Cinta ini Bisa Menyalahkanku
.
.
.
.
Disclaimer : Inu x Boku SS © Cocoa Fujiwara
Ehm pertama aku ngapain ya, Oh ya salam pembuka dulu.
Halo Minna, selamat datang di fandom fanfic Inu Boku SS saya yang pertama nih. Seperti fanfic saya yang kubuat sebelumnya kali ini masih genre romance lagi yang kupake, tapi disini aku buat sedikit sedikit ada misterinya.
Meskipun di Anime, tokoh tokohnya memakai kekuatan supranatutal, tapi disini pemain akan menjadi tokoh yang tidak mempunyai kekuatan super apa apa namun nanti ada bagian mengejutkan di akhir.
Oke itu salam pembuka dari, waduh malah sedikit spoiler disini, baiklah kalau begitu sekarang langsung saja discroll dibawah nak okay.
.
.
(Peringatan : TYPO, Cerita Karakter Gaje, Salah Kata, OOC, Salah EYD, dsb)
.
.
GOOD READING
.
.
"Hahahaha, ngakak..., Oh ya nanti mau nongkrong nggak ke Cafe sama sama habis ini"
"Boleh boleh, udah laper nih"
"Tapi kamu yang bayarin ya"
"Enak saja, pake uangmu sana"
"Hihihihi, kirain mau bayarin"
"Kalian bawa HP'kan?"
"Bawalah"
"Nanti kita jangan lupa foto disana okay, terus nanti ku-upload ke Intragram terus ku-tag kalian berdua"
"Oke..,oke"
Seorang gadis berambut hitam panjang sampai ke pinggang, berpakaian rapi, namun bertubuh, mendengarkan omongan tiga gadis disampingnnya sambil berkemas kemas merapikan buku di meja, terlihat mukanya muram dan mulai muncul wajah kesal. Gadis itu bernama Shirakiin Ririchiyo.
Setelah memasukkan buku terakhir, ia menutup resleting tas dan berjalan pelan meninggalkan tiga gadis itu yang masih nongkrong di kelas sambil duduk di atas meja.
"Rencananya kapan kapan aku ingin mengajak teman teman sekelas kita, tapi gimana ya aku mengajak si rambut hitam panjang itu"
Ririchiyo berhenti di dekat pintu kelas setelah mendengar ucapan salah satu dari mereka tentang dirinya, ia segera keluar dan menutup pintu kelas lalu mendengarkan omongan mereka dari balik pintu. Untung saja tiga gadis itu tidak menyadari keberadaannya.
"Sebetulnya aku tidak ingin mengajaknya tapi aku tidak bisa melakukan apa apa apalagi kau tahukan pekerjaan ayahnya"
"Huuuh, merepotkan, aku tidak suka, selain karena dia anak pemimpin polisi, sifat dia juga menyebalkan, aku yakin nanti di pesta dia akan mengatur kita"
"Benar sih, apa aku tidak usah mengajaknya ya"
Karena tidak tahan menahan kekesalannya, Ririchiyo membuka pintu dengan keras membuat ketiga gadis itu kaget. Terlihat wajah Ririchiyo marah dan menghadap ketiga gadis yang memiliki tinggi badan melebihinya.
"Sebaiknya kalian membatalkan acara itu jika kalian tidak mengajakku tahu, dasar kalian, kalian mau dihukum, hah?" marah Ririchiyo menatap tajam ke arah mereka
Bukannya marah karena ucapan Ririchiyp, ketiga gadis itu malah segera sujud di lantai dan meminta maaf pada Ririchiyo, "Maafkan kami Shirakiin-san, kami tidak tahu kau ada disini" seketika hati Ririchiyo terasa terasa tertusuk.
"Apakah saking pendeknya aku sampai kalian tidak tahu keberadaanku?" batin Ririchiyo meratapi tinggi badannya yang hanya 153 cm di usianya menginjak 16 tahun.
"Shirakiin, kami janji akan mengajakmu nanti, tapi kau jangan menghukum kami"
"Iya, kami mohon"
Ririchiyo masih menunjukkan wajah kesalnya lalu ia tersenyum licik, "Baiklah, kuterima permintaan maafmu asalkan kalian mau melayaniku selama dua hari besok full di sekolah" pinta Ririchiyo melipat kedua tangannya di depan dadanya yang datar.
Ketiga gadis itu bukannya menolak keputusan Ririchiyo malah sujud lagi sambil mengucapkan terima kasih, "Terima kasih Ririchiyo-sama, kami akan berusaha melayanimu besok" jawab mereka lalu setelah itu mereka pelan pelan meninggalkan Ririchiyo sendirian di kelas.
