Disc: They owned by God

Story by Me. Araaaa

Cast: Donghae, Kyuhyun

.

.

"No matter how i say it, Donghae hyung holds a very high place in my heart"

.Kyuhyun.

.

.

He is My Everything

Chapter 1

.

.

Donghae hyung?

Dia adalah orang yang penuh senyum.

.

2000, Seoul

Kyuhyun kecil tidak tau dan tidak kenal pada orang-orang di hadapannya ini. Yang dia kenal hanya Ayahnya yang kini sedang menggenggam tangan mungilnya.

Bocah lima tahun itu memandang orang-orang di depannya. Dia tidak tau kenapa wanita yang seumuran ayahnya itu menatap penuh marah padanya. Dia tidak tau kenapa anak lelaki yang lebih besar darinya itu menatap tidak suka padanya. Dia tidak tau. Dia takut hingga akhirnya hanya menunduk menghindari tatapan orang-orang di hadapannya.

"Ayah…" Seorang anak laki-laki menuruni tangga. Menghampiri sang ayah kemudian mengernyit sebentar ketika melihat seorang bocah yang duduk di samping ayahnya.

"Hae…" Sang ayah tersenyum pada sang putra.

"Ini siapa?" Donghae menatap berbinar pada sosok bocah yang duduk di samping ayahnya.

"Dia adikmu, Donghae." Jawaban sang ayah mengundang decihan dan protesan dari wanita di depan sana sedang Donghae justru semakin berbinar senang. Mata teduhnya menatap sang adik dengan lembut.

"Hei, siapa namamu?" Donghae menyentuh tangan mungil Kyuhyun.

Kyuhyun mengangkat wajahnya membalas tatapan Donghae.

Mata itu terlihat berbinar. Senyum itu tersungging dengan lebar membuat Kyuhyun ikut menarik sudut bibirnya.

"Kyuhyun." Bibir Kyuhyun bergerak pelan menyebut namanya.

"Kyuhyun! Aku Donghae. Hyungmu!"

.

.

Donghae Hyung?

Dia adalah laki-laki tertampan yang pernah aku temui. Dia adalah pangeran. Dia seperti tokoh dalam komik yang keluar dari imajinasiku.

.

2016, Seoul

Seorang pemuda berambut ikal turun dari mobil mewah berwarna hitam. Kacamata hitam serta sebuah syal putih menutupi hampir seluruh wajahnya. Dia seorang selebriti, jadi gaya seperti itu wajar untuknya. Pemuda itu mengeratkan mantel. Mengurangi dinginnya udara awal musim dingin yang menyentuh kulit.

Pemuda dengan tas punggung berwarna hitam itu memasuki sebuah gedung tinggi dengan dominan warna putih. Dia ingin menemui seseorang. Menjenguknya karna hampir satu minggu ini dia tidak menjenguk lelaki itu.

Kyuhyun, pemuda berambut ikal itu menelusuri lorong rumah sakit. Sesekali dia tersenyum dan menyapa beberapa orang yang sering dia temui di sini. Beberapa kali dia tersenyum miris melihat keadaan para pasien dan semakin merasa miris mengingat salahsatu keluarganya ada di sini.

Hingga akhirnya dia sampai di depan sebuah ruangan yang pintunya telah terbuka. Dia masuk kemudian tersenyum pada orang yang berada di dalam sana.

"Mengaguminya, suster Hyo?" Sang suster bernama Hyoyeon tersentak kemudian menatap pada Kyuhyun. Memberikan senyum canggung pada pemuda tinggi yang baru datang.

"Kau datang, Kyu?" Hyoyeon berucap canggung. Kyuhyun hanya tersenyum saja melihat kecanggungan Hyoyeon karna suster itu menatap penuh kekaguman pada pasien yang terbaring di depannya.

"Tidak usah canggung begitu suster. Dia memang tampan. Hyungku yang tampan." Kyuhyun membuka kacamatanya. Mata hitam itu menatap teduh pada sang hyung yang sedang tertidur.

Hyoyeon tersenyum. "Ya. Dia sangat tampan." Suster cantik itu kembali menatap pada pasien di depannya.

