Tittle : After the Winter Ends Series- Cherry Blossom Raphsody
Pairing : KaiSoo (EXO)
Character : D.O. , Kai , Sehun, Baekhyun, Suho (EXO) Hyunsik (ZE:A), Minah (Girls Day), Daehyun (BAP)
Warnings : AU, Genderswitch, Character Death
Disclaimer : member EXO itu punya masing-masing diri mereka dan pasangan mereka #eh
Inspirated by : Girls Generation - All My Love is For You Music Video
Part 1
Sebuah pintu kamar di kompleks apartemen yang cukup mewah terbuka dan menampakkan seorang wanita dewasa berwajah manis dengan rambut hitamnya yang panjang dan lurus. Ia dengan cekatan membuka tirai dan jendela yang berada di ruangan itu supaya udara segar pagi itu bisa masuk ke dalam kamar dengan nuansa biru langit tersebut. Ia pun menoleh ke arah kasur putih yang sengaja diletakkan di sudut kamar ini yang masih berisi gundukan yang menyembul diantara selimut dan bantal yang masih bercampur menjadi satu di atas kasur tersebut. Satu tangan mungil dan putih pun tersembul diantara kekacauan itu dan menjuntai ke arah lantai. Wanita itu pun menahan tawanya melihat pemandangan itu. Dengan pelan ia menghampiri kasur itu dan membenarkan posisi tangan tersebut. Kemudian ia menepuk-nepuk gundukan tersebut dengan lembut mencoba membangunkan apa yang ada di dalam gundukan tersebut.
" Chagiya, palli ireona sayang," kata wanita itu dengan lembut. Suaranya begitu lembut dan merdu membuat orang yang ia bangunkan itu tidur semakin lelap.
" Baekhyunnie sayang, palli ireona! Kau tidak mau terlambat di hari pertamamu masuk sekolah kan?" kata wanita itu lagi dan kali ini dengan suara yang lebih keras dari pada yang sebelumnya. Gundukan tersebut pun mulai menunjukkan pergerakan menandakan ia sudah mulai proses untuk mengumpulkan nyawanya yang sempat tercecer akibat tidur panjang yang baru saja dialaminya.
" Ayo, sayang cepat bangun. Eomma tidak ingin kau terlambat di hari pertamamu bersekolah. Kalau eomma terlambat mengantarkanmu ke sekolah, eomma juga akan terlambat membuka cafe. Palli palli ireona! Eomma sudah membuatkanmu pancake strawberry kesukaanmu," bujuk wanita itu pada anaknya yang sudah mulai beranjak dari kasurnya.
" Eomma gendong," rajuk anak lelaki satu-satunya bersama dengan mantan suaminya yang telah meninggalkannya selama empat tahun tersebut. Bagi wanita itu, mungkin anak itu adalah peninggalan satu-satunya yang ia miliki yang mengingatkannya akan cintanya pada suaminya itu dan harta paling berharga baginya.
" Tidak, eomma tidak mau menggendongmu lagi Baekhyunnie. Mulai hari ini kau sudah bersekolah dan eomma tidak mau kau terlalu manja seperti ini. Ayo cepat mandi sana, sebelum pancake kesukaanmu eomma makan," rayu wanita itu pada Baekhyun, sang anak.
" Mana appa, eomma? Apakah appa sudah pulang?" tanya Baekhyun.
" Appa-mu masih bekerja sayang. Kau tahu appa sangat sering bekerja di shift malamnya kan sayang? Jadi, appa-mu belum pulang, mungkin ketika kau pulang dari TK nanti appa akan menjemputmu," jawab eommanya.
" Hahh... arraseo. Tapi, appa benar-benar harus menjemputku! Kalau tidak aku tidak akan bermain lagi dengan appa!" titah sang anak. Sang ibu hanya membalasnya dengan tawa kecil.
" Baiklah, eomma akan menghubungi appa-mu agar nanti kau dijemput oleh appa-mu. Ottae my little prince?" tawar wanita itu pada anaknya.
" Ne, joa!" Baekhyun pun segera berlari menuju kamar mandi yang berada di luar kamarnya dan beberapa saat kemudian terdengar suara keran air yang dinyalakan. Sang ibu hanya tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepalanya melihat anaknya begitu antusias untuk bertemu ayahnya setelah beberapa hari ia tidak bertemu dengan ayahnya karena pekerjaannya yang menuntutnya untuk menginap beberapa hari di tempatnya bekerja.
