Cerita ini hanyalah cerita fiktif, adanya kesalahan di nama, alat dan tempat mohon dimaklumi kesalahannya. Cerita ini diinspirasikan dari game dan anime.

Prolog: Dunia di dalam kegelapan.

Narasi : Di sebuah tempat, jauh dari Cornelia, dimana kegelapan berkuasa disana. Siklus 000 masih belum terselesaikan. Semua bentuk kehidupan seperti Warriors of Cosmos dan Warriors of Chaos sudah mati, tetapi sebagian dari mereka masih bertahan dan bekerjasama untuk menyelesaikan konflik ini.

Latar: Overworld, di dekat Marsh Cave

?: (terbangun dari pingsannya yang sudah terjadi selama 2 hari) ...

[Aku masih bertahan. Tetapi, hanya sendirian disana, tidak ada yang menemaniku]

?: (Dalam hati) Aku dimana? Mengapa aku tiba-tiba berada disini? Seseorang... Tolong aku... Seseorang... Siapa saja...

[Aku merintih dan merintih, tetapi percuma...]

?: (dalam hati) Mengapa tidak ada orang yang menolongku? Mengapa aku bisa melupakan segalanya? Mengapa aku merasa begitu aneh?

[Aku lupa ingatan, aku pun mulai berjalan di sekitar Overworld dan aku menelusuri Overworld sampai malam pun tiba]

?: Aku akan beristirahat disini. Besok aku akan melanjutkan hingga sampai di Castle Cornelia. (Aku melihat world map yang kutemukan sambil duduk di tepian sungai)

[Sekarang sudah tengah malam, tapi aku masih tidak bisa tidur. Aku mulai berbicara sendiri, siapa tahu saja aku akan tertidur karena kelelahan]

?: Aku pun mulai mengingat sesuatu. Sebenarnya di dunia nyata, aku dilahirkan sebagai seorang perempuan yang mempunyai orang tua yang baik, dan aku mempunyai dua adik laki-laki, aku menyayangi mereka semua. Tetapi, mereka pasti akan khawatir karena aku tidak kembali pulang. Aku sangat merindukan mereka.

[Aku pun berbicara terus dan terus, tetapiaku masih belum mengantuk. Aku pun pergi ke suatu sungai. Dia pun melakukan aktivitas yang wajar dilakukan di sungai seperti melempar batu. Beberapa jam pun sudah berlalu, dia pun duduk terdiam di sungai]

?: (menatap ke sungai) Ya, aku masih belum menemukan jawabannya, mengapa aku disini dan sebenarnya apa yang terjadi denganku. H-hah!?

[Saat dia melihat bayangan dirinya di sungai, alangkah terkejutnya dia. Karena refleksi dirinya merupakan seorang perempuan berambut panjang yang memakai baju baja emas dan memakai pedang yang ukurannya sangatlah besar]

?: Ternyata aku masih perempuan disini. Haha... Baguslah. Tapi, namaku di dunia nyata sudah tidak berarti lagi disini. Aku harus mencari nama lain bagiku.

[Aku langsung kembali ke tempat istirahatku dan tidur]

Latar: Di depan Bahamut Isles

[Aku melihat ada orang yang masuk kedalam Bahamut Isles, dimana manikin dari Desperado Chaos menunggunya]

?: Gawat! Dia berada dalam bahaya besar. Aku harus menolongnya. (Berlari ke dalam Bahamut Isles)

[Di dalam Bahamut Isles, aku melihat orang yang masuk beberapa waktu lalu, dalam kondisi yang tidak menguntungkan]

?: (terkejut) Kau tidak apa-apa? Harusnya aku bisa melakukan White Magic disini. Curaja!

[Cahaya hijau dari Curaja berangsur-angsur menyembuhkan orang tersebut]

Warrior: Aku berterima kasih atas kebaikanmu. Monster ini sangat kuat hingga aku tidak bisa mengalahkannya sendiri. Apa kau bisa membantuku?

?: Baiklah, aku akan membantumu. Tetapi, aku tidak yakin aku bisa melakukannya.

Warrior: Aku tidak akan menyalahkanmu. Siapa namamu? Oh iya, namaku Warrior of Light, tapi kau bisa memanggilku Warrior.

?: Namaku... Namaku...

Warrior: Kau tidak mengetahui namamu ya? Swordmaster, iya. Swordmaster adalah kelasmu.

Swordmaster: Baiklah, namaku sekarang adalah Swordmaster. Nama yang bagus juga untuk perempuan sepertiku. Baiklah, dimana lawannya?