"Apa kau menyukai Hyungku?" Kyuhyun menggerakkan tangan kanannya untuk menyentuh tangan sang hyung.

"Mungkin. Aku jatuh cinta padanya." Hyoyeon berucap malu.

"Dia memang disukai banyak wanita. Jika aku wanita dan bukan adiknya maka aku akan mengencaninya."

Hyoyeon tersenyum mendengar ucapan Kyuhyun.

"Sudah berapa lama dia tidur?"

"Baru sekitar lima belas menit yang lalu."

Kyuhyun mengangguk. "Bagaimana dia selama seminggu ini?"

"Aku rasa dia merindukanmu, Kyu."

"Benarkah? Aku juga sangat merindukannya." Kyuhyun berucap lirih membuat Hyoyeon menatap prihatin padanya.

"Kalau begitu aku keluar dulu, Kyuhyun." Hyoyeon berniat memberikan Kyuhyun ruang berdua bersama hyungnya yang masih tertidur.

"Ya."

Hyoyeon keluar. Meninggalkan Kyuhyun bersama sang Hyung dalam ruangan itu.

.

"Jadi, bagaimana kau seminggu ini?" Kyuhyun meraih tangan Donghae yang masih tidur. Kyuhyun duduk di kursi sebelah ranjang Donghae.

"Seminggu ini aku sangat merindukanmu. Maafkan aku meninggalkanmu karna pekerjaanku. Aku minta maaf Hyung." Kyuhyun terdiam. Menatap wajah tampan sang Hyung yang tertidur pulas.

"Oh iya. Kemarin aku mendapat penghargaan sebagai penyanyi solo terbaik tahun ini. Pialanya ada di dalam tasku. Nanti akan aku perlihatkan setelah Hyung bangun." Kyuhyun tersenyum tipis. "Sekarang aku ngantuk. Aku ingin tidur sebentar. Mimpi indah, Hae hyung."

.

Donghae Hyung?

Dia adalah pemilik mata terindah yang pernah aku temukan. Matanya sangat ekspresif.

.

Tidur Kyuhyun terusik ketika sebuah elusan yang tidak bisa dikatakan lembut terasa di kepalanya. Pemuda itu mengernyit sebentar sebelum akhirnya mengangkat kepala, menatap seseorang yang mengelus kepalanya.

Mata yang selalu ia kagumi sinarnya memandang datar padanya. Keteduhan itu kini terganti dengan sebuah kekosongan. Hati Kyuhyun terasa sesak melihat tatapan itu.

"Donghae Hyung?" Kyuhyun berujar lirih. Menatap seseorang yang juga menatapnya.

"Kau sudah bangun, Hyung?"

"Kyu?" Bibir Donghae bergerak pelan. Menyebut nama sang adik.

"Hyung." Kyuhyun memberikan senyumnya pada Donghae.

"Hihihi."Donghae tiba-tiba terkikik dan Kyuhyun tetap tersenyum menanggapinya.

"Kyunie…" Donghae mengeratkan genggaman tangannya pada tangan Kyuhyun yang juga menggenggam tangannya.

"Aku Hyung yang baik, kan?" Donghae menatap memelas pada Kyuhyun.

Kyuhyun mengangguk cepat. Matanya terasa panas kali ini. Panas yang menyesakkan dadanya. "Hyung yang terbaik!"

"Hihihi tentu. Hyung telah membunuh ibu untuk Kyunie…"Donghae kali ini tersenyum ceria. Kyuhyun menunduk mendengarnya. Matanya berkaca-kaca. Siap tumpah kapan saja.

"Jangan bilang begitu Hyung. Kau tidak membunuh ibu." Kyuhyun berkata lembut.

"Oh ya?" Kening Donghae berkerut bingung. Namja tampan itu terdiam sebentar.

"Tidak~" Donghae menggeleng. "Aku membunuh ibu."

Donghae tertawa pelan. "Aku membunuh ibu."

"Hyung…"

"Hae membunuh ibu… Hae membunuh ibu… hiks Hae hiks Hae membunuh hiks ibu…." Donghae tiba-tiba terisak pelan.

