Tittle : Obsesion/ One shoot

Author : NaraYuuki

Betta Beader : Hanabusa Hyeri

Genre : Romance? Family? (Ga ngerti soal beginian)

Rate : T menuju M (mungkin ==")

Cast : Umma dan Appa ^_^

Jung Yunho + Kim Jaejong = Jung Moobin

Disclaimer: : They are not mine, but this story is mine NaraYuuki

.

.

.

.

.

"ANDWEEEEEEEEEEEEEEEEE…." Jerit frustasi Jaejoong saat dengan kasar namja yang berada diatasnya mengoyak tubuh bagian bawahnya, mengoyak dan menusuk, mengehentakkan tubuh polosnya yang bersimbah keringat sejak beberapa puluh menit yang lalu, memberikan rasa sakit, perih dan nikmat dalam waktu bersamaan yang tidak pernah diharapkannya sama sekali. Tidak! Tidak pernah! Bahkan dalam mimpi sekalipun Jaejoong tidak pernah berharap mendapat perlakuan seperti itu dari namja yang sama sekali tidak dicintainya.

"Ugh…." Jaejoong mengeram frustasi. Mimpi yang hampir 3 tahun menghantuinya itu membuatnya terpaksa membuka doe eyesnya yang indah. Mimpi sama tentang masa kelam dalam hidupnya, masa yang merubah takdir dan nasibnya.

"Bangun chagy…. Mau sampai kapan kau tidur?"

Suara husky itu membuat merinding sekujur tubuh Jaejoong, mengalirkan desiran aneh ke setiap sel di tubuhnya, terlebih ketika merasakan tangan besar itu mengelus punggun telanjangnya. Rutinitas pagi yang hampir selalu dia terima semenjak 3 tahun lalu.

"Mommy…."

Suara mungil itu membuat Jaejoong tersadar dari lamunannya. Dengan perlahan dia bangun dari tidurnya, bersandar di tepala ranjangnya, membiarkan sejuk dari pendingin ruangan menyapa badan atasnya yang telanjang.

"Mommy…." Bocah itu dengan tertatih menaiki ranjang dan kemudian merangkak menuju Jaejoong. "Mommy…. Em, Mom…." Gumam bocah berusia 18 bulan itu.

Jaejoong mengusap punggung bocah yang tengah memeluknya erat, bocah laki-laki yang sangat mirip dengan namja yang menorehkan luka dalam bagi dirinya, namja yang membuat bocah bernama Jung Moobin itu hadir ke dunia ini tanpa dimintanya.

"Mommy…." Moobin memukul-mukul perut raja Jaejoong pelan.

"Wae? Moobin ingin apa?" tanya Jaejoong.

"Emm…." Moobin memiringkan kepalanya imut sembari menggigit jari telunjuk kanannya, "A…. dek…. Mommy…." Racunya.

"Moobin ingin adek?" tanya Namja yang duduk dibibir ranjang sambil mengusap kepala bocah yang sangat mirip dengannya.

Bocah itu menganggukkan kepalanya.

"Hahahahahahaha…. Boo Jaejoongie chagy, Moobin kita sudah besar rupanya…."

"Appa…." Renggek Moobin sembari menyembunyikan wajah tampannya didada sang Umma.

"Ck…. Anak Appa malu eoh…."

"Mommy…. Appa…." Moobin menunjuk sang Appa, mengadukan pada Mommy cantiknya.

"Arra…." Sahut Jaejoong, "Moobin sekarang bermain dengan Appa dulu, ne? Umma mau mandi."

"Siroooooooooooooooo…." Rengek Moobin yang semakin mengeratkan pelukannya di leher Jaejoong.

"Moobin, biarkan Mommy mandi dulu…." Appa Moobin menarik Moobin dari Jaejoong, membuat bocah itu menangis kencang.

"Hueeeeeeeee…. Moommmyyyyyyyy….. Mommyyyyyyyyyyyy…." Renggeknya berusaha memberontak dari gendongan sang Appa.

Blam! Pintu kamar itu tertutup dengan sempurna. Meninggalkan Jaejoong dalam keheningannya.

Perlahan Jaejoong turun dari tempat tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi yang berada di dalam kamar tidurnya, menyalakan shower dan membiarkan air dingin membasahi sekujur tubuhnya. Isakan kecil lolos dari bibir cherynya.

Kenangan yang berusaha dikuburnya perlahan muncul ke permukaan, membuat luka hatinya berdenyut semakin sakit setiap harinya.

.

.

