SEVEN WISHES

CHANBAEK

BoyxBoy

_

Suasana yang begitu ramai menghiasi penjuru koridor. Terlihat dua namja mungil sedang berlari-larian di koridor tersebut. Beberapa murid yang berada disana bergerak refleks menghindar enggan bertabrakan dengan kedua banteng itu.

"Yakk!! Byun Baekhyun!! Balikin eye liner gw!!"

"Hahahaha minjem bentar!!"

Kedua kaki mungil itu terus berlari menghindar dari kejaran sahabatnya. Sesekali menoleh kebelakang untuk memastikan bahwa sahabatnya tersebut tidak ada.

Bruuk

Badan mungil itu terjatuh dengan posisi pantat sintalnya mencium permukaan lantai koridor. Baekhyun benar-benar mengutuk siapa pun yang berada dihadapannya saat ini.

"Yaakk!! Lo ngga punya mata apa gimana hah ?!"

Baekhyun menatap sosok tinggi dan besar itu dengan tatapan nyalang. Bisa-bisanya badan sebesar itu berdiri ditengah koridor.

Sepintas pikirannya melambung pada nasib eye liner milik sahabatnya yang terpelanting saat terjatuh tadi. Dan betapa terkejutnya namja mungil itu saat mendapati isi dari eye liner tersebut sudan tumpah mengotori lantai koridor.

'Mampus!! Siap-siap dipenggal gw!'

Dengan gerakan cekatan tangan mungil tersebut mengambil eye liner yang sudah tergeletak tidak berdaya, tidak ingin cairan yang terbuang semakin banyak. Bisa-bisa dirinya remuk ditangan Luhan nanti.

Sementara itu namja berbadan tinggi dan besar yang ditabrak Baekhyun tersebut masih terdiam dengan tatapan tajam serta dingin miliknya.

"Yaakk!! Gara-gara lo eye liner temen gw tumpah!!"

Sosok tinggi tersebut memicingkan matanya tidak terima dengan perkataan yang lebih mungil. bagaimana bisa dirinya disalahkan sementara anak itu lah yang menabraknya.

Tanpa menghiraukan ocehan dan decakan kesal namja mungil itu padanya, kaki jenjang itu melangkah melewatinya.

"Yaaakk! Jangan pergi lo!"

"Berisik"

Kaki jenjangnya kembali melangkah meninggalkan namja mungil yang masih berdecak sebal karena eye liner milik sahabatnya tumpah.

"Dasar ngga tau diri! Udah nabrak ora-"

"Byun Baekhyun!! Ikut ke ruangan saya!"

'Sial'

Belum selesai masalah dengan sosok tinggi seperti raksasa itu, sekarang dirinya malah dihadapkan dengan sang guru kedisiplinan yang amat sangat merepotkan.

...

"Kamu itu bisa ngga sih sehari aja ngga buat ulah ? Udah berapa banyak nama kamu terpampang dibuku saya hah ?"

Wanita paruh baya itu memijat kedua ujung alisnya, pusing menghadapi murid yang semenjak hari pertama kepindahannya sudah menorehkan nama di catatan kesiswaan.

"Haahh ibu lebay deh perasaan saya jarang bikin masalah"

Mata wanita itu membola tak percaya akan omongan namja mungil tersebut. Jika tidak mengingat status anak itu mungkin sepatu hak nya sudah tertancap di kepala anak itu.

"Membuat keributan di sepanjang koridor, memecahkan pot tanaman, mewarnai rambut, atribut tidak lengkap, berkelahi, dan tawuran apa itu yang kau sebut dengan tidak pernah membuat masalah ?"

"Ayoolahh bu itu cuman hal kecil, kecuali saya ngehamilin anak orang"

Lagi-lagi ucapan Baekhyun membuat bola mata wanita itu nyaris keluar. Bagaimana bisa dia mengatakan hal sefrontal itu. Entah harus mengatakan apalagi pada murid didiknya tersebut. Akhirnya wanita itu hanya bisa menghela nafas kasar.

"Bersihkan toilet lantai satu atau ibu akan melaporkannya ke ayahmu"

Sial selalu saja ayahnya yang disinggung-singgung. mau tidak mau Baekhyun hanya mengangguk patuh dan meninggalkan ruang tersebut.

...

Ingatkan Baekhyun untuk mengutuk guru kedisiplinannya itu. Bagaimana bisa dirinya lupa kalau toilet dilantai satu itu adalah toilet terkotor di sekolah ini.

"Aghhh nyebelin!!"

Namja mungil itu melempar kain pel yang digunakannya untuk membersihkan toilet tersebut.

Drrt drrt

Tangan mungil itu meraih handphonenya dan berdecak kesal saat melihat nama panggilan yang tertera disana.

