Tittle : Greyish

Cast : Suju, DBSK members

Genre : blank

Rate : T ditambah M

Makin sering bereksperimen dengan karakter Kibum. Masalah genre, beneran aku blank, seolah keluar dari jalur aman sendiri. Semoga suka, gitu aja.

휘색휘색휘색휘색휘색휘색

.

Mata Siwon menatap sinis pada pria di sebelah Yoochun, sepupunya "Sedang apa di sini?"

Pria berpipi tebal itu malah memasang senyum (sok) polos dengan tangan masih digenggam Yoochun, membuat Siwon semakin ingin meninggalkan rumah Hankyung, saudaranya ini.

Yoochun memindahkan tangan di bahu Kibum "Ah ya, kalian kulian di kampus yang sama. Kau pasti sudah kenal dengan Kibum, kekasihku. Aku yang mengajaknya ke sini"

Siwon menghela napas, memandang Hankyung dan Heechul di tengah ruangan sudah siap bertukar cincin. Padahal tadinya Siwon berpikir bahwa ketika bertemu dengan Yoochun, acara keluarga yang tidak ingin dihadirinya ini akan sedikit menarik, tapi nyatanya...

"Acara tukar cincinnya akan dimulai" Siwon seolah ingin membuat mereka pergi dari hadapannya

"Ayo kita ke sana" Yoochun mendorong bahu Kibum ke tengah ruangan. Meninggalkan Siwon yang memikirkan cara pergi tanpa dilihat orang.

휘색휘색휘색휘색휘색휘색

Kaki Siwon sengaja menendang kerikil yang dilewatinya menuju halte bus. Acara pertunangan belum selesai sebenarnya, tapi ia hanya tidak punya alasan untuk bertahan lebih lama di sana.

Tin

Siwon sedikit terlonjak saat sebuah mobil mengklaksonnya. Kepala Yoochun muncul dari jendela mobil itu.

"Siwon ah, ayo pulang bersama"

Siwon tidak langsung menjawab, tapi lebih dulu melihat ke jok sebelah Yoochun. Kibum duduk di sana masih dengan senyum (sok) polosnya.

"Rumah kita kan berdekatan" ucap Kibum

Siwon masuk di jok belakang tanpa berucap apapun. Toh, ia juga tidak lupa bahwa rumah Kibum hanya berjarak 2 rumah dari rumahnya.

"Oh iya Siwon ah... ada lowongan di cafe tempatmu bekerja?"

"Tidak ada" jawab Siwon cepat. Kalaupun ada, tidak akan ia informasikan pada Kibum

"Jangan bilang kau mau ambil kerja part time?" ucap Yoochun dingin

Kibum menunduk "Mau bagaimana lagi..."

"Sudah kubilang kan, kau kekasihku, tanggung jawabku" Yoochun mengelus kepala Kibum

Kibum menghela napas "Terserah kau saja lah" ucapnya (terdengar) pasrah

Siwon yang dari tadi mendengar hanya bisa menggeleng bingung. Segampang itukah Yoochun masuk perangkap Kibum?

"Kibum ah, kau ingin mampir ke mana sebelum pulang?" tanya Yoochun

"Tidak usah. Kau tidak bosan apa sejak pagi bersamaku?" jawaban Kibum ini membuat Yoochun menghadiahinya ciuman di pipi. Hal yang kemudian membuat Siwon ingin melompat keluar dari mobil mewah ini.

.

"Hati-hati di jalan" Kibum melambaikan tangan pada mobil yang meninggalkan pelataran rumahnya

"Sekarang Yoochun, sepupuku?" tanya Siwon

"Sudah hampir 2 bulan sebenarnya" jawab Kibum tanpa mengalihkan pandangan dari mobil yang berbelok di tikungan depan

"Bagaimana dengan Donghae?"

Baru Kibum menatap Siwon "Dia sahabatku" tersenyum

"Kyuhyun?"

"Dia teman dekatku" Kibum berbalik ke pagar rumahnya "mau mampir?"

"Tidak akan" lalu Siwon melangkah ke rumahnya.

휘색휘색휘색휘색휘색휘색

.

.

Siwon mengerjapkan matanya yang terasa perih. Bukan karena tulisan dosen di papan tulis lebih mirip gambar anak umur 2 tahun, tapi karena pemandangan di meja kedua dari depan. Di sana, Changmin sedang sibuk menulis sambil tangan kirinya tidak melepaskan tangan orang di sebelahnya, Kibum.

