Aldnoah Zero© Project A/Z, Olympus Knights, A-1 Pictures, Gen Urobuchi, Katsuhiko Takayama.

| shounen-ai , hvmv dsj |

AR. OOC. Typo(s)

Don't Like Don't Read. I've warned you!

Dedicated for #FunFactFanfictionChallenge

.

.

.

.

.

Pagi ini, Inaho berbaik hati mengajak Slaine keluar dari penjara. Tumben sekali. Mungkin pahlawan bumi itu kesambet sesuatu. Tapi, Slaine diam saja. Ia hanya tahanan sekarang, dan tidak bisa melakukan apa-apa kecuali menurut.

Inaho membawanya ke pantai yang sepi. Slaine tidak lagi tahu ini dimana. Asal ada Inaho, ia merasa akan baik-baik saja.

Inaho membawanya turun dan mengiringinya berjalan. Meminta mantan Ksatria Orbit itu berdampingan dengannya. Pemuda platina hanya menunduk dalam diam, mencoba menyelaraskan langkah dengan yang lebih muda.

Slaine lalu dapat merasakan angin laut yang menerpa wajahnya, membelai helai rambutnya.

Slaine lupa bagaimana rasanya hidup di bumi. Sudah lama sekali sejak ia berada di Vers yang gersang dan serba kekurangan. Pakaian birunya turut berkibar, dan netra buminya menangkap visual yang entah sejak kapan dirindukannya.

"Laut.."

Slaine mengendus udara pantai dan tersenyum senang. Tanpa borgol atau belenggu apapun ia berlarian kecil ke tepi. Inaho lantas menyusulnya dan ikut tersenyum melihat kondisi tahanannya.

"Terima kasih, orenji!" Seru Slaine bahagia. Langkah Inaho terhenti beberapa kaki di belakang Slaine ketika melihat pemuda itu merentangkan kedua tangannya menyambut sang angin.

Inaho tidak menjawab. Membiarkan Slaine melakukan sesuka hatinya. Ia menikmati setiap gerak yang dilakukan olehnya. Bahkan mengabaikan vibra di saku jasnya. Sekitar seperempat jam, Slaine kembali pada Inaho dan menariknya bermain air laut bersama.

"Rasakan ini, orenji!" Slaine menyipratkan sedikit air ke arahnya sambil tertawa-tawa. Inaho mencoba memaklumi tingkah kekanakan Slaine, karena mantan musuhnya itu sejak kecil telah mengabdi pada Vers, bukan Bumi tempat ia dilahirkan.

Jadi, Inaho hanya diam.

"Kau tidak seru, orenji!" Gerutu Slaine. Kesal karena Inaho tidak membalas. Ia kembali menarik Inaho dan membuat mereka limbung ke pasir.

BRUKK

Slaine menyipitkan mata kala mentari menyambangi wajahnya. Posisi surya sedang tinggi-tingginya. Inaho di sebelahnya pun mulai berkata.

"Koumori, mengapa langit berwarna biru?"

Slaine menoleh, mempertemukan iris teduhnya dan sepasang rubi milik Inaho.

"Karena pantulan cahaya dari laut?" Slaine berusaha mengingat sumber buku bacaan saat ia berusia sebelas tahun dulu.

"Bukan. Tapi karena hamburan Rayleigh."

"Hamburan Ray- apa tadi? Kau mencoba membodohiku, Inaho?"

"Tentu tidak. Yang menemukannya adalah John William Strutt."

Slaine mengernyit, pertanda ia tidak mengerti ucapan Inaho.

"Coba jelaskan."

"Bila cahaya melalui suatu zat transparan, tentu saja dalam kasus ini udara, molekul penyusun zat tersebut akan lebih banyak menyebarkan cahaya dengan panjang gelombang pendek daripada cahaya yang panjang gelombangnya lebih besar."

"Maksudmu gelombang pendek itu ungu dan biru? Dan merah untuk gelombang jauh?"

"Kau pintar juga, Koumori."

"Jangan mengejekku, Inaho!"

"Aku memujimu."

"Tunggu, gelombang pendek? Kenapa bukan ungu dan harus biru?"

"Porsi cahaya. Porsi cahaya biru dalam sinar matahari jauh lebih banyak daripada cahaya ungu. Meskipun cahaya ungu lebih mudah tersebar, jumlah cahaya biru yang lebih banyak membuat pengaruh cahaya ungu tak terlihat."

"Sialan kenapa kau lebih pintar dariku." Dengus Slaine. Tampak tidak terima.

"Terima kasih." Ucap Inaho.

"Aku kesal, tahu!"


Fin


.

.

A/N : iya ini pendek. Ku tau. Ini aja ngebut gegara deadline*cry* maap ga bagus.

Thanks for read!

siluman panda