Ririchiyo memandang kepergian dengan muka datar, ia menghela nafas dan berjalan meninggalkan kelas. Kalo saja moodnya sedang buruk bisa saja Ririchiyo memberikan hukuman lebih berat dibanding ini.
Ia benar benar lelah hari ini dan Ririchiyo berpikir menyenangkan jika mengerjai gadis gadis centil itu sedikit dengan menyuruh mereka menjadi pelayan mereka selama dua hari. Ia tertawa dalam hati, tidak lama kemudian datang mobil jemputannya.
.
.
Shirakiin Ririchiyo, biasanya sering dipanggil Ririchiyo, jangan pernah meremehkan gadis pendek berambut hitam panjang ini karena perintahnya mutlak bahkan kepala sekolah dan guru guru di SMAnya tidak bisa melawannya apalagi teman temannya. Itu semuanya karena Ayah Ririchiyo merupakan seorang Kepala Kepolisian besar di kotanya.
Ririchiyo adalah anak tunggal dan ibunya meninggal saat Ririchiyo masih kecil membuatnya sangat disayang dan dilindungi ayahnya karena dia putri satu satunya bahkan Ririchiyo diberi hak untuk memberi hukuman dengan mudah pada siapa saja yang mengganggu atau mengancamnya.
Seperti contoh, kita dapat melihat ia dapat memberikan hukuman pada tiga gadis yang memiliki tinggi badan lebih tinggi darinya bahkan mungkin lebih sangar dibanding dirinya yang memuka loli. Bisa dibilang hukuman yang diberikan sangat ringan karena biasanya ia dapat memberikan hukuman berat seperti dikeluarkan dari sekolah atau dipenjara.
Ia di sekolah seperti ratu penguasa sekolah, ia dapat memerintahkan atau melakukan apa yang dia inginkan tanpa ada yang berani menegurnya. Hal ini membuatnya menjadi sombong dan berkuasa.
Teman temannya yang lainnya terlihat menghormati dan pura pura bersikap baik pada Ririchiyo karena mereka takut dihukum. Oleh sebab itu mereka sedikit menjaga jarak dengannya agar tidak mendapat masalah. Tentu saja ini membuat Ririchiyo menjadi sendirian.
Tidak jarang gadis bermata ungu gelap tersebut menghabis waktu istirahat di sekolahnya sendirian. Tapi tidak menjadi masalah baginya yang sudah terbiasa seperti ini dari TK namun seperti halnya anak SMA, Ririchiyo kadang merasa iri melihat murid murid lainnya berkumpul, makan, tertawa bersama. Ia merasa kesal dan sedih namun ia pendam sendiri dalam hati dan memotivasi dirinya untuk belajar serius dan segera lulus dari SMA lalu kuliah.
.
.
.
.
Bel Istirahat berbunyi, saatnya untuk para siswa mengistirahat diri setelah mendapatkan pelajaran dari para guru, tidak lupa dengan Ririchiyo yang memutuskan untuk makan siang di taman sekolah. Bersama dengan tiga gadis yang harus menjalani hukuman darinya yaitu melayaninya.
Ririchiyo tidak berhenti meminta ini itu dan ketiga gadis itu mau tidak harus menuruti permintaannya. Hal ini berlangsung sampai hari kedua. Hanya dalam dua hari tersebut, ketiga gadis itu terlihat kecapekkan apalagi mereka tidak sempat makan karena terus melayani Ririchiyo selama jam istirahat. Melihat ini, Ririchiyo merasa senang dapat menyiksa mereka karena sudah berani meremehkan dirinya.
Setelah masa hukuman mereka berakhir, Ririchiyo kembali sendirian, sebenarnya ia sedikit senang dapat bersama mereka namun Ririchiyo tidak sembarangan menyuruh atau memerintahkan seseorang kecuali mereka melakukan sesuatu yang buruk padanya.
Kembali di taman, Ririchiyo membuka bekal makanannya yang tidak luput dari kata mewah. Terdapat bermacam macam menu makanan dalam satu bekal makanan. Ia mengambil sosis sapi dengan garpu lalu memasukkan ke mulut mungilnya.
"Aku sendirian lagi..., huh tidak apa.., kalau aku punya teman pasti mereka akan merebut bekal makananku, sendirian juga tidak masalah" ujar Ririchiyo melahap makan siangnya, suapan demi suapan.
"Aku tidak butuh teman, aku bisa bahagia kok sendirian" tiba tiba air mata Ririchiyo menetes. Tangannya menggenggam erat garpu makannya. Ia menunduk kepalanya membuat air matanya jatuh diatas makanannya. Namun ia terus menyantap makanannya sambil menangis.
"Ada apa ini, kenapa aku menangis?" tanya Ririchiyo bingung kenapa dirinya bisa menangis. Ia segera mengelap air matanya dengan lengan bajunya namun air matanya terus mengalir keluar. Ririchiyo dalam hati ingin merasakan punya teman seseorang yang mau menemaninya saat dia sedih dan sendirian.
