Semuanya berawal saat Kibum terlambat untuk kuliah pertamanya. Hari yang sering disebut dengan ospek -masa perkenalan mahasiswa baru terhadap kampus mereka. Pertama kali tinggal sendiri di seoul yang jauh dari orang tua dan keluarga membuatnya belum bisa menyesuaikan dan menata waktu dengan baik.
.
.
.
Vanilla
Cast : Choi Siwon x Kim Kibum
Disclaimer : Just the story belong to me. The casts belong to GOD, their self and their parents.
Warning : Typo(s). YAOI! OOC. Cerita Pasaran. SiBum couple mutlak. Summary gak nyambung dengan isi cerita.
Don't Like Don't Read!
.
.
.
Dengan kaki yang terus bergerak -gelisah- akhirnya bus yang ditunggu menjemput. Waktu yang tepat untuk berdesakan di dalam bus. Tubuh mungilnya berdiri di tengah-tengah tubuh tinggi lain yang menjulang.
Sedikit berlari meyusuri lapangan kampus yang kenapa seperti tak berujung. Terengah dengan napas yang memburu.
" Hei! " seseorang berseru. Sosok tinggi itu mendekat. Memanggil dirinya. Menggunakan almameter hijau kebanggaan kampus. Terlihat sangat ...tampan.
Langkah kakinya terkesan besar dan tegas. Tubuhnya tinggi besar dan berbentuk. Seperti melihat pangeran yang ada di film Barbie. Sangat gagah. Jarak itu semakin menyempit. Dan sosok yang melangkah mendekat, semakin terlihat tampan berkali lipat. Sesuatu pada wajah Kibum memanas. Ia merona. Detak jantungnya juga tiba-tiba semakin cepat. Astaga! Dia harus cepat menyembunyikan semua itu.
" Kenapa kau masih disini ? " suaranya berat. Tipikal suara laki-laki idaman. " Kau mahasiswa baru kan ? " Kibum mengangguk tanpa berpikir. " Bukankah kau seharusnya sudah berkumpul dan mengikuti acara ? " sekali lagi menggangguk. Namun kali ini dengan wajah menunduk.
" Maaf ".
Mereka -Kibum dan sang senior- berjalan ke gerombolan mahasiswa baru -yang juga terdapat beberapa senior lain disana.
" Hyung! " pria tinggi disebalah Kibum memanggil temannya.
" Oh, Siwon-ah ? " menepuk pundak ramah. Melirik sosok mungil di samping adiknya. " Siapa ? "
Dengan cepat Kibum mendongak, " Annyeonghaseyo sunbae-nim, Kim Kibum imnida. Aku mahasiswa baru disini " memperkenalkan diri dan membungkuk hormat.
" Kenapa kau baru dat- "
" Yackk! Kau anak yang terlambat berhenti disana! Jangan berani memasuki barisan! " belum sempat senior keturunan china itu selesai bertanya ada teriakan yang mengancam. Pria lain dengan wajah yang sangat cantik berdiri disebalah senior china tadi -dengan pose angkuh.
" Chullie-ah... " panggilan lembut diberikan pria disebalahnya. Tapi sosok itu mengabaikan.
" Kau! " telunjuknya menuju pada Kibum. " Cepat berdiri disebalah sana! " menunjuk sekumpulan yang juga mahasiswa baru yang berdiri di bawah matahari. Kibum berani menjamin bahwa mereka juga mahasiswa yang terlambat seperti dirinya atau malah mahasiswa yang bermasalah -membangkang senior misalnya.
Kibum melotot. Membayangkan berdiri di bawah sinar matahari yang bersinar terang dengan kondisi kulitnya yang sensitive. Pasti. Penderitaan sudah menantinya di hari pertama kuliah.
" CEPAT! " karena tidak ada pergerakan dari Kibum senior cantik itu berteriak.
Kibum tersentak. Tidak ingin membuat keributan yang lebih ia berniat mengambil langkah.
" Hyung " sosok tampan itu membuka suaranya lagi. Dengan tubuh yang sedikit maju dan menyembunyikan Kibum dibalik punggungnya. " Hmm...sebenarnya anak ini tidak terlambat " berhenti sejenak. Ragu untuk melanjutkan.
" Lalu ? "
" Hmm.. Dia..dia... " suaranya tergagap. Bingung mencari alasan ditambah ditatap sosok yang terlihat cantik itu tapi memiliki taring yang siap menerkam bila dia tidak menyukai sesuatu. Mencoba meminta tolong pada pria keturunan china dengan ekor matanya.
" Heechul-ah, mengingat dia datang bersama Siwon aku yakin pasti Siwon akan bertanggung jawab bila anak ini benar-benar terlambat. Tapi dia tidak mau Kibum berkumpul dengan mahasiswa yang terlambat lainnya, itu berarti Siwon memiliki alasan " pria ini memeluk Heechul dari samping. Mengusap pundaknya seakan menyuruh sosok cantik itu tenang.
" Tapi anak ini perlu dihukum Hankyung chagi " terlepas bahwa Heechul tetap ngotot untuk menghukumnya, Kibum malah berpikir kedua senior dihadapannya ini memiliki hubungan khusus.
" Apa kau lupa bahwa Siwon juga menjabat sebagai senior disini ? Kalau pun tidak bergabung dengan yang lain, Siwon pasti akan menghukumnya. Benarkan Siwon-ah ? " melirik sekilas untuk bekerjasama.
" Ne! ".
