Kuroko no Basuke milik Fujimaki Tadatoshi.

Parodi ngaco dari Yamato Nadeshiko Shichi Henge alias Perfect Girl Evolution yang dibuat oleh Hayakawa Tomoko. PGE!AU.

.

.

.

"... Aku memiliki seorang keponakan."

Lima pemuda dengan gaya dan warna rambut berbeda duduk berjejer di dua sofa yang menghadap ke sebuah meja, diatasnya tergeletak pasrah sebuah ponsel berwarna kuning cerah yang barusan mengeluarkan suara.

"Dia seumuran kalian. Anaknya sangat lucu dan manis dan sopan dan lucu dan manis dan lucu dan baiiiiiik sekali, bahkan jika semua kebaikan kalian digabung menjadi satu tidak akan bisa mengalahkan kebaikannya!"

Suara tersebut masih berorasi, lima pendengar setianya memasang ekspresi non-verbal andalan masing-masing; bosan, mengantuk, serius, mengantuk, dan serius. Kali ini, hanya tersisa dua pendengar setia berambut rumput dan api elpiji yang sepertinya mulai habis sabar juga–terlihat dari gejala tangan-tangan yang gemas memainkan gunting serta suara kwok-kwok berisik yang berasal dari boneka kodok yang diremas-remas mesra.

"Dia juga suka basket, walaupun kemampuannya tidak begitu hebat, tapi–"

"AAAAAGH! Langsung ke intinya saja, Tante Oppai!"

Sumbu kesabaran si pemuda berkulit blur telah habis. Dia tidak tahan lagi, mereka dikumpulkan dalam keadaan siaga satu di malam Sabtu hanya untuk mendengarkan rambling tidak bermutu? Semoga gadis yang diajaknya kencan hari ini masih bersedia menunggu dua jam meski dia ragu.

"Jangan memanggilku begitu, Ahomine! Dan jangan menyelaku!"

"–Geh."

Si pemuda berambut biru gelap, Aomine 'Dim' Daiki, tersentak dan bungkam di tempat.

"Pfft. Aomine-cchi, kasihan."

"Diam, Kise!"

Deheman urgen yang berasal dari ponsel kekuningan tersebut menyeret paksa keheningan. Suara itu melanjutkan, "Baiklah, kita langsung ke intinya. Jadi, keponakanku ini bernama Ku–"

"Apa hubungannya kami dengan keponakanmu ini, Alex-cchi? Cepatlah, setengah jam lagi aku ada jadwal syuting iklan terbaru-ssu."

"Diam atau aku cabut gigimu satu per satu menggunakan pemotong kuku, Kise."

"Jangan-ssu!" Si model pirang mengkerut, kedua tangan melindungi mulut, merapat pada manusia berkacamata disampingnya namun malangnya justru terkena sikutan maut.

"Kau justru membuat semua ini semakin lama-nanodayo," si pemuda berambut rumput–maksudnya Midorima Shintarou, mengajukan komplain sambil menaikkan posisi kacamatanya dengan ganteng.

"Makanya, DIAM dan DENGARKAN! Ini berhubungan dengan sewa gratis selama tiga tahun kedepan untuk kalian!"

Kata 'sewa gratis' ditambah dengan 'tiga tahun' sukses memberi suara tersebut atensi seratus persen, bahkan dari manusia separuh Titan bertitel Murasakibara Atsushi yang sedaritadi mengisi keheningan dengan suara kunyahan di mulut plus tampang mengantuk absolut.

"Keponakanku, Kuroko Tetsuya, besok akan pindah ke mansion yang kalian tempati."

"..."

"Aku sudah bilang sebelumnya, 'kan? Dia anak yang baik, sopan, dan manis sekali. Tapi, sayangnya, dia tidak terlihat dan tidak pernah memiliki teman."

"Dafag? Itu manusia apa hant–hmmphh–"

Demi keselamatan (sewa gratis) bersama, Kise mengamankan mulut ember Aomine dengan lucky item-nya Midorima. Ketika Midorima hendak memprotes juga, Akashi mengamankan mulut Midorima dengan camilan Murasakibara. Tentu saja Murasakibara juga ingin protes, tapi lawannya adalah Akashi, yang mottonya adalah 'berani melawan maka berani mati'. Tapi, bahkan kematian tak sebanding dengan tragisnya pemandangan camilan yang dimakan oleh teman–sama kejamnya dengan pemandangan ibu protagonis fandom sebelah yang dimakan Titan. Yang membuatnya bungkam adalah janji manis penuh gelora dari Akashi yang dibisikkan dengan seseduktif mungkin tepat di depan daun telinganya, "Nanti akan kubelikan dua kali lebih banyak," langsung membuatnya duduk unyu dengan mata berbinar meski sayu.

