Title: I'm not a maid!
Genre: Romance, mpreg, comedy (gagal), shounen ai.
Pairing(s): Yunjae, slight Yoosu
Rating: tergantung mood author =_="
Sinopsis:
Seorang Jung Yunho, penerus Jung Corp, dijodohkan dengan putra kedua keluarga Kim, Kim Jaejoong? Sudah biasa... Tapi bagaimana kalau Kim Jaejoong memiliki kebiasaan yang aneh untuk seorang putra keluarga Kim yang memiliki perusahaan Korea terbesar kedua setelah Jung Corp?
a/n: Konsep fanfic ini author ambil dari salah satu majalah komik 'Cherry' yang berjudul 'I'm not a maid!'. Konsep karakternya sama tapi nantinya ceritanya akan berbeda dengan komik tersebut ^_^ Sebetulnya tumpukan utang FF ada banyak banget, tapi yah.. Mau gimana lagi? Ide baru selalu muncul tanpa permisi.. =_= huuh… Seperti biasa~ Kalau ff ini di remove, ff ini masih akan lanjut kok di WP author^^
.
.
.
.
.
Chapter 1
.
.
.
.
.
Di sebuah night club yang bernama Tri Angel Night, seorang namja yang berumur 23 tahun ini sekarang sedang asyik menikmati champagne nya dan dikelilingi oleh yeoja-yeoja super gatel yang minta author garuk. -_-"
"Yo, Yunho hyung!" Sapa namja bersuara husky yang bernama Park Yoochun.
"Oh, Yoochun ah.. Kau datang ya?" Kata namja tampan yang bernama Jung Yunho atau yang kita kenal sebagai tokoh utama disini.
"Tentu saja, hyung. Mana mungkin aku melewatkan waktu untuk bersenang-senang dengan yeoja-yeoja cantik ini~" Kata Yoochun sambil duduk di antara yeoja-yeoja yang sudah menatap Yoochun dengan tatapan penuh nafsu. Di dalam pikiran mereka yang terlintas saat melihat Yoochun datang adalah, 'Namja ganteng berdompet tebal nomor dua sudah datang..' Itulah yang ada di pikiran mereka.
"Ah.. oppa ini bisa saja..." Kata salah satu yeoja yang bernama Hyorin (Mianhae ya yg merasa fans nya Sistar.. _").
"Hahahaha… Yah! Ayo kita bersulang! Cheers!" Kata Yoochun sambil mengangkat gelas champagne nya.
"Cheers!" Malam itu di Tri Angel Night benar-benar dipenuhi dengan suara musik yang berdentum keras, champagne dan cocktail, serta tidak lupa dengan yeoja-yeoja berbaju mini.
Sementara itu di Jung Residence, umma dan appa Jung sedang bercengkrama dengan keluarga sahabat sekaligus partner bisnis mereka.
"Omo.. Chullie ah, aku jadi penasaran dengan putra kedua mu itu… Aku mau lihat fotonya ya? Ya? Ya?" Tanya umma Jung atau Jung Leeteuk penasaran.
"Andwae.. Kau masih belum boleh lihat.. Kau tahu? Aku dan Siwon sengaja menyembunyikannya dari publik karena uri Jaejoongie itu adalah seorang 'putri' di keluarga Kim." Jelas umma Kim atau Kim Heechul.
"Hah? Maksudmu?"
"Hahaha... Itu adalah salah satu ide gila Heechul. Dia menginginkan anak perempuan saat dia sedang mengandung Jaejoong, tapi akhirnya anak kedua kami itu laki-laki. Awalnya, Heecul agak sedikit kecewa tapi setelah Jaejoong lahir, Heechul senang sekali karena ternyata Jaejoong mewarisi wajah cantiknya ini. " (heechul narsis ya -_-) Jelas appa Kim atau Kim Siwon panjang lebar.
"Lalu, kenapa disembunyikan dari publik?" Tanya appa Jung atau Jung Kangin.
"Oh itu karena saat Heechul sedang mengandung Jaejoong, Heechul sedang tergila-gila dengan fanfic.."
"Haah?"
