Present
Kaisoo
Hunsoo
and many more
Note: tulisan bercetak miring adalah flash back
DLDR . Don't Plagiarism
.
.
.
Dalam sebuah hubungan memang diperlukan kepercayaan di dalamnya, saling menjaga kasih sayang meski raga tak selalu bersama. Itulah yang sekarang sedang dilakukan oleh Do Kyungsoo. Gadis cantik bermata bulat layaknya pinguin ini masih saja tetap percaya terhadap sang kekasih, meski banyak kabar bahwa laki-laki spesialnya itu telah mendua dengan wanita lain. Bahkan kabar itu dibawa sendiri oleh sahabat baiknya, tapi alih-alih percaya Kyungsoo malah balik menasehati gadis mungil bermata sipit ini.
"Sudahlah Baek, kenapa kau juga ikut-ikutan mengatakan bahwa kekasihku juga selingkuh?"
"Tapi Soo, kemarin aku melihat sendiri kalau-"
"Byun Baekhyun, sahabatku yang cantik sekali. Mungkin kau salah lihat, tidak mungkin Kris terlihat dengan seorang wanita sedangkan kemarin aku mengantarnya sampai rumah. Kau tenang saja, dia tidak akan mengkhianatiku karena dia mencintaiku." Balas Kyungsoo masih saja menutup telinga tentang kabar kebrengsekan Kris Wu, laki-laki spesial yang telah berhasil menduduki hatinya 8 bulan ini.
"Tapi Soo, kemarin aku benar-benar melihatnya. Kau harus percaya padaku kali ini." Baekhyun yang masih gemas dengan kepercayaan polos Kyungsoo kepda Kris masih tetap berusaha menyadarkan sahabat baiknya ini agar percaya bahwa Kris tidaklah sebaik yang dia pikir.
Malam itu Baekhyun benar-benar melihat Kris dengan seorang wanita berkulit tan sedang berbelanja, mereka terlihat sangat mesra mengingat bagaimana laki-laki brengsek itu merangkul pundak sang wanita saat berjalan.
"Baek, aku tahu kalau Kris itu tampan dan banyak laki-laki tampan lainnya yang hampir mirip dengan dia mengingat operasi plastik sekarang sudah lebih canggih. Mungkin salah satu dari merekalah yang kau lihat. Bukan Kris Wu-ku." Ucap Kyungsoo sombong.
Astaga! Ingin sekali Baekhyun melempar buku analisis kebijakan ini pada wajah imut gadis di depannya. "What the hell did you said, Soo?! Memangnya siapa itu Kris dan setampan apa dia sehingga ada yang ingin meniru wajah brengseknya." Balas Baekhyun berapi-api. Menurutnya Kris tidak lebih tampan dari pemeran Yoo Si Jin, Kapten ganteng di drama kesukaannya sekarang. Kalau bukan karena rambut pirang dan uang tebalnya, He's fucking nothing.
Tapi Kyungsoo dengan santai hanya mengedikan bahunya dan memasang wajah kesal mendengar sejak tadi Kris disebut brengsek oleh gadis bermarga Byun ini. "Berhenti menyebutnya brengsek, Baek. Demi Tuhan aku mencintainya dan dia pun begitu, jadi berhenti menjelek-jelekannya. Mengerti Bee?!"
Oke, seharusnya Baekhyun diam sekarang karena Kyungsoo sudah memanggilnya dengan nama yang terdengar sangat manis itu, tapi hati kecilnya masih tidak rela. Bukan sekali-dua kali Baekhyun mellihat Kris dengan gadis itu jadi dia rasa harus mengambil tindakan dalam hubungan asmara Kyungsoo agar nanti dia tidak kecewa.
"Tapi Soo aku pikir-"
"Wah-wah-wah, ada apa ini? Apa yang sedang diributkan oleh dua gadis cantik penghuni khayangan ini?" tiba-tiba laki-laki berkulit putih mendekat di meja mereka dan memotong ucapan Baekhyun.
