Title : Past, Now and Future

Author : V.D_Cho

Cast : Tao, Kris dan teman-teman ^^

Genre : Fantasy, Romance, Drama

Type : GS

Warning : It's a GS fanfict. As you see in other ff. DLDR. Don't be a plagiator, make your own story don't take my idea or any plot in this ff. This is all pure my own imagination. Please appreciate my hard work. Take with full credit. ^^

V.D Entertainment

.

.

Proudly Present

.

.

:::Past, Now and Future:::

.

.

.

Chapter 1: Three Men, Three Different Time

.

.

.

Dimasa lalu, namanya adalah Goo Hee Su. Dia kekasihku yang sangat tampan, baik, sedikit dingin namun perhatian…

.

Sekarang, namanya adalah Wu Yifan. Dia tetap menjadi kekasihku, meski dunia kami berbeda…

.

Dimasa depan, namanya adalah Kris Wu. Wajahnya sangat mirip dengan kekasihku. Orangnya sangat dingin dan cuek juga tertutup. Meski begitu, dia peduli padaku. Dan dia bukan kekasihku. Belum…

.

.

.

Perkenalkan, namaku adalah Huang Zitao. Usia 22 tahun. Saat ini aku tinggal di Korea Selatan, tepatnya di Seoul bersama adikku Sehun. Kedua orang tuaku sudah hidup dengan tenang di surga sana sejak usiaku 10 tahun. Pekerjaanku?

Aku adalah seorang Time Traveller…

.

.

.

All Tao's P.O.V,

Goo Hee Su,

Aku ingat, pertama kali aku bertemu dengannya adalah saat aku menjelajahi waktu ke tahun 1920 ketika Kaisar Sunjong masih bertahta. Saat itu kemampuanku dalam mengendalikan waktu masih sangat terbatas, tentu saja, aku masih berusia 15 tahun saat itu dan Heesu juga masih berusia 17 tahun.

Tiga tahun kemudian, aku mencoba kembali ketahun 1923, ketika Heesu berusia 20 tahun, dan aku berhasil dengan sangat sempurna. Entah memang karena kami berjodoh atau bagaimana, yang jelas begitu aku tiba di tahun tersebut, aku langsung bisa bertemu dengan Heesu.

Dan karena sedikit insiden kecelakaan yang sempat menimpaku pula, aku dan Heesu bisa berkenalan.

Heesu adalah seorang yang sangat baik padaku meskipun kadang-kadang sifatnya terlihat agak dingin. Tapi, melihatnya yang dengan senang hati menerimaku untuk tinggal bersamanya membuatku tahu kalau dia tidak sedingin yang terlihat.

Dibandingkan dengan orang Korea asli, Heesu lebih mirip dengan orang asing dari negara barat sana karena rupanya yang memang terlihat seperti orang luar ketimbang Asia. Tapi, dia mengatakan kalau dirinya adalah orang Asia asli, ayahnya adalah orang Korea dan ibunya adalah blasteran Cina-Korea.

"hei, kau melamun lagi…"

Aku menoleh dan tersenyum kepadanya lalu menggenggam tangannya yang berada dibahuku, menariknya untuk duduk disampingku.

"apa yang kau pikirkan?" tanyanya lagi.

"tidak ada. Bukan apa-apa." jawabku.

"kau selalu menjawab seperti itu. Kalau kau ada masalah, kau bisa cerita kepadaku. Mungkin aku bisa membantumu."

Aku tersenyum lagi, "Heesu oppa, aku mencintaimu."

Heesu membawaku ke dalam dekapan hangatnya. "tak apa jika kau tidak mau bercerita sekarang. Aku juga mencintaimu, Tao…"

:::Past, Now and Future:::

"AAAAAAAAA!" teriakku.