"Hyung tidak membunuh ibu… tidak pernah."Airmata itu telah membasahi pipi Kyuhyun. Dia menatap memelas pada Donghae, berharap Donghae menghentikan ucapannya. Dia sakit mendengar ucapan Donghae.

"Aku tidak membunuh ibu?" Donghae menatap Kyuhyun dengan tatapan polosnya serta mata yang basah oleh airmata.

"Ya. Hyung tidak pernah membunuh ibu. Itu kecelakaan." Kyuhyun menatap penuh harap pada Donghae.

Donghae menatap lama pada Kyuhyun kemudian menggeleng dengan airmata kembali mengalir.

"Hae membunuh ibu… Hae mendorong ibu. Hae membunuhnya! Hae membunuhnya! Hae membunuhnya!"

Kyuhyun segera berdiri kemudian berusaha memeluk Donghae yang berubah histeris.

"Hyung tidak membunuh ibu. Tidak pernah!"

.

Donghae Hyung?

Dia selalu membela, memuji dan mendukungku.

.

2012, Seoul

"Hyung! Seseorang dari SM Ent menawariku masuk ke agensi itu." Kyuhyun masuk ke dalam rumah. Sedikit berlari kearah Donghae yang sedang duduk menonton televisi.

"Maksudmu, kau akan jadi artis?" Donghae menatap Kyuhyun dengan kening berkerut.

Kyuhyun mengangguk. "Aku akan jadi penyanyi, Hyung!" Remaja tujuh belas tahun itu mengangguk antusias. Membayangkan bahwa dirinya akan mewujudkan keinginannya sebagai seorang penyanyi.

"Selamat Kyuhyunie!" Donghae memeluk sang adik yang lebih muda dua tahun darinya itu. Dia tertawa melihat ekspresi Kyuhyun yang sangat senang.

"Penyanyi? Mimpi saja sana! Kau tidak akan pernah jadi penyanyi!" Sebuah suara yang teramat sinis terdengar membuat mereka melepas pelukan kemudian menatap wanita paruhbaya yang tadi bicara sinis.

"Kyuhyunie pasti bisa Bu." Donghae berkata kalem tapi tangannya meremas tangan Kyuhyun untuk menguatkan Dongsaengnya itu.

"Iya Ibu." Seorang yeoja cantik berumur tujuh belas tahun turun dari tangga keemudian berdiri di samping sang ibu dan menatap angkuh pada Kyuhyun. "Kyuhyun akan jadi penyanyi tapi setelah itu karirnya langsung hancur melihat asal usulnya yang menjijikkan."

"Jessica!" Donghae membentak yeoja itu. Menatap marah pada si yeoja.

"Apa Oppa? Kau masih membelanya? Please… sadarlah Oppa. Dia hanyalah anak yang terlahir dari pelacur Ayah!" Jessica berkata tajam membuat Donghae semakin menatap kesal pada adik perempuannya itu. Sedang Kyuhyun menunduk dalam. Dia sudah berkali-kali mendengar hinaan itu. Dia berkali-kali membela diri namun pada akhirnya dialah yang bungkam.

"Kata-katamu sudah keterlaluan!"

"Apa yang keterlaluan Donghae?" Kini seorang namja yang tiga tahun lebih tua dari Donghae muncul. "Jessica hanya berbicara kenyataan, kenapa kau begitu membela anak ini!?"

"Jungsoo hyung, Kyuhyun tidak salah."

"Cukup Hae hyung," Kyuhyun memotong ucapan Donghae. "Aku yang salah…"

Kyuhyun dapat melihat. Donghae menatap sendu padanya.

.

Donghae hyung?

Dia adalah orang yang penuh dengan ketulusan.

.

"Jadi, kenapa hyung selalu membelaku? Aku tidak pantas dibela hyung!?" Mata Kyuhyun berkaca-kaca. Donghae dan Kyuhyun saat ini berada di kamar Kyuhyun. Kyuhyun bertanya seperti tadi karna mengingat ucapan Jungsoo saat di ruang tamu.

"Kyu… jangan bicara begitu. Kau dongsaengku jadi wajar jika aku membelamu bukan?" Donghae menatap Kyuhyun dengan penuh keyakinan.