"Oh, kau datang?"
"Syukurlah Oh Sehun! Tolong jelaskan pada pinguin satu ini bahwa semalam kita melihat kekasihnya sedang berjalan dengan seorang gadis. Aku tidak mau dia berakhir di dalam kamar dengan tissue bergulung-gulung mengotori lantai selama seminggu." Itu suara Baekhyun yang mencoba mencari massa untuk usahanya menyadarkan Kyungsoo.
Kyungsoo hanya mendelik karena ternyata gadis ini masih saja membahasnya, sedangkan Sehun hanya memandang dengan bingung.
Melihat ekspresi Sehun, tiba-tiba Baekhyun merampas ponsel Kyungsoo di atas meja dan memencet beberapa kali. Menyuruh Sehun untuk duduk diantara mereka. "Ini! Semalam kau melihat laki-laki brengsek ini sedang memeluk seorang gadis kan? Mereka terlihat mesra kan?" Sekarang pertanyaan berondongan Baekhyun tertuju pada Sehun, sedangkan laki-laki itu masih berekspresi bingung dan mencoba mencuri pandang pada Kyungsoo.
"Sudahlah Baek, bukankah kita sepakat untuk menghentikan ini?"
"Tidak Soo, ini agar kau percaya bahwa yang semalam aku lihat itu memang Kris dan bukan laki-laki tampan lain atau laki-laki bodoh yang ingin meniru wajah Kris yang menurutmu tampan itu." Baekhyun berucap jenggah mengingat kalimat Kyungsoo beberapa menit yang lalu membuat gadis itu tersenyum geli mendengarnya. "Yack Oh Sehun, bagaimana menurutmu, kenapa malah diam saja?!"
Sehun tersadar dari keterkejutannya juga dari memandang wajah Kyungsoo, setelah berdeham dia menjawab semua ocehan Baekhyun dengan kalimat yang menambah kadar "gunung berapi siap meletus" pada Baekhyun. "Maaf noona, aku pikir semalam aku tidak terlalu memperhatikan laki-laki itu jadi aku ridak yakin bahwa laki-laki ini sama dengan laki-laki yang semalam." Tunjuknya pada ponsel Kyungsoo.
"Nah! Kau dengar sendiri kan Baek, jadi ayo kita lupakan saja. Setuju?"
"Gergezz!" Baekhyun hanya dapat mengumpat setelah lelah beragumentasi.
"Ada urusan apa kesini?" Kyungsoo menoleh pada Sehun, mencoba mencari topik lain dan melupakan kebrengsekan Kris -menurut Baekhyun.
Sehun menggeleng, "Tidak ada. Aku hanya bosan di rumah dan ingin menemui Baek noona." Cengirnya pada Baekhyun yang membuat gadis itu ingin sekali memukul wajah tampannya. Salah minum obatkah adik sepupunya ini?
"Dasar pembohong!" Baekhyun mencibir. Setelah tadi dengan jahatnya laki-laki ini tidak mau di pihaknya sekarang dengan seenaknya menjadikannya alasan.
"Kalian lapar tidak?"
"Kenapa? Kau mau mentraktir kami?" sungut Baekhyun ketus.
"Untuk Kyungsoo pasti, tapi untukmu..." Sehun menatap Baekhyun dengan pandangan menilai sebelum sebuah jitakan mendarat mulus di keningnya.
.
.
Hari ini terlihat cerah, Kyungsoo memutuskan untuk duduk di salah satu kursi taman belakang kampusnya untuk menunggu Baekhyun selesai kuliah. Beberapa mata kuliah yang tidak sama dengan gadis sipit itu membuat mereka harus saling menunggu bila selesai duluan.
Menaruh tas disampingnya dan mengeluarkan ponsel untuk diletakkan di atasnya. Ponsel yang sejak satu jam yang lalu sudah 20 kali dilihatnya. Sekali lagi menghembuskan napas lelah saat ponsel itu tetap berwarna hitam dan tidak menyala.