Saking kencangnya teriakanku, para tetangga yang tinggal di dekatku juga ikut terbangun malam itu. Mereka langsung menyerbu rumahku dan menanyai Sehun –yang membukakan pintu– bermacam-macam pertanyaan. Apa yang terjadi? Apa ada rampok? Atau ada bagian rumah kami yang terbakar? Dan sejenisnya. Aku beruntung memiliki adik seperti Sehun yang berbakat dalam mengatasi keributan seperti tadi. Dengan sedikit penjelasan dan diakhiri ucapan minta maaf, para tetangga-tetanggaku kembali kerumah mereka masing-masing dengan tenang.

Beberapa saat kemudian, pintu kamarku terbuka, menampakkan sosok Sehun yang tengah menatapku dengan datarnya.

"jangan berteriak seperti itu lagi. Ini sudah malam, kasihan para tetangga kita."

"iya. Aku hanya terkejut tadi. Maafkan aku dan terimakasih adikku yang tampan…" ujarku penuh sesal. Sehun hanya membalasnya dengan anggukan singkat kemudian kembali menutup pintu kamarku.

Aku beralih menatap ke kursi santai di dekat rak buku yang terletak di pojok kamarku. Dia duduk disana dengan tenangnya sambil memegang sebuah buku. Matanya menatapku intens dan membuatku sedikit salah tingkah karena ditatapi seperti itu.

Dia beranjak dari kursi santai dan melayang kearahku. Ya, melayang. Itu adalah penyebab kenapa aku berteriak seperti tadi. Dia bukanlah manusia, dia adalah seorang hantu. Malam itu, dimasaku yang sekarang, tepatnya tanggal 2 Maret 2014, untuk pertama kalinya aku bertemu dengannya.

Hantu tampan penghuni kamarku, Wu Yifan.

:::Past, Now and Future:::

Aku kembali melakukan perjalanan waktu, kali ini aku memilih untuk kemasa depan. Tiga tahun dari masaku yaitu tahun 2017. Keadaan sudah cukup banyak berubah dari tahun 2014. Karena aku baru disini, aku memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar untuk melihat seperti apa Seoul pada tahun 2017 ini.

Tempat pertama yang ku kunjungi adalah Namsan Tower. Tempat favoritku. Aku bermain cukup lama disana, setelahnya aku menuju ke sebuah taman bermain. Sepertinya itu adalah taman bermain baru karena aku sangat yakin, taman bermain itu belum ada pada tahun 2014.

Aku berkeliling sendirian, mengabaikan rasa iriku melihat pasangan kekasih dan keluarga kecil bahagia yang berlalu-lalang di sekitarku. Sejauh mata memandang, sepertinya hanya aku yang berjalan-jalan ditaman bermain ini sendirian.

Oh! Ralat, ada seorang lagi. Seorang pria bertubuh tinggi yang sempat mengajakku bertengkar di tengah antrian roller coaster karena dirinya yang memotong antrianku.

"hei, tuan. Kau mengambil tempatku."

"maaf, aku sedang mengejar seseorang sekarang."

"aku tidak peduli. Kau tetap harus mengantri seperti yang lain, tuan." Ujarku. Pria itu mendengus kesal tapi tak beranjak dari tempatnya. Aku menarik-narik ujung polo shirt-nya dan membuatnya menoleh kembali padaku.

"antrilah." Kataku sekali lagi. Dia menepiskan tanganku dengan kasar dan membuat botol minuman yang kupegang terjatuh menggelinding.

"HEI!" tudingku tak suka. Apa-apaan dia ini? Sudah memotong barisanku, membuat minumanku terjatuh pula, ditambah lagi wajahnya yang tak menunjukkan rasa bersalah itu, benar-benar membuatku muak.

"kau ini tidak dimasa lalu, tidak dimasa depan, perangainya sama saja." Gerutuku.

"maaf, apa kau mengatakan sesuatu?" tanyanya.

"bukan urusanmu."

Tiba-tiba saja segerombolan anak kecil berlarian di tengah antrian panjang kami dan membuat sedikit kerusuhan disana. Kulihat pria kelebihan kalsium di depanku ini menggerutu kesal sampai akhirnya panggilan untuk pengunjung berikutnya yang ingin menaiki roller coaster dibunyikan. Tapi, lagi-lagi aku harus menunggu karena batas terakhir pengunjung yang bisa masuk adalah pria tadi.