"Dulu Jessica menyayangiku, menganggapku sebagai teman bahkan karna persamaan umur dia mengatakan kita kembar." Pandangan Kyuhyun menerawang. "Tapi dia membenciku begitu saja setelah mengerti dengan kehadiranku. Donghae hyung, kenapa tetap membelaku? Kenapa tidak membenciku seperti Jessica membenciku! Seperti Jungsoo Hyung yang membenciku! Seperti Ibu yang membenciku! Seperti mereka membenciku?"

"Aku tidak akan membencimu Kyu."

Kyuhyun menggeleng. "Ibuku seorang pelacur. Perusak hubungan orangtua kalian. Harusnya kau membenciku."

"Aku tidak akan membencimu Kyuhyun!" Donghae mendekat, mencoba merengkuh Kyuhyun dalam pelukannya namun adiknya itu terus memberontak.

"Harusnya kau membenciku Hyung!" Kyuhyun menangis sambil terus memberontak dari pelukan Donghae.

"Aku tidak akan membencimu." Sementara Donghae terus berusaha menenangkan Kyuhyun.

"Aku pantas dibenci! Benci aku! Benci aku!"

"Kyu_"

"Benci aku hyung!"

"Kyu_"

"Benci aku!"

"KYUHYUN!"

Kyuhyun terdiam begitu mendengar bentakan Donghae. Dia bisa melihat wajah hyungnya mengeras. Matanya menatap datar pada Kyuhyun.

"Kau ingin aku membencimu?"

Tidak

"Aku tidak akan bisa melakukannya. Kenapa aku harus membencimu Kyuhyun?" Kali ini tatapan itu terlihat lebih lembut. "Berkali-kali ibu, Jessica, Jungsoo hyung menekanku agar aku tidak lagi peduli padamu tapi aku tidak bisa."

Mata Kyuhyun kembali memanas. Dadanya kembali sesak ketika melihat mata hyungnya yang mulai berkaca-kaca.

"Ibumu bukan seorang pelacur. Dia wanita baik yang melahirkan anak sebaik dirimu. Jangan suruh aku membencimu karna aku menyayangimu, Kyuhyun. Taukah kau? Kau sangat berarti untukku? Dongsaengku?"

Kyuhyun menunduk kemudian terisak pelan menyembunyikan wajahnya di bahu Donghae.

"Jangan bicara hal aneh lagi. Yang harus kau tau bahwa aku menyayangimu. Kau keluargaku. Adikku." Donghae mengelus rambut Kyuhyun.

"Berjanji pada Hyung bahwa kau tidak akan begini lagi."

Kyuhyun hanya mengangguk pelan namun mampu membuat Donghae tersenyum.

.

.

Donghae Hyung?

Dia adalah hyungku. Yang paling berharga. Yang menempati posisi tertinggi di hatiku.

.

2016, Seoul

"Hae bunuh ibu?" Namja berpakaian rumahsakit berwarna baby blue itu meringkuk di sudut ruangannya. Matanya menatap penuh tanya pada sebuah boneka pinguin yang ada di tangannya.

"Aniyo~ Hae tidak sengaja…" Namja itu, Donghae menggelengkan kepalanya. "Ya kan? Ya? Ya?" Dia menggerakkan boneka pinguin itu ke atas dan ke bawah.

"Tapi…"Kali ini Donghae memiringkan kepalanya kemudian terisak pelan. "Hae bunuh ibu!"

"Hae bunuh ibu!" Di susul dengan teriakan nyaring.

Kyuhyun yang sedari tadi hanya berdiri di dekat ranjang mendekat pada Donghae.

"Hae Hyung…"

"Kyu?" Donghae menoleh pada Kyuhyun. Namja itu melempar bonekanya kemudian berlari menghampiri Kyuhyun.

"Kyu. Aku tidak bunuh ibu, kan?" Donghae mengguncang kedua bahu Kyuhyun.

"Hyung tidak pernah membunuh ibu."

Donghae terisak, kembali mengambil boneka pinguin setelah itu duduk di tempatnya tadi.

