The Sun and Moon

.

.

.

.

By Victorianus

.

.

.

.

Naruto U. x Jacob Black and Hyuuga Hinata x Paul Lahote

.

.

.

Warning : Genden Bender karena di sini Naruto adalah female, Rate T to M

.

.

Halo minna ketemu lagi dengan saya

Yups, di sini saya akan membuat satu fict crossover Naruto dan Twillight

Mengapa saya memilih Twillight? Saya suka cerita tentang Vampir juga Werewolf, dan Twillight juga saya membaca novelnya juga (walaupun kurang suka dengan character Bella)

Ok, ini mungkin fict saya yang pertama untuk crossover perdana ini, saya minta komentar juga saran dari minna semua

Enjoy reading all

.

.

.

.

Chapter 1

.

.

.

.

Prolog

.

.

.

Universal POV

.

.

.

Konohagakure no Sato

.

.

.

Seorang kunoichi berambut pirang panjang dengan pakaian khan ninjanya yang di dominasi warna orange, berjalan dengan tenang juga senyum di wajahnya tidak lepas dari wajahnya. Desanya yang sekarang dalam proses pembangunan kembali, akibat perang shinobi yang sempat melanda, dimana Uchiha Madara dengan rencana gilanya yang ingin menguasai dunia menggunakan para Bijuu, akhirnya bisa di kalahkan. Ngomong-ngomong soal Bijuu, kunoichi tersebut tersenyum sedih, karena merasa kehilangan seseorang. Yups, dia adalah Uzumaki Naruto, sang penyelamat, dimana dirinya berhasil mengalahkan Uchiha Madara juga Uchiha Obito, menggagalkan rencana mata bulan, dimana menghipnotis seluruh umat manusia dan mengendalikan dengan sesuka hati mereka berdua. Menghembuskan nafas pelan, dirinya kemudian duduk di sebuah kursi taman yang ada di dekatnya itu, menatap langit biru cerah, dimana awan-awan putih bergerak dengan perlahan-lahan.

" Apa kamu baik-baik di sana, Kura-kun?" tanyanya entah kepada siapa. Kurama, Bijuu ekor Sembilan, atau biasa di sebut Kyuubi no Youko, adalah Bijuu yang dimana dirinya menjadi jinchurikinya. Pada awalnya, dirinya tidak menyangkah akan menjalani 'hubungan spesial' dengan sosok Bijuunya tersebut, mengingat perilaku yang di dapat darinya sangatlah keras. Naruto pada awalnya tidak percaya, melihat sosok Bijuunya yang tiba-tiba saja bisa berubah menjadi sosok seorang pria tampan dengan rambut orange kemerahannya, mata ruby yang tajam kemudian yukata merah darah dengan motif kobaran api yang membara, juga jangan lupa sengiran sombongnya yang selalu di pamerkan kepada siapa saja. Kurama, siluman ekor sembilan, untuk pertama kalinya dirinya memperlihatkan wujud aslinya kepada manusia, yaitu Uzumaki Naruto itu sendiri. Pada awalnya, dimana Naruto saat itu sedang melakukan latihan bersama Bee, jinchuriki Gyuuki, dimana untuk mempelajari Bijuu Mode, saat berada di mindspacenya, dirinya tidak melihat sosok rubah raksasa berwarna orange kemerahan, tetapi dirinya bertemu dengan seorang pemuda yang sangat tampan, menatap dirinya dengan lembut. Awalnya dirinya mungkin sedang bermimpi, karena tidak bisa menemui Bijuunya tersebut, tapi setelah mendengar suara dari pemuda tampan yang ada di hadapannya, dimana suara tersebut persis dengan Bijuunya itu, tentu saja membuat dirinya kaget.

.

.

Flashback

.

.

Naruto yang sekarang berada di bawah alam sadarnya, menatap syok seorang pemuda yang mengenakan yukata berwarna merah dengan motif kobaran api, dimana tangan kiri pemuda tersebut di selipkan di perpotongan yukatanya tersebut.

" Siapa kau?" tanya Naruto tajam, yang di mana dirinya langsung memasang kuda-kuda siap bertarung. Pemuda yang ada di hadapannya itu hanya terkekeh pelan, kemudian mata ruby pria tersebut menatap tajam ke arah Naruto

" Apa kamu tidak mengenalku? Cuma dengan sosok diriku ini, sampai-sampai dirimu tidak mengenalku, Naru-chan?" tanya pemuda tersebut sarkastik, membuat Naruto menyipitkan kedua matanya.

" Siapa kau? Bagaimana aku bisa mengenalmu, padahal kita pertama kali bertemu? Lalu bagaimana kamu bisa mengetahui namaku?" tanya Naruto tajam membuat pria tersebut menyengir.

