Kim Mingyu & Jeon Wonwoo
Romantic
Bagian 1...
"Suatu kebanggan besar bagi saya saat seorang penulis ternama, JWW mau menerima undangan makan siang yang saya kirim kan. Anda terlihat jauh lebih cantik dari apa yang saya bayangkan, Nona"
'Nona?'
Jeon Wonwoo tertawa keras dalam hatinya. Sepertinya Danke muda di hadapannya itu salah mengira gender aslinya.
Pria cantik itu tidak banyak merespon dan hanya tersenyum dengan begitu anggun pada Danke Muda Kim Mingyu yang tengah menjadi perbincangan khalayak ramai karena ketampanannya. Sangat terlihat jelas jika Danke muda itu tertarik padanya. Sayangnya pria tampan itu justru mengira dirinya adalah seorang wanita, bagaimana jika dia tahu jika JWW itu adalah seorang pria. Ah... sungguh lucu rasanya.
Sebenarnya sangat wajar jika Mingyu mengira dirinya adalah seorang wanita. Di lihat dari cara berpakaiannya yang menggunakan coat panjang clasic dan celana bahan ketat serta topi lebar dan make up natural yang menghiasi wajahnya, sungguh menampakkan penampilan wanita Eropa pada umumnya, apalagi dengan di tambah sepatu kulit dengan bantalan kecil dan lancip pada bagian depan. Ia sungguh terlihat seperti wanita Eropa-Asia yang sungguh mempesona.
"Saya pernah bertemu beberapa wanita Asia, terutama dari Korea seperti anda. Tetapi tidak ada yang semempesona seperti anda. Ini sungguh lucu, tetapi saya bicara dengan sangat jujur"
Lagi Kim Mingyu berkata dengan wajah yang sangat menunjukan ketertarikan pada dirinya.
Wonwoo berdehem kecil dan merubah posisi duduknya agar sedikit lebih nyaman. Sepasang mata rubah-nya memperhatikan lekat Kim Mingyu. Tidak cukup buruk, justru sangat gagah dan tampan seperti Danke kebanyakan. Bahkan mungkin Mingyu yang paling tampan diantara Danke yang pernah ia temui.
Sebagai orang Asia seperti dirinya, Mingyu sungguh terlihat manly dan gagah dengan tubuh tegap penuh, otot keras dan kulit tan yang sungguh eksotis. Wajar sepertinya jika para gadis di st. Poligron begitu mendewakan seorang Kim Mingyu.
"Saya tidak menyangka, di balik sikap anggun anda, anda ternyata cukup liar dan nakal. Beberapa Novel dewasa yang anda buat selalu hampir membuat saya terbang dan eraksi lebih cepat"
Wonwoo masih terlihat santai meski kini Danke muda itu mulai berbicara cukup frontal padanya. Ia justru sangat ingin tertawa dengan kencang saat ini.
"Saya pikir ada sedikit kesalahan disini, Tuan Kim" ucap Wonwoo.
Mingyu tersenyum miring, dengan sepasang manik elangnya menatap menggoda pada Wonwoo.
"Apa yang menurut mu salah ,miele?"
Wonwoo beranjak dari duduknya, memutar dan berjalan mendekat pada tempat duduk mingyu. Mengangkat kaki kananya dengan lembut, menyentuh permukaan kulit kaki Mingyu dengan seduktif.
Berbisik pada telinga Danke muda itu...
"Hembusan nafas ini, tonjolan pada leher ku, dan ... -" Wonwoo menjeda ucapannya, sedikit menyeringai kecil. Ingin rasanya ia tertawa sekencang mungkin menangkap ekspresi hasrat membuncah dari wajah tampan danke muda itu. Jemari lentiknya terulur menekan kuat sesuatu pada bagian selatan milik Mingyu yang mulai mengeras. "Danh... -menggigit kecil telinga Mingyu- sesuatu yang mngeres seperti ini, aku memiliki itu. Tidak kah kau bepikir aku juga seorang pria seperti mu, Honey?"
"A-Apa?"
...
"Pria?"
Mingyu bergumam hal yang sama terhitung sejak pertemuannya dengan Wonwoo kemarin lusa. Ia terlihat kacau dengan lingkaran hitam pada matanya dan wajah pucatnya.
Louis, pria Eropa yang sungguh tampan itu terus saja mencibir kondisi Mingyu yang terlihat seperti Zombie. Mingyu semakin pusing di buatnya.
Danke tampan itu merasa marah, namun juga merasa malu yang teramat besar. Bisa-bisanya ia eraksi begitu cepat hanya dengan sebuah tekanan dan sentuhan halus dari jemari lentik seorang JWW. Dan yang membuat-nya semakin frustasi adalah kenyataan bahwa JWW adalah seorang Pria, yang artinya ia eraksi dengan sentuhan nakal seorang Pria!