Kyuhyun menatap nanar hyungnya yang kini meringkuk sambil memeluk boneka pinguin yang entah di dapat darimana.

Kyuhyun mendekat pada Donghae. Tangan kanannya memegang sebuah piala berwarna emas.

Kyuhyun berjongkok dengan tatapan lurus pada Donghae.

"Hyung…" Kyuhyun menggigit bibir bawahnya. Dadanya sesak hingga sulit untuk bicara. Sesak yang kembali membuat matanya panas.

"Kau tau? Setiap pagi, ketika aku membuka mata aku berharap semua hanya mimpi. Ini semua mimpi."

"Hyung? Kenapa sekarang semua ini terasa menyakitkan." Kyuhyun menjatuhkan piala di tangannya. Dia menunduk di depan Donghae yang masih meringkuk.

"Aku mendapatkan sesuatu yang aku inginkan tapi tidak terasa menyenangkan ketika aku mendapatkannya."

Setetes airmata lolos dari mata hitam Kyuhyun.

"Maafkan aku Hyung," dan namja itu mulai terisak pelan. "Maafkan aku karna selama ini telah mengabaikanmu. Mengabaikan kesembuhanmu. Maafkan aku yang terlalu sibuk mengejar cita-citaku."

"Hyung…" Kyuhyun mengangkat wajahnya. Memperlihatkan wajah yang telah basah oleh airmata.

"Jebal… aku mohon Hyung…" Nafas Kyuhyun tercekat karna airmatanya. "Kembalilah padaku hyung…" Dia kembali menunduk. Meraih kedua tangan sang hyung yang sedang menatapnya dengan tatapan yang sulit dimengerti.

"Hyung… kembali padaku." Kyuhyun menatap memelas pada Donghae. "Aku mohon kembali padaku hyung. Sembuhlah untukku…"

Kyuhyun melepas kedua tangan Donghae. Menatap Donghae dengan tatapan memelas. Mengulurkan tangannya di depan Donghae.

"Maafkan aku yang mengabaikanmu hanya karna mengejar karirku. Maafkan aku yang sering meninggalkanmu. Maafkan aku. Maafkan aku. Maafkan aku, Donghae Hyung. Tapi aku mohon… sembuhlah Hyung. Sembuhlah untukku."

"Hyung… aku mohon. Pegang tanganku. Aku merindukan Donghae hyungku."

"Kyu…" Donghae menatap Kyuhyun dengan kening berkerut.

"Aku bunuh_"

"Tidak! Hae Hyung tidak bunuh ibu. Tidak pernah! Hae hyung orang baik, sangat baik. Hae hyung orang yang pertama menyapa Kyunie saat ibu memberikan tatapan tajamnya. Hae hyung orang yang selaalu membela Kyunie. Hae hyung hyung terbaik Kyunie. Hae hyung selalu melindungi Kyunie. Hae hyung baik. Selalu baik."

"Kyu?"

Kyuhyun mendekat kemudian memeluk erat Donghae dan Donghae tidak memberontak sama sekali.

"Aku janji akan membantu kesembuhanmu, hyung. Maaf karna telah mengabaikanmu."

.

"Suster Hyo?"

"Ah?" Suster bernama Hyoyeon itu menghapus airmatanya ketika Dokter yang berdiri di sampingnya memanggil.

"Maafkan aku Dokter Shin."

Sang Dokter bernama Shindong menggeleng. "Tidak perlu minta maaf."

Tatapan mata Dokter bertubuh gempal itu kembali terarah pada dua orang yang sedang berpelukkan di pojok ruangan.

"Sepertinya Kyuhyun sudah benar-benar sadar bahwa ada seseorang yang harus lebih dia utamakan."

"Bukankah dia terlalu menyayangi Hyungnya, Dokter?"

Shindong mengangguk setuju dengan ucapan suster Hyoyeon.

"Ya. Dia terlalu menyayangi hyungnya hingga melupakan hyungnya."

Hyoyeon tersenyum. "Ucapanmu sulit dimengerti, Dokter."

"Tidak sulit untukmu, suster." Suster Hyo tersenyum lebar.

"Tentu."

.

