Me, You, and Rain
.
Kim Taehyung, Min Yoongi, Park Jimin
.
Drama.
.
T
.
Castnya bukan punya saya, cerita ini diadaptasi dari tulisannya Om yang sukses selalu bikin saya gamon kembali yang sedikit saya tambah dan kurangi dibeberapa bagian. Kl gasuka gaseneng, bilang aja/close tabs. Ini BL, why? Cause i love BL, lebih bisa dapet feelnya. Maapkeun kalo castnya ini-ini ae ga berubah cem ultraman. Saya cinta yoon-min-tae cem tragedi di rpw . typo? Biasa lah namanya manusia. Happy Reading ya.
.
"Kau pasti pernah jatuh cinta. Dan saat kau merasakan hal itu, kau akan mencintai seseorang dengan sepenh hati. Lalu, bisa saja hal lain akan terjadi. Kau mungkin akan dikhianati. Saat itu terjadi, kau akan merasa seharusnya tak pernah mengenal namanya. Karena saat nama itu disebut kembali, dadamu akan terasa luka, napasmu akan terasa sesak"
.
.
.
.
Kim Taehyung POV
Setiap pagi aku selalu bertemu dengannya, laki-laki seputih salju dengan bibir sewarna peach bersurai sehitam malam di persimpangan jalan depan kompleks perumahan ini. Selalu dan hampir sama dengan ekspresi yang terlihat, errr...sendu dan kosong. Dirinya bahkan hampir tidak pernah senyum kepada setiap orang yang melihatnya, bertatapan dengannya serta menyapanya. Entahlah dari pukul berapa laki-laki manis itu duduk disitu, sebuah halte bus yang terhitung cukup tua. Yang jelas saat aku berangkat kuliah pukul delapan pagi, dirinya sudah terlihat duduk disana, dengan pandangan yang sama. Sekali lagi kuulangi, sendu dan kosong.
.
Bahkan, saat hari minggu sekali pun, saat aku berjalan mengelilingi komplek dengan sepeda ku, sebut saja dia kuki. Well-aku senang menamai setiap barang yang aku punya, tujuannya? Agar lebih bisa menyanyangi barang itu, oke kembali lagi pada laki-laki seputih salju itu. Dia masih saja betah duduk disana. Di kursi yang sama pula. Beberapa kali matanya bertatapan dengan mataku, tapi tetap saja dia diam membisu layaknya patung. Hanya pandangan sendu dan kosong yang ia berikan padaku. Aku juga bingung bagaimana caranya agar bisa menyapanya. Hanya senyum kotak milikku yang bisa ku hadirkan.
.
Pagi ini aku mencoba memberanikan diri untuk duduk disampingnya. Menyandarkan kuki-sepedaku pada tiang halte. Dia hanya diam saat aku mulai duduk disampingnya, tdak ada reaksi apapun yang dia berikan padaku.
.
"Selamat pagi"
.
Dia masih saja diam, matanya menatap jalanan yang masih sepi di hadapan kami.
.
"Boleh aku berbicara denganmu?"
.
Tidak ada respon sama sekali, oke ini pertanyaan paling konyol yang pernah aku tanyakan pada seseorang selama aku bernapas,
.
"Maaf jila aku mengganggumu. Aku hanya ingin berkenalan. Aku juga sudah lama melihatmu betah sekali duduk di sini, setiap pagi". Aku menatap jalanan yang lengang di hari Minggu.
.
"Kau menunggu seseorang?" tanyaku kembali, sial aku seperti bermonolog sendiri
.
Laki-laki manis dengan mata sipit itu menolehkan wajahnya padaku. Menatapku kosong dan sendu. Lalu menganggukkan kepala. Pertanda ia membenarkan pertanyaanku. Ia menunggu seseorang.
.
Waktu terus berlalu, aku hanya diam disebelahnya yang juga terus diam. Kami juga tak saling melanjutkan percakapan dalam waktu yang lama. Sikapnya yang teramat dingin seperti es batu membuatku sedikit ragu untuk bertanya lebih banyak padanya.
.
Namun jujur saja, dia terlihat menawan meski dengan tatapan mata kosong dan sendu. Namun, ada satu hal yang selalu menjadi pertanyaan dibenakku setiap kali bertemu dengannya. "Mengapa dia selalu memakai baju berwarna hitam? Diantara sekian banyak warna kenapa harus hitam? Apa dia hanya memiliki banyak baju dengan satu warna? Apa hanya punya satu baju saja? Oke abaikan itu.