Ah, sudahlah. Akhirnya dia menyerah untuk menunggu ponsel itu berbunyi. Bersandar pada bahu kursi, menghembuskan napas dan mencoba melepas penat dari tugas kuliah yang seperti kasih sayang ibu.
"Kau menunggu seseorang menelponmu?"
Kyungsoo menoleh saat pertanyaan itu terasa ditujukan padanya. Suaranya pun terdengar tidak asing.
"Sehun?"
Laki-laki itu mengambil tempat kosong disisi kanan Kyungsoo. "Jadi, sedang menunggu telpon dari siapa?"
"Ish, kau ini. Sedang apa kau disini? Ingin menemui Baekhyun lagi atau ada barangnya yang tertinggal?" Kyungsoo menampilkan ekspresi menggoda pada Sehun, mengingat alasan yang selalu diutarakan laki-laki ini adalah menyangkut tentang Baekhyun. Entah memberikan buku Baekhyun yang katanya ketinggalan, mengajak membeli eyeliner baru yang sedang diskon, membawakan Baekhyun sepatu dan menyuruhnya ganti karena tidak cocok dengan baju yang sedang dipakai sepupu cantiknya itu sampai alasan terkonyol bahwa dia merindukan masakan di kantin kampus ini. Oh Tuhan!
"Kau tidak menjawab pertanyaanku, Soo." Balas Sehun dengan wajah datarnya. Entahlah, ini hanya perasaan Kyungsoo saja atau memang sikap Sehun saat ada Baekhyun dan hanya berdua saja dengannya itu berbeda.
Kyungsoo mendelik, Sehun itu satu tahun lebih muda darinya kalau dengan Baekhyun saja dia memanggil dengan sebutan noona seharusnya dengannya juga begitu. "Yack, Oh Sehun seharusnya kau memanggilku Kyungsoo noona bukan hanya namaku saja. Aku ini seumuran loh dengan Baekhyun."
"Ani, aku tidak akan pernah memanggilmu begitu!" Jawab Sehun cuek.
"Wae?!" Kyungsoo meninggikan suaranya kesal dan Sehun hanya mengedikkan bahu acuh.
"Jadi siapa yang kau tunggu?"
"Astaga, kau ini ya benar-benar." Kyungsoo tidak habis pikir dengan kemauan laki-laki ini, dasar bocah kecil keras kepala. "Aku sedang menunggu telpon dari Kris, tapi sejak semalam dia belum menghubungiku." wajah Kyungsoo berubah sedih. Memang sejak semalam kekasihnya belum memberi kabar apa-apa sampai sekarang. Selain karena merindukan laki-laki blesteran itu dia juga mengkhawatirkannya.
"Yasudah tinggal kau hubungi saja dia."
"Kau pikir aku tidak melakukannya? Sudah sejak semalam aku menelpon sampai ribuan kali tapi tidak ada hasilnya. Bahkan sejak tadi pagi ponselnya tidak bisa dihubungi." wajah itu kehilangan cerianya.
Sehun yang melihatnya hanya dapat merasa prihatin, sejurus kemudian dia teringat sesuatu saat di tempat parkir.
Ia keluar dari mobil setelah memakirkan mobil hitamnya di tempat yang jauh dari jangkauan matahari. Berjalan memasuki gedung B dengan tangan kanan yang berada dalam saku celana sampingnya. Meski bukan tempat kuliahnya, Sehun sudah menganggap bahwa tempat ini adalah miliknya, jadi tidak akan rasa canggung bahkan malu untuk masuk dan berjalan lagaknya seorang model profesional.
Bugh!
Tanpa sengaja bahunya menabrak bahu lain. Ia sedikit menengok ke kiri saat dirasa bahu halus itu mengarah ke bawah. Seorang wanita dengan busana merah tanpa lengan jatuh tersungkur sesaat setelah mereka bertabrakan.
