Rindu dan Bunga

Kuroko no Basuke © Fujimaki Tadatoshi

Untuk #MaknaBungaChallenge

Selamat membaca!

.

.

.

.

.

Entah sudah berapa kali Masaomi memainkan für elise dalam dua jam, kini jari-jarinya terasa kaku. Earl grey tea dan egg roll yang disajikan butler-nya tampaknya sudah mendingin dan kurang nikmat untuk dikonsumsi. Tetapi, dibuang pun sayang.

Masaomi menyeruput earl grey tea—yang benar telah mendingin—dan menggigit egg roll.

"Biar kutebak, pasti Masaomi bermain piano hingga tehnya menjadi dingin. Harus dihabiskan, ya. Kalau egg roll-nya tidak habis, biar kuhabiskan,"

(Seandainya omelannya benar-benar terdengar, tidak sayup-sayup dalam pikirannya).

"Ambil saja egg roll-nya, sayang. Semua untukmu,"

Begitu sahut Masaomi dengan nada lirih dan kepala menunduk.

Kedua matanya berkaca-kaca.


Diam-diam Masaomi merindukan omelannya.


Saat ini masih pukul empat, dan sudah kebiasaan Masaomi dengannya berkunjung ke taman kota. Dari hanya mencari udara segar sampai membeli dua scoop es krim dan sebungkus waffle. (Tentu saja es krim dan waffle-nya untuk berdua).

Kali ini, Masaomi memilih membeli kopi kaleng melalui vending machine lalu duduk di tempat yang biasa ia tempati.

Krek. Kaleng terbuka, Masaomi segera meminumnya. Cairan kopi yang dingin membasahi tenggorokannya. Rasanya aneh.

"Hingga saat ini, aku tidak pernah menemukan kopi yang enak seperti buatanmu."


Yang membuat Masaomi semangat setiap pagi adalah kopi buatannya.

Astaga, Masaomi benar-benar merindukannya.


"Mencari bunga apa, Tuan?"

Suara lembut dari wanita tua yang tengah menata bunga berhasil membuat pikiran Masaomi kacau. Beberapa jenis bunga yang diinginkan mendadak lenyap dari pikirannya.

Entah mengapa, suara wanita itu terdengar sangat familier, seperti ia.

"Oh, aku melupakan nama bunganya. Tetapi aku ingin bunga berwarna putih atau merah muda,"

Wanita itu tertawa pelan dan memilihkan bunga untuk Masaomi, "Ah, pasti untuk sang istri, ya. Lily of the valley dan alstroemeria adalah pilihan yang tepat, menurut saya,"

"Um," Masaomi terdiam sejenak dan melihat bunga yang dimaksud. "Kalau begitu tolong rangkaikan dan ah, boleh tambahkan beberapa tangkai baby's breath?"

"Tentu saja,"

"Maaf, saya ingin bertanya. Apa makna dari ketiga bunga itu?"

Entah mengapa, kini senyum wanita itu semakin lebar.

"Lily of the valley berarti kerendahan hati, alstroemeria berarti kesetiaan, dan baby's breath berarti cinta yang tiada berakhir."

Setelah mendengar jawaban wanita itu, Masaomi merasa kedua matanya panas.


Dan Masaomi mendadak ingat, lily of the valley dan alstroemeria adalah bunga kesukaannya.


Kini, hujan turun rintik-rintik dan perlahan membasahi bumi. Tapi Masaomi tak peduli, ia tetap berjongkok dan mengusap batu yang tulisannya tertutupi tanah. Rangkaian bunga yang dibelinya ia senderkan pada batu.

"Lily of the valley bagaikan sifatmu yang rendah hati pada siapapun. Alstroemeria sebagai kesetianmu padaku. Dan yang terakhir...,"

Masaomi merasa suaranya tersendat dan kedua matanya terasa sangat panas. Ah, pasti sebentar lagi hujan deras.

"...baby's breath adalah cintaku untukmu yang tiada berakhir, Shiori."