Haaaii... Ginger comeback! Kalo ada yang nunggu FF saya yang lain, sabar ya, perlu waktu untuk mengetik. Hehehe. Oh, ini spesial Natal. Jadi.. Ya berkisar soal Natal. Sebenernya mau jadi oneshoot tapi kepanjangan -_- jadilah saya bagi dua. Okelah, silahkan di nikmati, oke?! :)
Cast : Minzy, Chaerin, Bom, Dara.
Support Cast : Jiyong, EXO Member, Pig Manager ( 2NE1 manager )
Genre : Romance, Humor, Family
Disclaimer : Semua punya Tuhan.
23 Desember 2012, 16.00 KST.
"Dua hari lagi Natal, Mingkki. Apa yang akan kau lakukan?"
"Aku? Aku ingin pulang."
"Yaaahh.. Kita bisa membuat pesta Natal disini! Bagaimana?"
"Aku ingin pulang..,"
"Bagaimana kalau ikut pesta Natal di gedung YG saja? Semua orang akan datang kan?"
"Aku...,"
"Aissh.. Bilang saja kau ingin bertemu dengan Jiyong."
"Unnie..,"
"Oke! Kita akan ikut pesta natal di YG building. Kira kira, Cheondung boleh diajak tidak ya?"
"Aku ingin bertemu Jongin."
Sontak, Chaerin, Bom dan Dara berhenti mengoceh soal rencana perayaan Natal dua hari lagi. Mereka menoleh pada seorang gadis dengan rambut ungu yang sedang menatap ke luar jendela apartemen mereka dengan tatapan kosong.
"Kau rindu padanya ya, Mingkki? Bukannya tadi kau sudah menelfonnya?" tanya Bom hati hati.
"Tapi aku ingin bertemu dengannya..,"
Dan seketika itu juga, Bom, Chaerin dan Dara saling menatap. Tidak biasanya Minzy menjadi sendu seperti itu. Tahun tahun lalu, kalau masalah Natal, dia pasti yang akan semangat. Merencanakan ini itu, atau minta kado yang aneh aneh. Tapi sekarang, perubahan dirasakan oleh ketiga kakak perempuannya. Mungkin ini yang dinamakan demam jatuh cinta.
"Kalau begitu, atur saja jadwal untuk bertemu dengannya. Natal ini, dia libur kan?" tanya Chaerin, duduk di depan Mingkki dengan tersenyum. Tanpa disangka, Minzy menatapnya dengan tatapan anak kecil yang hampir menangis.
"Dia.. Tidak bisa.. Jadwalnya padat ketika kita libur.. Sementara kita ada jadwal, dia libur.. Unnie... Ottokhe?!"
Meskipun Chae adalah seorang leader, tapi menghadapi magnae yang tiba tiba bersikap begini juga membuat Chae sedikit pening. Maksudnya, tidak pernah Mingkki merajuk untuk seorang laki laki kalau bukan karena Kim Jongin.
Dalah hati, diam diam Chae bersumpah, kalau Jongin membuat Mingkkinya menangis. Habis dia.
"Tapi, Mingkki. Kalau kau bertemu dengan Jongin saat natal juga tidak mungkin. Ia pasti merayakan Natal dengan keluarganya 'kan?" kata Dara mendekat Mingkki dan mengelus lengannya pelan.
"Ah! Bagaimana dengan lusa?" kata Bom sembari menjetikkan jarinya. Chae mengerutkan kening.
"Kenapa dengan lusa?" tanya Dara. Tapi Bom hanya tersenyum manis dan menaik turunkan alisnya.
Dan Chae merasakan aura yang kurang menyenangkan menguar dari gadis berambut pirang sebahu itu.
.
.
.
.
.
.
24 December 2012, 17.47 KST
"Mingkki-aaahh.... Kau harus menambahkan beberapa sendok gula lagi, mungkin?"
"Issh.. Darong! Kalau Jongin makan gula banyak banyak juga nggak sehat tahu! Bagaimana dengan buah?"
"Mmm... Aku akan mengambil beberapa potong apel dan strowberi untuk topingnya."
"Loh, Mingkki. Kenapa ada kue yang sudah di oven? Ini kue cokelat?" tanya Dara.
"Ne, yang di dalam oven, untuk Jongin dan EXO-K. Yang ini, aku akan membuat cheese cake, ini untuk EXO-M."
"Eee... Mingkki? Kau memanggil Kai dengan Jongin juga?" tanya Bom sembari mengambil secolek krim lalu memakannya. Disambut dengan pukulan kecil Dara yang sedang menghias kuenya.
