The Future We Chose
Bismillah
Maaf senpai-senpai saya masih "newbay" jadi mohon kritik, saran serta bimbingannya. Terima kasih
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Author : Ryu Ansya32
Pairing : ?
Summary : apa yang kalian pikirkan tentang es? Tentu saja jawaban yang terpikirkan pertama kali dingin bukan. Di sinilah letak keindahan tersebut, sesuatu yang dingin dimiliki oleh seseorang yang mempunyai jiwa yang cerah dan hangat bagaikan mentari. Kemanakah arah yang ditunjukan oleh sang tokoh? Apa menuju hakekat asli sang element ataukah berlawanan arah dengan sejatinya? Kita simak kisah sang tokoh tersebut. Inilah Uzumaki Naruto.
Chapter 1
Arashi POV
"sialan, sialan, sialan. Apasih mau mereka seenaknya saja menjadikan alasan tidak masuk akal seperti itu untuk membuat aliansi dan menghancurkan klan uzumaki" aku terus mengumpat sambil melompati pohon satu persatu untuk menjauh dari kejaran para kage.
"kalau seperti ini terus aku harus mengirim anak dan istriku ke desa lain untuk perlindungan mereka. Tapi kemana aku harus mengirim mereka?" tanyaku pada diri sendiri "jika di sunagakure aku yakin naruto akan menjadi shinobi tangguh, tapi dia akan kesulitan hidup disana kerena tsukasa-chan tidak mempunyai sanak famili disana. Berbeda dengan konoha, disana aku masih punya kushina untuk merawat mereka berdua. Dan juga konoha mempunyai reputasi ninja-ninja yang hebat dan melegenda, selain itu konoha juga mempunyai hubungan yang sangat erat dengan uzushiogakure" berpikir sejenak "baiklah,sudah ku putuskan akan menyembunyikan mereka dimana"
Dengan itu arashi pun menghentikan lompatannya dan turun kebawah sambil mencari tempat bersembunyi yang tepat. Setelah dirasa aman arashi langsung memasang kekai untuk menyembunyikan keberadaannya, setelah itu ia langsung merapal handseal dan menghentakannya ke tanah.
"kuchiyose no jutsu : balthier"
Setelah ia mengucapkan nama jutsunya muncul asap yang lumayan banyak, setelah asap sedikit menghilang segeralah terlihat seekor burung berwarna hitam dengan ekor yang mirip dengan ular piton dengan posisi berdiri menundukan kepalanya hormat.
"ada apa anda memanggil saya arashi-sama?" tanya sang kuchiyose kepada arashi
"balthier tolonglah aku, pergilah kerumah dengan chi-bunshinku lalu antarkan anak serta istriku ke konohagakure. Jika kau tanya alasanya kenapa? Maka lihatlah kondisi uzushiogakure saat ini"
"baiklah arashi-sama, terus bagaimana dengan anda?"
"aku akan tetap disini untuk mengulur waktu supaya para kage sialan itu tidak mengejar mereka"
"..."
Hening sesaat...
"balthier, sampaikan juga pada tsukasa-chan tulislah segel storage fuin di tubuh naruto dan ambil seluruh gulungan tentang fuinjutsu, elemen angin dan air serta kekkai genkai es di perpustakaan. Kemudian masukanlah gulungan-gulungan tersebut pada segel fuin ditubuh naruto"
"tapi arashi-sama, kenapa di sertakan juga gulungan kekkai genkai es? Setahu saya klan uzumaki tidak mempunyai kekkai genkai es"
"hemmmb" gumam arashi sambil tersenyum "kau akan tahu sendiri ketika sudah sampai di rumah balthier"
"baiklah arashi-sama, apa ada lagi yang perlu di sampaikan?"
"tidak balthier, sisanya biar chi-bunshinku yang akan menyelesaikan" jawab arashi sambil tersenyum
"baiklah arashi-sama"dengan kata terakhir itu hilanglah sang kuchiyose di sertai dengan bunyi 'poof' dan sedikit asap yang menyertainya
'dengan ini tugasku adalah mengalahkan para kage sialan itu' batin arashi
.
.