Tak lama kemudian, sayup-sayup terdengar ponselnya berdering dengan nada sambung yang sudah sangat ia kenal.
~~Nal annaehaejwo, yeah ... budi nae siyaeseo beoseonaji marajwo achimi wado sarajiji marajwo oh, Kkumeul kkuneun georeum geudaen namanui areumdaun nabi~~
Ia pun berjalan dengan tergesa menuju ke kamarnya untuk mengambil ponselnya yang masih tetap berdering menunggunya untuk segera mengangkat panggilan itu.
" Ne, yeoboseyo," jawabnya.
" Yeobo-ah, bagaimana keadaan di rumah selama aku tidak di rumah? Apakah Baekhyun merindukanku?" tanya suara dari seberang sana.
" Jadi, setelah kau pergi hampir tiga hari dari rumah kau sama sekali tidak merindukanku tuan Kim? Kau hanya peduli pada anakmu sajakah tuan Kim?" sindir wanita itu pada si penelepon.
" Tidak aku, tidak merindukanmu sayang..." sebuah kerucut pun mulai terbentuk di bibir wanita itu mendengar pernyataan si penelepon itu.
" Aku hanya membutuhkanmu untuk disampingku selalu dear wife. Aku benar-benar membutuhkanmu. Sampai-sampai tiga hari ini terasa sangat menyakitkan bagiku ketika tidak melihatmu tersenyum ataupun mencicipi masakanmu itu. Bagaimana? Sudah tidak marah lagi kan padaku?" goda si penelepon dari seberang sana.
" Berani-beraninya kau menggodaku seperti itu tuan Kim. Bisa kupastikan jatah tiga hari yang tidak kuberikan akan kutambah menjadi seminggu. Bagaimana tuan Kim? Masih berani menggodaku lagi?" ancam sang wanita pada orang yang berada di seberang telepon.
" Andwae! Bagaimana aku bisa menepati janjiku Baekhyunnie agar ia bisa segera mendapatkan seorang dongsaeng bila kau terus-terusan memperpanjang jadwal puasaku untuk menyentuhmu yeobo?" gerutu sang penelepon dari seberang sana. Sedangkan yeoja itu menundukkan mukanya untuk menutupi semburat merah yang terlihat jelas di pipinya karena kata-kata menjurus yang dilontarkan oleh namja yang sudah tiga tahun lebih itu menjadi suaminya.
" Bertingkahlah seperti umurmu dokter Kim. Usiamu itu sudah dua puluh lima tahun! Dan kau sudah memiliki satu anak! Bagaimana bisa kau tetap berlaku seperti anak-anak seperti ini. Tingkah kekanakanmu itu bahkan melebihi Baekhyun saja!" omel sang wanita pada suaminya lewat sambungan telepon itu.
" Hey! Jangan bandingkan aku dengan Baekkie!" ujar sang penelepon dengan tidak terima.
" Makanya, jangan bertingkah seperti Baekkie! Oh iya, ngomong-ngomong soal Baekhyunnie. Bisakah kau meluangkan waktumu sebentar dari rumah sakit dan menjemput Baekkie di sekolahnya? Daritadi ia merengek padaku kapan ia bisa bertemu ayahnya yang setiap hari sibuk bekerja itu," sindir wanita itu lagi.
" Aigoo... Baekkie merindukan appanya yang tampan ini eoh?" balas ayah dari Baekhyun itu dari seberang telepon. Sedangkan wanita yang ia telepon hanya bisa memutar bola matanya mendengar kenarsisan suaminya itu. Sepertinya semenjak ia menyatakan cintanya pada yeoja itu, dokter yang dulunya sangat dingin dan sangat jaaaarang tersenyum itu berubah menjadi seperti ini. Suka menggombal dan sangat narsis, meskipun yeoja itu mengakui kalau suami keduanya itu memang tampan apalagi dengan kulit eksotisnya itu.