Kembali ke lapt–ke ponsel Kise yang mengumbarkan suara Alex.

"Aku menugaskan kalian untuk membuatnya berubah; membuatnya punya banyak teman seperti Kise, jago basket seperti Aomine, karismatik seperti Akashi–tidak, jangan meracuninya dengan Oha-Asa-mu, Midorima, dan jangan mencekokinya dengan cemilanmu juga, Murasakibara. Ingat, kalau dia mengadu padaku bahwa kalian tidak bersikap baik padanya–" Masukkan efek suara kikikan mengerikan. Tambahkan lolongan serigala dan kokokan ayam sebagai background sound.

Lima pemuda kicep.

"... Kenapa Alex-cchi lama-lama jadi menyeramkan seperti Akashi-cchi, ya?"

Kise dan mulut ember part dua.

"Ya, Ryouta? Kau ingin membersihkan seluruh taman? Latihan dilipatgandakan? Kukabulkan."

Akashi dan dokter THT yang perlu dipertemukan segera.

"Orz. Maaf-ssu! Jangan, dooong!"

"Kalau kalian tidak bersikap baik padanya," Alex mengulang lagi, tidak peduli dengan drama picisan ala siksaan anak tiri. "Sewa naik TIGA KALI LIPAT."

.

.

.

PERFECT BOY EVOLUTION

oleh dimlightcious

.

.

.

Jadi, dalam rangka menyambut–mengutip ungkapan Midorima, menyogok–si calon penghuni baru agar menyukai mereka, lima pemuda tampan titisan F4–ralat, F5–itu berdiri gagah di depan pintu masuk dengan posisi sigap seperti menghadiri apel pagi. Yah, sebenarnya si calon penghuni itu tidak harus menyukai juga. Minimal tidak membenci, sehingga uang sewa tetap stabil di garis yang seharusnya–sehingga Akashi membatalkan hukuman rajam kepada mereka. Karena, jujur saja, bahkan jika tidak diiming-imingi hukuman biadab seperti itu, harga sewa yang biasa saja sudah membuat anak-anak belia tanpa sokongan orangtua seperti mereka cukup menderita–kecuali untuk Kise yang lumayan kaya karena profesi modelnya atau Akashi yang sudah ditakdirkan untuk kaya dan hidup mulia sejak jaman nenek moyang Akashi yang pertama.

Midorima menaikkan posisi kacamatanya, padahal kacamatanya tidak melorot atau apa. "... Mobilnya datang-nanodayo," dia melapor seperti tukang ramalan cuaca.

"Yudonsei lah, Midorima-cchi. Aku juga bisa lihat keles."

Dengan akurasi sempurna, sebuah bebek karet berhasil landing di wajah mulus Kise. Jeritan fals, "Hidoi-ssu!" milik Kise yang menyusul bagaikan semut merah yang berbaris di dinding–nggak penting.

"... Aku lapaaar."

"Simpan cemilanmu, Atsushi."

Murasakibara tersedu (dalam hati).

Limousine hitam mengkilat itu berhenti tepat di depan teras. Pintu mobilnya terbuka.

Lima pemuda masih menanti. Jantung doki-doki memikirkan dialog ala butler hitam yang dihapal kilat tadi pagi atas perintah Yang Mulia Akashi. Kise siap lahir-batin melancarkan seduksi dan gombal tingkat host level tinggi, disampingnya Aomine gugup gara-gara lupa sapaan selamat pagi dalam bahasa Yunani. Kenapa harus bahasa Yunani? Aomine juga tak mengerti namun mencoba menyimpan pertanyaan itu dalam hati karena tak mau mati. Akashi kadang-kadang sadisnya menyaingi Sumanti.

Pintu mobil tertutup.

Mobil yang seharusnya membawa penghuni baru di rumah itu juga sudah pergi melintasi halaman depan mansion yang luasnya tak berperikemanusiaan dan tak berperikeadilan.

Setiap kaki masih setia di tempat berpijak semula. Tangan Midorima mulai berkeringat. Terdengar bunyi-bunyian gunting memotong udara–makin horor jadinya. Murasakibara yang memecahkan rekor puasa tak makan camilan selama tiga jam bahkan hampir berserk di tempat hingga akhirnya–

"... Selamat siang. Aku Kuroko Tetsuya. Salam kenal."

...

...

...

"GYAAAAAAAAAAA!"

"OBAKEEEEEEEEE!"

"MOUYADAYAMETEEEEEEEE!"

"OHOKMAKJANKOKOROGUE."

"..."

Jeritannya mengalahkan jeritan fangirl yang melihat OTP-nya canon.

.

.

.

