Mereka sama-sama lebih dari sekedar suka. Mereka tahu ini salah, jadi mereka perlu saling menjauh. Tapi kedua tangan itu selalu kembali untuk saling bertaut.
.
.
Two Holding Hands
aspartam
NCT, SMRookies © SM Ent.
Typo(s), OOC, AT, BxB
Taeyong x Yuta fic, I've warned you.
.
.
Kalau boleh jujur, Taeyong tidak pernah menyangka akan bisa seakrab ini dengan Yuta. Dari sifat dan selera, mereka banyak berbeda. Apalagi di masa lalu, perilaku buruk Taeyong dirasa bukan sesuatu yang bisa dimaafkan dengan mudah oleh anak kelahiran negeri sakura seperti Yuta. Tapi di luar dugaan, Yuta sendiri tampaknya tidak masalah. Mungkin Yuta merasa perilaku Taeyong tidak jauh berbeda dengan perilaku bangsanya sendiri terhadap negeri tetangga.
Di atas itu semua, nyatanya Nakamoto Yuta adalah teman terdekat dan terbaik yang Taeyong punya.
Menjadi teman satu kamar mungkin alasan paling masuk akal yang dapat mengakrabkan keduanya. Dari menjadi rekan satu ruangan, mereka berdua jadi lebih tahu kebiasaan masing-masing dan terbiasa soal itu.
Seperti kebiasaan Taeyong yang berlebihan soal kebersihan. Yuta yang pada dasarnya anak lelaki serampangan, tidak hanya sekali dua-kali menerima omelan. Pemuda Osaka itu jelas akan membalas dengan mulut pedasnya membuat Taeyong selalu berbicara lebih banyak dari biasanya. Kemudian tanpa sadar setelah adu mulut dengan Taeyong, Yuta hampir selalu mendapat kosakata baru dalam bahasa korea atau mendapat koreksi mengenai prononsasi kata-katanya yang masih sering membuat salah paham.
Mereka memang banyak melempar sarkasme. Tapi, mereka lebih banyak memiliki momen keakraban setelah melewati banyak waktu bersama. Tak hanya saat berbagi kamar, tapi juga saat latihan.
Taeyong akan membantu Yuta latihan menari, Yuta akan membantu Taeyong dalam vokal.
Taeyong akan memasakkan sarapan untuk mereka berdua, Yuta akan memakan masakan Taeyong dengan lahap. Kebetulan sekali, masakan Taeyong yang memang terkenal lezat itu sangat sesuai dengan lidah jepangnya.
Yuta akan bangun pagi untuk lari pagi, kebiasaannya sejak masih bergabung dengan klub sepak bola. Sepulangnya, ia akan membangunkan Taeyong yang masih pulas karena kelelahan saat latihan. Yuta yang memang jahil suka mengusik mimpi Taeyong dengan handuk penuh keringatnya. Sebagai pecinta kebersihan, Taeyong kerap mengamuk di pagi hari karena Yuta.
Atau yang paling umum, Taeyong selalu ada untuk Yuta yang terkadang rindu kampung halaman. Untuk Yuta yang mendapat beban pikiran karena ia warga negara sebelah. Untuk Yuta yang banyak mengeluh. Untuk Yuta yang kadang kelepasan berkata kasar.
Sebaliknya, Yuta juga selalu ada untuk Taeyong yang sering merasa bersalah. Untuk Taeyong yang sering menangis karena masa lalunya yang buruk. Untuk Taeyong yang tidak puas dengan kerja kerasnya. Untuk Taeyong yang ketakutan. Untuk Taeyong dalam mode pesimisnya.
Keduanya sama-sama punya masalah dan tiap keduanya selalu ada untuk menjadi pendengar, atau setidaknya meminjamkan bahu untuk dibanjiri tangis.
Masing-masing dari mereka sudah menjadi tempat terbaik untuk berbagi. Tempat ternyaman untuk dicari.
Saat Taeyong depresi, Yuta akan duduk di sebelahnya. Menemani pemuda yang beberapa bulan lebih tua darinya itu merenung yang kadang disertai tangis beberapa saat setelahnya. Menunggu sampai Taeyong membuka mulut untuk bercerita, lalu Yuta akan menggenggam tangan Taeyong erat seakan memberitahunya: aku di sini, semua baik-baik saja.
Saat Yuta sudah lain dari biasanya, Taeyong akan menghampiri pemuda jepang itu dan bertanya ada apa. Yuta akan menjawab dan bercerita panjang lebar. Taeyong akan merespon jika dirasa perlu. Saat penat di kepala Yuta sudah hilang, Taeyong akan meraih telapak tangan Yuta dan mengelusnya sayang, seolah memberinya semangat dari sana.
Tangan mereka berdua selalu memberi kenyamanan pada yang lainnya. Ketika kedua tangan itu bertaut, semuanya terasa lebih baik.
Hanya saja, mereka tak pernah menyangka. Tautan tangan itu menumbuhkan perasaan yang tidak seharusnya di antara keduanya.
.
.
"Hei, ada apa? Ceritakan padaku."
"Tidak, Yuta. Tidak kali ini."
"Kenapa? Tidak biasanya."
Karena sumber masalahku kali ini adalah kau, Nakamoto Yuta.
.
.
TBC
a/n: Sebenarnya daripada ff saya lebih ingin bikin mini fancomic untuk ide yang ini. Tapi karena saya tidak punya tempat publish dan kebetulan ga ada bakat gambar fanart real person yah... terpaksa gambar pakai kata-kata deh. Hehe.