Chapter 1
Always Waiting You
Naruto © Masashi kishimoto
saya cuma pinjam tokohnya
Warn:typo,gaje,humor garing,masih noob,alur kecepetan
Maaf kalo ada kesamaan judul,isi,de el el
Kalau tidak suka baca saja dulu, kalau benar-benar tidak suka silakan tekan tombol back
Enjoy Reading
Sarada …
Bisakah kau sehari saja tidak membenciku?
Dan memberikan hatimu untukku?
Aku akan menunggumu
Dan terus menunggu
Pintu ku kan selalu terbuka untukmu
Meski kau tak pernah mengetuknya ….
~AWY~
"BRAKKK!"
Lantai depan Altar berlubang, membentuk bulat sempurna. Semua orang terbatuk-batuk karena kabut asap. Namun disaat kabut berhenti semua hadirin terkejut. Kemana pengantinnya?
Mari kita selidiki kemana mereka berdua.
~AWY~
"Sarada, cepatlah sedikit. " Bolt terus berlari sambil menekan tombol kunci mobilnya.
"BAKA! Apa kau tidak mengerti aku memakai gaun sebesar ini, hah! " Sarada berlari dan mengangkat gaunnya dengan susah payah.
PIIP … PIIP …
Sebuah mobil hitam berbunyi.
"Itu dia mobilku. " Bolt segera masuk dalam mobil, diikuti Sarada yang membuka pintu belakang.
Mobil mulai berjalan meninggalkan gereja. Mereka berdua terengah.
"Kau memang gila, Bolt. " Gerutu Sarada sambil melepas penutup wajahnya.
"Lalu, apa kau mau kucium dihadapan mereka, hah? Bukankah kau tak menginginkannya? "
Sarada bungkam. Sampai seperti itu Bolt melakukannya untukku?
"Baguslah kalau begitu. Lagipula aku juga tidak mau menciummu. " Jawab Sarada ketus.
Bolt mendecih. Namun kali ini dada kirinya terasa sesak.
Ternyata Sarada belum bisa mencintaiku, Batin Bolt.
"Hei, kita mau kemana?" Tanya Sarada.
"Pulang. "
~AWY~
Dengan susah payah Sarada mengangkat gaunnya dan menekan tombol lift. Tak Ia hiraukan orang-orang yang memandangnya heran, yang penting Ia harus masuk ke apartemennya dan istirahat.
"Ting. " Pintu lift berdenting lembut.
Sarada masuk diikuti Bolt dibelakang. Pintu kembali tertutup setelah ia menekan tombol 1 dan 6.
Mereka diam, larut dalam pikiran masing-masing. Tak ada yang mau membuka pembicaraan sampai pintu lift kembali terbuka. Mereka berjalan ke apartemen masing-masing. Dengan cepat mereka memasukkan password apartemennya. Pintu terbuka, namun …
"NANI!" Sarada berteriak dan menutup mulutnya. Bolt hanya diam dengan ekspresi bingung.
Apartemen mereka telah dikosongkan.
PIIP … PIIP …
Drrrtt …
Handphone mereka berdering bersamaan.
"Mama?"
"Kuso oyaji!"
"Apartemen kalian sudah dikosongkan dan dipindahkan ke rumah baru kalian berdua. Bila dalam hitungan 15 menit kalian tidak ada di tempat resepsi, jangan harap kalian mendapatkan barang kalian kembali! "
"INI GAWAT! " Seru mereka bersamaan.
"Kenapa kau mengambil kata-kataku! " Seru Sarada kesal.
"Hei! Kau yang mengambil kata-kataku! " Bolt melotot sangar pada Sarada. Sarada tak mau kalah dan jadilah mereka beradu mata, lalu membuang muka dengan kesal.
Sarada pergi duluan meninggalkan Bolt sambil terus mengangkat gaunnya yang begitu menyulitkannya untuk berlari.
"Hei kau! Mau kemana!" Teriak Bolt sambil berlari menyusul Sarada.
"Kita bisa terlambat! Aku tidak mau kehilangan barang-barang berhargaku. " Sahut Sarada.
~AWY~
Acara ini sungguh membosankan, Keluh Sarada. Ia memandangi Mamanya yang sedang berbincang dengan Ibu mertuanya, Hinata. Sesekali diselingi tawa antara mereka.
Andaisaja aku tidak menikah, Batin Sarada.
"Nii-chan. " Himawari menghampiri Bolt dan memeluknya. Bolt membalas pelukan Himawari dan mengelus rambutnya. Sarada mengernyit. Siapa dia, kenapa mirip sekali dengan Bolt? dan kenapa dia memanggil Bolt dengan sebutan Nii-chan? Apa dia adiknya Bolt? Sarada bertanya-tanya dalam hati.
"Selamat Nii-chan, akhirnya Nii-chan sudah menikah. "
"Arigatou, Hima. " Bolt memandangi Himawari dengan intens. Adik kecilku kini sudah besar dan dewasa, Batin Bolt.
"Kenapa Nii-chan memandangku seperti itu? Dan kenapa Nii-chan jadi murung begitu? " Tanya Himawari.