Aku menghela nafas pelan. Semangatku untuk menaiki roller coaster hilang sudah. Aku tidak mau harus menunggu lebih lama lagi, lebih baik aku mencoba wahana lain saja. Saat aku berbalik, aku merasa telah menginjak sesuatu. Aku menunduk dan menemukan sebuah dompet kulit berwarna hitam tergeletak didekat kakiku. Segera kuambil dompet tersebut dan menyingkir dari antrian.

Aku mendudukkan diriku di sebuah bangku yang tersedia disana. Kubuka dompet yang tadi kutemukan dan mengambil ID card si pemilik dompet.

"oh, pria tinggi tadi…" gumamku singkat saat melihat foto yang terpampang di ID card tersebut.

Sedetik kemudian, senyumku mengembang.

"aku sudah menemukan dirimu di masa depan, Kris Wu."

:::Past, Now and Future:::

"kau sudah puas dengan penjelajahanmu, Tao?" tanya Sehun padaku.

"panggil aku dengan sopan, Sehun."

"tidak mau. Aku malu kalau harus sopan-sopan."

"ish! dasar adik kurang ajar…" sungutku, tapi tak dipedulikan oleh Sehun barang sedikitpun.

"aku mau kekamar saja." Kataku. Sehun menggedikkan bahunya tak peduli sebagai balasan.

Setibanya dikamar, aku sudah melihat Yifan duduk di kursi dekat jendela. Duduk disana dengan penampilannya seperti selama ini: kemeja putih kotak-kotak yang lengannya digulung sebatas siku dan juga celana jeans hitam yang biasa dia pakai –well, kau toh tidak bisa ganti baju di alam baka– dengan rambut blonde-nya, dan bola mata cokelat terang.

Yifan mendongak waktu aku melangkah masuk dan berkata, "buku ini sulit sekali dimengerti." Dia sedang membaca buku First Blood, karangan David Morrell, yang menjadi dasar dalam pembuatan film Rambo.

Aku mengerjap, mencoba menenangkan diri dari pengaruh menghanyutkan yang selalu muncul untuk semenit dua menit setiap kali aku melihatnya.

"kalau Sylvester Stallone mengerti," jawabku, "menurutku kau pasti juga bisa."

Yifan mengacuhkannya. "Marx memprediksi bahwa kontradiksi dan kelemahan dalam struktur kapitalis akan menyebabkan krisis ekonomi parah yang semakin meningkat dan memperdalam kemelaratan dikalangan pekerja," kata Yifan, "yang pada akhirnya akan berevolusi dan merebut kendali alat-alat produksi… tepat seperti itulah yang terjadi di Vietnam. Apa yang menyebabkan pemerintah Amerika Serikat mengira tindakan mereka melibatkan diri dalam perjuangan rakyat Negara berkembang untuk mendapatkan solidaritas ekonomi ini bisa dibenarkan?"

Pundakku terkulai. Sungguh, apakah berlebihan menginginkan bisa pulang kerumah setelah seharian ber-time travelling ria dan rileks? Oh, tidak. Tadi aku sempat bertemu dengan dirinya di masa depan yang ternyata cukup menyebalkan.

Kemudian, sepertinya itu masih belum cukup, dia masih menginginkanku untuk menjelaskan tentang perang Vietnam.

Aku benar-benar harus mulai menyembunyikan buku-buku pelajaranku dulu –yang masih tersusun rapi di rak– darinya. Masalahnya, dia membaca buku-buku itu dan benar-benar bisa mencerna intinya, dan kemudian mengaplikasikannya pada bahan bacaan lain yang bisa dia temukan dirumah. Mengapa dia tidak menonton tv saja, seperti orang normal lainnya, aku tidak tahu.

Aku beranjak ke tempat tidur dan menjatuhkan diriku ke sana, muka mencium kasur.

"kau baik-baik saja?" tanya Yifan ingin tahu.

"ya." Jawabku ke bantal.

Sejurus kemudian, Yifan berkata, "sepertinya kau tidak begitu. Kau yakin tidak ada apa-apa?"