"Oi, Tetsu! Katanya, kau suka basket? Ayo, bertanding denganku!"

Kuroko langsung berbinar-binar matanya. "Ah, aku ma–"

"Kuroko-cchi, kamu mau mandi dulu? Aku siapkan air hangat untukmu, ne? Neeeee?"

Kuroko menggelengkan kepala sambil tersenyum tipis. "Tidak per–"

"Hnggm, aku bisa membuat cookies. Kau mau cookies apa, Kuro-chin?"

Kuroko menggelengkan kepala lagi sambil masih tersenyum tipis. "Aku tidak la–"

"Bintangmu Aquarius, 'kan? Benda keberuntunganmu hari ini adalah lightstick-nanodayo."

Kuroko lagi-lagi menggelengkan kepala, senyumnya lebih tipis dari tadi. "Tidak but–"

"Aku memelihara kuda di halaman belakang rumah. Kau mau coba menungganginya, hm, Tetsuya?" ("Atau menunggangi aku?" Akashi batal mengatakan kalimatnya yang terakhir, khawatir anak di depannya ini mati berdiri. Kadang-kadang, Akashi merasa dirinya terlalu baik hati.)

"..."

Kuroko Tetsuya, lima menit pertama pertemuan bersama lima pemuda calon coretsemecoret teman satu rumahnya, memilih bungkam hingga lima hari setelahnya. Gondok gara-gara tidak dibiarkan bicara barang satu kalimat saja–ditambah dengan beragam julukan tak masuk nalar yang dihadiahkan untuknya.

.

.

.

"KUROKO-CCHI JADI NGAMBEK KAN PLIS NANTI ALEX-CCHI SAMA AKASHI-CCHI NGAMUK GIMANA DONG WALL SINA HANCUR DEH HARAPAN UMAT MANUSIA SUDAH TIADAAAAAAAA!" Kise dan kebiasaan buruknya kalau sedang panik ya seperti itu, rambling tidak jelas dan melakukan crossover seenak perut antara kehidupan nyata dan animasi favorit.

"UDAH SEWA NAIK KENA HUKUM RAJAM PULA! MAI-CHAAAN MAI-CHAAAN JEMPUT AKU!" Teori Albert Einstein benar adanya; hal yang tak terhingga adalah alam semesta serta kebodohan manusia macam Aomine Daiki.

"BAD LUCK BANGET-NANODAYO! TAU GINI BELI BEBEK KARET YANG MAHALAN DIKIT BIAR LUCKY CHANCE-NYA NAIK!" Harga lucky item tidak mempengaruhi tingkat keberuntunganmu, nak Midorima. Mau bebek karet seratus yen atau sejuta yen kalau namanya nasib jelek yang jelek aja keles.

"KALO SEWA NAIK NTAR AKU GA BISA BELI CAMILAN LAGI! HUHUHU!" Murasakibara hampir tidak pernah emosional, apalagi menangis. Tapi, sekalinya menangis, dia tidak bisa dihentikan kecuali oleh Avatar, ketua keempat elemen yang tidak lain dan tidak bukan adalah Akashi Seijuurou. Sayangnya, Akashi saat ini sedang tidak hadir di tempat karena satu dan dua hal mendesak yang tidak bisa dijabarkan kepada publik–menurut catatan harian seorang waifu, dia sedang menusuk boneka di toilet kamar mandi seperti Nana yang biasa dilihatnya di televisi dulu. Jadi, tidak ada yang berani mencari sang Avatar yang sekarang jadi pengendali gunting.

Kuroko yang mendengar lolongan pilu para coretcalonsemecoret teman satu rumahnya dari lantai dua hanya bisa ngetwit di aplikasi kicauan burung;

"The dim life which Kuroko lives."

.

.

.

end.

.

NOT GOMEN YEAH UDAH END JADI SAYA NGGAK NGUTANG FIC MULTICHAP LAGI YEY. I AM FREE AND VERY HAPPY. O)-)

... Enggak gitu juga. Pengen dilanjut tapi yeah biasalah males. Iya, disini Kuroko adalah keponakannya Alex, landlord di mansion yang ditinggali Kisedai. Kok, bisa? Ya dat power of Alternate Universe. Disini banyak fandom lain numpang eksis yah maafkanlah. Oh iya, Nana yang dimaksud itu temennya Shin-chan di Crayon Shin-chan yang kalo kesel hobi mukulin boneka kelincinya di toilet–anyone? Remember?

Saya sendiri nggak ngerti kenapa belakangan saya cuma nulis fanfiksi ngaco kayak gini. :""") Ini beneran cuma buat lepas stres doang, jadi seriusan nggak janji bakal lanjut. Let it go, let it go.

Review?