[Warrior langsung menunjukkan Desperado Chaos berwarna hijau yang terlihat ganas, ketakutan langsung menyelimutiku, tetapi dengan adanya Warrior yang akan ikut bertarung, rasa takutku langsung menghilang. Desperado Chaos langsung megeluarkan serangannya yang terlihat cukup mematikan, tetapi itu tidak membuatku jera. Warrior langsung menyerangnya dengan Ultimate Shield dimana ia menggunakkan kekuatan dari perisainya untuk menyerang musuh, tetapi Desperado Chaos masih belum menyerah. Aku masih belum mengetahui kemampuanku, hingga tiba-tiba pedangku bersinar. "Apakah aku bisa membantunya, kekuatan macam apa yang kugunakkan?" itulah yang muncul didalam pikiranku secara terus-menerus. Tanpa pikir panjang pun aku mulai menyerang Desperado Chaos. Tetapi, Desperado Chaos langsung menyerangku dengan Quo Vadis, aku tidak bisa menghindar dari serangannya. Aku merasakan sakit yang luar biasa saat terkena satu pukulan sadis dari Desperado Chaos, membuatku tidak bisa berkutik. Saat itu, Warrior yang juga terkejut melihatku babak belur karena Quo Vadis-nya Desperado Chaos, langsung menyerang Desperado Chaos dengan Rune Saber, membuat manikin tersebut hancur berkeping-keping. Dia langsung menghampiriku, sementara saat itu aku sudah sekarat]

Warrior: Bertahanlah, kau tidak apa-apa? Kau terlalu memaksakan diri untuk membantuku tadi, jangan lakukan itu lagi. Dan ngomong-ngomong, bertahanlah. Sebentar lagi yang lainnya akan datang.

[Dia melihatku dengan perasaan bersalah]

Swordmaster: (tersenyum) Haha... Maafkan aku... Aku hanya... ingin membantumu, saat itu... kau berada... dalam... bahaya... (merintih)

Warrior: (terkejut dan kesal) H-hei... jangan memaksakan dirimu untuk berbicara terlebih dahulu, kau akan lebih kesakitan lagi jika kau berbicara!

Swordmaster: (murung) Maaf... Aku tidak... menyadari hal tersebut...

[Kesadaranku sudah memudar, aku tidak bisa menahan sakit ini lagi. Aku pun mulai menutup kedua mataku, seperti halnya orang sedang pingsan]

Warrior: (terkejut) H-hei... jangan dulu! (memeriksa keadaan) Oh! Dia hanya pingsan... Baguslah.

[Tidak lama kemudian, beberapa dari temannya Warrior sudah datang, mereka berjumlah sangat banyak. Salah satu dari temanya menghampiriku dan mengobatiku dengan berbagai Megalixir dan X-Potion. Hingga tak lama kemudian, aku pun mulai terbangun]

Swordmaster: (terbangun) ... Ah! Aku sudah sembuh... Tetapi, siapa yang menyembuhkanku?

[Selama aku pingsan, ternyata ada seorang perempuan yang menemaniku. Mungkinkah dia yang sudah menyembuhkanku? Lagipula dia sama sepertiku, sama-sama masih muda]

Teman1: (terkejut) Ah!? Kau sudah bangun? Apakah kau sudah mulai membaik? (memanggil semua temannya) Hei, semuanya! Dia sudah bangun!

[Benarlah, beberapa orang termasuk Warrior, mereka semua mendatangiku. Sepertiny, merekalah beberapa orang yng masih bertahan di Siklus 000. Syukurlah, ternyata aku tidak sendirian. Tetapi, mereka berbeda jauh dariku]

Teman2: Wah wah, dia ternyata sudah bangun. Tetapi, siapa saja yang terkena Quo Vadis kan akan mati, dia saja masih bisa bertahan. Itu hebat sekali.

Teman3: Siapa tahu saja dia memakai skill Auto-Reraise, jadinya dia bisa bertahan hidup.

Teman4: Yah, lagipula, dia cantik juga. Tapi di bukan tipeku.

Teman5: (berpaling) Tidak tertarik...

Teman6: Dan bicara tentang itu, dimana Warrior?

[Warrior langsung menampilkan dirinya layak seorang pemimpin]

Warrior: Ada apa mencariku? Apa dia sudah bangun?

Teman6: Baru saja aku ingin membicarakan tentang itu, dan iya... Dia sudah bangun.

[Warrior langsung menghampiriku, sementara saat itu aku sedang berusaha untuk berdiri]

Warrior: Kami sudah mengetahui semuanya, kau bukan dari sini, benar?

Teman7: Aku sudah mengecek semua bentuk kehidupan disini dan hanya kita, Warriors of Cosmos yang masih hidup, tidak ada yang lain.

Teman8: (mengacak beberapa benda) Aku pun sudah mencuri beberapa relik yang berhubungan dengan budayanya, tetapi, tidak ada yang cocok.

Teman9: Aku tidak menemukan informasi apa-apa, maaf. Akan tetapi, aku menemukan benda misterius ini. Ini seperti... sepasang sepatu berwarna merah dengan sayap di bagian belakang.

