Sasuke berjalan menelusuri ruang demi ruang kantor hokage, mengabaikan berbagai jenis tatapan manusia yang menyapanya.
"Yo Sasuke, kau sudah kembali?" Suara sang penguasa Konoha mengudara begitu melihat pemuda itu berdiri di ambang pintu yang memang tak tertutup.
"Hn" gumaman khas seorang Uchiha terdengar, pertanda bahwa pria itu merespon.
Sasuke berjalan mendekati pria bersurai pirang yang hampir tertutupi dengan setumpukan berkas. Satu tangannya yang masih tersisa meletakkan sebuah berkas, laporan misi terakhir teamnya.
Tak ada suara. Sasuke hanya menatap datar pria yang sedang membolak-balik berkas yang Ia bawa dengan tatapan datar.
"Kupikir tak ada yang perlu dikhawatirkan. Aku tak salah mengangkamu sebagai kepala anbu" pria di depannya bersuara, berusaha mengulas senyum di wajahnya yang lelah.
"Hn" Sasuke kembali bergumam lalu berbalik, bermaksud meninggalkan ruangan tersebut sebelum sebuah suara menghentikan langkahnya.
"Sasuke" Sasuke kembali menghadapkan wajahnya.
" Aku tahu ini bukan urusanku, tapi-" terdengar jeda sejenak, Sasuke memicingkan mata "para tetua menanyakan, kapan kau akan melamar Sakura" dan kening Sasuke kini mengerut tak suka.
"Mereka bertanya bukan tanpa alasan, kau tahu sendiri banyak nyawa Shinobi yang terenggut karena perang, bahkan ada beberapa klan yang berakhir generasinya. Klanmu termasuk klan penting Sasuke makannya-" pria itu menghela nafas kasar lalu kembali menatap Sasuke
"Dan juga hanya hubunganmu dengan Sakura yang tak mengalami perkembangan"
Lalu keduanya terdiam, pria pirang masih menatap Sasuke yang tetap berekspresi datar. Puluhan detik berlalu, pria pirang masih menunggu hingga suara dentuman pintu terdengar.
Sasuke menarik nafas dan menghembuskan nya pelan "Kita perlu bicara Naruto"
Kini Naruto yang mengerutkan kening. Tak biasanya, Sasuke mengajaknya berbicara serius. Ia dapat merasakan bahwa akan terjadi sebuah masalah. Otaknya sedang berpikir, masalah apa gerangan yang tengah mendera sahabatnya.
"Apa yang kau rasakan pada Hinata?" Sasuke bertanya masih dengan ekspresi datar sementara Naruto mengangkat alis, pertanda bahwa pria itu sedang bingung. Apa-
"Sasuke, kau tak menyukai Hinata kan?" Naruto berdiri sambil menggebrak meja, menatap tajam sahabatnya.
Sasuke menghembuskan nafas kasar lalu menatap Naruto dengan tatapan jengkel
"Baka, mana mungkin aku menyukai istrimu?!"dan mendengar itu, Naruto bernafas lega dan duduk kembali.
"Lalu kenapa kau bertanya hal seperti itu?" Naruto kembali bersuara dan Sasuke kembali menghela nafas kasar.
"Apa yang kau rasakan pada Hinata ... Tak aku rasakan pada Sakura" kalimat itu terdengar datar, tanpa emosi sedikit pun
" Apa yang kau katakan Sasuke?" Naruto berucap dengan nada yang benar-benar serius. Otaknya yang tak seberapa dapat mencerna dengan jelas maksud perkataan sahabatnya. Lalu hubungan apa yang mereka jalani selama dua tahun ini? Batin Naruto.
Yah, perang telah berakhir sejak 4 tahun yang lalu dan Sasuke kembali dari perjalanannya 2 tahun setelahnya. Lalu Sasuke mulai menjalin hubungan dengan Sakura seperti janji tak terucap yang Sasuke sematkan pada gadis itu sebelum Ia pergi.
Semua terlihat baik-baik saja. Sasuke masih tetap dengan sikapnya yang dingin bahkan dengan gadis yang orang-orang anggap sebagai kekasihnya.
Sakura memahami itu, bahkan jika pria itu melupakan hari ulang tahunnya, bahkan jika pria itu melupakan janjinya, bahkan jika pria itu menerima misi yang lama tanpa memberi tahunya. Semua tak apa, asal pria itu tetap kembali padanya.
Terjadi keheningan selama puluhan detik. Naruto terdiam, bukan karena tak tahu harus mengucapkan apa. Tapi Ia lelah, lelah dengan semua berkas yang harus diperiksa, ditambah dengan masalah kedua sahabatnya.
"Aku sudah berusaha Naruto Tapi-" mereka berdua menyadari sesuatu
"Sasuke hentikan pembicaraan ini" nada Naruto meninggi, bahkan Ia berdiri sambil mencondongkan tubuhnya ke depan.
"Sasuke hentikan, kau akan membuatnya sak-"
"Aku tak mencintainya" dan kalimat Naruto terpotong oleh kalimat Sasuke selanjutnya. Naruto kini diam, tubuhnya perlahan duduk tapi emosi masih jelas tergambar di wajahnya.
"Aku tak tahu lagi bagaimana memberitahunya. Aku butuh pewaris Uchiha, tapi aku tak seegois itu Naruto, menikahi seseorang tanpa mencintainya. Itu akan lebih menyakitinya" percayalah ini kalimat terpanjang yang diucapkan Sasuke setelah kembali ke Konoha.