" Bagaimana aku tidak mengenalmu, karena kamu adalah jinchurikiku." kata pria tersebut membuat Naruto terbelalak kaget mendengarnya.

" Ku-kur-ram-ma.." kata Naruto tidak percaya membuat pria tersebut tersenyum, kemudian berjalan mendekati ke arah gadis pirang tersebut. Senyum masih belum lepas dari pria tampan tersebut, kemudian tangan kanannya mengelus pelan rambut pirang gadis Uzumaki tersebut, yang tentu saja membuat yang bersangkutan terkejut.

" Apa kabar Naru-chan?" kata Kurama lembut membuat Naruto syok mendengarnya.

" Ba-bag-gai-gaim-man-na b-bis-sa?" tanya Naruto tidak percaya membuat Kurama terkekeh pelan mendengarnya.

" Aku sudah bisa menjadi wujud manusiaku kembali karena dirimu." kata Kurama lembut membuat Naruto terkejut mendengarnya.

" Karena aku? Bagaimana bisa?" tanya Naruto tidak percaya membuat Kurama terkekeh mendengarnya.

" Karena hatimu. Hatimu yang tulus membuat semua kebencian yang ada di dalam diriku perlahan-lahan memudar, juga sebelumya, aku sempat mendapatkan sesuatu dari Rikudou, kalau aku bisa menjadi sosok manusia, jika aku bertemu dengan seseorang yang bisa menyadarkanku, juga menghilangkan kebencian yang ada di dalam diriku ini." jelas Kurama membuat Naruto menatap tidak percaya. Kurama tersenyum tulus, kemudian kedua tangannya memegang pipi gadis Uzumaki tersebut, menatap tajam.

" Karena kamu yang membebaskan diriku, juga karena kamu yang membuat diriku bisa berubah sosok seperti ini, aku akan melindungimu dengan segenap jiwaku. Kamu adalah orang yang berharga untukku sekarang, Naru-chan." kata Kurama serius membuat Naruto syok mendengarnya, kemudian dirinya melepaskan wajahnya, menatap tidak percaya ke arah Kurama yang sedikit terkejut dengan tindakkan tiba-tiba dirinya tersebut.

" Tunggu dulu, maksudmu apa? Memangnya aku berbuat apa sampai-sampai bisa membebaskanmu dari kebencian juga membuatmu menjadi manusia?" tanya Naruto tidak mengerti membuat Kurama menghembuskan nafas pelan. Kurama kemudian berdiri di depan gadis Uzumaki tersebut, kemudian meletakan jari telunjuk kanannya, tepat di dada gadis tersebut.

" Hatimu. Hatimu yang tulus juga dirimu yang selalu membantu sesamamu, karena itulah perlahan-lahan kebencianku memudar. Aku awalnya tidak suka dengan sifat baikmu, juga dirimu yang akan mengorbankan nyawa cuma untuk melindungi orang-orang yang kamu sayangi, tapi, karena itulah aku membuka mata, melihat ternyata masih ada orang yang juga menganggap diriku bukan monster. Cengiranmu yang selalu kamu berikan kepadaku, senyum hangat yang kamu perlihatkan, dan juga air matamu yang biasa keluar, membuatku tiba-tiba saja menrasakan emosi yang tidak pernah aku rasakan selama dalam bentuk Bijuu. Aku tidak tahu perasaan apa itu, sampai ketika diriku menjadi sosok seperti ini, aku akhirnya memahami arti kesedihan, kebahagiaan, ketulusan, juga…. cinta." kata Kurama yang di akhiri senyum lembut membuat Naruto syok mendengarnya. Dengan tiba-tiba, Kurama langsung memeluk erat tubuh mungil Naruto, membuat yang bersangkutan terkejut.

" Maafkan aku. Maafkan aku, karena aku, kedua orang tuamu meninggal, karena aku kamu hidup susah selama enam belas tahun ini, karena aku, kamu selalu mengalami masa-masa sulit, karena aku, kamu hidup sebatang kara. Maafkan aku.. maafkan aku…." kata Kurama lirih membuat Naruto membatu seketika. Dirinya memang mengetahui kalau enam belas tahun lalu, dimana penyerangan Kyuubi berlangsung akibat Uchiha Madara yang mengendalikannya, membuat kedua orang tuanya, Namikaze Minato juga Uzumaki Kushina tewas, juga selama ini, karena Kyuubi yang berada di dalam dirinya itu, membuat dirinya sengsara, dimana seluruh penduduk membencinya, juga mengatai dirinya monster. Tapi kemudian, senyum tulus terpasang di wajah cantik gadis Uzumaki tersebut, membalas pelukan pria yang ada di depannya tersbeut, dimana dirinya melihat tubuh pria itu bergetar.