" Justru karena itulah aku meneleponmu soo-ah, aku ingin menjemput Baekkie di hari pertamanya bersekolah ternyata malah ia yang memintanya. Baiklah aku akan menjemputnya sepulang dari rumah sakit nanti. Kebetulan Jinki-hyung sudah kembali sehingga nanti malam dan shift malamku dua hari ke depan akan diisi oleh Jinki-hyung. Jadi aku bisa menghabiskan waktu bersama kalian sekaligus menagih jatah yang telah kau janjikan," ujar suami dari wanita itu dengan suara bisikan yang terdengar sedikit mendesah di bagian akhir kata-katanya. Sang istri pun hanya terdiam dengan muka yang semakin memerah mendengar suara suaminya yang terdengar seksi itu.
" B-ah terserah kau sajalah. Ingat! Sekolah Baekkie berakhir pada pukul sebelas tepat! Jangan sampai kau terlambat menjemputnya! Josimhae! Sampai bertemu di rumah nanti!" kata wanita itu cepat-cepat dan dengan segera mengakhiri panggilan itu.
" Fyuuhh... dasar pabo! Byuntae!" omel wanita itu ke arah ponsel yang sudah tidak tersambung lagi itu. Ia menghembuskan nafasnya beberapa kali untuk menormalkan detak jantungnya yang tiba-tiba berdetak tidak karuan akibat omongan suaminya yang sedikit menjurus itu. Setelah sedikit lebih tenang ia pun melangkah ke arah dapur minimalis yang menjadi daerah kekuasaannya itu untuk memanfaatkan sedikit waktu yang ia punya untuk membereskan dapur yang sedikit tidak rapi setelah ia gunakan tadi pagi untuk membuat sarapan untuk anak semata wayangnya dan untuk dirinya sendiri.
" Eomma, tadi ponsel eomma berdering kan? Apakah itu dari appa?" tanya Baekhyun yang tiba-tiba saja sudah duduk dengan manisnya di meja makan. Ia tersenyum melihat anaknya itu sudah siap untuk berangkat ke sekolah dengan seragam barunya yang di dominasi oleh warna biru dan putih itu.
" Ne, itu tadi dari appamu. Appa akan menjemputmu pukul sebelas nanti setelah sekolahmu berakhir. Ingat pesan eomma?"
" Ne! Jangan berbicara pada orang tak dikenal dan tunggu di dalam halaman sekolah ketika eomma atau appa belum menjemput!" jawabnya dengan riang.
" Aigoo, uri adeul sudah besar sekarang!" puji wanita itu pada Baekhyun sambil mengacak-acak rambut anaknya yang manis itu.
" Eomma! Aku sudah menyisirnya! Jangan dibuat berantakan lagi!" seru anaknya dengan sebuah kerucut terbentuk di bibirnya.
" Ne, ne, ne, ayo cepat habiskan sarapanmu dan eomma akan mengantarkanmu ke sekolah!" perintah wanita itu pada anaknya. Tak sampai setengah jam berlalu menu sarapan pagi yang wanita itu buat pun telah ludes dari kedua piring yang berada di atas meja makan. Wanita itupun segera membereskannya.
" Kajja eomma kita berangkat!" ujar Baekhyun dengan penuh semangat.
" Ne! Tunggu sebentar. Biar eomma mengambil kunci mobil terlebih dahulu. Baekkie tunggu eomma di ruang tamu saja," balas wanita itu. Wanita itupun segera berbalik dan berjalan menuju meja yang terletak di samping televisi di ruang keluarga. Tanpa sengaja matanya menangkap angka yang terpampang di kalender yang terletak di dinding persis di atas meja tersebut. Ia tersenyum melihat tulisan yang tertulis pada angka yang menunjukkan hari ini.
" Eomma palli! Tadi eomma bilang kita akan berangkat lebih cepat!"
" Sabarlah sedikit Baekkie! Eomma tidak bisa berlarian di dalam rumah untuk mengambil kunci yang hanya berada di ruang keluarga kan?" jawab wanita itu ketika sudah sampai di ruang tamu tempat anaknya menunggu dengan tidak sabarnya. Anaknya itu hanya cemberut dan berjalan menuju pintu depan mendahului eomma-nya.
x-o-x-o-x-o-x-o-x-o-x-o-x-o-x-o
" Nah, hati-hati di sekolah ya sayang. Jangan nakal pada teman-teman barumu dan jangan membuat seongsaengnim marah. Oke?" nasihat wanita itu ketika telah sampai di gerbang sekolah anaknya itu.