.

2016, Seoul (awal musim semi)

"Hyungku tidak gila Dokter! Kenapa dia harus masuk rumah sakit jiwa!" Kyuhyun, pemuda itu hampir berteriak pada Dokter di hadapannya. Bagaimana tidak berteriak ketika mendengar usulan sang Dokter tadi.

"Tenanglah Kyuhyun." Sang Dokter bernama Kim Heechul itu mengisyaratkan Kyuhyun yang tadi sempat berdiri untuk kembali duduk.

"Katakan padaku bagaimana aku bisa tenang Heechul hyung?"

"Jika kau duduk kemudian menarik nafas pelan dan sedikit rileks kau pasti bisa tenang."

Namun ususlan Heechul itu malah semakin membuat Kyuhyun kesal.

"Aku sedang tidak bercanda Kim Heechul…" Kyuhyun mendesis. Matanya menatap tajam mata Heechul.

"Aku juga tidak sedang mengajakmu bercanda. Duduklah dulu dan dengarkan aku." Heechul kali ini mengeluarkan suara mengancam. Pada dasarnya dia bukan orang yang sabar. Jika bukan karna paksaan orangtuanya dia akan lenbih memilih menjadi penyanyi daripada Dokter.

"Apa arti gila dalam pikiranmu , Kyuhyun? Apa arti rumah sakit jiwa dalam pikiranmu?" Heechul menatap serius pada Kyuhyun. "Rumah sakit jiwa itu tempat orang-orang yang bermasalah kejiwaannya."

Melihat Kyuhyun hanya diam tanpa membalas ucapannya, Heechul menghela nafas.

"Aku tanya padamu. Kau pilih karirmu atau hyungmu?"

Kyuhyun menatap Heechul dengan kening berkerut.

"Kenapa aku harus mendapat pilihan seperti itu?"

"Karna kau memang harus memilih."

"Aku akan memilih dua-duanya dan tidak akan mengabaikan salahsatunya."

"Oh ya? Lalu apa yang kau lakukan sekarang? Ketika hyungmu hampir mati baru kau membawanya kesini? Kemana kau enam bulan ini? Sampai tidak tau bahwa dia mengalami trauma?"

"Aku…" Kyuhyun diam. Menunduk. Dia kemana? Enam bulan ini dia sibuk dengan karirnya yang mulai menanjak. Pulang hanya sesekali.

"Kau di mana ketika dia dipecat dari kantornya karna tiba-tiba penyakitnya kambuh di sana. Kau ada di mana ketika dia berteriak penuh kecemasan. Katakan Kyuhyun, apa kau masih mengutamakannya."

"Hyung_"

"Karna itu aku memberikanmu pilihan Kyuhyun. Ingat! Aku pernah memberikanmu pilihan enam bulan yang lalu tapi kau dengan yakin mengatakan akan menjaga hyungmu dan selalu menenangkannya ketika traumanya muncul dan sekarang keadaannya tambah parah."

"Aku salah?"

"Apa kau masih bisa bertanya begitu?" Heechul menghela nafas. "Kau tidak sepenuhnya salah. Kau bekerja untuk kalian tapi aku hanya menyalahkan penolakanmu atas bantuanku dan menyebabkan keadaan Donghae semakin parah saat ini."

"Hyung_"

"Kau orang yang paling dia butuhkan agar dia dapat sembuh."

"Jadi, aku harus meninggalkan pekerjaanku dan tetap berada di sisi Donghae hyung?"

"Tidak seperti itu." Diam sejenak. "Tetaplah pada pekerjaanmu tapi sisihkan waktumu juga sebanyak mungkin untuk Donghae. Dan juga… masukkan dia ke rumah sakit yang aku anjurkan. Setidaknya ketika traumanya kambuh dia tidak sendirian hingga melakukan hal-hal berbahaya."

.

.

Donghae hyung?

Dia adalah segalanya untukku.

.

"Kau mengabaikannya lagi, Kyuhyun!"

"Kau yang paling dia butuhkan untuk kesembuhannya!"

"Cepatlah kemari! Dia membutuhkanmu!"

"Kyu... cepatlah! Donghae membutuhkanmu!"