" Aku sudah memaafkanmu dari dulu, Kurama. Aku sudah memaafkan dirimu, juga aku tidak mempermasalahkan hal itu, karena bukan kamu yang bersalah." kata Naruto tulus membuat Kurama tersentak, menatap ke arah Naruto yang tersenyum tulus ke arahnya itu.

" Be-ben-nar-rkah?" tanya Kurama tidak percaya yang di jawab anggukan oleh gadis Uzumaki tersebut. Kurama syok melihat gadis yang ada di depannya tersebut, tapi tiba-tiba, Naruto memeluk tubuh Kurama, yang sekarnag membuat pria tersebut terkejut.

" Aku sudah tidak mempermasalahkan masa laluku lagi. Aku sekarang sudah memiliki teman-teman yang menerima diriku apa adanya." kata Naruto membuat Kurama sedikit tersentak, tapi kemudian tersenyum kecil, membalas pelukan gadis tersebut.

" Aku tahu. Aku melihat di sini, terutama gadis Hyuuga yang selalu menemanimu." kata Kurama membuat naruto tersenyum kecil mendengarnya. Kurama mengelus pelan rambut pirang gadis tersebut, membuat Naruto merasa nyaman atas perlakuan pria yang ada di hadapannya itu.

" Maukah kamu menjadi kekasihku, Naru-chan?" tanya Kurama membuat Naruto mendongakkan kepalanya, menatap senyum tulus dari pria tersebut. Naruto menatap dalam mata ruby pria itu, terkejut karena terlihat sorot keseriusan, ketulusan juga kasih sayang yang begitu besar di sana. Terkekeh pelan, Naruto tidak mau kekehannya di dengar seperti suara tawa, sedangkan Kurama hanya mengernyit bingung menatap gadis yang ada di depannya itu.

" Aku tidak menyangkah, kamu adalah siluman yang paling jahat juga di takuti, memiliki sisi romantis seperti tadi." kata Naruto yang mau tidak mau tidak bisa menahan tawanya. Kurama yang mendengar tentu saja terkejut, kemudian wajahnya mengeluarkan semburan pink tipis di kedua pipinya, menatap galak ke arah Naruto yang tertawa terbahak-bahak melihat wajahnya tersebut.

" Aku serius." desis Kurama tajam membuat Naruto mengibas-ngibaskan tangannya, juga tawanya yang tidak bisa di redam dengan cepat itu. Kurama mengeluarkan kedutan kesal, tapi tiba-tiba di kepalanya terlintas sesuatu, membuat dirinya menyengir, kemudian dengan cepat, dirinya mengelitik pinggang gadis mungil tersebut.

" AHA..HAHAH… ST-STOP…ST-STOPP KURAMA! AHAHAHAHA!" kata Naruto memohon tapi membuat Kurama menyengir jahat mendengarnya.

" Minta maaf dulu kepadaku, baru aku akan berhenti." kata Kurama menyengir menang.

" AHAHAHA… O-OK-KAY! MA-MAA-AF-FKA-KAN A-K-AK-KU." kata Naruto akhirnya, membuat Kurama tersenyum menang, kemudian dirinya menarik tangan Naruto, memeluk tubuh mungil gadis tersebut dengan kasih sayang.

" Mulai sekarang, kamu adalah kekasihku. Kekasih seorang Kurama no Youko, siluman terkuat yang ada di muka bumi ini. Siapapun yang berani melukaimu ataupun mengganggumu, aku tidak akan segan-segan membunuh mereka." kata Kurama protective membuat Naruto yang mendengarnya terkekeh pelan, kemudian menyandarkan kepalanya di dada bidang pria tampan tersebut.

.

.

.

End Flashback

.

.

.