Kurasakan tangan Yifan mengelus rambutku yang agak berantakkan. Aku memutar tubuhku menjadi telentang.

"aku baru saja bertemu dengan dirimu dimasa depan. Tiga tahun dari sekarang. Namanya Kris dan dia menyebalkan." Ceritaku.

"jadi, aku di masa lalu adalah Goo Heesu, dan aku dimasa depan adalah Kris?"

Aku mengangguk semangat, kutarik selimutku sebatas dada.

"wajahmu tidak berubah meski sudah bertahun-tahun. Tetap tampan." Ujarku. Kudengar Yifan tertawa.

"aku memang tampan, aku tahu itu."

Diantara Heesu, Yifan dan Kris, yang mengetahui aku bisa menjelajah waktu hanyalah Yifan seorang. Itupun karena dia tak sengaja mendengar percakapanku dengan Sehun tentang Heesu. Aku juga pernah beberapa kali mengajak Yifan kembali kemasa lalu untuk memperlihatkannya rupa Heesu yang sangat mirip dengannya.

"kau tidak melanjutkan bacaanmu?"

Yifan menggeleng lalu membaringkan tubuhnya disampingku dan memelukku. Fakta lainnya, meskipun Yifan adalah seorang hantu, tapi dia bisa menyentuhku. Hanya aku, tidak dengan manusia lainnya.

"aku ingin menemanimu tidur."

Aku terkekeh pelan, "baiklah. Selamat tidur sayangku. Aku mencintaimu."

Yifan mengecup dahiku, lalu bibirku, "aku juga mencintaimu."

:::Past, Now and Future:::

"Sehun, kau sudah mau berangkat? Mau kuantar?" tanyaku saat melihat Sehun sudah siap dengan seragam sekolahnya. Sehun adalah siswa tingkat akhir di XOXO SHS.

"tidak usah. Aku bawa mobil sendiri, bolehkah?"

Aku mengangguk dan melemparkan kunci mobil padanya yang ditangkap dengan sempurna olehnya.

"jangan lupa, nanti malam kita harus ke rumah kakek."

"oke."

Sehun sudah meninggalkan rumah, sekarang hanya tinggal aku sendiri dirumah. Yifan sedang keluar menemani Pie –kucing piaraanku– jalan-jalan di sekitar taman yang ada di dekat rumah. kadang aku merasa aneh juga dengan kucing itu, dia lebih suka ditemani dengan seorang hantu ketimbang oleh pemiliknya sendiri.

Karena bosan, aku memilih untuk melakukan time travelling lagi. Kembali ke masa depan. Aku penasaran dengan apa yang sedang dilakukan oleh Kris Wu pagi-pagi begini di rumahnya. Bagaimana aku tahu alamatnya? Kalian lupa? Dompet Kris masih berada padaku sejak kemarin dan aku berniat untuk mengembalikannya sekarang.

Dengan sedikit tanya sana sini, disinilah aku sekarang. Di depan sebuah pintu apartemen mewah di kawasan Gangnam yang aku lihat semakin keren saja. Ku tekan bel apartemen bernomor 1011 tersebut. Cukup lama aku menunggu hingga akhirnya pintu terbuka dan menampakkan wujud Kris yang sepertinya baru bangun tidur dengan rambut acak-acakkan dan mata yang baru terbuka setengahnya.

"ada apa?" tanyanya.

"apa benar kau Kris Wu?" tanyaku ragu setelah melihat penampilan baru-bangun-tidur-nya.

"aku Kris Wu. Cepat katakan kepentinganmu, aku mengantuk sekali…"

Tanpa izin darinya aku menyerobot masuk kedalam saat mencium bau terbakar dari dalam apartemennya. Dia mengikutiku dari belakang dan menahan tanganku.

"kau mau apa, nona?" tanyanya.

PLAKK!

Aku menampar pipinya.

"kenapa menamparku?!" hardiknya.