"Tidak. tidak apa-apa, Hima. Aku hanya sedih bila berpisah denganmu, Hima. "
"Jangan sedih, Nii-chan. Aku akan selalu ada untuk Nii-chan kapanpun, karena aku sayang Nii-chan. Dan Aku tidak mau melihat Nii-chan bersedih. "
Bolt memeluk Himawari sekali lagi. Sekuat mungkin ia menahan airmatanya agar tidak jatuh. Ia tak ingin menangis di hadapan Himawari.
Himawari melepas pelukan Bolt, dan beralih menyalami Sarada.
"Jaga kakak ku, ya. Sarada Nee-san. Jangan buat dia sedih, ya. "
"I .. iya, aku akan berusaha. " Ucap Sarada canggung. Apa bisa aku membuatnya tidak bersedih? Batin Sarada.
Bahkan dengan kehadiranmu di sisi Bolt pun sudah membuatnya bahagia, Sarada. Sayang sekali kau tidak menyadarinya.
Himawari berlalu meninggalkan mereka. Bolt menghela nafas panjang, berusaha tersenyum ketika menyalami tamu undangan. Atensinya beralih pada seorang wanita berambut pirang dan bermanik kelabu berjalan menghampirinya. Senyumnya melebar.
"Sasha!" Panggilnya. Sasha mempercepat jalannya dan menubruk Bolt dengan pelukannya.
"Selamat menikah, Bolt. Aku sangat senang. " Ucapnya.
"I … iya, Terimakasih Sasha, tapi tolong … aku susah bernapas. " Ucap Bolt dengan susah payah.
Sasha melepaskan pelukannya.
"Ah, maaf Bolt, Aku terlalu erat tadi. Aku terlalu senang sampai seperti itu. "
"Dan kesenanganmu itu hampir membunuhku, Sasha. " Keluh Bolt.
"Hihihihi … maaf Bolt. " Bibir Sarada mengerucut sebal. Siapa sih orang ini, Sok akrab sekali, Gerutunya.
Sasha mengeluarkan handphonnya dan menekan tombol kamera.
"Okay, time to take a selfie, Bolt. "
Klik!
Satu momen terabadikan dalam handphonnenya Sasha. Tak terkecuali Sarada yang tersenyum agak dipaksakan.
Sasha menyalami Sarada singkat, lalu pergi meninggalkan mereka.
Sarada membuang muka ketika Bolt melihatnya. Bolt tersenyum geli melihat ekspresi Sarada yang seakan tidak ikhlas itu dengan perlakuan Sasha padanya.
"Cemburu, heh?" Tanya Bolt. Bibir Sarada melengkung ke bawah.
"Kata siapa aku cemburu? " Tanya Sarada balik.
Bolt tersenyum, Ia tak mau lagi membahas sikap Sarada yang Tsundere nya keterlaluan itu. Biarlah dia sedikit tersiksa dengan perasaannya sendiri, Batin Bolt.
Kini Yuuhi yang menghampirinya. Bolt tersenyum senang.
"Selamat menikah jagoan ku. " Ucap Yuuhi sambil menyalaminya.
"Hei … hei … manajer, kau seperti ibuku saja menyebutku begitu. " Sahut Bolt kesal. Yuuhi tertawa terbahak. Ia lalu menarik tangan Bolt dan membisikinya.
"Seandainya kau tak kembali tadi, entah bagaimana nasibmu. Untung saja wartawan hanya boleh meliput resepsi mu saja. " Ucap Yuuhi Horror.
"Ii … iya, gomen Manajer . " Jawab Bolt. Sarada sweatdrop. Bolt-baka, umpatnya dalam hati.
Yuuhi beralih menyalami Sarada.
"Jaga Bolt baik-baik, ya. Kalau dia selingkuh hajar saja dia. " Ujar Yuuhi.
"Aku takkan menjaganya, Manajer. Dia sudah besar. Tapi kalau dia selingkuh aku bahkan bisa melakukan hal yang lebih mengerikan dari sekedar tinju. " Sarada menyeringai jahat. Gantian Bolt yg sweatdrop.
"Bagus… bagus … " Yuuhi tertawa geli.
Yuuhi menepuk punggung Sarada.
"Sampai jumpa. " Ucap Yuuhi. Bolt menatap punggung Yuuhi yang menjauh.
"Kau serius, Sarada? " Tanya Bolt.
"Memangnya aku tak pernah serius dengan ucapanku, Bolt?" Sarada menatap Horror pada nya.
Dia begitu mengerikan …
Dan Bolt kembali sweatdrop.
TBC
(To Be Cingcong ( Again and again ) )
Hai haii …. Ketemu lagi dengan saya Rhein98 yang begitu … ah sudahlah :v
Hihihihi … fic ini lanjutan dari fic saya yg berjudul "It's You, Sarada " :3 udah pada baca, belum? Hehehehe :v
Yak kalo ada yang mau ditanyakan silakan sampaikan di kotak review, ya. Atau PM saya :3
Sudah dulu, ya. Gutbayyy….
Syalalalala….