Kibum yang dibicarakan ini sama dengan yang Siwon temui di pertunangan Hankyung-Heechul kemarin. Kibum yang sama dengan yang bergandengan tangan begitu mesra dengan Kyuhyun, teman SMA nya di perayaan. Kibum yang seminggu lalu dilihatnya menerima ciuman dari Donghae di kamar ganti. Kibum ini juga tidak seharusnya berada di kelas bahasa Inggris sama dengan Siwon sekarang, tapi ini pasti karena Changmin- yang entah dianggap sebagai apa- memintanya ikut kelas ini.

"Padahal kupikir Yoochun tidak sebodoh itu" gumam Siwon

.

Napas Kibum masih terengah saat butiran obat lolos di kerongkongannya. Sulit ia bangkit dengan bertumpu pada wastafel tolet kampus. Jika botol di genggamannya adalah apel, sudah pasti sekarang berubah jadi jus. Masih bernapas susah payah, ia menatap pantulan dirinya di cermin, pucat yang kemudian disamarkan dengan mencuci wajahnya.

Cklek

Bayangan dirinya di cermin tidak lagi sendiri, tapi ada Siwon mencuci tangan di sebelahnya.

"Bagaimana jika Yoochun tahu kelakuanmu?"

Kibum ikut mencuci tangan "Dia tidak tahu"

"Akan kubuat ia tahu"

"Silakan. Tapi percayalah, aku main aman selama ini. Jadi besar kemungkinan ia tidak akan percaya"

Senyum meremehkan ditunjukkan Siwon "Cara hidupmu menyebalkan Kim Kibum"

"I know" Kibum mengibaskan tangannya yang basah "but we have to be all out in our life" mengusapkanya pada kemeja Siwon sebelum pergi.

.

Siwon sengaja memilih tempat di baris ketiga dari belakang, tidak mau berdekatan dengan barisan terdepan yang berisi Kibum.

Dosen mulai menjelaskan priority of scale, di saat itulah mata Siwon menangkap Zhoumi memandang Kibum. Alis Siwon naik menyadari bahwa Zhoumi bukan hanya memandang, tapi juga tersenyum dengan pipi bersemu merah. Tidak bisa Siwon mengerti, apa istimewanya Kim Kibum hingga menyebabkan orang China itu bertingkah seperti sakit jiwa?

Kulit putihnya? Rambut hitam lurusnya? Atau matanya yang sayu? Siwon masih belum mengerti bagian mana dari Kibum yang membuat semua seolah berlomba untuk mendapatkannya.

Kibum menoleh pada Zhoumi, kemudian tersenyum begitu ceria. Lucunya, ini membuat Zhoumi menunduk seperti akan menguburkan diri di lantai kelas. Dan hal ini juga yang menjadi jawaban pertanyaan Siwon.

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan Kim Kibum. Ia hanya seorang mahasiswa biasa yang walaupun tidak ingin Siwon akui, mereka bertetangga. Sama dengan Siwon, ia juga tinggal sendiri di rumah sederhananya. Bedanya adalah Kibum yatim piatu, sedangkan Siwon... setidaknya masih punya seorang ayah yang entah di mana.

"Baik, untuk tugas akhir ini kalian harus mengerjakannya berkelompok. 2 orang" ucap Baek sonsaengnim "ah, daftarkan pada Yoseob" lalu mengakhiri perkuliahan

Siwon baru akan beranjak dari bangku, menghampiri siapapun (kecuali Kibum) untuk dijadikan teman satu tim. Namun...

"Aku dengan Choi Siwon" suara itu. Siwon melihat jelas Kibum berdiri di samping Yoseob yang menuliskan 'Kim Kibum & Choi Siwon' sebelum pergi.

Tadinya Siwon akan menyambar tasnya untuk menyusul Kibum, tapi ia malah hanya memicingkan mata melihat adegan di depan kelas. Terlihat jelas, Kibum yang berjalan ke arah pintu tiba-tiba (seolah) tersandung jatuh menimpa Zhoumi yang berjalan berlawanan arah denganya.

Adegan selanjutnya, sudah bisa ditebak. Zhoumi menangkap tubuh Kibum dengan sigap.

"Ah maaf. Aku tersandung tadi" ucap Kibum

"Tidak, kau tidak apa-apa?" Zhoumi tetap menahan tubuh Kibum sebelum ia sadar bahwa tanganya menapak persis pada tonjolan dada. Sontak, langsung dilepaskannya dan

Bruk

"Auh" Kibum mengelus pantatnya yang membentur lantai kelas

Siwon sampai harus menutup mulut dengan tangan rapat-rapat untuk menahan tawa saat melihat adegan ini.

"Ah, maaf Kibum ssi" Zhoumi mencoba kembali menarik tubuh Kibum "kau tidak apa-apa?"

