NARUTO PUMYA MASASHI KISHIMOTO
BABY STEP (GAATEN)
RATE : T
NOTE : OCC, TYPO
#PERTEMUAN
Paska perang dunia shinobi ke empat, jarang ada yang membeli peralatan ninja seperti kunai, shuriken dan sebagainya. Inilah yang dirasakan Tenten sebagai seorang Shinobi yang berjualan peralatan Shinobi
"Sepinya... semenjak perang dunia ke-4 itu aku jarang menemui pelanggan. Apa aku harus membuat perang dunia lagi agar ada yang membeli jualanku? Tapi itu tidak mungkin Tenten. Kekuatan mu itu tidak setara dengan Obito-Uchiha dan juga tidak setara dengan Madara-Uchiha. Harusnya kau tau diri Tenten," Tenten berucap pada dirinya sendiri.
Sedari tadi ia hanya memainkan kunainya saja tanpa sadar ada dua orang pelanggan yang mendengar perkataan asalnya itu.
"Kau tau diri juga, itu lebih baik," ucap salah seorang pelanggan yang seumuran dengannya. Dengan syok Tenten melihat kebelakang dan ternyata ada dua pelanggan pria yang masuk kedalam tokonya. Yang satu seumuran dengannya dan yang satu anak-anak. Hal yang pertama kali Tenten rasakan setelah melihat pelanggan pertamanya itu senang sekaligus kaget juga..
Karena baru pertama kalinya seorang kazekage datang ke toko kecilnya ini. Ditambah lagi juga Kazekage ini adalah orang yang mendengar perkataan asalnya barusan.
"Eh, Kazekage-sama. Itu hanya perkataan iseng, mohon maafkan," ucap Tenten canggung saat tau Kazekage lah yang sedari tadi mengkritiknya.
"Iya aku tau perasaanmu," ucap Gaara tanpa memandang wajah Tenten. Gaara hanya terfokus pada anak berkuncir nanas yang asik melihat peralatan Shinobi yang dijual Tenten.
"Paman, aku ingin ini," ucap Shikadai menunjuk kunai.
"Kau janjinya hanya melihat-lihat, jika kau ingin membelinya paman akan belikan setelah kau lulus dari akademi," ucap Gaara menjelaskan.
Shikadai hanya menatap malas pamannya ini sedangkan Tenten hanya bengong mendengar percakapan antara paman dan keponakannya. Ia perlahan bangun dari bangkunya dan berjalan kearah Shikadai dan Gaara.
"Aku lebih suka berjalan-jalan bersama paman Kankuro dibanding dengan paman Gaara. Pasti jika aku berjalan-jalan dengannya ia akan membelikannya, tidak seperti paman."
Gaara hanya diam tidak menanggapi perkataan keponakannya itu, sedangkan Tenten yang mendengarnya bukan bengong lagi tapi kesal dengan perkataan anak kecil didepannya ini.
"Hey kau, tidak sopan sekalih. Kau ini sama menyebalkannya dengan ayahmu, seharusnya kau senang berjalan jalan dengan pamanmu ini yang seorang Kage. Dan harusnya kau juga bersyukur karena bisa berjalan-jalan dengan orang sibuk seperti dia, tapi kau malah membeda-bedakannya dengan paman Kankuro mu itu. Kau menyakiti perasaanya anak kecil," ucap Tenten kesal.
"Bibi jangan ikut campur, ini masalah kami."
"A-apa? Kau benar-benar menyebalkan. Dasar Shikamaru, kenapa anaknya mirip sekalih dengannya. Sayang kau tidak mengikuti sifat Ibumu Shikadai," ucap Tenten dengan nada yang lebih kesal dari sebelumnya.
"Dasar, wanita itu memang cerewet dan menyebalkan," ucap Shikadai santai dan pergi meninggalkan mereka berdua.
"Berhenti!" teriak Tenten. Tapi Shikadai tidak menghiraukan dan tetap berjalan meninggalkan Tenten dan Gaara. Tenten dengan kesal pun berlari kearah Shikadai namun baru beberapa langkah pergerakannya itu sudah ditahan Gaara.
