.

Karena aku murid akademi ini, tentu saja aku juga punya bakat SHSL.

Aku memiliki gelar sebagai High school level Leader, hehe... aneh kan'? Aku tidak pernah benar-benar mengira seseorang seperti aku bisa menjadi pemimpin yang hebat.

Yah, ini adalah hari pertamaku bersekolah, akan sangat memalukan jika aku terlambat datang!

Tapi...

Tepat ketika aku melangkah masuk, dunia seakan berputar, dan semuanya tiba-tiba menghitam.

Ahh?

Dimana aku?

Aku tidak kenal tempat ini...

Tunggu...

Apakah ini... sebuah ruang kelas?

Aku bangkit dari tempat duduk dimana bangun tadi, lalu memeriksa sekeliling ruangan. Tempat ini sedikit aneh untuk disebut sebagai ruang kelas...

Oke, mari kita lihat...

Ada sebuah kamera di sini, tapi ukurannya terlalu besar untuk sebuah ruangan kelas. Lalu ada banyak jeruji besi yang terpasang untuk memblokir jendela.

Tapi untuk apa jendela-jendela itu di halangi?

Hm... lebih baik aku keluar dari sini dan mengecek tempat yang lain. Haah.. bangunan yang sangat aneh..

Tunggu... Ada sebuah tanda pintu keluar disana!

Aku berlari secepat mungkin menuju ruangan dengan tanda keluar itu, tapi...

Pintu keluar dihalangi oleh semacam gerbang bundar raksasa yang terbuat dari besi yang keras.

"Apa-apaan ini...?" Aku menghela nafasku, pasrah.

"...hey... apakah itu dia?"

"Kupikir begitu, dia terlihat sangat familiar. Benar kan'?"

"Yah, mungkin kau benar! Ayo tanya dia!"

Aku mendengar bisik-bisik seseorang. Tapi, dari yang ku dengar sepertinya mereka mengenaliku. Aneh, padahal aku belum mempunyai teman disini..

"Hei! Apakah benar kau Gempa!?" Ucap seorang pemuda ceria dengan manik birunya yang bersinar, orang ini tiba-tiba muncul di hadapanku.

"AHHH!" Teriakku kaget. "ASTAGA... Tolong jangan mengejutkanku seperti itu..."

"Aku kan sudah bilang jangan berteriak!" Ujar seorang pemuda lainnya, bermanik merah dengan pandangannya yang tajam.

"Ehem, yah.. aku Gempa. Siapa kalian?"

"Jahatnya! Bagaimana bisa kau melupakan kami!?" sahut pemuda bermamik biru terlihat kecewa.

"Katakan saja padanya siapa dirimu, idiot" Kata si pemuda bermanik merah dengan ketus.

Wow..Jleb..

"Kamu jahat banget sih, Hali! Huh! Ehem.. Lagipula ini kami, Gempa! Taufan dan Halilintar!" kata si laki-laki bermanik biru.

Tunggu...

"Ayolah... ayo ingat-ingat lagi, kami adalah teman masa kecilmu" Ujar si laki-laki bermanik merah, membuatku kembali mengingat sesuatu.

"Ooohhh! Ohh! Yaampun!" Aku berteriak dengan senang,"Lama tidak bertemu kalian!" Dengan rasa bahagia yang teramat sangat, aku lantas memeluk mereka.

"Itu baru beberapa tahun, Gem. Bagaimana kabarmu?" Tanya Halilintar.

"Ya, aku baik-baik saja. Jadi, kau dan Taufan diterima kesini juga?" tanyaku pada mereka.

"Ya begitulah! Lagipula aku kan pemilik gelar Super Highschool level Scientist, tentu aku saja di terima! Hehe!" Ujar Taufan seraya mengacungkan jari membentuk tanda peace.

"Wow! Dan kau Hali?" tanyaku kagum.

"Ha? Bukan apa-apa. Hanya punya gelar Super Highschool level Martial Artist doang kok" Kata Halilintar seraya melipat tangannya di atas dada.

