IS IT OKAY TO LOVE YOU...

CHAPTER 1

"Karena kehidupan tak selalu sesuai dengan apa yang kita inginkan..."

Bola basket berputar gesit di ujung jari Takao. Dengan riang ia menyiulkan lagu favoritnya mengiringi putaran bola. Midorima yang berjalan di sampingnya hanya diam, tenang namun ikut bersenandung dalam hatinya.

Hari ini secara resmi Midorima telah menjabat sebagai Kapten Tim Shuutoku dan Takao sebagai wakil kapten. Semenjak Miyaji Senpai dan yang lainnya lulus, Tim reguler Shuutoku menjadi tanggung jawab Midorima dan Takao untuk membina kohai-kohai mereka dan menjadikan tim semakin kuat.

"Nah, Shin chan... Bagaimana rasanya menjadi Kapten?" tanya Takao tiba-tiba.

"Hm... Sama seperti perasaanmu saat menjadi wakil kapten."

"Hahaha. Kau benar." Takao masih memainkan bola di tangannya. Sejenak ia melamun sejurus kemudian mendapati sebuah ide.

"Shin chan, bagaimana kalau kita rayakan ini!"

"Rayakan?" Midorima mengulangi.

"Iya. Shin chan sebagai kapten dan aku sebagai wakil. Ayo kita bersenang-senang. Hehehe..."

"Bukan berarti aku senang, tapi hal besar seperti ini patut untuk dirayakan." kata Midorima sambil membenarkan letak kacamatanya.

"Yahoo... kalau begitu, ayo mampir ke konbini. Kita rayakan di kamar Shin chan..."sorak Takao penuh kebahagiaan berlari meninggalkan Midorima di belakang.

"Hoi! Tunggu Takao!"

Boneka kelinci di atas tempat tidur tersenyum manis menatap 2 orang anak laki-laki yang sedang ngobrol sambil memakan camilan yang memenuhi meja di depan mereka. Di ruangan yang cukup luas itu terpancar aura kebahagiaan dari mereka berdua.

Takao berhenti mengunyah. Ia menatap tajam ke arah boneka kelinci. Ia tak mengeluarkan sepatah katapun. Kalau boneka kelinci itu memiliki perasaan, mungkin sekarang a sedang malu karena ditatap dengan penuh makna oleh Takao.

"Kau sedang apa?" tanya Midorima sambil meminum oshirukonya.

"Setelah kulihat-lihat... lucky itemmu hari ini..." kata-kata Takao tertahan.

"Kenapa dengan lucky item itu?" Midorima sedikit penasaran.

"Dia benar-benar mirip denganmu! Hahaha! Lihat, dia juga punya bulumata bawah yang panjang sepertimu. Hahaha! Tinggal memakaikan kacamata!" Takao tergelak. Ia menyambar kacamata Midorima lalu memakaikannya ke boneka kelinci.

"Hentikan Takao! Kembalikan kacamataku. Aku tdak bisa melihat dengan jelas!" Midorima berusaha merebut kacamatanya, tapi dengan riang Takao menghindar.

"Kembalikan Takao!"

"Hahaha Tangkap aku Shin chan 3 Hahaha!"

"Takao!"Midorima melangkah maju untuk mendekati Takao, tapi kakinya menginjak ujung karpet dan terpeleset.

BRUKK

Midorima jatuh menimpa Takao. Sang kelinci tergeletak begitu saja bersama kacamata Midorima.

"Shin chan... kau berat..."

"Ini semua gara-gara kau,Takao." Midorima bertumpu pada kedua tangannya untuk mengangkat badannya yang menimpa Takao. Saat itu mata mereka bertemu.

"Shin chan..." Takao menatap wajah Midorima yang begitu tampan... ehm.. cantik menurutnya. Bulu matanya yang panjang begitu lentik. Dan sorot mata Midorima yang tajam membuatnya membeku.

"..." Midorima hanya terdiam. Ia tak segera beranjak dari posisi itu. Ia dengan tenang menatap wajah Takao yang tepat berada di bawahnya. Dan kemudian dengan perlahan mengeliminasi jarak antara wajah mereka.

Takao yang mengerti, menutup matanya. Ia merasakan nafas Midorima di hidungnya. Dan ketika tinggal beberapa centi lagi...

