V UCK YOU

BTS (c) Big Hit

Fanfiction by Rikka-Yandereki

Pairing: Kim Taehyung (V) x Jeon Jungkook

VKOOK

Killer!V x Bartender!JK

Rated: M

WARNING: Typo, Dirty Talk, OOC dll.

Bagi yang tidak nyaman dengan konten tersebut mohon tidak membacanya.


PROLOG

.

.

.

.

.

Namaku Jeon Jungkook. Aku seorang bartender yang bekerja di klub malam milik senior ku, Min Yoongi. Alasanku bekerja di tempatnya cukup sederhana—aku suka dunia malam. Sejak dulu aku bercita-cita bekerja di klub malam, menjadi seorang bartender tentu saja. Apa? Pelacur? Aku tidak serendah itu untuk jadi pelacur. Aku masih punya harga diri.

Aku sudah terbiasa melihat orang-orang kaya dengan busana dan barang bermerk mereka. Aku juga sudah terbiasa melihat dua insan yang setengah telanjang dan mendesah-desah tidak jelas. Sebenarnya aku merasa jijik, tapi aku harus profesional. Aku memang suka dunia malam karena menurutku itu dunia orang dewasa yang menyenangkan. Tapi aku tidak suka melihat mereka sedang melakukan seks. Aneh ya? aku suka dunia malam tetapi aku tidak suka melihat mereka seks.

Ya, aku tidak suka seks—dan aku benci saat pelanggan satu ini selalu memaksa menanyakan berapa hargaku untuk satu malam.

"Maaf tuan, aku sudah berkata padamu bahwa aku bukan pelacur. Kalau mau meniduri seseorang kau bisa memilih wanita-wanita di sana." Kataku sambil menunjuk ke arah yeoja dengan pakaian minim mereka. Senyum profesionalku tak luntur dari wajahku meski sebenarnya aku menahan amarahku.

"But I wan't you, Jeon Jungkook." Kulihat pria itu menyeringai sambil menatapku penuh napsu.

"Sorry sir, Tapi aku tidak menginginkanmu. Bagaimana kalau Anda memesan minuman saja? Saya akan membuatkannya." Aku masih berusaha tersenyum. Ingin sekali kulayangkan tinju kepada wajah tampannya.

"Aku ingin saliva dan spermamu, boleh?"

'Pria brengsek.' batinku menggeretak. Aku benci pelanggan ini.

Senyum profesionalku runtuh. Aku tak sanggup lagi. Aku ingin marah.

"Tolong jaga omonganmu, Tuan. Jika tidak memesan, bisakah Anda pergi saja?" nadaku sarkastik. Aku tidak peduli lagi jika pelanggan ini bakal sakit hati.

Alih-alih sakit hati, dia malah tersenyum semakin lebar, "Aku akan pergi kalau kau membuat minuman yang kubilang tadi."

"Saya tidak bisa membuatnya."

"Kalau begitu aku akan membantumu untuk membuatnya."

"Brengsek."

Nyaris saja wine glass yang kupegang mengenai wajah tampan pelanggan itu—kalau saja Yoongi hyung tidak menghentikan tanganku.

"M-Maaf Kim Taehyung! Bartender kami ini masih baru jadi dia belum bisa menguasai emosi dengan benar. Maafkan sikap lancangnya." Yoongi hyung menunduk. Hei, kenapa aku yang salah?! jelas-jelas pria dihadapanku ini yang lancang!

"Tidak apa-apa. Aku suka bartender mu ini. Dia manis seperti kelinci." Kulihat pria itu terkekeh pelan.

Aku membela diri, "Hyung, tapi bukan aku yang salah—"

"Jungkook mana sopan santun mu? minta maaf sekarang juga!" Yoongi hyung memarahiku. Hei, kenapa malah aku yang minta maaf? Aku tidak sudi.

Aku hanya menatap pria itu. Sial, dia menyeringai lagi.

"Aah.. Rasanya minta maaf saja tidak cukup untuk meredakan amarah Kim Taehyung." Nadanya seperti anak kecil yang dibuat-buat. Menjijikan.

"Kau mau apa, hah?! jelas-jelas kau yang bersalah! Dasar pria brengsek." Aku marah tentu saja. Untunglah suara musik diskotik yang menggema cukup keras mengalihkan perhatian pelanggan sehingga mereka tidak perlu menonton perdebatanku dengan pria brengsek ini.

Pria itu memperlihatkan ekspresi kesakitan yang dibuat-buat, "Ouch. Aku sakit hati mendengarnya."

Aku menggeram. Kalau saja tidak ada meja yang membatasi aku dan pria ini dan Yoongi hyung tidak memegang tanganku, aku bisa lepas kendali membunuh pria ini.

"Dengar ya, jalang Jeon Jungkook," Aku melotot mendengar ucapan pria itu, "Kau harusnya menyesal nyaris melukai pria menengah sepertiku. Tapi karena aku sedang baik hati, aku tidak perlu melubangi wajah manismu dengan peluruku." Dia mendekat ke arahku—dan lancang sekali menarik dasiku dan membuatku sedikit tercekik.

Netra kami bertemu. Ia dengan kabut napsunya dan aku dengan kabut pembunuh ku.

"Aku mencintaimu, Jeon Jungkook." Dia mendekat lagi hingga aku bisa merasakan hembusan napasnya.

Dan detik itu juga, dia menciumku.

Aku yang terkejut tak sengaja membuka mulutku—dan aku merasakan sebuah daging tak bertulang masuk ke dalam mulutku.

"Hmmmfh!"

Aku mendorong pria itu cukup kuat hingga ciuman kami terputus.

"Terima kasih atas minumannya." Pria itu menjilat bibirnya sendiri dengan sensual. "Besok aku akan datang lagi membeli saliva Jeon Jungkook." Ia meletakan lima ratus ribu won di meja bartenderku.

Kesan pertama yang kulihat dari pria ini adalah.

Brengsek. Cabul. Bajingan.

.

.

.

.

.

.

.

TBC


JUDUL FF NYA ENGGA BANGET DEH AHAHAH #plak habis bingung mau dikasih judul apa :(

Hai semua, ini FF Vkook pertama Rikka. Semoga suka ya~ maaf untuk segala kekurangan. Terakhir terjun ke dunia fanfiksi itu sekitar dua tahun yang lalu jadinya udah lupa gimana tata bahasa dalam menulis :") Kalau ada yang mau memberi kritik saran bisa lewat PM atau kotak review ya~

Dan bagi yang ingin mengobrol dengan Rikka bisa cek IG Rikka flocavenia. Di sana penuh dengan fanart bangtan saya HAHAHA #plak rencananya mau bikin webtoon bangtan tapi masih belom kesampean :"(

Rikka ingin liat dulu reaksi pembaca. Kalau baik, Rikka lanjutin FF nya. Kalau engga, ya... tetap lanjut ! #plak XD

Sampai jumpa di chapter selanjutnya~