"T-tidak siih.."
"Lalu?"
"Kkamjongie."
Bom dan Dara awalnya diam. Lalu tertawa sekeras kerasnya. Bisa bisanya Mingkki juga ikut ikutan teman teman Jongin memanggilnya Kkam-Jong. Mereka lalu mengatakan candaan candaan kecil soal kulit gelap kekasih adik kecilnya tersebut.
Sementara itu, di ruang tamu, di sofa. Seorang laki laki dengan rambut merah terusik ketenangannya dan menggeliat pelan membuka mata. Ia lalu menoleh ke arah suara dan menghembuskan nafas menatap langit langit dorm tersebut.
"Apa yang sedang mereka lakukan?" tanyanya dengan suara serak khas bangun tidur sembari menguap kecil.
"Mingkki membuat tart untuk Jongin dan teman temannya. Dan dua babo umma itu berusaha untuk membantunya."
Lelaki itu terkekeh.
"Tapi, dari yang kudengar, kedua babo umma itu berusaha menjauhkan anak mereka dari kompor."
"Yeah, menjauhkan Mingkki dari dapur mungkin hal yang benar. Tapi, sebenarnya, yang harus dijauhkan itu adalah orang orang itu."
"Kenapa?"
"Dua orang itu bisa membakar habis dapurnya."
Chaerin dan Jiyong a.k.a CL dan G-Dragon lalu berpandangan dan tertawa lepas. Jiyong memutuskan untuk duduk dan memandang Chae yang masih sibuk mengetikkan sesuatu di notebook Samsungnya.
"Lalu, bagaimana denganmu? Tidak mencoba menjadi Ibu yang baik juga untuk Mingkki?" tanyanya. Chae hanya menggidikkan bahunya dan tetap fokus pada layar,
"Aku mau sih. Tapi, aku tipe cool mom. Jadi, aku akan membiarkan anak anakku berbuat apa yang mereka mau selagi itu masih dalam batas normal untukku."
"Yeah, aku tahu. Itulah kenapa aku akan sangaaatt tenang kalau anak anakku nanti berada di pelukan seorang Lee Chaerin."
Chae tiba tiba berhenti mengetik dan memandang Jiyong. Lelaki berambut merah itu hanya tersenyum manis dan berkata.
"I miss you."
Chaerin memandangnya dan tersenyum malu, warna merah samar pasti akan Jiyong lihat kalau Mingkki tidak tiba tiba datang dan menyurungkan satu potong cheese cake padanya.
"Baru matang ya?" tanya Ji dan menggigit kue tersebut. Mingkki hanya mengangguk dan menunggu sunbaenya tersebut mengunyah kue.
"Enak sih, tapi toping cheesenya kebanyakan." kata Ji, dan menyurungkan kue ditangannya pada Chae yang mengetik lagi.
"Unnie! Bagaimana menurutmu?" tanya Mingkki saat Jiyong menyuapi Chae. Chaerin mengunyahnya dan mendongakkan kepala.
"Kalau kau mengurangi cheesenya, itu bakal lebih enak dimakan sama minuman yang manis juga."
Minzy hanya mengangguk paham dan memakan sisa kue yang sudah ia berikan pada Jiyong dan Chaerin. Tiba tiba ia tersenyum jahil dan menatap Jiyong dengan pandangan ingin tahu.
"Oppa. Natal kan sebentar lagi, apa yang sudah oppa siapkan untuk Chaerin unnie?" tanyanya. Chaerin mencuri lirik pada Jiyong sementara yang dipandangan begitu hanya tertawa pelan.
"Kau masih kecil, Mingkki-ah..," katanya lalu mengusak rambut Minzy, "..itu rahasiaku dengan Chaerin."
Mingkki memajukan bibirnya kecewa sementara Chaerin hanya menunduk semakin dalam. Sepertinya ia sudah tahu hadiah apa yang akan diberikan Jiyong padanya di Natal tahun ini. Mengingat itu, rasanya Chaerin jadi gema..
"IIIIH! AKU IRI DENGAN MEREKA BEREMPAAAT!" teriak seseorang dari dapur dan menatap mereka dengan spatula di tangan sementara tangannya tertekuk di depan dada.
Chaerin, Minzy dan Jiyong menoleh lalu tertawa pelan. Dara dan Bom. Mereka menatap kedua noona dan unnie itu sembari tertawa pelan.
"Harusnya aku yang punya pacar duluan! Kenapa jadi Chae dan Mingkki yang punya kekasih duluan sih?!" tanya Dara sembari menunjuk nunjuk mereka dengan spatula.