Itu adalah sekilah kenangan masa lalu dirinya dengan Kurama, yang setelahnya, Kurama dengan sangat protectivenya sampai-sampai keluar dari dalam tubuh Naruto, menjadi sosok pria yang dirinya lihat itu. Kurama ngotot tinggal di dalam satu atap bersama gadis Uzumaki tersebut, yang berjanji tidak akan melakukan hal yang tidak sopan terhadap dirinya. Semua sahabat-sahabat gadis Uzumaki tersebut tidak percaya melihat Kurama, kalau sosok pria yang bersama dengan dirinya tersebut adalah kekasihnya, terutama Sakura dan Ino, karena mereka selalu melihat Naruto yang begitu cuek dengan pria-pria yang menyukai dirinya, dan ternyata bisa mendapatkan pria paling tampan selain almarhum Yondaime Hokage. Dengan polosnya Sakura bertanya kepada Naruto sampai-sampai pakai apa bisa mendapatkan cowok setampan Kurama, yang tentu saja membuat Naruto langsung menampik gadis Haruno tersebut. Hinata tersenyum tulus, juga mengucapkan selamat kepada sahabat baiknya tersebut. Tapi, semua kebahagian yang dimiliki gadis Uzumaki tersebut harus kandas. Kurama mengorbankan nyawanya, hanya untuk melindungi dirinya dari serangan Juubi, dimana saat itu Kurama berubah dalam bentuk rubah ekor sembilan. Saat itu, Naruto sangat terkejut, juga menatap horror tubuh raksasa Kurama yang sudah tidak bernyawa lagi. Menggeleng kepala keras, Naruto tidak mau memikirkan kejadian terpahitnya, setelah kedua orang tuanya meninggalkan dirinya. Dirinya tidak bisa melihat senyum tulus pria itu lagi, perlikaku manisnya kepadanya kembali, juga perhatian yang di berikan dari pria itu kepadanya. Tersenyum kecil, dirinya kemudian memejamkan kedua matanya, tampa terasa, aliran air mata rai sudut matanya keluar.

" Naru-chan." panggil seseorang membuat Naruto membuka kedua matanya, terkejut. Dengan cepat dirinya menghapus jejak air mata yang sempat keluar dari pelupuk matanya, kemudian dirinya menatap ke arah seorang kunoichi berambut indigo, menatap khawatir ke arahnya.

" Hina-chan, ada apa?" tanya Naruto kepada kunoichi tersebut. Hyuuga Hinata, sahabat Hinata yang bisa di katakan sudah seperti saudara, hanya dirinyalah yang mengetahui kalau Kurama, kekasih Naruto yang merupakan Siluman Ekor Sembilan itu. Menghembuskan nafas pelan, Hinata berjalan ke bangku yang diduduki Naruto itu, kemudian dirinya duduk di samping gadis pirang tersebut.

" Apa kamu masih memikirkan Kura-kun?" tanya Hinata pelan membuat Naruto tersenyum kecil.

" Dipikirkanpun percuma Hina-chan, dia tidak akan kembali lagi." kata Naruto sedih membuat Hinata tidak enak mendengarnya.

" Ma-maf-fkan a-ak-ku.." kata Hinata bersalah, sedangkan Naruto yang mendengarnya menggeleng kepala pelan.

" Bukan salahmu kok. Aku akan mencoba melupakannya." kata Naruto membuat Hinata tersenyum sedih mendengarnya.

" Bagaimana dengan tou-sanmu Hina-chan?" tanya Naruto membuat Hinata tersentak kecil, menunduk sedih.

" To-tou-san baik-baik saja." kata Hinata pelan membuat Naruto menatap menyelidik ke arahnya.

" Apa tetua Hyuuga masih menyalahkanmu?" tanya Naruto membuat Hinata terkejut, yang kemudian menatap ke arah gadis Uzumaki tersebut.

" Apa tetua Hyuuga masih menyalahkanmu karena Hiashi-san melindungimu yang setelahnya Hiashi-san mengalami lumpuh total?" tanya Naruto sekali lagi membuat Hinata membulatkan kedua matanya. Hinata langsung menundukkan kembali kepalanya, kemudian tidak lama setelahnya, terdengar isakkan tangis dari gadis Hyuuga tersebut, membuat Naruto menghembuskan nafas pelan, tersenyum kecil.

" Apa kamu masih menyalahkan dirimu sendiri, Hina-chan?" tanya Naruto yang di jawab anggukan pelan oleh Hinata. Hiashi Hyuuga, ayah dari Hinata Hyuuga juga Hanabi Hyuuga, mengalami lumpuh total akibat dirinya melindungi putri sulungnya dari serangan Zetsu Hitam yang dimana hampir membuat gadis Hyuuga itu terbunuh. Para Zetsu hitam itu memang tidak berhasil membunuh Hinata, tapi berhasil membuat Hiashi terluka parah, dimana organ-organ vitalnya hampir semuanya rusak total, yang kemudian membuat dirinya lumpuh seumur hidup. Walaupun berhasil menyembuhkan beberapa organ vital, tapi tidak berhasil membuat Hiashi bisa kembali berjalan. Hiashi tidak mempermasalahkan jika dirinya lumpuh, malah dirinya bersyukur telah menjadi orang tua yang berguna untuk kedua putrinya, begitupula Hanabi dan Neji, mereka tidak bisa menyalahkan Hinata, karena dalam medan peperangan, kita tidak tahu apa yang akan terjadi dengan diri kita sendiri. Tapi, para tetua Hyuuga menyalahkan Hinata, karena dirinya yang lemah itulah, membuat orang harus melindungi dirinya, dan Hiashi terkena batu dari kelemahan gadis Hyuuga tersebut.