"Sudahlah jangan kau kejar, itu memanglah sifatnya," ucap Gaara tenang kemudian melepaskan tangan Tenten perlahan.
"Hmm, maaf aku memarahi keponakanmu," ucap Tenten sopan.
"Tidak masalah."
Setelah mengucapkan kata-kata itu Gaara langsung terfokus lagi melihat-lihat peralatan Shinobi yang dijual Tenten.
"Jika ada yang anda butuhkan, katakan saja padaku Kazekage-sama," ucap Tenten sopan dan duduk kembali dibangkunya sambil memainkan kunainya lagi.
"Kau berbicara sangat formal sekalih, bisakah kau berbicara biasa saja padaku? Kita ini seumuran Tenten," ucap Gaara dingin seperti biasanya. Perkataanya ini lebih tepat disebut perintah dibanding perkataan biasa yang diucapkan Naruto padanya.
"Baiklah," ucap Tenten menurut pada Gaara. Bagaimana pun juga ia harus menuruti perintah Kazekage dihadapannya ini. Karena jika tidak mematuhi, Konoha pasti akan mendapatkan reputasi buruk karena salah satu warganya. Maka dari itulah Tenten harus menurut pada orang didepannya ini.
"Aku perihatin dengan pekerjaan mu ini," ucap Gaara tiba-tiba. Tenten hanya tersenyum miris ketika sang Kazekage berkata begitu.
"Iya aku juga sama perihatin dengan pekerjaanku sendiri, enaknya jika menjadi mereka bertiga," ucap Tenten tersenyum miris sambil membayangkan 3 orang wanita yang seangkatan dengannya. Hidup 3 orang itu sangat-lah bahagia tidak seperti dirinya yang tidak memiliki anak/orang yang dicintai.
"Siapa?" tanya Gaara penasaran. Nampaknya Gaara mulai tertarik dengan pembicaraanya bersama Tenten.
"Sakura, Hinata, dan Ino. Kau mengenalnyakan?" tanya Tenten dan Gaara mengangguk.
"Enaknya menjadi mereka itu apa?" tanya Gaara lagi. Tenten nampaknya berfikir, jawaban apa yang akan ia berikan pada Kazekage ini.
"Emm mungkin karena mereka mempunyai orang yang dicintai," ucap Tenten menjelaskan dan tersenyum lagi. Senyum yang ia keluarkan ini berbeda dengan tadi, ini bukanlah senyum miris melainkan senyuman yang rindu akan seseorang.
"Memangnya tidak ada yang kau cintai?"
Nyess...
Pertanyaan yang langsung tepat menusuk titik yang paling tepat didalam hati Tenten. Pertanyaanya ini sangat susah untuk dijawab oleh Tenten.
"Ada juga si," jawab Tenten dengan ragu.
"Kau ragu Tenten," ucap Gaara setelah mendengar nada bicara yang dikeluarkan Tenten yang sangatlah ragu.
"Hehe, memang iya aku ragu. Oh iya aku lupa."
Setelah mengatakan itu Tenten langsung bangun dari bangkunya dan masuk kedalam, beberapa menit kemudian ia datang kembali membawa dua gelas teh hijau.
"Maaf, aku lupa menyediakan untukmu. Kau duduk saja Gaara-san. Aku takut kau kelelahan," ucap Tenten ramah. Ia meletakkan dua gelas teh hijau itu dimeja khusus yang berada disebelah kanan yang memang disediakan untuk pengunjungnya yang ingin duduk dan makan. Tenten pun duduk dibangku itu setelah menaruh teh hijau dan Gaara pun duduk di bangku yang sama. Posisi mereka sekarang adalah duduk saling berhadapan. Gaara yang duduk berhadapan dengan Tenten tanpa sadar memandang wajah Tenten itu dengan tatapan yang bisa dibilang mengintimidasi. Ia menatapnya karena penasaran dan juga seperti ada magnet yang menariknya agar memandang wajah gadis didepannya ini. Ia penasaran karena hal apa yang membuat gadis didepannya ini tidak mempunyai seseorang yang dicintainya?