" Sir, yes sir!" balas Baekhyun sambil menghormat ala tentara ketika Baekhyun telah menginjakkan kedua kakinya keluar dari mobil yang ia tumpangi bersama eomma-nya itu. Yeoja itu hanya tersenyum melihat kelakuan namja kecilnya yang sudah semakin besar itu.
" Baiklah! Eomma pergi ke cafe dulu! Jangan nakal ne?" kata wanita itu lagi.
" Ne eomma. Josimhae!" balas Baekhyun sambil mencium kedua pipi wanita itu. Wanita itu tidak melajukan kendaraannya pergi dari gerbang sekolah anaknya sampai ia melihat Baekhyun sudah berada di depan pintu TK-nya dan melambaikan tangan mungilnya, yang sedetik kemudian ia balas. Ia kemudian, menjalankan kembali mobil yang ia kendarai menuju cafe miliknya yang berada di sekitar Hongdae. Tak lama kemudian sampailah ia di sebuah cafe yang terlihat sangat minimalis dengan warna cat putih yang mendominasi di bagian depan cafe miliknya itu.
" Oh! Sehunnie! Lama tak bertemu! Tumben kau datang ke cafe ini sepagi ini. Ada perlu apa? Kenapa kau tidak masuk saja? Aku yakin Hyunsikkie, Daehyunnie, dan Minah sudah berada di dalam meskipun cafe belum di buka," ujar wanita itu pada pria tampan berambut blonde yang berdiri di depan cafenya itu.
" Yah, aku sengaja menunggu noona di sini. Aku juga harus cepat-cepat pergi ke kantor sebelum asisten Park melaporkan pada appa kalau aku terlambat ke kantor lagi," balas pria yang dipanggil Sehun oleh wanita itu dengan bersungut-sungut.
" Ohh..." jawab wanita itu disertai dengan kekehan kecil.
" Begini langsung saja noona. Noona pasti ingat hari ini hari apa kan?" tanya Sehun pada wanita itu yang dijawab dengan anggukan singkat dari obyek pertanyaannya. Raut wajah dan pandangan mata keduanya pun mendadak berubah menjadi serius.
" Kemarin, aku mendengar dari appa kalau orang tua hyung akan berkunjung ke Seoul meskipun aku tidak tahu kapan pastinya. Sepertinya untuk melihat Baekhyunnie. Aku tidak tahu apa yang akan mereka lakukan tetapi, kumohon untuk berhati-hati noona. Aku tidak ingin kalian berdua tersakiti lagi oleh mereka," jelas Sehun langsung pada inti pembicaraan mereka.
" Aku tidak tahu apalagi yang mereka inginkan setelah kejadian itu Hun-ah. Tapi, aku juga sudah bukan gadis yang berumur 20 tahun dengan pacarnya yang meminta ijin untuk menikah karena sudah mengandung terlebih dulu Hun-ah. Jangan khawatirkan aku Hun, aku bisa menjaga diriku sendiri. Lebih baik kau khawatirkan saja kekasihmu itu yang tak kunjung menerima lamaranmu meskipun sudah kau lamar berkali-kali," sindir wanita itu.
" Aish, noona! Jangan ungkit masalah itu lagi. Biarkan saja hubungan kami berjalan seperti ini! Tuh kan! Kebiasaan noona kalau mengungkit tentang mereka kau pasti selalu menghindar!" tuduh Sehun pada wanita yang ada di hadapannya dengan bibir bagian bawahnya yang ia majukan dan kepala yang ditekuk.
" Pantas saja eonni tidak segera menerimamu Hun-ah kau saja masih seperti anak kecil seperti ini, merengek dan manja," sindir wanita itu lagi.
" Aish! Sudahlah aku tidak ingin berbicara pada noona lagi!" seru Sehun yang membuat beberapa orang yang lewat menoleh ke arah mereka berdua.
" Hajiman, gomawo Hunnie-ah. Aku akan berusaha untuk berhati-hati. Jeongmal gomawoyo sudah mengkhawatirkan aku seperti ini," kata wanita itu sambil merengkuh pria itu ke dalam pelukannya.