" Jangan di pikirkan Hina-chan, walaupun kamu tidak menjadi headclan Hyuuga nanti, keluargamu masih sayang denganmu kok." kata Naruto membuat Hinata mendeongakan kepalanya, menatap tidak percaya ke arah Naruto yang tersenyum ke arahnya.

" A-ar-rig-gat-to." kata Hinata terisak-isak membuat Naruto tersenyum, memeluk tubuh Hinata yang bergetar karena menangis.

" Sudah jangan di pikirkan. Semua akan baik-baik saja okay, Hiashi-san juga tidak mempermasalahkannya juga kan." kata Naruto menenangkan sahabatnya itu. Selang beberapa saat setelahnya, Hinata akhirnya bisa juga menghentikan tangisannya, membuat Naruto tersenyum kecil. Teringat sesuatu, Naruto dengan pelan melepaskan pelukannya kepada gadis Hyuuga yang menyeka air matanya tersebut.

" Hina-chan, aku sedang mempelajari jutsu baru. Apa kamu mau lihat?" tanya Naruto membuat Hinata menatap ke arah gadis Uzumaki yang serius menatap dirinya.

" Ju-jut-tsu a-ap-pa Na-nar-ruc-chan?" tanya Hinata masih terisak setelah dirinya habis menangis di dalam pelukan sahabatnya itu. Naruto kemudian melompat berdiri, tersenyum lebar ke arah Hinata yang menatap bingung dirinya itu.

" Tapi tidak di sini aku akan menunjukkannya kepadamu. Yuk, ikut aku." kata Naruto yang kemudian menarik tangan kanan Hinata, kemudian mereka berdua berlari keluar dari taman tersebut.

.

.

.

.

SKIP TIME

.

.

.

.

Naruto juga Hinata akhirnya sampai di padang rumput luas, jauh dari permukiman penduduk. Naruto juga Hinata kemudian berhenti di bawah salah satu pohon yang cukup rindang, yang setelahnya, Naruto berjalan beberapa langkah ke depan dari gadis Hyuuga itu.

" Jutsu apa yang mau kamu perlihatkan, Naru-chan?" tanya Hinata sedikit penasaran, karena setiap dirinya bertanya, pasti jawaban yang di berikan sahabatnya itu 'rahasia'. Naruto tersenyum lebar ke arah Hinata, kemudian mengambil kertas gulungan dari kantong ninjanya, membuat Hinata bingung menatap dirinya.

" Aku juga belum tahu Hina-chan. Aku baru saja kemarin mendapatkan gulungan ini dari tempat rahasia. Ini mungin seperti Fuin, tapi aku tidak mengerti dengan tulisannya." jelas Naruto membuat Hinata terkekeh lembut mendengarnya.

" kalau begitu, ayo kita lihat sama-sama, siapa tahu aku bisa membantu." tawar Hinata lembut yang di jawab anggukan oleh Naruto, kemudian dirinya membuka gulungan yang di pegangnya itu, merentangkan di padang rumput di bawah mereka. Naruto juga Hinata menduduki diri mereka di rerumputan, menatap serius isi gulungan tersebut, yang di mana isinya tulisan-tulisan aneh, juga segel tangan yang rumit.

" Ini jutsu apa, Naru-chan?" tanya Hinata tidak mengerti dengan tulisan yang ada di depannya tersebut.

" Aku juga tidak tahu Hina-chan. Tulisannya aneh sekali dan lagi ada beberapa tinta yang pudar. Mungkin tulisan orang hutan kali ya." jawab Naruto asal membuat Hinata terkekeh mendengarnya.

" Coba kita ikuti segel tangan yang ada di gulungan ini." saran Hinata membuat Naruto menatap ke arah sahabatnya tersebut.

" Kenapa memangnya Hina-chan?" tanya Naruto polos membuat Hinata tersenyum ke arahnya.

" Kalau kita penasaran, kenapa kita tidak mencoba mengikuti segel tangan yang ada di gulungan ini?" kata Hinata membuat Naruto berpikir sebentar, tapi kemudian senyum lebar di perlihatkan ke arah sahabatnya itu.

" Benar juga ya, yuk kita coba." kata Naruto yang di jawab anggukan oleh Hinata. Mereka berdua kemudian mencoba mengikuti segel tangan yang ada di gulungan tersebut. Awalnya ada kesalahan di beberapa tahap, tapi lama kelamaan mereka terbiasa, juga akhirnya mereka berdua selelsai melakukan segel tangan yang ada di gulungan tersebut.

Tidak terjadi apa-apa

Naruto juga Hinata saling pandang, mengedip-ngedipkan mata mereka berkali-kali. Perasaan mereka sudah mengikuti segel tangan seperti yang ada di gulungan tersebut.