#ntahkenapaterdengarnyebelinyak._.

"Itu sangat jelas bukannya 'bukan apa-apa', Hali." Cibir Taufan. " 'Doang' lagi!"

"Tapi setidaknya tidak semengejutkan si idiot ini yang bisa-bisanya mendapatkan gelar Super Highschool Level Scientist" kata Halilintar tanpa ragu.

"Dasar Jahat!"

"Bodo Amet"

"Yah baiklah, aku ingin berkeliling dan berkenalan dengan murid-murid yang lainnya. Daah!" ucapku seraya mendekati seorang pemuda berpakaian serba merah, juga seorang gadis beratribut biru muda.

"Kau harus lebih banyak menulis bagian komedi di bukumu!" Ujar seorang pemuda berjaket merah yang tengah membaca sebuah buku tebal, yang menurutku adalah Novel.

"Halo..?" sapaku agak ragu karena takut menganggu mereka.

"Ah! Hai! Kau pasti murid baru juga!" ucap si pemuda bertopi merah.

"Ya, benar. Namaku Gempa, dan kalian?"

"Aku Blaze! Si Super Highschool Level Entertrainer!" jawabnya dengan semangat.

"Entertrainer? Apa yang bisa kau lakukan sebagai enternainer?" tanyaku sedikit heran.

"Yah, aku bisa menceritakan lelucon, bermain sulap, main bola api, menari dengan api, dan juga melakukan beberapa trik ajaib. Bernyanyi, dan juga berakting!" ucapnya seraya berpose dengan bangga.

"Wooow" ujarku dan si gadis biru serempak.

"Dan kau?" Tanyaku pada gadis itu.

"Namaku Ice. Aku adalah Super Highschool Level Writer. Aku menulis seasuatu." ucapnya.

"Perkenalan yang bagus kawan, san 'aku menulis sesuatu?' seriously?" Ujar Blaze dengan wajah datar.

"Wah Terimakasih" Jawabnya sarkastik.

"Ngomong-ngomong Gempa, apa bakat SHSL mu? Kita semua harus saling tau bakat masing-masing agar tidak kebingungan."

"Bakatku adalah Super Highschool Level Leader. Aneh bukan?"

"Woooowww Kau seorang pemimpin?" Tanya Blaze dengan semangat, matanya terlihat membesar dan aneh seperti di Anime. -Apa itu sebutannya? Puppy Eyes?

#mungkingempa,akusiauthoryangotakuajagataunamanyaapa.

"Tidak, tidak.. aku hanya memimpin usaha kedai kokotiam milik kakekku." Ucapku sambil tersenyum.

"Kokotiam yang mana? Kokotiam sih banyak ya.." Tanya Ice.

"Tok Aba Kokoti-"

"HUAPAA!? ICE! ITU KEDAI KESUKAAN KITA!" Seru Blaze, memotong kata-kataku dengan semangat 45 yang berkobar seperti Api. #eh..

"Aku tau, aku tau. Kau tidak perlu teriak segala..." Ucap Ice seraya menutup telinganya.

"Tunggu, Kedai Favorit kalian?" tanyaku.

"Yeah! Wow pantas saja kau mempunyai gelar SHSL Leader! Kau memimpin Kedai coklat yang paling terkenal di Malaysia!" Ucap Blaze.

Pipiku bersemu merah dan aku sedikit terkekeh mendengarnya.

"Terimakasih. Baiklah aku harus pergi sekarang.. senang bertemu kalian!" Ucapku seraya bersalaman dengan mereka.

Selanjutnya aku mendekati dua orang laki-laki dan seorang gadis. Mereka masing-masing berpakaian serba Hijau, Putih dan Hitam.

"Ah! Solar! Dark! Lihat! Ada orang!" Ujar seorang pemuda berjaket hijau dengan polosnya.

"Tentu saja Thorn. Dia adalah orang." Timpal si gadis berpakaian putih.

"Maaf, dia memang sangat polos." Ujar pemuda berpakaian hitam.

"Kurasa juga begitu..." jawabku.