"Kau mengabaikannya lagi, Kyuhyun!"

"Kyuhyun-ssi?"

"Kyuhyun-ssi?"

"Ne?" Kyuhyun mengerjap. Tersadar dari lamunannya. Dia bukan melamun, hanya mengingat beberapa hal yang membuatnya menyesal.

"Saatnya pengambilan gambar."

"Ya." Kyuhyun mengangguk kemudian mengikuti seorang staff yang menyadarkannya dari ingatan tentang kejadian yang telah lalu.

"Ini harus segera selesai." Kyuhyun berbisik lirih. Ini harus selesai. Dia akan mengurangi kesibukannya setelah ini. Jika perlu, dia akan keluar dari dunia keartisan. Mencari pekerjaan yang tidak terlalu memakan waktunya.

.

"Shindong hyung? Tumben sekali menelpon. Ada apa?" Kyuhyun tidak bisa memungkiri. Ada kecemasan yang besar melanda perasaannya ketika Shindong menelponnya. Biasanya Shindong menelpon pasti keadaan Donghae yang semakin buruk.

"Kyuhyun!" Shindong terdengar sangat panik dan Kyuhyun semakin cemas. "Donghae hilang!"

"Apa!? Kau bercanda hyung! Cari hyungku sekarang!" Kyuhyun berteriak. Pikirannnya kalut. Dia harus pergi.

"Kyuhyun, mau kemana?" Inilah yang menghambatnya menghampiri Donghae selama ini. Tuntutan pekerjaan dan dia tidak bisa melawan sama sekali.

"Kyuhyun-ssi!"Salah seorang staf terlihat panik menghampiri Kyuhyun. "Di luar banyak sekali wartawan! Dan seorang lelaki yang di bawa oleh Lee Nam Jung -ssi menjadi objeknya."

"Lee Nam Jung? Lalu apa hubungannya dengan Kyuhyun?" Manager Kyuhyun yang bertanya.

"Lee Nam Jung-ssi mengatakan bahwa lelaki yang jadi objek wartawan itu adalah hyung kyuhyun-ssi yang mengalami…" Staff itu menunduk, dengan ragu dan takut mengucapakan kata terakhirnya. "gangguan jiwa."

"Mwo?" Beberapa orang di ruangan itu terlihat kaget.

"Donghae hyung…" Sedang Kyuhyun langsung berlari keluar dari ruangan itu.

.

Donghae hyung?

Dia adalah segalanya untukku.

.

"Aku bertemu dengannya di jalan. Dia bilang ingin bertemu Kyuhyun-ssi. Jadi aku bawa saja kesini. Kebetulan aku tau lokasi syuting Kyuhyun-ssi hari ini." Lee Nam Jung, seorang penyanyi yang sering di battlekan dengan Kyuhyun. Mereka debut di waktu yang hampir bersamaan namun Kyuhyun lebih dulu meraih kesuksesan.

"Apa anda dekat dengan keluarga Kyuhyun-ssi?" Salah seorang wartawan bertanya.

"Dekat?" Lee Nam Jung tampak berpikir sambil mengeratkan rangkulannya di pundak Donghae tanpa tau bahwa lelaki itu mulai menampakkan raut cemas dan mungkin sebentar lagi akan kambuh.

"Tidak juga." Nam Jung menggelang. "Aku hanya tau bahwa hyung Kyuhyun-ssi ini." Menunjuk pada Donghae. "Gila."

Suasana ricuh mendengar ucapan dari Nam Jung.

"Dia gila?"

"Ya."

Donghae tiba-tiba berjongkok sambil menutup kedua telinganya setelah itu mulai terisak pelan.

"Ha-Hae bu-bunuh Ibu. Ma-maaf."

"Apa yang dia katakan?" Suasana mulai ricuh.

"Hyung!" Kyuhyun tiba-tiba datang. Menerobos kerumunan untuk mencari hyungnya.

"Hyung…" Kyuhyun segera menghampiri Donghae kemudian memeluknya.

Waetawan yang melihat kedatangan Kyuhyun semakin mengerubungi.