Dengar, SEORANG PRIA!
Mingyu hampir gila karena memikirkan hal ini terus menerus. Arah seksualitasnya harus di pertanyakan semenjak ia bertemu dengan JWW. Ini sungguh hal yang memalukan baginya. Bagaimanapun ia sudah terangsang oleh sentuhan seorang Pria. Jika itu seorang wanita mungkin ia tidak akan se-frustasi ini.
Beberapa kali ia meyakinkan dirinya jika ia masih menyukai wanita dengan bentuk tubuh sempurna, memiliki payudara yang kenyal dan besar serta bokong yang kencang. Tetapi, lagi-lagi bayangan Wonwoo pada hari itu kembali menghantui pikirannya.
Mungkin untuk beberapa orang hubungan seperti itu tidaklah jadi masalah di Eropa yang peradabannya berkembang dengan pesat. Tetapi tidak bagi seorang Danke terhormat Kim Mingyu. Ia bahkan masih ingat ketika mencibir Louis dan pasangannya Harry beberapa hari lalu saat menangkap mereka tengah berhubungan sex di kamar tamu kastil mewahnya.
Ia sungguh menjilat ludahnya sendiri tentang hubungan yang ia anggap menjijikan itu. Karena pada faktanya kini, ia dibuat mabuk dan terlena oleh sentuhan seorang Pria.
Oh... betapa Mingyu sangat merindukan jari-jemari Wonwoo yang menyentuhnya singkat waktu itu.
"Louis... " Mingyu memanggil pelan Louis.
Louis yang sejak tadi mendumel, terdiam dan menatap malas pada Mingyu, sang Boss dan sekaligus sahabatnya itu.
"Apa selama ini kau sakit hati dengan makian ku tentang hubungan mu dengan Harry?"
Louis menautkan alisnya bingung. "Kenapa bertanya?"
Myingyu menghela nafas pelan, menatap Louis dengan tatapan frustasinya. "Kau pasti memaki ku, mendoakan ku atau mungkin mengutuk ku agar menjadi seperti mu! Aku sudah gila Lou, aku gila!"
"Kau memang selalu berkata buruk, aku ingin sekali memaki dan mendoakan mu agar kau tidak selamat. Tapi aku tidak seburuk itu, dude" ujar Louis jengah. "Apa ini tentang JWW itu lagi?" Lanjut Louis bertanya.
Mingyu mengangguk lucu sebagai jawaban. "Ini gila, aku bahkan terus membayangkan dan merindukan sentuhannya. Aku sungguh pria normal tetapi bagaimana bisa seorang pria cantik merubahku seperti ini? Oh Tuhan... bahkan aku memimpikan tubuh indahnya!"
"Aku pikir kau kualat dengan makian mu sendiri pada ku dan Harry" sahut Louis. "Tidak terlalu buruk berhubungan dengan sesama Pria, kau masih bisa merasuki, bahkan lebih nikmat dari pada memasuki lubang vagina wanita-wanita mu yang sudah kendur" lanjutnya dan tertawa terbahak.
Mingyu memicingkan matanya kesal, menatap Louis yang terlihat senang. Ia menendang tulang kering sekertarisnya itu dengan begitu kencang.
"Idiot!" Makinya pada Louis yang terlihat acuh dan tidak peduli. "Kau harus mencari tahu dengan se-detil mungkin tentang JWW, aku akan memberimu 10.000 Poundsterling beserta mobil metalic keluaran terbaru jika kau bisa mendapatkan data aslinya untukku" lanjut Mingyu memerintah.
"Kau selalu membuat penawaran bagus di setiap tugas yang kau berikan, dude"
Mingyu terlihat acuh dan membiarkan Louis keluar dari ruang kerjanya. Menghela nafas berat dan berkata "Aku tidak akan membiarkan mu pergi setelah membuatku tersiksa seperti ini, miele!"
...
"Kalian harus menyaksikan sendiri bagaimana wajah Danke itu saat Wonwoo mengerjainya, itu sungguh lucu"
Wonwoo hanya tertawa kecil, mendengar Martha bercerita hal yang sama sejak pertemuan-nya dengan Kim Mingyu ke-beberapa teman asrama mereka.
Pria cantik itu menatap keluar jendela, mengadah langit-langit malam kota London, tempat pengasingannya sejak 4 tahun lalu. Ia berpikir sejenak, membayangkan betapa menyenangkannya menatap kembali langit malam di negri kelahirannya dengan anggota keluarganya.
Ia sungguh merindukan keluarganya dan Korea. Jika bukan karena peperangan wilayah yang terjadi saat ini, mungkin ia sangat enggan untuk mengasingkan diri ke Eropa bersama dengan paman dan bibinya.