Naruto masih terdiam, seakan membiarkan Sasuke mengungkapkan seluruh perasaannya. Benar. Mungkin ini yang terbaik. Membiarkan seluruh manusia yang terkait mengetahui kebenarannya. Karena jika dibiarkan rasa sakit yang diterima gadis itu akan semakin besar.
"Lalu mengapa kau memberinya harapan?" Naruto tahu, jawaban pertanyaannya akan lebih menyakitkan. Tapi semua harus jelas agar tak ada lagi yang perlu disembunyikan oleh pria di depannya.
"Menurutmu apa yang bisa kulakukan untuk seseorang yang telah menunggu ku dengan setia. Aku tak bisa mengabaikan itu"
Naruto memandang Sasuke dengan tatapan nanar. Sepertinya tak ada sedikit pun rasa cinta untuk Sakura di hati pria itu. Kalau ada, tak mungkin Ia menyakiti hati gadis itu sebesar ini. Batin Naruto. Tunggu ... Apa Sasuke belum bisa merasakan...
"Apa kau menyukai Karin?" Naruto kembali bertanya. Naruto tahu, Sasuke beberapa kali mengunjungi teman-teman masa lalunya. Ada kemungkinan bahwa pria itu menolak kehadiran Sakura karena gadis lain.
Sasuke tampak berpikir "entahlah" terdengar suara penuh keraguan dari pria itu. Selanjutnya, Naruto mencoba tersenyum. Tentu Ia bersedih, namun sepertinya Tak ada lagi jalan untuk kedua sahabatnya bersatu. Juga, Ia tak mungkin membiarkan Sakura tersakiti lebih jauh dengan membiarkan gadis itu bersama seseorang yang tak mencintainya sedikit pun.
"Mungkin kau menyukai Karin, Sasuke" kalimat Naruto selanjutnya membuat onyx pria itu sedikit melebar.
Yah hati gadis itu sudah terlanjur luka, tak apa menambahkan sedikit garam di atasnya. Itu lebih baik, dibanding jika hati itu terluka lagi mengetahui alasan penyebab penderitaannya. Lagi pula, agar gadis itu menyerah dan mulai mencari yang lain.
Sasuke terdiam, tak merespon kalimat Naruto "kau mengatakan entahlah dengan nada penuh keraguan yang artinya kau memiliki sedikit rasa pada Karin sementara pada Sakura kau jelas mengucapkan kata tidak" kini Naruto yang bersuara.
Sasuke memandang Naruto dengan tatapan bingung dan pria itu hanya tersenyum. Yah, detik selanjutnya semua akan berubah. Naruto berpikir, Itu yang terbaik untuk sahabatnya yang lain. Mungkin gadis itu akan menangis lagi, tapi tak apa daripada Ia terus dibohongi oleh cinta semu.
"Kau menyakitinya Naruto" kalimat Sasuke terdengar setelah puluhan detik mereka lewati dalam keadaan diam.
"Kau khawatir?" Naruto memandang sinis "Jangan mengasihaninya lagi Sasuke, itu akan membuatnya semakin sakit"
"Aku tidak-"
"Kasihan Sasuke, itu yang kau rasakan pada Sakura. Kau kasihan pada gadis yang tetap mencintaimu, bahkan setelah kau meninggalkannya, bahkan setelah kau mencoba membunuhnya" dan Sasuke hanya diam
"Kumohon, jangan menyakitinya lagi setelah ini" Naruto berucap dengan nada frustasi. Ia tak bisa membayangkan betapa sakitnya hati gadis itu sekarang.
Lalu Bagaimana dengan Sasuke? Pria dingin itu tahu bahwa esok segalanya akan berubah. Ah ... Apakah gadis itu akan tetap mencintainya setelah disakiti sebesar ini? Mungkin tidak, mungkin gadis itu akan memutuskan hubungan mereka. Hubungan ... Ah hubungan apa yang mereka miliki, sepasang kekasih. Tidak. Itu hanya anggapan orang-orang.
Benar kata Naruto. Mungkin Ia bersama gadis itu karena kasihan. Kasihan melihat gadis yang telah terjerat pada pesonanya. Naruto tak tahu bahwa selama dua tahun, Ia juga berkali-kali menyakiti gadis itu. Naruto tak tahu, berapa banyak air mata gadis itu yang tumpah karenanya.
Berengsek. Sasuke tahu Ia pria berengsek, tapi jujur hubungan seperti itu terlalu merepotkan untuknya. Gadis itu terlalu menempel padanya, terlalu cerewet, terlalu mencampuri urusannya, membuat Sasuke risih dan jelas itu bukan rasa cinta.
Cinta. Sebenarnya bagaimana rasa yang satu itu? Rasa yang harusnya Ia rasakan pada gadis yang telah setia menunggu nya. Jujur Sasuke sudah berusaha, Ia bertahan walau tak nyaman dengan semua perlakuan gadis itu. Ia berusaha mencintai gadis itu.
Mungkin, ini sudah takdir Tuhan. Mereka tak jodoh. Mungkin jodoh mereka sedang menunggu di suatu tempat. Mungkin jodoh Sasuke adalah Karin. Ah...gadis itu, mungkin Sasuke akan berusaha mencintai gadis itu. Mungkin Karin, adalah ibu dari Uchiha-uchiha selanjutnya.
"Keluarlah Sasuke, dia sudah pergi dan ... Dia tak menangis"
Tbc
Jujur aku nangis bikinnya. Mungkin ada yang nggak ngerti sama beberapa kalimatnya. Tapi semua akan jelas di Chapter dua nanti.
Jangan lupa ninggalin jejak yah... Jangan jadi silent reader.