#flashback
Dimalam yang cerah dan tenang ini akan sangat indah jika kita menghabiskannya bersama dengan keluarga. angin yang sepoi dan pemandangan bulan yang berbentuk sempurna, atau yang mereka sering sebut dengan purnama semakin menambah sempurnanya malam ini. Tidak berbeda jauh dengan suasana alam, begitulah suasana yang terjadi di dalam sebuah kamar di kediaman sang pemimpin uzushiogakure. Suasana bahagia yang di tunggu-tunggu selama sembilan bulan sepuluh hari terakhir ini akhirnya datang juga malam ini.
"tsukasa-chan, terimaa kasih kau telah memberikanku kesempurnaan dalam keluarga"
"..." hanya senyuman yang mampu di berikan kepada sang suami tanpa mengalihkan pandangan dari sang suami yang sedang menangis bahagia
"owh iya tsukasa-chan, akan kita beri nama siapa jagoan kecil kita ini?"
"emmb?" gumam tsukasa sambil berpose memikirkan sesuatu "arashi-kun suka sekali dengan ramen kan?" bukannya menjawab dia malah bertanya
"ehehe, iya tsukasa-can" jawab arashi dengan cengengesan "soalnya ramen adalah mekanan para dewa sih, hehehe" lanjutnya sambil memamerkan senyuman lima jarinya
"hemmb, kalau begitu aku punya ide" kembali berfikir kemudian menarik nafas dan menghembuskannya secara perlahan "bagaimana jika kita beri nama, naruto?" ucapnya secara mantap
"..." arashi terlihat berfikir
15 detik
.
30 detik
.
45 detik
.
1 menit
.
...
Masih belum ada jawaban, tsukasa pun menengok pada arashi yang kelihatan sedang berfikir.
"bagaimana arashi-kun?"
"..."
.
.
"shi-kun, rashi-kun, ARASHI-KUUUN" teriak tsukasa yang sudah hilang kesabaran
"ehhh iya ada apa tsukasa-chan?" tanya arashi dengan ekspresi kaget dan wajah innocent
"huuuuft" tsukasa menghela nafas "tadi kamu tanya apa nama yang cocok untuk anak kita tapi kenapa kamu berfikirnya lama sekali sih? Emang kamu sedang mikirin apa?"
"ehehe, maaf tsukasa-chan tadi aku memikirkan ramen" tsukasa pun langsung sweetdrop mendengar jawaban suaminya "emmb, bagaimana namanya?"
"huft, karena arashi-kun suka sekali dengan ramen maka bagaimana jika anak kita di beri nama naruto?"
"ya aku setuju" tanpa berfikir arashi langsung menyetujui nama yang di beri istrinya "hemb nama yang bagus, selamat datang di klan, uzumaki naruto" ucap arashi dengan senyum lebar sambil mengambil naruto dari pelukan sang istri.
"emmb, tapi ada yang aneh dengan naruto tsukasa-chan"...
.
.
Sementara itu di luar uzushiogakure tanpa di ketahui oleh shinobi dan para penduduk uzushiogakure, sedang terhimpun kekuatan dari aliansi beberapa desa besar.
"apa semua sudah siap?" ucap sang sandaime raikage "pertempuran kali ini menentukan akan kearah mana kekuatan kita di masa depan"
.
. hening sesaat
.
"SATUKANLAH KEKUATAN KITA DEMI KEJAYAAN DESA KITA" seru sang raikage dengan suara yang menggelegar
UWOOOOOOOOH
MAAATIIIII
Balasan yang datang bagaikan sebuah gemuruh yang melanda. Tanpa mereka ketahui takdir yang menanti mereka di depan, sang malaikat pencabut nyawa pun tersenyum dengan girangnya menanti sebuah lautan darah bagaikan hujan selama tiga hari tiga malam.
To be continue
Author note :
Ehehe.. maaf ya senpai tidak sampai seribu word, di karenakan masih sebuah pembukaan juga sifat author yang masih amatir. Tolong kritik serta saran agar dapat tercipta sebuah karya yang baik (walaupun tidak bagus) dan skill menulis yang mumpuni untuk author. Juga agar di sukai oleh para pembaca dan penikmat dunia fanfiction, tee heehee.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih dan sampai jumpa di chap selanjutnya.