"Kemana petugas keamanan. Kau! Apa yang kau lakukan!" Tan Hangeng, lelaki berdarah Cina yang merupakan manager Kyuhyun itu berteriak pada petugas keamanan yang hanya diam melihat kerumunan.

"Amankan keadaan ricuh ini bodoh!" Orang-orang terkaget melihat Hangeng yang biasanya selalu sabar kini berteriak-teriak. Petugas keamanan yang tadi takut melihat Hangeng segera berusaha mengamankan keadaan.

.

Donghae hyung?

Dia adalah segalanya untukku.

.

"Kyuhyun-ssi, apa benar dia adalah hyung anda?"

"Apa benar dia gila?"

"Apa dia mengalami gangguan mental?"

"Apa selama ini anda menyembunyikannya karna merasa malu?"

Telinga, mata dan hati Kyuhyun terasa panas mendengar pertanyaan para wartawan yang menurutnya sudah keterlaluan.

"Hae hyung yang terbaik. Kau hyung yang luarbiasa." Kyuhyun terus memeluk Donghae sambil membisikkan kata-kata penenang pada hyungnya itu.

"Kyuhyun-ssi, apa benar dia gila?" Pertanyaan itu lagi. Kyuhyun segera berdiri dengan Donghae yang tetap berada di pelukannya.

Dia menatap para wartawan yang menantikan jawaban darinya. Kyuhyun memberikan tatapan paling tajam dan penuh amarah pada para wartawan itu.

"Jadi, Kyuhyun-ssi. Apa hyung anda memang gila?"

"Tutup mulut kalian atau aku akan memotong lidah kalian!" Para wartawan seketika diam mendengar ucapan Kyuhyun.

"Kenapa aku menyembunyikannya? Pertanyaan seperti apa itu? Bodoh! Kenapa aku harus memamerkannya? Kenapa aku harus memamerkannya pada kalian!?"

"Dia tidak gila. Dia tidak mengalami gangguan mental. Aku akan benar-benar memotong lidah kalian jika kalian berbicara seperti itu lagi."

"Dia hyungku! Orang yang paling berharga untukku! Dia segalanya. Aku tidak pernah merasa malu punya hyung sepertinya. Untuk apa aku malu? Dia sempurna untukku. Aku menyukai apapun yang dia kerjakan. Jadi tutup mulut kalian jika pertanyaan kalian hanya menyudutkan hyungku yang tidak tau apa-apa!"

"Kalian bertanya seperti itu seolah kalian tidak memiliki keluarga."

Para wartawan hanya diam mendengar ucapan Kyuhyun sedang Kyuhyun kemudian menghela nafas mencoba mengurangi emosinya yang serasa memuncak. Dia tidak suka dan sangat benci pada orang-orang yang terlihat melempar pandangan hina pada Donghae.

"Bubar kalian!" Hangeng kemudian berteriak. Menatap tajam para wartawan yang terlihat terkejut dengan teriakannya.

Persetan!

Dia tidak peduli!

Karna dia terlalu marah. Kata-kata Kyuhyun tadi mungkin bisa menghancurkan karir artisnya itu tapi dia tidak peduli. Dia akan mendukung Kyuhyun apapun keputusan dari Kyuhyun. Dan sekarang dia sedang menyiapkan segala hal untuk membalas seorang Lee Nam Jung.

END untuk chapter 1.

"He is innocent and pure person.

Now and later on, Donghae hyung is a special, lovable, cute, innocent and great hyung.

I love everything about him." Kyuhyun at Super Junior relay talk. Kyuhyun to Donghae.

Chapter satu ini bisa dibilang merupakan pandangan Kyuhyun tentang hyungnya, Donghae. Dan untuk chapter dua mungkin sebaliknya. So. Ini hanya terdiri dari dua chapter.

Ff ini terinspirasi dari banyaknya kata yang diungkapkan Kyuhyun untuk Donghae dan tentunya karna aku suka banget jika dua orang ini dipasangin jadi saudara. Couple romance juga sichXD.

HaeKyu!

Maafkan jika banyak typo.

Oke reader… mind to review?

Tinggalkan jejak setelah membaca.

See u next chapter.