Hari itu, tepat satu minggu Jaejoong lulus kuliah. Dia dan teman-temannya mengadakan pesta di sebuah café, di salah satu hotel mewah di Seoul. Entah bagaimana kejadian awalnya hingga dirinya bisa terjebak di sebuah kamar bersama dengan seorang Jung Yunho, putra pengusaha kaya raya Korea yang sangat tampan dan digandrungi oleh banyak yeoja.

Kalau Jaejoong seorang yeoja mungkin dirinya akan jatuh hati dan senang setengah mati bisa berduaan dengan seorang Jung Yunho didalam kamar. Tapi tidak. Jaejoong adalah namja walaupun memiliki paras ayu melebihi para yeoja yang ratusan kali melakukan operasi plastik untuk mempermak wajahnya.

Saat Jaejoong menanyakan kenapa dirinya bisa terjebak dengan seorang Jung Yunho didalam kamar hotel, dengan entengnya Yunho menjawab.

"Kau tidak ingat? Apa tengkukmu tidak sakit?"

"Sedikit…. Jangan-jangan kau sengaja memukul tengkukku dan membuatku pingsan?"

"Benar sekali."

"Wae? Apa salahku padamu?"

"Karena kau membuatku tak bisa memalingkan mata dan pikiranku padamu Boo Jaejoongie-ku!"

Malam itu dengan tidak berperikemanusiaan, Jung Yunho yang terhormat memerkosa seorang Kim Jaejoong. Ironis sekali. Jaejoong melawan, berteriak, memohon agar Yunho menghentikan tindakan gilanya mengingat mereka sama-sama namja. Tapi tidak! Seorang Jung Yunho tidak akan pernah melepaskan mangsanya, terlebih dirinya sangat terobsesi pada namja cantik yang 4 tahun belakangan menjadi teman satu kampusnya.

Jaejoong tekoyak, terhina dan merasa kotor. Semalaman dia menangisi apa yang menimpa dirinya. Kim Jaejoong yang notabennya seorang namja justru disetubuhi oleh sesama namja. Jaejoong benar-benar merasa dunianya runtuh seketika.

Penderitaan Jaejoong tak hanya sampai disitu saja. Satu bulan setelah kejadian naas itu dirinya dinyatakan hamil oleh dokter pribadi keluarganya. Syock? Tentu saja. Jaejoong seorang namja dan itu sangat tidak mungkin. Tidak mungkin seorang namja bisa hamil. Tapi tidak. Jaejoong benar-benar hamil, dirinya benar-benar memiliki rahim, tempat tumbuh bayinya.

Bagaimana keadaan Jaejoong setelah tahu bahwa dirinya hamil?

Namja berparas ayu itu stress bukan main. Berkali-kali dirinya hampir bunuh diri namun selalu berhasil digagalkan.

Saat usia kandunannya menginjak 4 bulan, Jaejoong dinikahi oleh Jung Yunho.

Mungkin cara Yunho keterlaluan untuk membuat Jaejoong menjadi miliknya. Namun Yunho melakukan semua itu dengan cinta. Obsesinya terhadap Kim Jaejoong semata-mata didasari atas cintanya yang begiu besar pada namja cantik itu.

.

.

"Teringat masa lalu eoh…?"

Jaejoong membiarkan lengan kekar itu melilit pinggangnya, memberikan rasa hangat dan nyaman untuknya, "Ne. Kau keterlaluan Yun…." Lirihnya pelan.

"Mianhe…."

Jaejoong mengusap lengan sang suami yang memeluknya posesif, "Gwaechana…."

"Saranghae…." Bisik Yunho

"Nado…."

Yunho memberikan ciuman mesra pada Jaejoong.

Jaejoong menolak?

Tidak. Jaejoong sama sekali tidak menolaknya. Dia justru menikmatinya. Mungkin awalnya Jaejoong sangat benci pada Yunho dan tak bisa menerima kehadiran Moobin dalam hidupnya. Namun waktu membuatnya belajar mencintai suami dan anaknya. Waktu memang masih belum mampu menyembuhkan luka yang ditorehkan oleh Yunho padanya, namun waktu mampu membuat Jaejoong jatuh cinta pada namja bermata musang itu.

"Mari kita buatkan adik untuk Moobin, Boo…." Bisik mesra Yunho sembari memberikan kissmark dileher sang istri.

.

.

END

.

.

Yang mau baca versi Chaptersnya silahkan main ke WP Kiki. Saya hanya merepost karena menyukai FF ini. Tentu saja setelah mendapat ijin dari Author yang bersangkutan.

.

.

Saturday, December 08, 2012

9:16:40 PM

NaraYuuki