"kau tidak menciumnya?" aku bertanya dan buru-buru berlari ke sumber datangnya bau terbakar tersebut, meninggalkan Kris yang masih belum sadar sepenuhnya walau sudah ku tampar cukup kuat.

"hei! Dapurmu akan terbakar kalau kau hanya diam saja!" panikku saat melihat api yang mulai membakar Teflon yang sedang digunakan untuk membuat telur ceplok, tadinya. Kris sepertinya langsung sadar begitu aku mengatakan hal tadi. Dia langsung menarikku menjauh dari dapurnya dan mengambil sebuah tabung merah yang biasa digunakan untuk memadamkan api. Beberapa saat kemudian, api tersebut akhirnya mati. Aku dan Kris menghembuskan nafas lega.

"dompetmu." Kataku sambil mengacungkan dompetnya. Kris mengambilnya, "bagaimana bisa ada padamu? Aku mencarinya sejak kemarin."

"aku menemukannya tergeletak di taman bermain." Jawabku sekenanya.

"oh. Terimakasih, sekarang kau bisa pergi."

Aku memandangnya sinis. "aku juga akan pergi tanpa kau suruh." Ketusku. Aku lalu pergi meninggalkan apartemen tersebut dan kembali melakukan time travelling setelahnya.

Aku terus berjalan hingga sampai di sebuah rumah perpaduan antara rumah modern dan hanok. Aku langsung masuk ke dalam tanpa permisi terlebih dahulu dan menuju ke sebuah kamar, di dalamnya aku sudah di sambut oleh seorang pria. Aku menghambur kepelukkannya.

"Heesu oppa~"

Yap! Aku ke tempat Heesu. Kenapa tidak menemui Yifan? Itu karena dia pasti belum kembali dengan Pie. Dia baru akan kembali sekitar pukul 9 nanti.

"ada apa, hm?"

"tadi aku bertemu dengan orang yang menyebalkan!" laporku.

Kalau Yifan adalah pelindungku, maka Heesu adalah tempat curhatku. Hahaha…

"ceritakan padaku, sayang…"

Aku tersenyum cerah sambil menatap wajahnya. Dia menuntunku untuk duduk di tempat tidurnya. Dan aku mulai bercerita, sesekali dia menanggapiku dan sesekali juga kami tertawa karena ceritaku yang mulai merambat ke cerita lain.

"maafkan aku, Tao. Tapi aku harus pergi menemui ayah sekarang."

Aku mengangguk mengerti, "pergilah. Jangan sampai membuat ayahmu menunggu."

Heesu tersenyum padaku lalu menciumku sebentar sebelum dia pergi. Aku melihat ke jam tangan yang melingkar manis di pergelangan tanganku. Jam 9. Tepat sekali, aku kembali melakukan time travelling untuk yang kesekian kalinya dan kembali ke tahun 2014 dimana Yifan sudah menungguku di rumah.

:::Past, Now and Future:::

.

.

.

Namaku Huang Zitao. Keseharianku adalah, bolak-balik ke tiga masa, masa lalu, sekarang, dan masa depan. Untuk apa? Untuk menemui tiga orang pria yang selalu membuatku jatuh cinta di setiap masanya…

.

.

.

Aku tiba di rumah agak terlambat karena aku memutuskan untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari dulu di supermarket sebelum kembali ke rumah. Rencananya, aku ingin melakukannya nanti malam bersama Sehun, tapi mengingat kalau kami akan mengunjungi kakek, rencana itu ku batalkan.

Begitu aku masuk kerumah, kulihat Yifan sudah duduk di depan pintu sambil memangku Pie. Wajahnya di tekuk kesal dan itu membuatnya terlihat lucu dan imut. Aku tertawa pelan, aku tahu, dia pasti sedang merajuk karena tidak menemukanku dirumah saat dia kembali tadi.

Aku melewatinya dan berjalan menuju dapur, setelah meletakkan semua belanjaanku, aku kembali menemuinya yang masih duduk di depan pintu. Aku ikut duduk di sampingnya dan menoel-noel bahunya.

"Yifan~" panggilku. Dia tak menggubrisku.