" Kok tidak terjadi apa-apa?" kata Naruto membuka suara, yang di mana Hinata kembali menatap gulungan tersebut.

" Kita sudah benar melakukannya. Apa yang salah ya?" tanya Hinata membuat Naruto juga ikut menatap ke arah gulungannya itu.

" Segel yang kita lakukan sama seperti yang ada di sini. Apa yang salah dengan yang kita lakukan tadi?" kata Naruto heran dengan gulungan aneh yang di bawanya itu.

" Mungkin karena kita melakukannya berkali-kali jadi tidak keluar jutsunya." kata Hinata menilai, tapi yang malah membuat Naruto mengibaskan tangan ke arahnya.

" Tidak mungkin Hina-chan. Dulu waktu aku mempelajari Rasengan saja tidak seperti ini, walaupun aku berkali-kali mencoba, tapi akhirnya bisa." kata Naruto tidak yakin membuat Hinata berpikir. Tiba-tiba, dari gulungan tersebut terbuka sebuah portal hitam kecil, yang semakin lama semakin membesar. Naruto juga Hinata menatap horror ke arah portal hitam tersebut, yang setelahnya, kedua gadis tersebut masuk ke dalam portal hitam misterius dari gulungan jutsu gadis Uzumaki tersebut.

" KYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!" teriak mereka berdua yang akhirnya terjatuh ke dalam portal misterus tersebut, dimana yang setelah mereka masuk ke dalam portal itu, perlahan-lahan menutupi portal buatan mereka, yang setelahnya gulungan jurus milik Naruto terbakar habis menjadi abu.

.

.

.

Other Dimension

.

.

.

.

Forks

.

.

.

.

Di dalam sebuah hutan yang hijau, terlihat sebuah rumah yang sangat asri juga terkesan modern, dimana satu keluarga terlihat sedang mempeributkan sesuatu.

" Lihat, aku akhirnya bisa mengalahkanmu Jas!" seru seorang pria yang memiliki tubuh besar, yang di mana seluruh warna kulitnya berwarna putih pucat, berambut ikal hitam, tertawa terbahak-bahak ke arah seorang pria berambut pirang keemasan yang menatap kesal ke arahnya itu. Seorang pria berambut perunggu menahan tawa melihat tingkah kedua pria tersebut, kemudian dirinya tersentak kecil, menatap ke arah seorang gadis berambut pendek lancip, menerawang kosong.

" Apa yang kamu lihat, Alice?" tanya pria berambut perunggu tersbeut membuat gadis yang bernama Alice itu tersadar.

" Aku melihat sesuatu jatuh dari langit di sekitar sini. Seperti dua orang gadis, tapi aku tidak yakin, Edward." kata Alice tidak yakin membuat seorang wanita yang berada di dapur, berjalan seperti kecepatan cahaya ke arah gadis tersebut.

" Apa itu menyangkut dengan Victoria?" tanya wanita tersebut lembut, tapi di jawab gelengan oleh gadis tersebut.

" Tidak. Aku tidak melihat Victoria mendekati Forks ataupun di sini. Tiba-tiba saja pengelihatan itu masuk ke dalam pikiranku." kata Alice menunduk kepalanya, membuat wanita tersebut tersenyum maklum.

" KYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!" terdengar teriakan ketakutan seseorang membuat satu keluarga itu terkejut.

" Apa yang terjadi?" tanya pria berbadan besar tersebut kaget membuat mereka semua melompat berdiri, menatap ke arah luar dimana terdengar beberapa ranting pohon patah.

" Carlise." panggil wanita itu pelan, yang tiba-tiba muncul sosok seorang pria muda, sekitar berumur 20 tahunan di hadapan mereka.

" Aku juga mendengarnya Esme. Siapa gadis yang berteriak keras itu?" tanya Carlise kepada mereka semua.

" Aku tidak tahu Carlise, tapi Alice mendapat penglihatan kalau ada dua gadis jatuh dari langit, yang kemudian mendarat di sekitar sini." jelas Edward membuat Carlise mengangguk mengerti.

" Kalau begitu, ayo kita mengeceknya." kata Carlise yang di jawab anggukan oleh mereka semua

.

.

.

.

Dua orang gadis yang tadinya jatuh dari langit(?), mereka berdua akhirnya bisa mendarat di tanah yang cukup empuk karena cuaca di tempat mereka lumayan lembab. Gadis berambut pirang panjang mengelus pelan bokongnya, mengaduh sakit karena beberapa bagian tubuhnya sempat lecet akibat ranting-ranting pohon yang mereka lewati tersebut, sedangkan gadis berambut indigo di sampingnya, jatuh terbaring, yang pelan-pelan mencoba menduduki dirinya.