.
"Ehm, siapa namamu? Tanyaku pelan, aku tak mau ia merasa tak nyaman dengan kehadiranku. Dan memilih untuk pergi, karena masih terlalu banyak pertanyaan yang akan kutanyakan padanya nanti.
.
"Namaku?" ia menunjuk dirinya, seperti orang yang lupa dengan dirinya sendiri.
.
"Iya, Namamu, siapa?"
.
"Entahlah, aku bahkan tak ingin mengingat namaku lagi".
.
"Kenapa? Bukankah nama adalah identitas seseorang? Lalu bagaimana cara orang lain yang baru bertemu denganmu memanggilmu jika kau saja tak ingin mengingat namamu?"
.
Dia terdiam sejenak.
.
"apalah arti nama. Jika suatu saat nanti kau hanya bisa mengenangnya. Kenangan yang akan membuat orang mencintaimu terluka sangat dalam"
.
"Maksudmu? Aku tak mengerti"
.
"Iya, untuk apa tahu namaku jika setelah kau tahu, kau hanya akan menceritakan hal-hal yang kadang tak pernah kuinginkan untuk kau ceritakan pada orang lain".
.
Jujur saja, aku semakin tak mengerti dengan ucapannya barusan. Ia menatapku dengan tatapan yang tak begitu lagi sendu. Namun, terlihat masih menyimpan sedih disana.
.
"Kau pasti pernah jatuh cinta. Dan saat kau merasakan hal itu, kau akan mencintai seseorang dengan sepenh hati. Lalu, bisa saja hal lain akan terjadi. Kau mungkin akan dikhianati. Saat itu terjadi, kau akan merasa seharusnya tak pernah mengenal namanya. Karena saat nama itu disebut kembali, dadamu akan terasa luka, napasmu akan terasa sesak"
.
Ia menundukkan kepala, di sudut matanya kulihat genangan kecil yang siap mengalir. Mungkin sebentar lagi akan mengalir seperti anak sungai. Namun, ia tetap menegarkan diri. Memperlhatkan padaku, ia tak apa-apa. Meski aku tahu, ada apa-apa disana.
.
Aku mulai mengerti kenapa ia belum juga mau menyebutkan namanya. Ada hal yang membuatnya terlalu serius untuk mengingat sebuah nama. Nama yang begitu berarti.
.
Aku kembali menatap kearah jalanan yang mulai banyak dilalui orang-orang. Biasanya jika hari mulai siang sudah banyak orang-orang pulang dari acara jalan sehat atau sekedar hanya berfoto kemudian menguploadnya ke sosial media, dengan caption olahraga, kenyataannya tidak begitu. Akh lupakan saja, mari berfokus pada laki-laki manis ini.
.
"Jika kau tak mau menyebutkan namamu, tak apa. Tapi bisakah kau memberitahuku dengan cara apa aku memanggilmu? Jujur saja aku merasa canggung jika harus memanggilmu dengan hei atau kau"
.
Dia menatapku, aku hanya bisa menggaruk tengkuku yang tak gatal, sepertinya aku terlalu banyak bicara.
.
"Apakah kau begitu ingin tahu namaku?"
.
"Sedangkan kau saja tak menyebutkan siapa namamu. Apakah kau adalah tipe orang yang selalu menunggu untuk mendapatkan sesuatu?"
.
Bagus Taehyung, kata-katanya sungguh tajam seperti silet yang baru saja dibeli. Aku hanya terdiam mendengarnya. Apa maksudnya? Mengapa ia mengatakan ini padaku? Disisi lain aku yang mengajaknya berkenalan, iya sungguh tak etis bila aku tidak memberitahukan namaku pertama-tama.
.
"Maaf, aku lupa. Taehyung- Kim Taehyung"
.
Taehyung. Iya. Taehyung. Dia mengulang namaku seperti seorang siswa yang sedang menghapal pelajaran.
.
"Lalu, kenapa kau tak menyebutkan namamu?"
.
"Namaku Min Yoongi"
.
Min Yoongi POV
Hujan begitu deras malam ini. Aku dan Jimin terjebak didepan toko yang berada disekitaran jalan yang kami lalui. Malam ini, hari jadiku dengan Jimin. Tepat empat tahun kebersamaan kami menjalin suatu hubungan lebih dari sekedar teman.