"Hallo orang! Namaku Thorn! Aku memiliki gelar Super High School Level Florist! Senang bertemu denganmu!" ucapnya, memperkenalkan diri dengan ceria.

"Halo, senang bertemu kalian juga. Dan panggil saja aku Gempa atau Gem, karena namaku bukan 'Orang' " ucapku sambil tersenyum.

"Tapi katamu tadi dia orang, Solar.." Tanyanya polos.

"Ya dia memang orang, tapi bukan berarti namanya juga adalah orang, sayang" Ucap si gadis serba putih yang bernama Solar.

"Baiklah sayang, namaku adalah Solar dan aku memiliki gelar Super Highschool Level Entrepeneur. Sulit di percaya kan?" Tanyanya.

#sayangdisinimaksudnyakayakdarlingalamettatonundertaleyakawan-kawan

"Tidak, aku bisa melihatnya dengan jelas. Kau terlihat seperti orang yang sangat cerdas!" pujiku pada gadis itu.

"Terimakasih say-"

"Dia memang cerdas, Gem!" ucap Thorn

"Thorn sayang, tidak baik jika kau memotong ucapan seseorang yang sedang berbicara." Ujar Solar dengan lembut.

"Maafkan aku..." kata Thorn terlihat menyesal.

"Tentu saja aku memaafkanmu, Strawberry(panggilam untuk Thorn)" ucap Solar memeluk Thorn dan mencubit pipi bulatnya dengan gemas.

"Uhhh..." terdengar suara Thorn yang tengah dicubit sayang ala Solar.

"Hehehe... dan yah, namaku Darkness. Tapi panggil saja aku Dark. Aku bergelar Super Highschool Level Theater. Aku bermain drama di beberapa Teater seperti 'La Luna' dan sejenisnya." Terang Dark sambil tertawa pelan.

"Kau memainkan drama 'La Luna'!? aku sangat menyukai pertunjukkan itu!" ujarku terkagum.

Aku benar-benar tak menyangka bahwa dia bermain peran di Drama Teater kesukaanku.

"Ya, benar. Aku sangat senang kau menyukainya. Ngomong-ngomong, itu.. tentang Thorn, Menurutmu dia terlalu polos untuk seukuran anak sekolah menengah atas kan?" tanya Dark.

Aku mengangguk.

"Thorn sebenarnya adalah seorang anak yatim piatu, dia di tinggalkan di sebuah hutan oleh orang tuanya sebelum mereka meninggal. Dia tumbuh besar disana dan menjadi dekat dengan hewan-hewan liar dan juga tahu banyak tentang tumbuhan. Dan setelah dia di temukan, dia memulai bisnis toko bunga yang dibantu oleh Solar. Jadi aku dan Solar yang kebetulan teman masa kecil, mwngadopsi dia sebagai adik kita. Thorn membuka toko bunga." ucap Dark, menceritakan semuanya padaku dengan jelas.

"Ohh... aku tidak pernah menyangka begitu.. tidak heran jika dia menjadi begitu polos." gumanku, Dark lalu mengangguk.

"Kamu SHSL Leader kan, sayang?" Tanya Solar.

"Ah, ya benar.." Jawabku.

"Aku senang akhirnya bisa mengenalmu. Aku yang membantu kakekmu, sejak aku menjadi pengusaha aku sering memesan coklat darinya dan memberikan kakekmu beberapa tempat besar untuk membuka kedai coklat." ucap Solar.

"Oh jadi kau orang yang memberikan tempat-tempat itu pada kakekku.."

"Ya, sebagai rasa terimakasihku padanya, dan aku sangat ingin membantunya sebanyak yang aku bisa.." ujarnya seraya tersenyum lembut.

"Terimakasih banyak Solar, dan terimakasih untuk waktu kalian. Aku harus pergi, sampai jumpa.." melambaikan tanganku, dan dibalas dengan lambaian tangan dari mereka bertiga.

Setelah itu aku mendekati seorang gadis muda yang tengah memeluk sebuah Boneka Teddy Bear di tangannya.