Warrior: Bisakah aku melihat apa yang kau temukan itu?

Teman9: Eh, boleh saja. Ini... (memberikan benda tersebut)

[Warrior memeriksa benda tersebut layaknya seorang detektif, hingga dia tidak mempunyai ide tentang keberadaan benda tersebut]

Warrior: Baiklah... aku menyerah. Aku tidak megetahui apa-apa tentang benda ini juga. Tapi, kita harus tetap melanjutkan perjalanan kita. Apa kau ingin ikut?

Teman9: Tapi, bukannya akan sedikit berbahaya buat dia?

Warrior: Biarkan aku bertanya dulu, apakah kau akan meninggalkannya sendirian bersama jutaan manikin, atau dia ikut bersama kita, sementara kita bisa mengalahkan jutaan manikin tersebut?

Teman9: Eh, mungkin lebih bagus kalau kita membawanya saja bersama kita. Kalau begitu, selamat datang di tim!

[Teman-teman Warrior pun menyambutku sebagai teman baru mereka, rasanya senang sekali mempunyai teman di dunia seperti ini]

Warrior: Sebagai perkenalan, dia Swordmaster. Dia orang yang kutemui pertama kali saat melawan manikin Desperado Chaos. Sekarang giliran kalian memperkenalkan diri.

[Teman-temannya Warrior pun mulai memperkenalkan diri mereka]

Teman1: Akulah yang tadi menyembuhkanmu, namaku Tina, Tina Branford.

Teman2: Aku sang petualang! Hahaha... namaku Butz Klauser.

Teman3: Frioniel, salam kenal.

Teman4: Cecil Harvey, ayo kita lakukan yang terbaik!

Teman5: Cloud... Cloud Strife.

Teman6: Yah... Kau bisa memanggilku Onion Knight.

Teman7: Squall Leonhart... jangan mengangguku ya.

Teman8: Zidane Tribal, sang pencuri. Mau tahu suatu rahasia? Sebenarnya...

Teman9: Diam, Zidane! Ahahah... jangan dengarkan dia, ngomong-ngomong namaku Tidus, sang jagoan blitzball.

Swordmaster: Iya, senang berkenalan dengan kalian semua. Tina, maaf kalau aku telah merepotkanmu.

Tina: Ah, tidak apa-apa kok. Tenang saja, Swordmaster.

Swordmaster: Oh, baguslah! Ditambah lagi, kalian tidak perlu memanggilku Swordmaster, kalian bisa memanggilku Nero. Nama lengkapku adalah Nero Claudius Caesar Augustus Germanicus.

Tidus: OK, itu nama yang sangat panjang. Bukannya"Nero" itu nama laki-laki?

Squall: Hmph... nama seorang kaisar yah? Lumayan juga perempuan yang mempunyai nama seperti itu.

Warrior: Baiklah, sudah cukup. Untuk sekarang kita beristirahat dulu disini, besok kita akan lanjutkan perjalanan kita. Nero, kau juga harus beristirahat.

[Sesudah Warrior pergi, tiba-tiba Zidane datang]

Zidane: Hei, kau ingin pergi tidur? Kalau iya, ada sesuatu yang ingin kubicarakan.

Nero: (kebingungan) Apa itu?

Zidane: Sebenarnya, saat aku sedang mencari informasi tentang dirimu, aku bertemu dengan seorang perempuan, mencari seseorang yang bernama "Nero Claudius". Apakah kau mengenal orang tersebut?

Nero: Mungkin tidak. Aku harus tahu ciri-cirinya bagaimana, baru aku akan tahu orangnya.

Zidane: Yah, yang kutahu orang ini memakai baju merah disertai dengan senjata panah.

Nero: (terkejut) Mungkin aku harus menemuinya. Aku tidak mempunyai ide.

Zidane: Yah, aku harap saja kau cepat bertemu dengannya.

Nero: Sebenarnya aku juga sedang merindukan seseorang, dia seorang laki-laki.

Zidane: Siapa? Pacarmu, yah? Ayo, bilang saja!

Nero: (muka merah) Hu-uh! Bukan kok! Hanya seorang teman baik saja...

Zidane: Terserah. (menggeliat) Hoaaaahmmm... aku akan tidur diatas pohon sana, kau hampiri aku saja jika ada sesuatu yang berada dalam pikiranmu!

Nero: Iya, terima kasih Zidane.

[Aku melihat Zidane pergi ke sebuah pohon yang besar untuk tidur disana, dan karena aku mulai mengantuk, aku membuat tenda disana dan tidur supaya perjalanan besok lancar]

AKHIR DARI PROLOG

BERIKUTNYA:

"ACT 1: Siklus 000: Pemujaan kepada Sang Pencipta yang sebenarnya"