.
Orange and Green
.
Kuroko no Basuke belongs to Fujimaki Tadatoshi, Shingeki no Kyojin belongs to Hajime Isayama. I take no profit of this and all the characters inside. All of the purpose for making this is just for fun and entertaining.
a Kuroko no Basuke X Shingeki no Kyojin crossover; knb!au
Furihata Kouki/Sasa Braus, K+, Friendship/Romance
© kazuka, february 3rd, 2014
.
.
"Furihata berjalan di selasar dalam keadaan mengantuk, kemudian dia dibangunkan oleh sebuah 'hantaman' bola hijau."
.
Duk ... duk ... duk ... bunyi itu memantul di koridor, di sepanjang jalan penghubung antar gedung yang sedang dijalani Furihata. Sepi. Para siswa Seirin sudah bubar, jam sekolah sudah selesai dua jam lalu, dan latihan basket tambahan dari Riko juga sudah beres setengah jam yang lalu. Sungguh, dia mengantuk. Kalau tidak dibangunkan Kawahara lewat telepon tadi, sudah dapat dipastikan dia pasti ketiduran sampai malam hari. Furihata juga yakin, teman-temannya bermaksud mengisenginya juga dengan cara membiarkannya tertidur dan meninggalkan dia sendiri.
Sekarang, dia lupa bahwa dia meninggalkan salah satu buku catatannya di laci kelas. Dia harus menyusuri lagi sekolah yang sudah sepi sore ini, padahal dia malas maksimal. Ada bunyi pantulan yang aneh itu pula. Siapa yang iseng? Furihata ragu apakah masih ada siswa yang tertinggal di sekolah seperti dirinya. Tapi ... apa itu hantu? Ah, ini belum malam, hantu apa yang meronda di sore hari, saat matahari masih bercokol di langit?
Furihata menggosok matanya. Dia masih sangat mengantuk bahkan setelah melakukannya. Yang dia ingin hanya cepat-cepat ke kelas dan kemudian mengambil barangnya, lantas segera pulang dan tidur.
Duk ... duk ... duk ... terdengar lagi. Furihata tak peduli, dia menguap lagi. Kali ini lebih lebar.
DUK!
Furihata tak bisa lagi tak peduli sekarang. Sumber bunyi itu—sebuah bola tenis yang masih baru—mengenai kepalanya. Matanya langsung terbuka lebar, seakan terbangun dan kantuknya lenyap.
"Aaa, maaf!"
Furihata mengerutkan kening ketika gadis yang masih berseragam itu datang padanya, kemudian berjongkok mengambil bola dan membungkuk beberapa kali sebagai gestur permintaan maaf.
Gadis itu membawa raket tenis, yang menjadikan Furihata makin bingung. Dia sedang mengigau atau bagaimana? Kenapa bisa ada seorang gadis dengan seragam lengkap serta peralatan bermain tenis yang lengkap pula di koridor sekolah yang telah sepi?
"Aku sedang berlatih smash dengan memantulkannya ke dinding, ternyata aku memukulnya terlalu keras ... maaf, maaf!"
"Kenapa tidak di gym saja?"
"Gym untuk klub sudah tutup ... sudah, aku pergi, ya, maaf sekali ..."
Gadis itu lenyap dalam sekejap karena larinya cepat sekali. Furihata masih bengong.
Yang tadi itu siapa?
.
xxx
.
Furihata sudah lumayan kenyang. Beruntung, jam istirahat masih lama. Dia masih bisa bergabung dengan yang lain untuk main basket di gym.
Bola menggelinding ke dekat kakinya, dan berhenti ketika membentur sepatu putih Furihata.
"Furihata, bolanya!" Fukuda memanggil dari kejauhan. "Ayo ke gym sama-sama!"
Furihata tersenyum. "Oke!" dia pun melempar bola tersebut kembali ke Fukuda.
—DUK!
Ups.
"Maaf!" Furihata refleks mengejar korban dari lemparannya. Gadis itu muncul tiba-tiba dari belokan koridor tanpa diduga oleh Furihata, dan kepalanya terkena lemparan yang cukup keras itu. Bola menggelinding begitu saja di koridor, gadis korban itu terduduk di lantai sambil mengaduh.
"Maaf—eh, kau lagi?" ketika Furihata mencapainya, baru dia tahu bahwa si korban adalah orang yang dikenalnya.
Gadis itu pun tersenyum ketika bertemu pandang dengan Furihata. "Tidak apa-apa," dia nyengir. Dia pun berdiri sebelum Furihata sempat menawarkan bantuan berupa uluran tangan.
Gadis itu pun mengulurkan tangannya. "Kita impas."
Furihata menyambut tangan dia dengan jabatan. "Ya. Aku minta maaf—"
"Kau siapa?" gadis itu memiringkan kepalanya.
"Furihata. Furihata Kouki. Kau?"
"Sasha Braus," gadis itu tersenyum cerah lagi. "Senang mengenalmu. Lain kali hati-hati kalau melempar bola, ya!"
"Kau juga," Furihata tertawa kecil. "Jangan main tenis di koridor lagi."
Tangan mereka pun terlepas. Furihata meneliti penampilan Sasha, dia pikir perempuan ini satu tingkat dengannya, kalau dinilai dari posturnya. Yah, hanya mengira. "Kau kelas berapa?"
"1-G! Salam kenal, Furihata-kun!"
"Salam ... kenal."
"Aku mau ke kantin dulu, ya! Jaaa!"
Mata Furihata bahkan mengikuti Sasha sampai gadis itu turun tangga dan hilang di balik kerumunan siswa yang berlalu-lalang.
"Oi, Furihata."
"Oh, maaf. Yuk."
"Kalian agak mirip," Fukuda melirik sambil tersenyum tipis. "Sama-sama berambut cokelat."
"Hm, ya ..." Furihata juga ikut tersenyum.
Sekarang Furihata berpikir untuk mencari tahu tentang data pemain klub tenis setelah ini. Dia penasaran. Sangat.
.
.
| t b c |
.
A/N: okay, i'm serious about what i said about furisasha =)) dua-duanya favoritku di masing-masing fandom. furihata, aku suka karena sifat polosnya dan kurasa dia cocok sama sasha yang imejnya girl next door banget, yang ramah, yang polos—sejenis kayak furihata. alasan lain masangin mereka? mereka sama-sama punya rambut cokelat. they are cute in their own simple ways yet they're not the main spotlight in the series.
kenapa judulnya 'oranye dan hijau' padahal rambut mereka cokelat? well, itu diambil dari warna bola basket dan tenis, karena mereka berasal dari klub itu. aku bener-bener bisa ngebayangin bahwa sasha itu cocok jadi cewek pemain tenis karena kepang ekor kudanya.
semoga aku bisa merekrut(?) orang-orang buat suka pair ini muahaha /heh/ okedeh, makasih udah baca! o/