"Yifan, ayolah… Maafkan aku~"

Aku menangkupkan kedua pipinya dengan kedua tanganku dan memainkannya sehingga membuat bibirnya menjadi sedikit manyun. Kukecup bibir itu sekilas.

"maafkan aku, ya?" kali ini aku memohon ditambah dengan puppy eyes andalanku. Yifan terlihat melembutkan tatapannya padaku lalu balas menciumku, melumat bibirku sedikit, lalu melepaskannya.

"jangan pernah pergi tanpa memberitahuku lagi. Aku tidak mau kejadian beberapa minggu lalu terulang lagi." Katanya lembut.

"meong~" dan Pie tampaknya mendukung perkataannya.

Aku tersenyum dan mengangguk patuh. Yifan menjadi sangat protektif semenjak kejadian penyerangan yang dilakukan terhadapku oleh segerombolan hantu yang tak tahu berterimakasih setelah aku menolong mereka untuk bertransisi kealam berikutnya. Dan aku sempat masuk rumah sakit saat itu akibat cedera.

Satu lagi yang ingin kuberitahukan padamu, aku ini adalah seorang Mediator. Mediator adalah orang yang ditugaskan untuk membantu para arwah gentayangan yang memiliki urusan yang belum terselesaikan di dunia sewaktu mereka masih hidup dulu dan juga untuk membantu mereka bertransisi kealam yang berikutnya. Jadi, jangan heran kalau aku terkadang berurusan dengan hantu setelah ini.

:::Past, Now and Future:::

Sehun pulang tepat pukul 3 sore. Saat dia masuk kerumah, dia langsung menanyaiku serentetan pertanyaan.

"apa kau baru saja dari masa depan?"

"siapa Kris Wu?"

"apa dia Heesu atau Yifan di masa depan?"

"kenapa kau tidak memberitahuku?"

Kira-kira begitulah pertanyaannya. Yah, Sehun memang mengetahui keberadaan Yifan, tapi dia tidak bisa melihatnya. Dan, jika aku adalah seorang Time Traveller, maka Sehun adalah seorang Time Viewer. Dia bisa melihat apa-apa saja yang terjadi di masa lalu dan masa depan, penglihatannya itu juga selalu tepat.

Aku menanggapi semua pertanyaannya hanya dengan dua kata, "memangnya kenapa?"

"tidak apa-apa, sih. Aku hanya ingin tahu saja. Siapa tahu nanti aku melihat sesuatu tentangnya."

"ya, aku baru saja dari masa depan. Kris Wu itu adalah orang menyebalkan yang tak sengaja aku temui disana. Dan ya, dia adalah Heesu dan Yifan dimasa depan. Aku baru saja ingin memberitahumu tadi, tapi kau langsung menyerangku dengan pertanyaanmu itu." aku menjawab semua pertanyaan Sehun. Sehun hanya mengangguk mengerti.

"kapan kita akan berangkat?" tanyanya lagi.

"mungkin sekitar satu jam lagi mengingat perjalanannya yang jauh. Bersiap-siaplah, aku juga akan menyiapkan semua keperluan kita sekarang." Ujarku.

"keperluan? Memangnya kita mau menginap?"

Aku mengangguk. "kenapa?"

"besok aku ada ulangan, Tao. Aku tidak bisa bolos."

"baiklah. Kalau begitu aku saja yang menginap, kau bisa pulang sendiri kan?"

Sehun mengangguk. "ngomong-ngomong, kenapa kakek menyuruh kita untuk kesana tiba-tiba, ya?" tanyanya lagi padaku. Aku menggedikkan bahuku.

"entahlah, mungkin ada sesuatu yang penting. Sudah, cepatlah bersiap-siap."

"baik."

:::Past, Now and Future:::

Setelah menghabiskan waktu hampir dua jam diperjalanan, kami tiba di rumah kakek. Seperti biasa, setiap kali kami datang, pasti kami akan disambut oleh puluhan pekerja yang bekerja di rumah kakek.

"dimana kakek?" tanya Sehun.