"Yaakk! Kemana lo! Bisa-bisanya kabur!"

Dengan gerakan refleks Baekhyun menjauhkan handphonennya dari telinga, tidak ingin pendengarannya mendadak tidak berfungsi setelah ini.

Terlintas sebuah ide jenaka untuk mengerjai temannya tersebut.

"Annhh~ ahh~ gw-nhh lagihh di toilethh, lebihhh dal-dalemmhh uhh ahhh nhh iyaahhh disanahh"

Sementara itu Luhan menatap horor layar handphonenya yang terus mengeluarkan suara desahan itu. Bagaimana bisa temannya itu menjawab telponnya saat sedang bercinta.

Dengan gerakan cepat tangan mulus itu menutup panggilan tersebut. Tidak ingin dirinya horny disaat pelajaran sang guru killer.

"Hahahaha dasar rusa cin-"

"Ngapain lo ?"

'Demi kepala botak mang ujang sejak kapan tu raksasa ada disini. Jangan bilang tu anak denger desahan seksi gw!'

Betapa terkejutnya Baekhyun saat sosok yang sama saat bertabrakan dengannya di koridor pagi ini tengah berdiri di depan pintu toilet memandang tajam kearahnya.

"Ngapain lo disini ?!"

"Buang air lah masa ngedesah"

'Sialan'

Namja tinggi itu berjalan melewati Baekhyun yang sudah memerah menahan antara marah dan malu.

...

Tidak terasa waktu istirahat telah tiba. Semua murid berlarian menuju kantin untuk mengambil jatah makan siangnya. Suasana kantin yang selalu ramai menjadi tempat para murid melepas penat atau mengisi perut mereka setelah jam pelajaran yang membosankan.

"Woii cabe! Kemana aja lo ?! Sini balikin eye liner gw!"

Baekhyun menyerahkan eye liner milik Luhan yang hanya tinggal seperempat nya. Namja mungil itu mengambil duduk dihadapan sahabatnya itu.

"Yaakk! Eye liner gw lo minum ?!"

"Tumpah tadi"

Namja mungil itu meraih es teh milik Luhan dan menyeruputnya tanpa izin membuat empunya menarik cepat gelas tersebut.

"Enteng banget lo ngomong ye! Ngga tau apa tu eye liner limited edition"

"Besok gw gantiin elah, ama toko nya gw beliin"

"Begaya! Es teh aja masih nyomot lo!"

"Capek gw!"

"Capek ngedesah ?!"

"Nyikat lantai bego"

"Dihh si mba kagak nyelo, lagian lo bikin rusuh terus sih"

"Hehh! Yang ngejer gw tadi siapa hah ?!"

"Siapa suruh ngerebut eye liner gw!"

"Udah ahh! Gw laper pesenin makanan beb"

Luhan menatap jengah sahabatnya itu. Udah numpahin eye linernya, sekarang nyuruh-nyuruh kayak majikan. Kalo ngga inget-inget Baekhyun itu sahabatnnya dari jaman orok.

...

"Baik, terima kasih"

Namja tinggi itu membungkukkan badan sopan. Kaki jenjangnya melangkah menuju kelas yang akan ia tempati.

Bagaikan terhipnotis semua murid memandang terpesona pada namja tinggi yang baru saja masuk kedalam kelas. Seisi kelas menatapnya dengan penuh pemujaan. Hingga mata bulat itu menemukan kedua sahabat kecilnya.

"Yohoo! Park Chanyeol!"

Namja berkulit tan itu mengangkat tangan kanannya untuk berhigh five dengan sahabat kecilnya tersebut.

"Masih inget kampung halaman lu"

Sedangkan namja berkulit putih pucat hanya menatap Chanyeol dengan tatapan mengejek.

"Miss me ?"

"Aisshh begaya betul ni bocah yang abis dari luar negeri"

"Kantin kuy lahh! Nyamperin ayang bebeb dulu"

Mereka bertiga berjalan menuju kantin. Dan lagi-lagi mereka mendapati tatapan penuh pemujaan dari para murid yang dilewati. Suara bisikan kalimat pujian pun tak luput dari pendengaran ketiga namja tinggi itu.

"Ayang!!"

_

TBC

Halo semua disini gw ngebawain cerita pertama gw. Yaa, kalian tau lah cerita baru dan juga penulis baru itu perlu dukungan biar kedepannya lebih bagus lagi dalam berkarya

Jaddi buat kalian yang mampir ke cerita ini boleh tuh ketik" saran atau komentar

Mau kasih masukan juga gw welcome, karena gw tau karya gw pasti masih banyak kekurangannya. Dan yang bisa ngebantu itu kalian semua

So Don't Forget to Leave a Comment

Salam Eirmoza