" Aduh duh." keluh gadis berambut pirang itu, dimana pakaian kunoichinya tersobek di beberapa bagian, juga bokongnya yang lumayan sakit akibat pendaratan tiba-tiba itu.

" Hina-chan, kamu baik-baik saja?" tanya gadis berambut pirang itu kepada sahabatnya yang mencoba duduk tersebut.

" Aku baik-baik saja Naru-chan." jawab gadis di panggil Hina-chan itu, yang dimana dirinya akhirnya bisa duduk. Gadis berambut pirang itu mengangguk pelan, kemudian menatap sekeliling, heran.

" Hina-chan, perasaanku saja atau kita berada di tempat lain?" tanya gadis berambut pirang tersebut membuat temannya ikut menatap sekeliling, terkejut.

" Ini di mana Naru-chan?" tanya Hina-chan sedangkan sahabatnya itu menggeleng tidak tahu.

" Aku juga tidak tahu Hina-chan. Kita masuk ke dalam lubang gelap, yang setelahnya kita jatuh di sini." kata Naru-chan tidak mengerti.

" Halo, apa ada orang di sana?" tanya suara seseorang membuat Naru-chan juga Hina-chan tersentak kaget, menatap ke arah sekumpulan orang berkulit sangat putih dengan mata berwarna topaz, menatap ke arah mereka.

" Hina-chan, apa mereka orang Konoha?" tanya Naru-chan kepada sahabatnya itu karena bahasa yang di gunakan pria itu bisa di mengerti oleh dirinya, membuat sekolompok orang tersebut sedikit bingung.

" Aku rasa bukan Naru-chan. Di desa kita tidak memiliki pakaian sebagus mereka." jawab Hina-chan menilai orang-orang yang ada di depannya itu. Naru-chan mengangguk pelan, kemudian dirinya menatap ke arah pria berambut pirang klimiks, dimana kalau di lihat pria tersebut cukup ramah.

" Ano, maaf tapi ini ada di mana ya?" tanya Naru-chan sopan membuat pria yang ada di depan kelompok mereka sedikit mengerutkan kening.

" Apa kalian tidak tahu? Di sini adalah kota kecil bernama Forks." jawab pria berbadan kekar itu membuat Naru-chan juga Hina-chan menatap ke arahnya.

" Forks? Apa itu?" tanya Naru-chan polosnya membuat pria berbadan kekar itu sedikit terteguh mendengarnya.

" Kalian berasal dari mana?" tanya wanita berambut coklat pendek itu halus membuat Naru-chan juga Hina-chan menatap ke arahnya.

" Kami berasal dari Konoha. Dan aku adalah Uzumaki Naruto, dan temanku ini namanya Hyuuga Hinata." kata Naruto memperkenalkan diri, sedangkan wanita berambut coklat itu sedikit bingung, kemudian menatap ke arah pria berambut perunggu yang menatap penuh selidik ke arah Naruto juga Hinata.

" Konoha? Dimana itu?" tanya gadis cantik berambut pirang emas panjang ke arah Naruto.

" Konoha adalah bagian Desa Negara Api, dettebene. Apa kalian tidak tahu?" tanya Naruto membuat gadis tersebut mengernyit bingung.

" Bagaimana kalian bisa kemari?" tanya pria berambut perunggu itu.

" Oh itu, tadi aku dan Hina-chan sedang mencoba jutsu yang ada di dalam gulungan milikku, tapi entah kenapa tiba-tiba muncul lubang hitam, yang setelahnya kami berdua masuk ke dalam lubang tersebut, dan akhirnya jatuh ke sini." kata Naruto menjelaskan, kemudian dirinya mencoba bangkit berdiri, tapi hampir jatuh kalau tidak saja pria berambut pirang klimiks itu menahanya.

" Kamu baik-baik saja, nona?" tanya pria tersebut membuat Naruto mengangguk kepala.

" Aku baik-baik saja, terima kasih." katanya yang kemudian membantu Hinata berdiri, dimana pakaian Hinata juga sobek di beberapa bagian, juga sweater lavendernya juga kotor.

" Maaf sebelumnya, perkenalkan, namaku Carlise Cullen, lalu istriku Esme Cullen, kemudian pria berambut perunggu itu bernama Edward Cullen, lalu gadis yang cantik itu Rosalie Hale, lalu pria berbadan besar itu Emmett Cullen, lalu gadis berambut hitam itu Alice Cullen, yang terakhir pria yang ada di situ bernama Jasper Hale." kata Carlise memperkenalkan diri tapi bingung melihat Naruto yang tertawa geli mendengarnya.