"tuan besar sedang berada di ruang minum tehnya, tuan muda." Jawab bibi An. Aku dan Sehun lantas menuju ke ruangan yang di desain khusus untuk jamuan minum teh itu.

"kau mengajak Yifan juga, ya, Tao?" suara kakek langsung terdengar begitu kami masuk. Aku dan Yifan hanya tertawa pelan.

"kenapa kalian bisa melihatnya sedangkan aku tidak?" protes Sehun.

"mungkin belum waktunya untukmu bisa melihat yang begituan." Kataku. Sehun masih cemberut ditempatnya sedangkan kakek sudah menyuruh kami untuk duduk didekatnya, tak terkecuali Yifan.

"kalian pasti tahu, kakek memanggil kalian secara tiba-tiba bukan tanpa sebab."

Aku dan Sehun mengangguk. Lalu kakek melanjutkan perkataannya.

"dua hari yang lalu, kakek menemukan seorang gadis tergeletak pingsan di tepi pantai. Dia mengenakan pakaian kebesaran putri-putri Cina zaman dulu dan bajunya penuh dengan noda darah. Karena kakek kasihan, makanya kakek bawa dia pulang."

"dimana dia sekarang?" tanyaku.

"dia ada di kamar tamu dan belum bangun sejak dua hari yang lalu. Kakek sudah memanggil dokter, dan dokter menemukan ada beberapa luka ditubuhnya. Sepertinya dia telah menjadi korban perang atau sejenisnya."

"kakek yakin dia dari masa lalu? Bukannya hanya seorang gadis biasa yang sedang ber-cosplay dengan pakaian putri Cina?" tanya Sehun.

"dia seorang time traveler juga, sama seperti Tao. Kakek ingin meminta bantuan kalian untuk membawanya kembali kemasanya. Keadaannya terlalu lemah sekarang dan sepertinya dia belum terlatih sehingga terdampar sejauh ini." Jelas kakek.

"boleh aku menemuinya?"

"tentu Sehun."

"baiklah, aku pergi dulu."

Sepeninggalan Sehun, aku, Yifan dan kakek menghabiskan waktu kami untuk berbincang-bincang ringan seputar keseharian kami di Seoul. Aku beruntung memiliki kakek seperti dirinya. Setelah ayah dan ibuku meninggal karena kecelakaan pesawat 12 tahun yang lalu, kakeklah yang merawatku dan Sehun. Beliau juga yang menahanku agar aku tidak memutar kembali waktu agar aku bisa mencegah kepergian ayah dan ibu. Dia bilang, jika aku melakukan itu akan terjadi suatu perubahan dimasa depan yang kita tidak tahu apakah itu adalah perubahan yang baik atau buruk. Waktu itu Sehun juga belum begitu mahir menggunakan kekuatannya, jadi aku tidak bisa melakukan apa-apa selain menurut. Tapi, aku yakin, orang tuaku sudah tenang di alam sana.

Walau kakek tahu aku berhubungan dengan seorang hantu, dia tetap memberiku izin. Bahkan dia juga sangat dekat dengan Yifan. Kakek juga mengetahui keberadaan Heesu di masa lalu. Dan untuk Kris, aku belum menceritakan apa-apa padanya. Nanti sajalah. Hahaha…

:::Past, Now and Future:::

.

.

.

Namaku Huang Zitao. Tugasku sebagai seorang time traveler adalah memastikan tidak ada kekacauan waktu yang terjadi ketika suatu kejadian yang tak seharusnya terjadi, terjadi di masa itu.

.

.

.

To Be Continued…

Goo Hee Su: nama yang diberikkan oleh para fans Korea EXO untuk Kris.

Hanok: rumah tradisional Korea.

Author's Note: ahoy, captain~! Grey balik dengan sebuah FF baru dan ini TAORIS! Hahaha XD semoga kalian suka sama ceritanya. Ohya, kalian mau Grey buat ceritanya begini aja, atau perlu Grey kasih keterangan waktunya juga? kalau perlu, silahkan katakan melalui kotak review. So, sekian dulu FF-nya. jangan lupa review, ya…

See you at next chapter ^^