"Yah! Bukan! Enak saja! Itu karena aku ingin melindungi uri jaejoongie dari orang-orang yang mengejar harta kami. Aku, Siwon, dan anak pertama kami, Dongwook, sepakat untuk melindunginya dari namja-namja pengeruk uang." Jelas Heechul.
"Oh begitu.. Lalu kapan aku bisa melihatnya?" Tanya Leeteuk dengan semangat yang menggebu-gebu.(?)
"Bagaimana kalau kita percepat saja tanggal pertunangan Jaejoong dan Yunho?" Siwon mengusulkan ide.
"Ne! Itu ide yang bagus! Aku bisa melihat bagaimana rupa Jaejoongie sekaligus mempertemukan Yunho dan Jaejoong. Nice idea, Siwonnie! Iya kan yeobo?" Kata Leeteuk sambil bertepuk tangan kegirangan.
"Ne.. Rencana bisnis kita juga bisa dimulai lebih awal." Kata Kangin.
"Ok. Kalau begitu bagaimana kalau akhir minggu ini saja? Di tempat kami?" Usul Heechul.
"Baiklah.. Kami akan datang hari Sabtu sore."
.
.
.
.
.
- Kim Residence-
Di siang yang cerah, di mansion besar Keluarga Kim, terdapat seorang namja berwajah tampan sedang duduk di sofa di kamarnya yang terlihat minimalis tapi mewah itu dengan istri dan putri pertama mereka yang baru berusia 3 tahun.
Tok tok
Seseorang mengetuk pintu kamarnya. Namja tersebut melihat ke arah pintu dan mempersilahkan yang mengetuk pintu itu untuk masuk.
"Dongwook ah.." Panggil Heechul.
"Umma, ada apa?" Tanya namja yang bernama Dongwook atau anak pertama keluarga Kim.
"Halmeonyi~" seorang anak kecil berlari ke arah Heechul.
"Aigo aigo.. uri Jinri.." kata Heechul sambil menggendong cucu pertamanya itu.
"Ada apa, umma?" Tanya Dongwook.
"Ani.. Umma hanya ingin memberitahumu untuk meluangkan waktu untuk makan malam dengan keluarga Jung besok malam."
"Jung? Memangnya ada apa?"
"Umma dan appa berencana untuk menjodohkan Jaejoongie dengan putra pertama mereka, Yunho."
"Joongie? Dijodohkan? Apa tidak terlalu cepat, umma? Joongie masih19 tahun."
"Umma tahu.. Untuk sekarang hanya akan bertunangan saja, kok.. Untuk pernikahannya, direncanakan mungkin tahun depan atau 2 tahun lagi. Setidaknya hingga Yunho lulus kuliah." Jelas Heechul.
"Baiklah, aku setuju saja dengan keputusan umma dan appa."
"Jangan lupa luangkan waktumu, ya? Yoona ah, besok tolong ' bereskan' penampilan Jaejoong ya? Umma harus melihat pekerjaan chef saat memasak hidangan besok." Kata Heechul pada menantu nya itu.
"Ne, omonim.."
-Di waktu yang sama, di Jung Residence-
Leeteuk, Kangin, dan putra kedua mereka-Changmin-, sedang berkumpul di ruang keluarga. Kenapa tidak ada Yunho? Karena si beruang seksi (menurut author lho.. T/T ) itu masih tidur karena kecapekan pesta sampai pagi dengan Yoochun dan teman-temannya. Tak berapa lama kemudian Yunho menuruni tangga dengan tampang baru bangun tidurnya.
"Pagi, umma, appa, changmHoaah..." Sapa Yunho sambil menguap.
"Aish.. Pagi darimananya? Ini sudah jam 1 siang bodoh!" Omel Leeteuk.
"Ah, umma.. Kemarin malam kan malam tahun baru.." Yunho mengeles.
"Tahun baru? Sekarang ini bulan Februari, Jung Yunho yang tampan tapi odong.." Omel Leeteuk sambil melempar bantal ke wajah Yunho.
