Cerita ini terinspirasi dari lagu Tim Saranghamnida. Dan dari cerita temenku tentang film dari lagu itu, yang sampai sekarang aku belum nonton. :-D

PROLOG

Hidup mungkin kejam jika kita tidak pernah bersyukur akan apa yang kita dapat.

Begitu pula yang kadang menjadi pemikiran seorang Jung Yunho. Hidupnya yang bisa dibilang serba kekurangan membuatnya harus bekerja paruh waktu untuk mencukupi kehidupannya, membayar biaya kuliahnya, dan membayar biaya berobat ibunya.

Sore hari sepulang kuliah, dia akan menjadi pramuniaga di sebuah toko sepatu. Malamnya, ketika toko sepatu itu sudah tutup, Yunho bekerja di sebuah kedai kopi yang buka 24 jam di salah satu jalan di seoul yang akan selalu ramai dikunjungi orang sampai pagi menjelang.

Betapa hidup ini serasa begitu kejam untuknya. Tapi Yunho yang selalu tersenyum memberikan sugesti tersendiri untuk hati dan pikirannya, membuat dia selalu bersyukur dengan kehidupan ini.

Walau dalam hal materi Jaejoong tak penah kekurangan sedikitpun, tapi satu hal yang tak pernah dia dapat, perhatian.

Orang tuanya yang selalu sibuk dengan bisnis keluarga mereka, teman yang ternyata hanya membutuhkan Jaejoong untuk bank berjalan mereka membuat Jaejoong merasa sendiri. Kesepian.

Kakak perempuannya tinggal di London menempuh kuliah S2 nya, membuat Jaejoong seperti tidak memiliki siapapun di dunia ini.

Dan pertemuan merekapun dimulai ketika ...

TBC

Semoga ada yang berminat dengan cerita ini, yang tentu saja akhir atau konflik akan sedikit banyak berbeda dengan cerita di MV atau film dengan lagu saranghamnida.

ditunggu kritik dan sarannya.