"A...ah- Ha- halo.." Dengan malu-malu dia menyapaku.

"Halo, namaku Gempa. Aku SHSL Leader. Dan kau..?"

"N-namaku Cloud.. aku memiliki gelar Super Highschool Level Doll Maker.. senang bertemu denganmu.." ucapnya.

"Pembuat boneka..?"

"Y-ya... aku membuat boneka Teddy yang kau lihat sekarang.."

"Awh... lucunya..." ujarku seraya mengelus kepala boneka itu. Tapi saat aku melihat nama perusahaannya...

"Eh? Ningyo's Company? Wow... bukankah itu adalah nama salah satu perusahaan yang paling terkenal?" tanyaku padanya.

"Y-yah.., itu adalah nama perusahaan Ayahku... jadi... um.."

"Itu luar biasa!"

"Be-benarkah?" tanyanya sedikit ragu-ragu.

"Dan kau yang membuat boneka ini? Wow, kau sangat mengagumkan!" pujiku.

Pipinya langsung bersemu merah, gadis itu lalu menyembunyikan wajahnya di balik boneka Teddy miliknya.

"Hehe, senang bertemu denganmu juga, Cloud" Aku menjulurkan tanganku untuk bersalaman dengannya.

Dengan tangannya yang bergemetaran Cloud menerima uluran tanganku dan bersalaman denganku.

Lalu aku bertemu dengan dua orang gadis dan seorang laki-laki.

"Halo.." Sapaku.

"Huh? Siapa si b*ngs*t ini?" tanya seorang gadis berpakaian serba coklat.

"Sand, jangan seperti itu, dia hanya menyapa kita." Ucap seorang gadis satu lagi yang berpakaian belang biru dan merah sambil ber-sweatdrop ria.

"Lalu kenapa seorang b*jingan sepertinya mendekati kita? Apa dia menginginkan sesuatu dari kita?" tanya gadis itu.

"Aku ingin berkenalan dengan kalian. Hanya itu." Sahutku.

Apa-apaan sih.. kenapa gadis ini begitu kasar padaku?

"Yah baiklah, aku duluan oke." Kata seorang gadis yang berpakaian biru dan merah.

"Namaku adalah Magnet, sebenarnya aku lupa apa bakat SHSL ku.. semoga saja aku bisa mengingatnya nanti. Senang bertemu denganmu!"

"Namaku Emerald, aku memiliki gelar Super Highschool Level Archeologist, aku mencari benda-benda bersejarah dimana pun lalu dibawa ke museum" Kata laki-laki berpakaian serba tosca tersebut.

"Dan aku Sand, aku adalah serorang Super Highschool Level Diver. Sekarang, pergi sana" Kata gadis berkulit coklat itu.

"Ya ampun, kau terlalu kasar Sand.." Kata Emerald.

"Diamlah! Kau tidak tau apa-apa!" kata Sand, sedikit meninggikan suaranya.

"Ehehe, tapi lebih baik kita dengar perkenalan pemuda ini dulu oke?" Ujar Magnet.

"Terimakasih." Kataku seraya tersenyum. "Namaku Gempa, tapi panggil aku Gem saja. Aku adalah SHSL Leader."

"Pemimpin apa? Pemimpin orang-orang cupu?" ejek Sand.

"..lebih baik kau tarik kembali ucapanmu." Kataku.

"Kenapa aku harus melakukannya?"

"...Tolonglah, kau bisa memanggilku apapun tapi tolong jangan bawa-bawa kakekku."

"Oh kalau begitu kakekmu itu orang cupu juga dong~?"

"TARIK KEMBALI KATA-KATAMU!"

"Gem! berhenti!" Ujar Halilintar yang tiba-tiba datang dan menahanku agar tidak menghajarnya.

"Ayolah, Gem! Tarik nafas!" Sahut Taufan.

Aku menarik nafas, lalu menghembuskannya perlahan.