"Oh, mian.. Semalam aku, Yoochun, dan yang lain merayakan ulang tahunku lebih cepat." Kata Yunho sambil berjalan ke dapur untuk mengambil jus jeruk.
"Oh iya.. Yun! Sini! Umma dan appa mau bicara denganmu!" Teriak Leeteuk dari ruang keluarga. Yunho kembali ke ruang keluarga sambil meminum jus jeruk yang tadi ia ambil.
"Besok sore, kau akan bertemu dengan calon tunanganmu."
PPRRRRRRTTTTTT
"Ah, hyung jorok! Jangan menyemburkan minuman ke muka ku yang tampan nan imut ini dong!" Omel Changmin.
"M-Mwoh? T-Tunangan? Ah shireo!" Tolak Yunho.
"Ya sudah kalau tidak mau.. Katakan selamat tinggal pada kartu kredit, mobil, dan rumah ini.." Kata Kangin santai.
"Umma, appa, aku ini masih kuliah. Belum mau menikah." Kata Yunho.
"Aigoo, yeobo, padahal aku tidak bilang menikah.. Sepertinya Yunho ingin cepat-cepat menikah." Kata Leeteuk sambil memeluk lengan suaminya.
"A-Mwoh? Andwaeyo! Pokoknya aku tidak mau!" Tolak Yunho lagi.
Yunho PoV
'Tunangan? Umma dan appa ku ini memang selalu bertindak semau mereka. Aku ini masih ingin bebas dan tidak mau terikat oleh tanggung jawab atas tunanganku! Aish!' Batinku.
"Pokoknya mau tidak mau, besok sore kamu akan ikut umma ke sana jadi berpakaianlah yang rapih." Ujar umma.
"Terserah umma saja. Yang jelas aku ti-"
"Kalau kamu tidak mau ikut, kamu akan umma kirim kau ke desa terpencil. Biar jadi penggembala bebek saja sekalian kau, Jung Yunho." Desis ummaku. Ummaku itu memang kejam seperti dongsaengku, Jung Changmin. Darah 'Raja Tega' nya menurun pada dongsaengku itu. Tega-teganya umma menyuruhku menggembala bebek di desa. Aku ini kan tampan, keren, kaya, seksi, tampan lagi, keren lagi.. Ah, tidak ada habisnya. Aku ini memang the most wanted man in South Korea.
Daripada jadi penggembala bebek, lebih baik aku menuruti apa kata umma dan appa. Lagipula bertunangan belum tentu nantinya akan menikah kan?
"Baiklah umma, appa. Aku akan ikut ke sana." Kataku.
"Kalau begitu besok sore jam 3 kau harus sudah siap ya! Changmin juga!"
"Ne, umma.." Jawabku dan Changmin serempak.
.
.
Skip Skip Skip
.
.
Still Yunho PoV
Seperti yang diminta umma, aku dan Changmin sudah siap tepat pukul 3 sore. Kami sekeluarga pergi ke kediaman Kim dengan menggunakan Limousine. Perjalanan menuju kesana hanya membutuhkan 45 menit perjalanan karena kebetulan hari itu sedang tidak macet. Lalu, limousine kami berhenti di depan sebuah gerbang besar, menunggu gerbang besar tersebut dibuka. Setelah dibuka, limousine kami memasuki taman luas yang penuh dengan berbagai macam bunga.
Sesampainya di depan pintu masuk, kami sekeluarga disambut oleh Tn. Dan Ny. Kim dan seorang namja yang kukenal sebagai Kim Dongwook yang sedang menggendong seorang anak perempuan. Kalau dipikir-pikir, dengan siapa aku akan dijodohkan? Setahuku, anak dari keluarga Kim hanya Kim Dongwook saja. Atau jangan-jangan... ANDWAE! Mana mungkin aku dijodohkan dengan anak perempuan yang ada di gendongan Dongwook. Aku ini bukan pedofil!
"Aigoo.. Yunho sekarang sudah besar ya.. Makin tampan saja.." Puji Ny. Kim padaku.