.
"Hyung, hujannya tak juga reda. Ini juga sudah malam. Bagaimana kita pulang?"
.
"Kita disini saja Jim. Kasihan dirimu, sudah basah seperti itu. Kita tunggu hujan reda saja. Lagipula aku masih ingin bersamamu, menikmati hujan ini"
.
"Tak apa-apa hyung? Kau yakin? Kalau hujannya sampai pagi bagaimana?"
.
"Tak apa Jim..."
.
Sesekali Jimin memainkan air hujan dengan jemarinya. Memercikkan ke wajahku, aku memekik dan kemudian membalasnya, tertawa bersama. Malam semakin larut, hujan tak reda. Jimin meremas tanganku yang mulai mendingin dan meniupnya agar menghangat.
.
Aku terdiam menatapnya, Jimin balas menatapku. Mengeratkan remasan tangannya pada tanganku. Hangat, itu yang dapat kurasakan sekarang.
.
Kim Taehyung POV
Sudah sejam lebih aku duduk disebelahnya. Hanya namanya saja yang berhasil ku ketahui, Min Yoongi. Langit yang awalnya cerah berubah menjadi mendung, perlahan awan pun terlihat kelam.
.
"Sepertinya akan hujan lebat" aku menatap langit, "sebaiknya kita pulang saja"
.
Namun ia hanya diam saja dan anehnya wajahnya yang awalnya sendu berubah menjadi ceria. Terdapat lengkungan keatas pada bibirnya. Aku hanya bisa menebak apa yang sedang ia pikirkan, dan mengapa ia terlihat senang saat hujan turun.
.
"Kau penyuka hujan?" tanyaku penasaran, baiklah sepertinya aku tertarik padanya.
.
Dia hanya mengangguk sambil tersenyum kecil, terlihat sangat menawan dimataku.
.
"Ayo pulang, kau bisa sakit jika berada disini saat hujan turun nanti. Halte ini tak cukup melindungimu dari hujan" tawarku
.
Dia menatapku, aku terdiam. Dibalik mata sipitnya terdapat orbs hitam yang mempesona. Sialan, sepertinya aku mulai menyukainya.
.
"Jika ingin pergi, pergilah. Aku masih ingin disini. Dia akan datang sebentar lagi"
.
"Dia? Siapa dia?" aku refleks bertanya
.
"Orang yang selalu kutunggu, ia pernah berjanji di tempat ini. Ia akan selalu bersamaku"
.
"Dia kekasihmu?" tanyaku kembali, ingin rasanya aku mengeluarkan sumpah serapah pada kekasih seorang Min Yoongi. Menapa ia tega membuat makhluk seindah ini menunggu untuk waktu yang lama. Baik Taehyung baik, mari kita lanjutkan duduknya sejenak.
.
Yoongi mengangguk, wajahnya terlihat senang saat butir hujan mulai menerpa wajah putihnya. Indah, dan memesona. Itu yang kulihat. Dan aku ingin lebih lama lagi disini, menemani seseorang yang bernama Min Yoongi ini.
.
ToBeContinue...
.
Note kecil untuk pembaca:
Entahlah saya harus bilang apa, ini fict cuma adaptasi dari novelnya om yang selalu sukses bikin saya gamon sama mewek disela tugas kuliah sama gamon dari orang di dunia lain -_- . saya cuma nerapkan sistem 3M yang kaya kata dosen Analisis Real saya Melihat, Meniru, Menambah. Iya ceritanya saya tambah-tambahin sendiri. ini bukan curcolan kaya biasa. Kalo ketemu typo maapkeun saya manusia yang suka khilap liat jimin sama suga di blood sweat & tears era :' bawaannya pen cursing mulu da. Akhirnya bikin chapter-chapteran lagi. Sekali lagi saya tegaskan ini fict adaptasi dari novel yang ditambah dikit-dikit saudara-saudari.
Entahlah itu nasib si tehyung gimana, nanti saya pikirin sambil ngemper di depan gedung rektor sambil nyolong wifi. Kalo ada pihak yang ngerasa keberatan sama gasuka sama ini fict bilang aja, saya menerima kritik saran pujian bahkan bash./saya kebal dibash dosen didepan kelas/. Makasi buat yang uda nyempetin ngbuang waktu buat baca ini fict.
Ps. Ada yg anak pasca? Saya pengen tanya sesuatu. Tolong pm ya ;;;A;;;