Kibum mengangguk kesal, sedangkan Siwon menggeleng sambil bergidik. Dalam kasus ini entah Kibum yang begitu jago akting atau Zhoumi terlalu gampang dibodohi. Tapi jelasnya, seorang Kim Kibum tidak akan menyiakan kesempatan sekecil apapun untuk menggaet pria kaya.

"Permisi, jangan menghalangi jalan" Siwon seenaknya saja melangkah melewati mereka.

.

Helaan napas panjang Siwon hembuskan sebelum menyejajarkan diri dengan Kibum yang lebih dulu berdiri di halte bus. Agak heran, karena biasanya Kibum akan dijemput salah satu dari beberapa mobil mewah yang entah pemiliknya dianggap sebagai apa.

"Tumben pulang naik bus?" tanya Siwon

"Hm, tadinya kupikir Zhoumi akan menawariku tumpangan, tapi ternyata dia kumpul dengan mahasiswa asing lain. Tahu begitu aku tidak menolak tawaran Donghae atau..." Kibum menghentikan ucapannya begitu menyadari tatapan sebal Siwon.

"Kenapa kau memilihku?" tanya Siwon lagi

"Apa?"

"Tugas perancanaan bisnis akhir. Jelas aku bukan orang kaya"

Kibum menatap Siwon heran, lalu tersenyum "Aku cari partner, bukan kekasih. Dan aku tidak punya kriteria khusus tentang itu"

"Kenapa bukan Zhoumi saja, misalkan?"

"Ini tugas yang bukan hanya untuk seminggu. Jika aku terus dengannya, bagaimana yang lain?" Kibum menapakkan tangan di bahu kanan Siwon "lagipula kita bertetangga, jadi akan jauh lebih mudah nantinya"

Sekali tepis, Siwon menyingkirkan tangan itu "Whatever" lalu masuk ke bus yang baru datang. Ya walaupun akhirnya ingat bahwa Kibum tetangganya, yang sudah pasti ikut naik kemudian mengambil tempat di belakangnya.

휘색휘색휘색휘색휘색휘색

.

From : 03206xxx

Kita harus survey hari ini – Kim Kibum

Jika Siwon tidak menerima pesan itu, mana mungkin ia berdiri di depan pintu kayu bercat abu-abu sepagi ini. Sekarang akhir pekan dan shift Siwon dimulai sore nanti, bisa dibilang waktu yang tepat. Ini berhubungan dengan nilai akhir semester, tidak boleh mengabaikanya.

Tok tok

Setelah 5 menit berdiri, akhirnya tangan Siwon bergerak.

"Masuk! Tidak dikunci" terdengar teriakan dari dalam.

Siwon masuk, namun langkahnya terhenti di ruang tamu yang tidak bersekat dengan dapur. Siwon melihat Kibum sedang minum. Masalahnya bukan Siwon ikut merasa haus, tapi Kibum tidak berpakaian, hanya mengenakan celana katun panjang dengan handuk menggantung di leher, sementara rambutnya masih basah. Siwon tidak bisa bereaksi lebih. Ini... seolah penegasan mengapa Kibum begitu digilai banyak orang.

Kibum menoleh, seolah menangkap basah Siwon.

"Oh, jadi begitu caramu menggoda Yoochun?" ucapnya berusaha sebiasa mungkin

Kibum berjalan santai ke arah Siwon "Apa?"

"Menyambut tamu tanpa mengenakan pakaian" jari Siwon turun naik menunjuk dada hingga perut rata Kibum

Kibum berdesis "Kau? Tamu? Yang benar saja" mengambil ransel di samping Siwon "em, jadi kau tergoda begitu?" berbalik tersenyum pada Siwon

Gantian Siwon berdesis "Tidak akan"

Kibum tersenyum geli sambil memakai kaosnya. Andai saja tetangganya ini kaya, pasti sudah jadi target utamanya.

"Kelihatannya akan hujan" Kibum menjejalkan sebuah payung lipat dalam ransel "ah, kau paham dengan tugas kita kan?"

"Jangan bercanda Kim Kibum. Aku justru lebih berpengalaman dalam hal prakteknya"

Kibum menggoyangkan kepala sambil bibirnya mengikuti ucapan Siwon. Toh, ia juga tahu Siwon yang bekerja part time jelas lebih berpengalaman dalam hal perencanaan bisnis.

.

Di salah satu kedai makan...

"Seharusnya bisnis yang tidak bersifat sementara" Siwon memasukkan buku tulis ke dalam tas waktu melihat pelayan mendekat membawa pesanan mereka

"Aku paham. Yang tidak peduli musim panas ataupun musim salju" Kibum menerima pesanannya "terima kasih" ucapnya pada si pelayan

Berbeda dengan tadi pagi, sekarang mereka sedang makan siang di salah satu kedai. Siwon melirik Kibum di depannya, memakai hoodie, mengunyah pancake sayur. Orang awam tidak akan tahu jika isi otak Kibum hanya uang.