"Ah, kamshamnida, ny. Kim.." Kubalas dengan senyuman 100 watt ku.. *Terang amat, yunppa-_-*
"Eeii.. panggil aku omonim. Lalu, ini pasti yang namanya Changmin ya? Wah.. Terakhir kulihat, kamu masih berumur 1 tahun.."
"Ne.. Annyeonghaseyo, Jung Changmin imnida." Kata Changmin sambil membungkukkan badannya.
"Kangin ah, putra-putramu ini sopan sekali ya. Beda sekali denganmu sewaktu masih muda.." Canda Tn. Kim atau sebaiknya kupanggil abeonim.
"Yah, tapi tampannya menurun dariku!" Balas appa.
"Lalu ini pasti Dongwook ya? Aigoo.. Lucu sekali.. Siapa namamu, anak manis?" Tanya umma pada anak perempuan yang sedang digendong Dongwook.
"Annyeong~ Kim Jinyi imnyida~" Jawabnya.
"Kyaa… Imut sekali~ Ini putrimu, Dongwook ah?"
"Ne, Ny. Jung." Jawab Dongwook.
"Aish... Ayo masuk! Kita ke ruang tengah saja. Karena hidangannya belum selesai dibuat, lebih baik kita mengobrol dulu di dalam. Sekalian menunggu Jaejoongie selesai bersiap." Kata omonim.
'Jaejoongie? Itukah nama tunanganku? Aku belum pernah mendengar namanya di silsilah keluarga Kim…' Pikirku.
"Yunho ah, bagaimana kalau kau susul Jaejoong di kamarnya. Kamarnya terletak di lantai 2 di ujung lorong." Kata omonim.
"Iya.. Pergilah Yun." Kata umma.
"Nee.."
Seperti yang dikatakan omonim tadi, kamarnya terletak di lantai dua di ujung lorong. Kulangkahkan kakiku menaiki tangga yang menuju ke lantai dua ini dan kulihat di lantai dua terdapat beberapa maid yang berlalu lalang sambil sesekali melirik ke arahku. 'Pfft.. I know I'm hot..' Batinku.
Kuabaikan para maid-maid tersebut sampai tiba-tiba salah seorang maid menabrakku dan menumpahkan segelas minuman ke bajuku.
"Yah! Kau letakkan dimana matamu, bodoh!" Bentakku.
"M-Mian.."
"Yah! Gunakan bahasa yang sopan! Kau ini seorang maid!" Bentakku lagi. Aku sadar kalau ada beberapa maid yang memandangku horor. 'Kenapa mereka memandangku begitu? Yang kumarahi itu kan bukan mereka.'
"J-Jweseonghamnida.." Katanya sambil membungkukkan badannya. Setelah dia selesai membungkuk padaku, dia menatapku dengan matanya yang bulat. Kulitnya putih seperti susu dan bibir merah cherry nya itu seperti memintaku untuk- Aish! Berpikir apa aku ini!
"Aish! Menyebalkan sekali sih!" Umpatku kesal. Aku memutuskan untuk turun ke bawah karena mood ku benar-benar dibuat rusak oleh maid menyebalkan itu.
"Omo, Yun, ada apa dengan bajumu?" Tanya umma.
"Seorang maid menumpahkan segelas jus jeruk ke bajuku."
"Cheongmal? Omo, mianhae ya Yunho.." Kata omonim.
"Gwenchanha, omonim.." Jawabku dengan seulas senyum palsu. Siapa juga yang tidak kesal jika baju favoritnya basah terkena jus jeruk?
"Lalu Jaejoongie nya mana?" Tanya umma.
"Ah, iya ya, tadi aku-"
"Oh, Jaejoongie! Sini, duduk disebelah appa!" Kata abeonim. Kulihat umma, appa, dan Changmin matanya terbelalak kaget melihat seseorang yang sepertinya berdiri di belakang ku ini. 'Sejelek itu kah Kim Jaejoong ?'
Aku berbalik untuk melihat sejelek apa tunanganku ini. Saat kulihat seseorang yang dipanggil Jaejoongie ini, mataku ikut terbelalak kaget. Bukan karena parasnya yang cantik seperti malaikat. Melainkan karena...
"Kau? Kau maid yang barusan?"