"Ah maaf, aku tidak sengaja. Kau baik-baik saja?" Sehun mencoba bersikap baik dengan membantu gadis itu kembali berdiri.
Saat gadis itu mendongak, Sehun tertegun karena merasa seperti pernah melihatnya. "Iya, tidak apa-apa. Aku baik-baik saja." Tiba-tiba bukannya melepas, gadis itu malah berbalik memegang jemari Sehun dengan tangan bebasnya saat laki-laki bermarga Oh itu ingin melepasnya.
Mereka terdiam beberapa saat. Sehun pun masih mencerna kelakuan yang menurutnya tidak biasa dari seorang gadis.
"Ada apa ini?" sebuah suara berat terdengar dari arah belakang sang gadis yang dengan tiba-tiba membuat gadis berbaju merah ini melepas genggaman pada tangan Sehun.
Tersenyum kikuk sebelum menjawab pertanyaan itu. "Ah, tidak apa-apa. Kami hanya tidak sengaja bertabrakan dan laki-laki ini hanya membantuku berdiri." Sekarang ia beralih pada Sehun. "Terima kasih."
Laki-laki pirang ini hanya memandangnya tanpa minat. "Baiklah, ayo kita pergi sekarang sayang." Melesakkan lengan kanannya pada pinggang sang gadis dan berlalu tanpa mengucap apa-apa lagi.
Sehun mengikuti arah perginya sepasang kekasih itu. Masih penasaran dengan ingatannya yang seakan berkata mereka pernah bertemu atau setidaknya ia pernah melihat mereka di suatu tempat. Tapi sampai kedua orang itu maauk kedalam mobil mewah, Sehun memilih berbalik dan melanjutkan langkahnya yang tertunda.
Baru beberapa langkah dan dia memekik dalam hati.
"Bukankah itu kekasih Kyungsoo?".
"Mungkin dia sedang sibuk. Soo." Meski tidak rela, tapi hanya kalimat itu yang terpikir untuk menghibur gadis cantik bermata bulat ini. Iya, sedang sibuk dengan kekasihnya yang lain lanjut Sehun dalam hati.
Kyungsoo menghela napas pasrah. "Mungkin kau benar, lagi pula dia sedang mengerjakan tugas akhirnya. Ah, kau tahu? Skripsi itu merampas kekasihku." Kyungsoo berujar frustasi dengan pipi menggembung. Sehun hanya tertawa, melihat Kyungsoo yang seperti itu membuatnya merasa gemas. "Tapi, bukankah kau juga sedang mengerjakan tugas akhir? Kata Baekhyun kau akan segera diwisuda. Tapi kenapa kau terlihat sama sekali tidak sibuk seperti Kris?" Ah, Kyungsoo baru ingat bahwa laki-laki yang setahun lebih muda darinya ini juga sedang mengerjakan tugas akhirnya, tapi sungguh berbeda dengan sang kekasih yang seakan tidak bisa diganggu, Sehun bahkan memiliki banyak waktu luang untuk jalan-jalan dikampusnya.
"Yack, bagaimana bisa kau menyamakanku dengannya?!" entahlah, Sehun sangat tidak mau untuk disama-samakan dengan kekasih Kyungsoo itu meski hanya dalam taraf kuliah.
"Memangnya beda ya? Bukankah sama saja, sama-sama tugas akhir dan akan diwisuda?" tanya Kyungsoo polos. "Apa cara kuliah di China dan Korea berbeda?"
"Tentu saja berbeda. Bukan karena aku kuliah di China dan dia di Korea, tapi apa kau tidak lihat?" Sehun merentangkan tangannya, bermaksud untuk menyombong. "Aku yang lebih muda dari mu bisa sejajar dengan Kris yang lebih tua darimu. Tidak tahu, aku yang terlalu jenius atau dia yang terlalu-"
"YACK!" sungut Kyungsoo berteriak.