"Mengapa tidak ada siapapun yang mau menemaniku?" tanya Ririchiyo lemah sambil berusaha menahan air matanya. Ia sadar bahwa kini tidak ada siapa siapapun di dekatnya meskipun adapun itu karena perintahnya atau karena suatu hal. Bukan karena dari hati mereka. Juga tidak luput dari topeng topeng yang baik di depan namun beda di belakang saat bersama dengan Ririchiyo.
Saat Ririchiyo sedang menangis di depan makan siangnya, seorang laki laki dari balik pohon memandang Ririchiyo, laki laki itu mengenakan seragam SMA seperti Ririchiyo. Ia menunduk dan menghela nafasnya.
Laki laki itu tiba tiba menghampiri Ririchiyo dan berdiri dihadapannya langsung, tentu saja Ririchiyo kaget melihat laki laki itu berada di hadapannya sampai membuatnya hampir tersedak.
"Kau tidak apa apa Ririchiyo-sama?" laki laki itu terlihat kuatir sambil memegang bahu Ririchiyo. Ririchiyo segera minum setelah itu ia mengatur nafasnya sebentar dan mengelap air matanya. Lalu ia memandangi laki laki yang kini duduk disampingnya. Ia terpaku memandang laki laki berambut putih, memiliki dua warna mata berbeda yaitu kuning dan hijau, dan wajah lembutnya. Ririchiyo menggeleng kepalanya lalu tidak sengaja melihat tanda kelas di bahu laki laki itu ternyata dia kelas tiga, kalo disini kelas 12.
"Ka..ka..u, siapa?" tanya Ririchiyo, jujur ia baru pertama kali melihatnya, meskipun terlihat cuek diam diam Ririchiyo mengamati kakak kelasnya terutama kelas tiga. Tapi ia belum pernah melihat laki laki ini sebelumnya.
"Maafkan saya karena datang tiba tiba tanpa memperkenalkan diri terlebih dulu. Pertama perkenalkan namaku Miketsukami Soushi, Ririchiyo-sama dapat memanggil saya Soushi, Sekarang aku akan menemanimu jadi kau tidak akan kesepian lagi dan juga aku ingin melindungimu" kata laki laki bernama Soushi tersebut sambil tersenyum lembut.
"APA?!" ia tidak percaya laki laki ini tiba tiba muncul dihadapannya dan mengatakan dirinya akan menemaninya, ia sedikit canggung karena posisi Soushi adalah kakak kelasnya. Ia menelan ludahnya dan berusaha berpikir jernih, "Apa mungkin dia adalah pelayan yang diperintahkan ayah ya?" batin Ririchiyo lalu memandang Soushi yang masih duduk disampingnya sambil tersenyum.
"Ehm..., Soushi-senpai..., kau sebaiknya jangan duduk disampingku" mohon Ririchiyo malu karena Soushi duduk dekat dengannya, ini juga baru pertama kali ia mengobrol baik dengan kakak kelasnya apalagi muka Soushi yang bisa dikategorikan tampan.
"Baiklah.., Ririchiyo-sama" Soushi bangkit dari bangku taman lalu duduk di atas tanah sambil menghadap di depan Ririchiyo. Seketika Ririchiyo langsung menendang Soushi karena dia terlalu dekat dengan kakinya, "KYAAA.., MEEEEEEEESUUUUUMMMM!"
.
.
.
.
BERSAMBUNG
HEHEHEHEHEHE, sudahlah...
Oke akhirnya chapter pertama selesai, agak gaje dan mungkin tidak akan dimengerti beberapa kalian reader tercinta, maklumlah saya juga manusia mungkin banyak salah dan dosah.
Penjelasan disini, Ririchiyo adalah putri tunggal seorang kepala polisi di negaranya, dia diberi hak untuk memutuskan hukuman pada siapapun yang mengganggunya, tentu saja hal ini membuatnya sombong dan dijauhi tidak langsung oleh teman temannya. Ia menjadi sendirian karena itu. Namun ia ingin sekali merasakan mempunyai seseorang menemaninya sampai kakak kelas misterius bernama Soushi yang ingin bersamanya..
Sama seperti di animenya yak tapi bedanya disini Soushi satu sekolah dengan Ririchiyo, bedanya dia kelas tiga dan Ririchiyo kelas satu . Itu penjelasan dari saya, semoga bermanfaat meskipun Yuka-chan tahu bahwa tidak ada manfaat-manfaatnya sama sekali bagi kehidupan kalian... wkwkwk
Jangan lupa klik favorite, follow, dan review fanfic ini yak... Arigatou MINNA