Hampir beberapa detik Gaara memerhatikannya dengan teliti, pada akhirnya ia berhenti ketika melihat bola mata Tenten yang menurutnya sangatlah indah walaupun berwarna kecoklatan, tidak seperti warna sapphire ataupun emerland yang biasanya cenderung terlihat indah.
"Kau mempunyai mata yang bagus, dan wajah yang cantik. Aku yakin nanti ada yang akan mencintai mu dan bukan kau yang mencintai," ucap Gaara tanpa sadar dan tetap memerhatikan wajah dan terfokus pada mata Tenten. Tenten yang mendengarnya langsung menatap Gaara dengan syok, ia syok karena seorang Kazekage didepannya ini sedang memerhatikannya. Oh... ia tidak menyangka.
"Wah Gaara-san, kata-kata mu itu bagus. Aku suka, wah...dan juga aku tidak menyangka kau memperhatikanku," ucap Tenten tidak percaya. Setelah Tenten berkata begitu, Gaara yang salah tingkah langsung melirik kearah lain tanpa menatap Tenten lagi.
"Jangan dipikirkan, aku hanya asal bicara," ucap Gaara dengan nada yang biasa ia ucapkan. Nada yang ia keluarkan berbeda sekalih dengan jantungnya yang berdetak tidak karuan karena mengatakan hal yqng menurutnya sangat memalukan itu.
"Tidak apa, aku suka dengan kata-kata mu itu," ucap Tenten tersenyum lima jari ala Naruto dan juga Lee.
Gaara yang melihat topik pembicaraanya ini sangat tidak enak, ia dengan cepat langsung mengganti topik pembicaraannya dengan Tenten.
"Kau memangnya tidak mempunyai misi?" tanya Gaara. Kemudian ia langsung meminum teh yang disediakan Tenten, ternyata itulah topik yang Gaara tanya agar topik soal dirinya memerhatikan Tenten itu tidak dibahas terlalu jauh.
"Tidak, aku sekarang jarang diberikan misi. Lagi pula misi pertama ku dibulan ini hanya mengawasi keadaan desa karena besok adalah pertemuan 5 kage," ucap Tenten menjelaskan.
"Kage ya?..Hah! Gaara-san kau itu kan salah seorang Kage. Kenapa kau sekarang sudah ada disini? Bukannya pertemuanya itu besok?" tanya Tenten ketika sadar bahwa Gaara juga salah seorang kage dan juga ia baru sadar pertemuan itu diadakan besok bukan sekarang. Tapi kenapa Gaara sekarang sudah ada di Konoha?..
"Iya pertemuannya memang besok, sengaja aku datang lebih cepat karena aku ingin bermain dengan keponakanku," jawab Gaara menjelaskan. Tenten hanya menjawab 'o' setelah mendengar penjelasan Gaara dan meminum teh Hijaunya kembali.
"Begitu, kau kan sibuk Gaara dan juga kau bilang kau kan akan bermain dengan keponakan mu. Tapi kenapa masih disini?" tanya Tenten bingung karena Gaara bilang tadi kan tujuannya datang lebih cepat agar bisa bermain dengan keponakannya itu, tapi kenapa masih ada di toko Tenten?...
"Kau mengusirku?" celetuk Gaara. Ia berkata begitu karena dari perkataan yang di ucapkan Tenten itu terdengar seperti mengusirnya. Dengan cepat Tenten langsung mengibaskan kedua tangannya yang artinya tidak seperti itu. Ia tidak ingin orang yang dihadapannya ini salah paham.
"Aku tidak bermaksud begitu. maksudku itu aku hanya bingung Gaara-san. Kan kau bilang tadi kau ingin bermain dengan keponakanmu, tapi kalau ingin disini lebih lama juga tidak apa," ucap Tenten menjelaskan. Gaara hanya diam tidak mendengarkan penjelasan Tenten kemudian bangun dari bangkunya.