Sehun yang tekerjut memegang dadanya dan berbalik berteriak pada gadis mungil itu. "Kenapa kau berteriak?!"
"Karena kau akan mengejek Kris. Apa yang ingin kau katakan tadi, huh?!"
"Memang apa yang aku katakan tadi? Aku hanya bilang kalau aku yang lebih muda darimu saja sudah sama-sama mengerjakan tugas akhir tanpa waktu yang sangat sibuk sepertinya. Kenapa kau malah berteriak?" bela Sehun.
"Ish, kau ini benar-benar ya! Lagi pula kenapa kau cepat sekali sih?"
"Apanya?" tanya Sehun bingung.
"Mengerjakan tugas akhir, bagaimana kau melakukannya?" tanya Kyungsoo penasaran. Dia saja yang sudah kuliah dengan baik dan mengikuti prosedur dengan benar belum mengambil mata kuliah itu.
"Karena aku mempercepat kuliahku, aku mengambil jumlah mata kuliah melebihi batas yang ditentukan, Soo."
"Kenapa?"
"Aku harus melakukannya."
"Kenapa?"
"Karena aku harus."
"Ken-"
"Karena aku jenius. Kau masih tidak mengerti ya bahwa aku lebih pintar dari kekasih yang kau banggakan itu." tanpa sadar nada bicara Sehun terdengar sangat tidak suka.
"Yack, ternyata kau memang ingin menghinanya kan? Kau keterlaluan sekali." Kyungsoo memukul lengan Sehun karena kesal.
Sedangkan Sehun hanya tersenyum senang, lebih baik melihat ekspresi kesal Kyungsoo yang terlampau menggemaskan dari pada saat dia bersedih tadi.
Hening menyelimuti mereka beberapa menit sebelum suara Sehun memecahnya dengan pertanyaan yang tiba-tiba.
"Kau sangat menyukainya ya?" Kyungso menoleh dengan bingung. "Kau terlihat begitu menyukai Kris. Kau selalu membelanya meski banyak kabar buruk tentang dia." Sehun mode dewasa yang berbeda ketika ada Baekhyun dan hanya terlihat ketika mereka sedang berdua kembali.
Kyungsoo memandang taman kampus yang juga dipadati mahasiswa yang sedang mengobrol seperti dirinya. "Karena aku mempercayai nya." Jawab Kyungsoo yang tanpa Sehun ketahui membuat sesuatu bergejolak.
Sehun mendekatkan duduknya, meraih kedua lengan Kyungsoo untuk menatap langsung kedua mata bulat itu. "Soo, kepercayaan itu memang diperlukan dalam sebuah hubungan tapi jangan sampai hal itu malah membuatmu untuk menutup mata pada sekitar, pada kenyataan yang seharuanya kau lihat." Sehun menatap dalam-dalam kedua kelereng Kyungsoo dengan posisi tangan yang masih sama.
Tidak ada yang bisa Kyungsoo lakukan kecuali juga menatap kedua kelerang tajam Sehun, seakan tertarik masuk ke dalamnya Kyungsoo hanya dapat melihat kesungguhan di dalamnya. Entah kesungguhan apa itu. Dan dia juga hanya dapat melihat refleksi dirinya dalam pancaran mata Sehun.
Kedua tangannya terkulai lemah pada sisi tubuhnya, hangat genggaman Sehun membuatnya tidak dapat bergerak. "A-apa maksudmu sebenarnya?"
"Nanti malam, persiapkan dirimu. Aku akan menjempuntmu jam 9 malam di rumah."
"Mau kemana?"
"Cukup persiapkan saja dirimu, kau mengerti?" usapan jari Sehun di rambutnya membuat Kyungsoo mengangguk tanpa sadar. Sehun tersenyum untuk mengembalikan suasana seperti semula.
TBC
25 Maret 2016
This is trial. Don't expected too much, but I'll try my best to make this fanfiction.
Mind to review guys?