" Cullen? Hina-chan ada nama seaneh itu. Cullen, Culun kali mungkin ya, jadi di buat sedikit keren jadi Cullen." kata Naruto geli membuat Carlise, Esme, Rosalie, Emmett, Edward juga Alice sweatdrop mendengarnya.

" Jangan begitu Naru-chan." tegur Hinata, menatap tidak enak ke arah Carlise.

" Ah sebenarnya 'C' di sini itu di baca 'K' " ralat Carlise membuat Naruto menghentikan kekehannya.

" Oh begitu. Maaf atas ketidak sopananku." kata Naruto tidak enak, sedangkan Carlise tersenyum kecil mendengarnya.

" Tidak apa-apa, dan lagi kalian bukan berasal dari sini." kata Carlise.

" Memang di sini bukan Konoha?" tanya Naruto memastikan kembali.

" Di sini bukan Konoha manis, di sini Forks." gurau Emmett membuat Naruto menyipitkan matanya, sedangkan Hinata entah kenapa wajahnya merona.

" Jangan panggil aku manis. Aku adalah Uzumaki Naruto, kunoichi terhebat dari Konoha, dattebene." kata Naruto bangganya membuat keluarga Cullen menatap tidak percaya ke arah gadis pirang tersebut.

" Kunoichi?" tanya Edward memastikan yang di jawab anggukan mantap dari Naruto.

" Tentu saja. Aku adalah kunoichi nomor satu di desaku, juga di dalam buku bingo, aku mendapat predikan rank SSS." kata Naruto bangga.

" Masih ada kunoichi di dunia ini!?" seru Emmett yang tertawa terbahak-bahak, membuat Naruto mengeluarkan kedutan kesal karena merasa di remehkan.

" Dasar kamu pria berbadan lebar. Beraninya meremehkanku." kata Naruto yang langsung melakukan segel tangan di depan dadanya.

" Kagebushin no Jutsu." kata Naruto yang kemudian muncul asap putih di hadapan keluarga Cullen yang terkejut melihatnya. Asap putih tersebut sedikit demi sedikit menghilang, memperlihatkan Naruto yang sekarang menjadi lima orang.

" A-ap-pa.." kata Emmett tidak percaya membuat Naruto tersenyum mengejek ke arahnya.

" Kamu telah menghinaku pria berbadan lebar. Terimalah kemarahan seorang Uzumaki Naruto." seru Naruto yang siap-siap menerjang ke arah Emmett yang masih syok juga tidak percaya dengan sosok Naruto yang menjadi lima, menerjang dirinya.

KRIYUKKKKKKK~~~

Terdengar suara perut seseorang membuat semua orang langsung hening seketika. Naruto melotot sebentar, tapi kemudian wajahnya mendadak menjadi merah, yang di mana tangan kanannya memegang perutnya itu.

" Hehehe, aku lupa sarapan tadi." kata Naruto yang di sertai tawa gugup, membuat Emmett langsung tertawa terbahak-bahak, Rosalie, Alice juga Edward menahan tawa mendengar perkataan polos darinya itu, sedangkan Carlise dan Esme tersenyum maklum mendengarnya.

" Kalau begitu, kamu dan temanmu ikut ke rumah kami, bagaimana?" tawar Carlise membuat Naruto juga Hinata saling pandang.

" Apa tidak apa-apa?" tanya Hinata tidak enak membuat Esme tersenyum lembut ke arahnya.

" Tidak apa-apa, lagipula kalian bukan berasal dari sini. Kami akan memberi kalian tempat tinggal." kata Esme lembut membuat Naruto juga Hinata menatap tidak percaya ke arahnya.

" Ta-tap-pi…" kata Hinata terputus melihat Alice yang berjalan seperti menari, memeluk dirinya itu.

" Tidak apa-apa Hinata. Kalian berdua mungkin akan bergabung dengan kami." kata Alice membuat Hinata sedikit menggigil.

" Ano, maaf, tapi kamu dingin." kata Hinata pelan membuat Alice tersentak kaget, dengan cepat melepaskan pelukannya.

" Oh maaf." kata Alice bersalah membuat Hinata tersenyum maklum ke arahnya.

" Tidak apa-apa Cullen-san." kata Hinata sedangakn Alice menatap ke arah Carlise, Esme juga Edward, membuat Carlise mengangguk mengerti.

" Sebelum itu, kami ingin memberi tahukan rahasia kami." kata Carlise membuat Naruto juga Hinata menatap bingung ke arahnya. Carlise menatap keluarganya sebentar, kemudian menatap kembali ke arah Naruto juga Hinata yang masih bingung dengan perkataan pria tampan itu.

" Kami ini adalah vampire." kata Carlise akhirnya

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

TBC