" Nah, kau dengarkan ? Sebaiknya kau kembali pada tugasmu. Kami akan mengirimkan mahasiswa yang berandal untuk kau hukum bila memang perlu " Heechul perpikir sejenak, tapi langsung mengangguk setelah Hankyung menggenggam tangannya.
Sebelum benar-benar pergi Heechul sempat melirik Kibum. Pria mungil itu semakin menunduk saat mengetahui dari ekor matanya. Setelahnya, Heechul kembali pada tugas yang dimaksud oleh Hankyung -menghukum para mahasiswa yang tidak disiplin.
Kibum mengucapkan terima kasih berkali-kali pada kedua senior malaikatnya. Akhirnya dengan bantuan kedua senior tadi ia bisa baris di barisan mahasiswa yang sedang mendengar penjelasan senior lainnya. Sesekali ia melirik sosok tampan itu kembali. Dan pipinya kembali memanas. Siwon ternyata juga sedang melihatnya dibarisan senior. Dengan TERSENYUM.
Sungguh, Kibum harus mengatur napasnya berulang kali setelah itu untuk membuat jantungnya agar kembali berdetak normal.
.
.
.
Saat jam istirahat yang diberikan cacing di perut Kibum mulai menari. Sandwich yang dibelinya saat berangkat ke kampus tadi sudah lama menghilang khasiatnya. Dia sangat menyalahkan dirinya sendiri saat tadi pagi bangun kesiangan. Salahnya memang karena semalam dia begadang. Sungguh. Itu bukan karena kesengajaan. Hanya saja tinggal ditempat asing dan tanpa keluarga membuatnya insomnia. Akhirnya dia baru bisa tertidur saat jam berada di angka 4 pagi.
Tubuh mungilnya mengintip kantin kampus yang sudah penuh sesak. Ragu untuk ikut menerobos hanya untuk mendapatkan sup makan siang. Masa orientasi ini memang membuat semua mahasiswa baru -semua jurusan untuk berangkat bersama yang menyebabkan membludaknya kapasitas muatan kantin.
Menunggu hingga antrian panjang itu berkurang. Tapi tidak ada hasil. Melirik jam di tangan yang hanya tersisa 15 menit sebelum acara selanjutnya dimulai. Akhirnya memutuskan untuk hanya duduk diam dipohon besar yang tidak jauh dari sana. Dengan memegang perut, mencoba menenangkan anak-anak cacing yang sedang konser.
" Tidak makan ? "
Seseorang bertanya. Saat Kibum mendongak betapa kagetnya dia bahwa sang malaikat tampanlah yang sudah berdiri di depannya. Menambah teduh suasana di bawah pohon besar ini. Tiba-tiba wajahnya memanas -lagi. Cacing yang tadi sedang konser sekarang berganti dengan ribuan kupu-kupu yang menari diperutnya.
Senior itu. Sosok tinggi itu. Malaikat yang tadi pagi menolongnya. Choi Siwon.
Setelah mengingat pertanyaan Siwon dia menggeleng. Astaga! Sempat-sempatnya ia melamun tepat di depan pria ini bahkan saat ia mendapat pertanyaan.
" Kenapa ? ".
" Kantinnya terlalu ramai. Penuh sesak.. " Kibum cemberut mengeluarkan unek-uneknya. Tapi Siwon malah tertawa. Entah karena jawaban Kibum atau ...bibirnya yang terlihat sangat lucu.
" Ah, aku mengerti. Dengan tubuh sekecil ini mana mungkin kau bisa mengalahkan mereka " dagunya mengarah pada orang-orang yang mengantri. " Tapi seharusnya dengan tubuh kecil seperti ini kau bisa dengan mudah menyelinap kedalam. Benar kan ? " Siwon terkekeh.
Tapi Kibum malah semakin cemburut dengan mata melotot. Mirip sekali dengan Po -salah satu karakter teletubbies. Orang-orang mungkin berpikir bahwa dia sedang menunjukkan aegyo di depan Siwon -mungkin Siwon juga berpikir begitu.
Bunyi perut Kibum mengalihkan semuanya. Ternyata cacing-cacing disana belum tergusur dengan ribuan kupu-kupu. Kibum menunduk karena malu. Perutnya membuat ia terlihat menggelikan di depan Siwon.
" Kau lapar ? " Kibum hanya bisa mengangguk. Karena memang itu kenyataannya. " Makanlah, masih ada 10 menit lagi sebelum acara selanjutnya dimulai " sebungkus roti bersama sebotol susu vanila terjulur dihadapannya.
Betapa bahagianya pria muda bermarga Kim ini. Ternyata Siwon menyimpan sesuatu untuk Kibum. Dan kalau boleh Kibum menyombongkan diri, Siwon menghampirinya karena memang sengaja. Sengaja untuk memberikannya makanan. Siwon mengkhawatirkan Kibum.
Jangan salahkan kalau sesuatu dalam diri Kibum semakin terlihat jelas karena kelakuan Siwon. Perasaannya semakin meningkat karena sifat Siwon. Bahkan sebelum senior itu pergi -karena panggilan temannya- Kibum sempat merasakan sesuatu pada rambutnya. Ia merasakan jantungnya berhenti dalam sedetik.
Siwon.
Mengusap.
Rambutnya.
Oke. Kibum ingin mati dalam damai sekarang. Tapi tidak. Belum saatnya. Ia masih ingin merasakan sentuhan Siwon lagi. Pada rambutnya. Pipinya. Bibirnya. Dan tempat lain ditubuhnya.
.
.
.
To be Continue
I'm trying to make a new Sibum fanfic. Hope you like it guys :)
Kalau udah baca review dikit boleh dong..