Tenten yang melihatnya langsung menarik tangan Gaara agar duduk kembali, tapi Gaara menolak dan tidak sengaja Gaara menyenggol cangkir miliknya sendiri dan pada akhirnya cangkir itu jatuh mengenai tangan Tenten.
"Aww, Kazekage-sama aku tidak bermaksud begitu, aku mohon maafkan kelancanganku," ucap Tenten setengah merintih. Ia dengan cepat melepaskan tangan Gaara dan mulai meniupi tangannya yang tersiram teh panas tadi.
"Maaf kan aku Tenten," ucap Gaara panik dan mulai ikut meniupi tangan Tenten yang lembab.
"Tidak apa, harusnya aku yang minta maaf."
"Tidak, seharusnya aku. Lihat tangan mu jadi lembab dan merah seperti ini Tenten," ucap Gaara dan masih tetap meniupi tangan Tenten dengan lembut. Sesekali Gaara mengusapnya agar tidak terlalu sakit.
Tenten yang melihat perlakuan Gaara perlahan berhenti meniupi tangannya sendiri. Ia hanya diam ketika Gaara meniupi tangannya. Baru kali ini ada seseorang yang melakukannya. Neji saja tidak pernah melakukan itu untuknya, tapi kenapa Gaara melakukannya?
"Tenten kau ninja mediskan? Cobalah kau obati tanganmu sendiri," ucap Gaara dengan nada yang masih panik. Tenten hanya tersenyum ketika Gaara bilang dirinya itu ninja medis. Ninja medis?...
Hanya dalam mimpi Tenten menjadi NINJA MEDIS.
"Ninja medis? aku bukan Ninja medis Gaara. Lagipula aku tidak ahli dalam hal itu dan juga aku sudah membuang jauh-jauh cita-citaku untuk menjadi seorang ninja medis."
Gaara hanya diam setelah mendengar perkataann Tenten. Dia tidak enak dengan apa yang barusan ia bilang pada Tenten. Suasana di sekitar mereka juga berubah menjadi sedikit hampa dan juga sedikit canggung.
"Aku akan mengompresnya dan memberikan salep agar tidak terlalu lembab. Gaara-san jangan terlalu khawatir, aku tinggal kedalam dulu ya."
Tenten langsung melepaskan tangannya yang dipegang oleh Gaara, kemudian bangkit dari bangkunya dan masuk kedalam. Setelah Tenten masuk, Gaara juga masuk mengikuti Tenten kedalam.
"Aku bilang tunggu diluar Gaara," ucap Tenten ketika tau Gaara sudah ada dibelakangnya. Tenten dengan cekatan langsung menyalakan keran air dingin kemudian menyirami tangannya. Setelah kurang dari 5 menit, ia mematikan keran air dan mengambil baskom yang ada disampingnya. Tidak lupa ia isi dengan es beserta air dingin. Baru juga ingin mengopres tangan kanannya, Gaara langsung mengambil kain yang dipegang Tenten dan perlahan mengompresnya dengan lembut.
"Maaf soal ini dan juga maaf soal Ninja medis tadi. Aku tidak tau," ucap Gaara menjelaskan dan tetap mengomperes tangan Tenten.
Tenten yang mendengar permintaan maaf Gaara pun tersenyum. Gaara yang melihat senyuman Tenten pun tersenyum juga, walaupun senyumannya sedikit. Tenten yang melihat senyuman Gaara itu langsung heboh.
"K-kau tersenyum Gaara. Wah kau imut jika tersenyum Gaara."
"Sudahlah kau berlebihan."
"Aku tidak berlebihan, itu memang benar. Wah, kau seorang Kage pertama yang menurutku sangat lah imut. Mungkin, Shikadai saja kalah denganmu Gaara-san," ucap Tenten sambil tetap memerhatikan wajah Gaara. Gaara tanpa sadar tersenyum senang ketika mendengar perkataan Tenten barusan.