" Itu bukan apa-apa noona," balas Sehun. Ia pun membalas pelukan yang diberikan oleh wanita itu.
" Baiklah, aku benar-benar harus segera berangkat ke kantor sebelum appa benar-benar terbang dari Beijing kemari hanya untuk membunuhku karena terlambat ke kantor lagi. Annyeong noona!" kata Sehun lagi sambil berlari menjauhi wanita yang masih berdiri di depan pintu cafe miliknya sambil melambaikan tangannya ke arah pria yang semakin menjauh dan akhirnya menghilang di balik mobil sedan putih miliknya.
" Aigoo, anak itu... Kapan ia akan menjadi dewasa. Ah, mungkin karena itulah eonni mencintainya keke..." katanya dalam hati sambil membuka pintu cafenya. Begitu ia masuk ke dalam cafe miliknya, aroma kopi dan cream yang manis menyambut penciumannya. Ia tersenyum menikmati aroma khas dari cafenya sebelum terbuka untuk para pengunjung itu.
" Annyeong Hyunsik-ah! Lagi-lagi kau tenggelam dalam dunia kopi kesayanganmu itu Hyun-ah," kata wanita itu pada pemuda yang berada di belakang meja pesanan yang sedang asyik dengan kopi dan penggilingnya. Ia pun terkikik melihat pemuda itu sedikit terlonjak mendengar kata-katanya.
" Aish! Soo-noona kau selalu saja mengagetkanku setiap pagi! Noona tidak lihat aku sedang serius menggiling kopi?" gerutunya pada wanita yang masih tetap berdiri di dekat pintu sejak ia masuk tadi.
" Sepertinya hari ini aku tidak bisa berada di cafe seharian ini Hyunsik-ah. Bisakah kau menggantikanku untuk menjaga cafe ini untuk hari ini saja? Aku mungkin bisa mengusahakan untuk datang menutupnya," tanya wanita itu setelah melihat arloji yang tepasang di pergelangan tangannya yang ramping itu.
" Baiklah, kebetulan Kwanghee ingin berkunjung ke cafe ini sebentar lagi. Mungkin ia bisa membantu sedikit pekerjaan disini. Dan lagi, noona tidak perlu menutupnya. Aku dan Dae bisa menutupnya sehingga tidak mengganggu urusan noona," ujar pemuda yang bernama Hyunsik itu pada boss-nya itu.
" Oh baiklah kalau begitu. Asalkan dia tidak membuat keributan seperti minggu kemarin. Mungkin kalau ia bekerja dengan baik aku bisa mempekerjakan ia di sini daripada dia melakukan hal-hal yang tidak jelas seperti itu. Lumayan untuk membantu pekerjaanmu, Daehyunnie, dan Minah di cafe yang semakin sibuk," katanya. Dan pemuda itupun tersenyum lebar mendengar perkataan itu keuar dari mulut pemilik cafe itu. Wanita itupun berjalan ke arah dapur dan menemukan kedua pegawai cafe itu sedang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.
" Minah-ya, Daehyunnie, maafkan aku tidak bisa membantu kalian hari ini ne? Aku ada sedikit urusan yang harus kukerjakan hari ini? Mungkin nanti aku akan mengunjungi cafe setelah sore hari sekalian untuk menutupnya," tanyanya pada kedua karyawannya yang sedang sibuk itu. Kedua karyawan itupun menoleh.
" Gwaenchanayo eonni. Aku bisa mengatasi ini dengan Dae dan Hyungsikkie. Eonni selesaikan saja urusan eonni itu. Kami bertiga akan baik-baik saja," jawab Minah dengan senyum manisnya.
" Ne, gwaenchanayo boss. Aku akan membantu Hyun untuk menutupnya," balas pemuda yang bernama Daehyun itu.
" Baiklah kalau begitu aku pergi dulu. Baik-baik kalian bertiga. Annyeong." Dengan itupun wanita itu kembali menghilang di balik pintu yang belum ada satu jam ia masuki tersebut. Wanita itu bergegas menuju mobilnya yang terparkir tak jauh dari cafe miliknya itu dan segera mengemudikannya ke arah toko bunga terdekat yang ada di daerah itu.
TBC
jangan lupa reviewnya ya readers-deul! Love love, Author