"Ne! Harusnya itu kami berdua yang punya pacar! Kenapa jadi kalian yang mesra mesraan sih?" protes Bom. Jiyong hanya tertawa dan berdiri mendekati dapur untuk mengambil air.
"Salah sendiri,noona sih tidak kreatif."
Dan Jiyong harus rela jadi sasaran amuk spatula Dara dan pukulan pukulan kecil Bom di lengannya sementara kedua gadis di sofa tertawa. .
.
.
.
.
.
25 December 2012, 20.34 KST
"Apa kuenya sudah dibawa?"
"Ya ampun oppa. Sudah berapa kali oppa tanya begitu?" tanya Mingkki jengkel meskipun tetap mengecek dua dus besar tart di jok belakang.
"Aku kan cuma bertanya.,"
Kedua mata gadis itu memejam erat sembari mengatupkan kedua tangan di depan dada sekalian berdoa dalam hati kalau Jongin dan teman temannya akan menyukai kue tar yang ia buat. Sekarang, ia sedang dalam perjalanan (bersama pig manager) dari YG building ke dorm EXO.
Sempat ia menerima pandangan aku-tahu-kau-mau-kemana-jadi-jangan-berbohong dari Yang seongsaenim saat ia pamit untuk kembali ke dorm 2NE1 lebih dulu, tapi Chaerin unnie sekali lagi menyelamatkannya dibantu dengan Ji oppa.
Mungkin Natal tahun depan, atau waktu ulang tahun Chae di Februari tahun depan, ia akan memberikan sesuatu yang spesial untuk kedua orang itu.
"Oppa, kalau misalkan Jongin tidak suka bagaimana?"
"Aku akan memakannya."
Dan Mingkki menyarangkan satu cubitan kecil nan sakit di lengan besar itu.
"Duh, Mingkki! Berhentilah mempermasalahkan sesuatu yang kau sudah tahu jawabannya. Seungri saja suka kuemu, masa Jongin tidak? Tidak mungkin dari 12 cowok itu tidak ada yang mau memakan kuemu."
"Tapi..,"
"Dengarkan, aku ya, Mingkki." ujar manajer sembari menarik rem tangan, tanda mereka sudah sampai di tempat tujuan, "..Jongin itu pasti menyukai apapun darimu. Jadi percayalah padaku, ia tidak akan sampai hati membuang kuemu meskipun tidak enak."
Dan cubitan kembali mampir, tapi kali ini di pipi gembul tersebut.
"YA! GONG MINZY! BERHENTI MENCUBITKU!" teriak manajer saat Mingkki cepat cepat keluar dan membuka jok belakang, mengambil kedua dus besar tersebut.
"Oke oke. Kalau begitu, aku pergi dulu ya! Tung...,"
"Sampai jam 12. Ingat, tidak ada toleransi, telat semenit, aku akan melaporkanmu!"
Mingkki memutar matanya malas dan mulai berjalan masuk ke apartemen dengan penyamaran sempurna. Ia menaikkan kedua kaca mata hitamnya dan mulai masuk ke dalam.
Kalau mau dipikir pikir sih, jarang juga Mingkki melakukan hal gila seperti ini. Tidak biasanya ia mau rela rela pergi ke dorm boyband hanya untuk mengantar kue. Bukan pengantaran biasa sih, apalagi kalau tujuannya selalu membuat perut Mingkki dipenuhi kupu kupu meskipun hanya memikirkannya.
Saat Mingkki melihat ke elevator dan menunjukkan angka lantai yang akan ia tuju, jantungnya berdegup kencang. Rasanya saat pintu itu terbuka, kakinya berat untuk melangkah. Sesekali ia tertawa sendiri mengingat begitu gugup dirinya hanya untuk bertemu Jongin dan teman temannya. Kalau dipikir pikir, dia memang belum pernah bertemu dengan keluarga EXO dan berkenalan sih.
Ya ampun, ini lebih sulit daripada ia harus bertemu dengan Ibu Jongin beberapa waktu yang lalu.
Dan nomor apartemen yang ia tuju tahu tahu sudah ada di depan matanya. Ia mengatur nafas dan membuka penutup wajah serta kacamatanya. Lalu memencet bel dengan pelan dua kali. Selama pintu itu belum dibuka, ia mengatur nafas dan menundukkan kepala. Sampai akhirnya seseorang membuka pintu dan menatapnya terkejut.
"Ya, dorm EX... Eh?!"
"A-Anneyong?" kata Mingkki sembari tersenyum gugup.
.
.Continued
.