"Benarkah? wah aku jadi merasa bangga kalau begitu," ucap Gaara tersenyum lagi. Tenten hanya tertawa mendengar jawaban Gaara dan juga ia senang bisa melihat langsung sifat Gaara yang tersembunyi. Gaara yang biasanya dingin dan pendiam ternyata adalah seseorang yang sangat Manis dan imut.
"Kau mirip panda Gaara-san, lihat dari matamu dan semuanya pokoknya kau mirip," ucap Tenten menunjuk mata, dan wajah Gaara.
Gaara yang mendengar perkataan Tenten langsung tertawa.
"Kalau begitu aku juga gendut seperti panda. Apa aku sudah mirip Tenten?" tanya Gaara. Ia mulai menggembungkan kedua pipinya agar lebih terlihat mirip panda. Tenten tambah tertawa ketika melihat wajah Gaara yang tidak pernah ia lihat sebelumnya.
"Kau benar-benar mirip. Hahaha aku berharap bisa memiliki panda imut seperti mu Gaara," ucap Tenten disela tawanya dan mengusap air matanya yang keluar gara-gara melihat wajah Gaara. Gaara juga ikut tertawa ketika Tenten tertawa, entah apalah yang membuat Gaara jadi lebih bahagia ketika melihat Tenten tertawa.
"Kau bisa memilikinya sekarang, aku bersedia menjadi pandamu Tenten," ucap Gaara dengan nada yang berubah menjadi serius. Ia masih mengopres tangan Tenten dengan lembut seperti sebelumnya sedangkan Tenten tambah tertawa ketika mendengar pernyataan Gaara barusan, dan juga ia tidak sadar kalau nada bicara Gaara sudah berubah menjadi serius.
"Wah kau pengertian ya Gaara, baiklah Gaara adalah panda milik Tenten. Jadi tidak ada yang boleh memilikinya, kau janji ya Gaara-san," ucap Tenten.
Gaara pun mengangguk setuju sedangkan Tenten tanpa sadar ia sudah mengikat janji dengan Gaara.
Suasana di rumah Tenten sekarang ini menjadi lebih ramai, karena tawa yang keluar dari mulut mereka masing-masing.
"Gaara, Hokage ingin bertemu denganmu," teriak seseorang dari luar. Mereka yang mendengar seseorang memanggil nama Gaara pun langsung keluar bersamaan dengan tangan Gaara yang masih memegangi tangan Tenten.
"Sekarang?" tanya Gaara dengan nada serius. Kankuro mengangguk.
"Tenten aku pergi dulu, apa kau ada obat salepnya?" tanya Gaara dan Tenten mengangguk bertandakan ada.
"Hmm baguslah, aku pergi dulu. Aku senang bisa akrab denganmu, nanti aku akan kesini lagi," ucap Gaara menyerahkan kain kompresan tadi dan memeluk Tenten. Tetapi Tenten tidak membalas pelukan Gaara, ia hanya tersenyum.
"Aku pergi dulu," bisik Gaara lembut kemudian ia melepaskan pelukannya dengan Tenten.
Mereka berdua pun pergi dari toko Tenten. Diperjalanan menuju tempat hokage, Kankuro memerhatikan Gaara terus dari atas hingga bawah dengan tatapan bingung. Gaara yang merasa diperhatikan itupun mulai merasa tidak nyaman.
"Kenapa?" tanya Gaara dingin.
Kankuro hanya menggeleng dan tetap memerhatikan Gaara.
"Bukankah itu Tenten?" tanya Kankuro dan Gaara hanya mengangguk menanggapi pertanyaan Kankuro.
"Hubunganmu dengannya apa?" tanyanya lagi.
"Teman," jawab Gaara dingin. Kankuro tambah bingung setelah mendengar jawaban dari adiknya ini, adiknya ini adalah orang yang susah ditebak. Apa hubungan adiknya dengan Tenten? Kalau temen, kenapa sampai berpelukan? Dan juga kenapa memeluk Tenten itu sangat mudah? Padahal memeluk kakaknya sendiri saja susah. Apa yang membuat Gaara sukarela seperti itu?...
#TBC