Kibum menoleh ke samping lalu tersenyum, tanda sesuatu melintas di otaknya "Haa.. mengerjakan tugas denganmu benar-benar menguji kesabaranku" ucapnya dengan suara lebih keras dari biasanya.

Siwon mengerutkan kening saat Kibum meliriknya. Padahal, dari tadi tidak ada protes keluar dari bibir makhluk ajaib ini walaupun harus mengitari seluruh wilayah pertokoan. Apalagi dia sendiri yang menetapkan mereka berpartner.

"Jika bukan karena tugas, mana mau aku pergi denganmu. Membosankan" lanjut Kibum sambil menusuk-nusuk pancake sayurnya.

Awalnya Siwon pikir Kibum hanya butuh waktu untuk menunjukkan bahwa otaknya memang tidak beres. Namun, saat ia menoleh ke kiri, selisih 2 meja di sana, seorang pria tidak melepas mata dari Kibum. Dari penampilan, gadget, dan kunci mobil yang tergeletak di meja, Siwon tahu pria itu kalangan atas dan ia paham betul dengan alasan kelakuan Kibum tadi.

Kibum sedang menarget mangsa baru. Ia ingin menunjukkan bahwa ia masih single. Dan kali ini Siwon yang tersenyum.

Mata Kibum melotot saat tangan Siwon menghentikan acaranya menusuk makanan, kemudian malah mengelusnya.

Siwon tersenyum "Sayang, jangan begitu... aku hanya ingin menghabiskan waktu denganmu"

"uhuk uhuk" Kibum tersedak entah oleh apa, tapi yang jelas wajahnya sudah semerah botol saus.

"Sayang, tidak apa-apa?" Siwon mengangsurkan gelas berisi air mineral, membantu Kibum meminum isinya sambil menepuk tengkuknya pelan.

Wajah Kibum menatap Siwon ngeri. Ada apa denganya? Dan apa tadi? Sayang? Kibum lebih berharap bahwa ada yang salah dengan telinganya.

.

Kaki Kibum menghentak-hentak lantai halte saking kesalnya. Ia tidak peduli bahwa itu menyebabkan cipratan bagi pejalan kaki lain karena hujan baru saja reda.

"Diam kau!" ucapnya ketus pada Siwon yang tidak bisa menahan tawa di sebelahnya.

Kali ini Siwon malah tertawa keras. Begitu bangga telah menyebabkan Kibum kehilangan targetnya.

"Terus saja kau tertawa. Kudoakan ada burung yang melintas lalu buang air tepat di mulutmu"

Siwon memegang perutnya, "Ok, ok, aduuh perutku" lalu menarik napas dalam mengingatkan sudah berapa lama ia tidak tertawa begini "aku hanya... em, setahuku pacarmu sudah lebih dari 3. Apa kau tidak puas?"

"Tidak"

Jawaban Kibum membuat Siwon berhenti tertawa, memandangnya sinis, bersamaan itu datang bus yang mereka tunggu. Segera Siwon melangkahkan kaki menaiki tangga bus, tidak dirasakan Kibum di belakangnya. Siwon menoleh, mendapati Kibum berlutut meremas dadanya.

"Kibum ah, cepat naik" ucap Siwon sembari menyerahkan kartu pada supir bus.

Tidak ada jawaban.

"Ei, cepat. Jangan akting di depanku, tidak mempan"

Bukan jawaban yang Siwon dengar, melainkan erangan dari bibir Kibum.

"Kibum ah?" Siwon turun, menghampiri Kibum. Diraihnya tubuh Kibum yang bergetar hebat.

"Kibum ah, Kibum?" Siwon mengusap-usap butiran air dingin yang memenuhi wajah pucat Kibum. Bisa dipastikan itu bukan tetesan air hujan.

"eurgh" erang Kibum lagi, terbatuk beberapa kali sebelum matanya terpejam tidak sadarkan diri.

Satu percikan berwarna merah menempel di telapak tangan Siwon. Darah, dan ternyata di bibir Kibum tercetak lebih banyak.

"Kibum ah. Sadarkan dirimu!" Siwon memeluk tubuh lemas Kibum. Barulah ia sadar bahwa Kibum memang pingsan.

TBC

mungkin udah pernah ada yg baca ff ini. iya, pernah aq post di fb. berhubung satu n lain hal aq post di sini juga.

NB : mending gausah komen daripada pake kata 'jangan'
bukanya gimana, tapi itu seolah membatasi jalan pikiran aq, walau emang resek ini otak