"Sebaiknya kau jaga mulut kotormu itu sebelum seseorang kehabisan kesabarannya...dasar wanita murahan.." Ujarku ketus lalu pergi melewatinya.

"Tch... dasar orang aneh.." Kata Sand.

"Aku sudah bilang padamu, kau terlalu kasar." Ucap Emerald.

"Benar Sand, lebih baik kau meminta maaf padanya nanti." Tambah Magnet.

"...Ugh.. baiklah.." keluh Sand, namun menurut pada kedua temannya itu.

Lalu aku bertemu dengan seorang gadis berambut panjang keunguan yang senada dengan kacamatanya.

"Halo," Sapaku padanya.

"Oh hey," sahutnya. "Namaku Fang, gelarku adalah Super Highschool Level Animal Tamer"

"Itu bagus, aku Gempa, aku seorang Super Highschool Level Leader."

"Keren... jadi, kau suka binatang?" Tanyanya.

Dia lalu menceritakan banyak hal tentang macam-macam hewan dan juga keuntungan memeliharanya. Dia benar-benar cerdas! Aku terkesan!

Tak lama kemudian setelah beekenalan dengan Fang, aku melihat dua orang gadis, salah satu dari mereka memiliki rambut hitam berhighlight hijau dan satunya lagi berambut pirang keemasan.

"Halo!"

"Ah, Halo.." sahut gadis berambut hitam itu.

"Hai!" sapa gadis berambut pirang.

"Namaku Gempa, aku seorang Super Highschool Level Leader. Bolehkah aku tau nama kalian?"

"Namaku Lily, aku adalah seorang Super Highschool Level Detective, Dan dia temanku Serra, tapi orang-orang sering memanggilnya Rra. Dia adalah seorang Super Highschool Level Secret Agent." Ujar Lily.

"Detektif tingkat tinggi, huh? Jadi, sudah berapa banyak kasus yang kalian pecahkan?" tanyaku.

#pastinyalebihdarisatuGem

"Yah, aku melakukannya bersama Rra, dia yang memberiku informasi-informasi penting sementara aku mencoba memecahkan kasusnya perlahan." ucap Lily menjelaskan.

"Mengagumkan! Jadi, Rra, kenapa kau memperhatikan Thorn terus?" tanyaku kebingungan melihat tingkah Rra yang tidak berpaling dari Thorn sedari tadi.

"Oh? Ah! Tidak ada, tidak ada... hehehehe!" Rra tertawa canggung.

"Baiklah, senang bertemu kalian berdua!" ucapku, merekapun mengangguk.

"Semuanya silahkan berkumpul di ruang olahraga sekarang" Sebuah suara keluar dari dalam speaker.

"Hm.. sepertinya itu kepala sekolah.." ujar Taufan.

"Ayo kita pergi kesana" ajakku.

Kami semua lalu pergi menuju ruang Olahraga.

Kosong...

"Ah.. dimana kepala sekolahnya?" tanya Blaze.

"Aku ngantuk..." ujar Ice.

"Solar... Dark... apa yang kita lakukan disini?" tanya Thorn.

"Kita di instruksikan untuk datang kesini Thorn.." Jawab Dark.

"Terimakasih untuk kedatangannya.. aku adalah kepala sekolah yang akan menjelaskan tentang sekolah ini."

"Sekolah ini, sebenarnya adalah sebuah arena game pembunuhan. Kalian semua harus... MEMBUNUH SATU SAMA LAIN~~~~"

"Apa!?" teriak Fang.

"Apa maksudmu!?" Teriak Sand geram.

#gaadamaksudapa-apa

"Yah, jika kalian semua tidak mau dibunuh olehku, maka mulailah membunuh, hm... atau aku harus memberi kalian beberapa motivasi atau..."

"Permisi, siapa kau?" Tanya Magnet.

"Upupupupupu..."

"Aku kepala sekolah disini-"

"-Naamaku adalah Monokuma!"

Bersambung...

Danganronpa.

Survivors.

15 Students.

.

.

.

A/N: Sekian Chapter kali ini! Silakan review fanfic ini!