Negaranya sedang sangat tidak aman, kedua orang tuanya mengirimnya ke Eropa untuk menyelamatkan diri. Meski Eropa terlihat jauh lebih maju dari Korea, tetap saja baginya tidak ada yang lebih membahagiakan selain di negara sendiri.
Saat ini Wonwoo terdaftar sebagai mahasiswa di Universitas Marry Queen, London Inggris. Ia adalah mahasiswa berprestasi diangkatannya.
Di tengah waktu sibuknya sebagai mahasiswa, ia menyibukan diri sebagai penulis lepas cerita dewasa dengan nama pena JWW. Awalnya tulisan-tulisannya hanya di baca oleh para mahasiswa dan teman satu asramanya. Hingga kini tulisannya di kenal oleh banyak orang di kota-kota besar inggris.
Wonwoo bahkan masih tidak menyangka seorang Danke hebat seperti Kim Mingyu menjadi salah satu pembacanya. Saat ini siapa yang tidak kenal dengan Kim Mingyu, seorang pemilik beberapa Bar besar di kota Brimingham, Derby, dan London. Belum lagi wajah tampan, kulit tan, dan tubuh atletisnya. Sungguh Mingyu adalah salah satu pria Asia ternama di negara ini.
Sejujurnya, suatu kehormatan juga bagi Wonwoo ketika ia mendengar kabar dari Martha, sahabatnya tentang ajakan makan siang dari Mingyu. Ia bahkan tidak berpikir dua kali untuk menerima ajakan itu. Tetapi yang membuatnya kaget dan cukup kesal dengan Mingyu adalah tata bahasa yang pria itu gunakan padanya. Mingyu terlihat santai melontarkan kata-kata fulgar padanya, yang notabennya adalah orang yang baru pertama di temuinya. Itu sungguh membuat Wonwoo jengkel dan ingin menendang keras bokong Mingyu hingga Danke muda itu tidak lagi berbicara seenaknya.
Wonwoo juga tidak terlalu peduli jika Mingyu salah mengenali gendernya. Itu sudah biasa, sebelumnya sudah banyak yang berpikir jika ia adalah seorang wanita di lihat dari wajah cantiknya. Mingyu bukanlah orang pertama yang salah mengenali dirinya.
Dari gelagat yang Mingyu berikan, Wonwoo sangat tahu jika pria itu begitu tertarik padanya. Terlihat dari tatapan mata, dan respon yang menakjubkan saat ia coba menggodanya. Mingyu sungguh terlihat seperti pria-pria Eropa yang pernah ia kenal, yang selalu melihat dirinya hanya dari satu sisi. Dari sisi yang bisa memuaskan mereka diatas ranjang hanya dengan sentuhan-sentuhan kecil.
"Wonwoo, seharusnya kau tidak bermain-main dengan Kim Mingyu. Dia pasti akan mencari-mu hingga dapat dan tidak akan melepaskanmu. Terlebih kau terlihat seperti mempermainkannya. Kau harus berhati-hati" ucap Boo Seungkwan memperingati.
Wonwoo tersadar dari lamunanya, menatap sahabat satu asramanya itu dengan tatapan bingung, kemudian tersenyum mengerti.
"Dia tidak tertarik padaku yang seorang pria, dia tidak seperti kita. Kau jangan terlalu mencemaskan ku" ujar Wonwoo.
"Menurutku Seungkwan ada benarnya, kau harus berhati-hati" sahut Martha menambahkan.
"Mengingat banyaknya pria yang merubah orientasi seksualnya sejak bertemu denganmu, bukan hal yang tidak mungkin jika Kim Mingyu juga bisa seperti mereka" tambah Seungkwan.
Wonwoo hanya tersenyum, beranjak dari duduknya dengan membawa segelas wine dingin di tangannya, menyesapnya dengan anggun dan berkata. "Itu tidak akan terjadi, dan aku akan baik-baik saja. Aku ingin tidur, selamat malam"
Seungkwan dan Martha mendesah lesu, menatap tubuh Wonwoo yang telah menghilang dari balik pintu kamar.
"Dia memang selalu sulit untuk di beritahu" desah lesu Martha, Seungkwan mengangguk setuju.
"Aku masih tidak mengerti, jadi siapa yang menggoda siapa? Wonwoo menggoda Danke Kim, atau sebaliknya? Kau menceritakannya terlalu rumit, Martha"
Baik Martha dan Seungkwan hanya memutar kedua bola mata mereka dengan malas. Saat si polos Minghao yang sejak tadi terdiam bertanya.
Butuh waktu yang panjang untuk menjelaskan semua itu kepada si polos Minghao.
"Tidak ada, lebih baik kau tidur dan beristirahat, sayang" ucap Martha lembut.
...
To Be Continue
1 Miele (Madu dalam bahasa perancis)
Ini tidak akan saya publish di wattpad. Saya merindukan ffn. Jadi yah khusu ini saya akan post disini hingga selesai. :)