DING DONG! DING DONG!

Keduanya tersentak. Midorima segera bangkit dari posisinya. Begitu pula dengan Takao.

"Aku akan membuka pintu." kata Midorima lalu memungut kacamatanya.

"Ya..."

Midorima meninggalkan kamarnya. Ia berjalan perlahan di koridor, berusaha memperbaiki mukanya yang memerah dan kesal.

DING DONG!

"Ya, sebentar."

"Mou...!" Takao cemberut sambil meremas boneka kelinci di sampingnya. Wajahnya memerah hingga ke telinga. Dengan malu dan sedikit kecewa ia membenamkan wajahnya ke perut boneka kelinci yang buncit dan empuk.

"Tadi itu hampir saja..." gumamnya lalu diikuti sebuah senyuman kecil.

"Are... Shin chan lama sekali... apa terjadi sesuatu ya?"Takao beranjak dari tempatnya. Ia kemudian turun untuk menyusul Shin chan.

"Eh, ada Takao kun juga ya..." ibu Midorima berdiri di depan pintu masuk bersama seorang gadis cantik bermbut panjang.

"Eh, Selamat siang bibi. Maaf mengganggu."sapa Takao ramah.

"Takao... kembalilah ke kamar!"perintah Midorima.

"Eeh... padahal ada nona cantik begini di depanku, masak aku harus balik ke kamar."

"Takao!"Midorima menatap tajam ke arah Takao.

"Eh?" Takao merasakan aura intimidasi dari Midorima.

"Tidak apa-apa Shintaro kun. Perkenalkan, aku teman masa kecil Shintaro kun." Kata gadis itu.

"Ara... kalian kan sudah tunangan. Seharusnya kau memperkenalkan diri sebagai pacar Shintaro."kata Ibu Midorima.

"Eh? Tunangan... Shin chan..."Takao tercenung. Ia berusaha mencerna kata-kata yang barusan masuk ke telinganya. Ia menatap Midorima untuk memastikan kebenaran hal itu. Dan Midorima yang diam dan tak berani menatap mata Takao, sudah menjadi bukti bahwa gadis itu memang benar-benar tunangannya.

"Hahaha! Jadi kau sudah punya pacar ya Shin chan! Jahatnya... kau nggak memperkenalkan dia padaku. Hahaha perkenalkan, aku teman satu tim Shin chan di tim basket, Takao Kazunari desu..."kata Takao sambil meringis.

"..."Midorima hanya tak bisa menyangkal bahwa gadis itu adalah tunangannya. Ia tahu bahwa tawa Takao barusan adalah palsu. Ia tahu bahwa Takao tersakiti sama seperti hatinya yang menjerit perih.

"Ya sudah, kalian lanjutkan saja apa yang kalian kerjakan. Bibi akan memasak di dapur. Oh, Takao kun apa kau mau ikut makan malam di sini?" tanya Ibu Midorima.

"Ahaha. Maaf Bibi, sepertinya tidak bisa. Aku ada acara malam ini, dan aku juga harus segera pulang."jawab Takao.

"Ah, sayang sekali... kalau begitu lain kali ya..."

"Tentu Bi, dengan senang ."Takao tersenyum manis ke arah Ibu Midorima dan gadis itu yang mulai memasuki dapur.

Takao segera kembali ke kamar tanpa sepatah katapun. Midorima mengikutinya dari belakang juga dalam keheningan. Sesampainya di kamar, Takao mengambil tas sekolahnya bermaksud untuk pulang.

"Takao..."Midorima memanggil nama Takao dengan perlahan.

"Ah, maaf Shin chan... aku memang benar-benar ada urusan malam ini. Jadi aku harus segera pulang..."

"Takao dengar. Dia bukan... kami memang bertunangan tapi itu keputusan sepihak."Midorima berusaha menjelaskan.

"Aku mengerti Shin chan... Sampai jumpa di latihan besok pagi."kata Takao sambil tersenyum memamerkan sederet giginya yang rapi.

Takao berjalan sendiri di hari yang mulai gelap. Ia memeluk bola basketnya dengan erat.

"Shin chan..."gumamnya. Takao memejamkan matanya. Membayangkan wajah Midorima yang hendak menciumnya tadi... lalu gadis itu...
"Gawat... rasanya sakit sekali.. Hahaha..."