TEST
.
.
December28
.
Cast: Jung Daehyun – Choi Junhong
Secret members
.
Genre: Romance, Drama, other
.
Warning: BOYXBOY, Not EYD, OOC, Typo, Don't like don't read.
NC!
This is Daelo Fanfiction
.
Lets Start
.
….
"WOAH! Itu pemerkosaan Junhong!"
Daehyun berteriak heboh, melempar komik di tangannya lalu berbalik cepat kearah Junhong yang menunduk dalam.
"Lalu, bagaimana selanjutnya?"
"Tidak ada selanjutnya hyung! Aku ketakutan lalu berlari keluar apartemennya"
Daehyun tertawa keras, memukul kepala Junhong yang hanya bisa meringis seperti biasa.
Mungkin pilihan yang salah karena Junhong datang ke tempat Daehyun setelah kejadian sore tadi, niatnya untuk bercerita berharap Daehyun simpati dan memberi solusi. Tapi nyatanya, si Bodoh itu malah terbahak keras dan bergulingan di atas ranjang kamarnya.
"Apa Sunhwa noona meneleponmu? Dia pasti patah hati karena kau tolak"
"Aku masih di bawah umur jika kau lupa Jung Mesum"
Daehyun kembali tertawa, menendang bokong Junhong yang sedang duduk di tepi ranjang hingga terjatuh ke lantai.
"Kau harusnya yang memulai lebih dulu, kau laki-laki kan?"
Junhong menyipitkan matanya kesal, menatap Daehyun yang tengah tertawa sambil menggaruk pipinya khas paman tua di tempat sauna.
"Aku laki-laki sehat dan normal, sejahtera dan tumbuh dengan baik"
"Ck! Kalau begitu apa salahnya jika sedikit lebih berani, kau sudah berpacaran cukup lama dengan Sunhwa Noona"
"Aku masih di bawah umur demi Tuhan hyung! Apa kau tuli!"
"Siapa yang menyuruhmu berteriak bodoh!"
Daehyun menghampiri Junhong, menjepit kepala Junhong diantara ketiaknya lalu menjitak kepala Junhong tanpa henti.
"A-ampun hyung~"
"Lihat ini, apa ada lelaki sehat meminta ampun hanya karena di jepit begini?"
Junhong mendongak di tengah jepitan Daehyun, terkekeh lebar menatap Daehyun yang akhirnya ikut terkekeh.
"Jadi kau ingin bagaimana selanjutnya?"
"Aku tidak tau, mungkin lain kali aku harus memakai baju tertutup agar Sunhwa Noona tidak bisa melakukan macam-macam"
"Ckckckck, wanita itu memang agresif jika sudah bertemu lelaki bodoh sepertimu"
Junhong tak menjawab, hanya bisa menghela nafasnya dan ikut berbaring di ranjang Daehyun. Kembali teringat kala tangan lentik Sunhwa perlahan membelai pahanya, salahnya yang memakai celana pendek ke tempat Sunhwa. Tapi bukan juga salahnya jika mengingat ini musim panas.
"Hhhh~"
Daehyun terkekeh mendengarnya, berbalik menghadap Junhong dan melihat Junhong yang tengah menutup matanya sambil bergumam tak jelas.
"Hyung.."
"Apa?"
"Aku normal kan?"
Daehyun melebarkan matanya kaget, sedikit mundur kala mendengar pertanyaan aneh Junhong yang datang tiba-tiba.
"Maksudmu?"
"Sunhwa noona jelas-jelas menempelkan dadanya di lenganku, dia berkali-kali memancingku untuk menciumnya dan lain-lain"
"Lalu?"
"Tapi aku…tidak merasakan apapun"
Junhong membuka matanya, menatap Daehyun yang juga tengah menatapnya dalam diam.
Keduanya lambat-lambat larut dalam keheningan, Daehyun dan Junhong masih terus bertatapan seakan berbicara dan bercanda lewat tatapan mata.
"Kau mungkin tidak suka wanita agresif seperti Sunhwa noona"
Daehyun mencoba menjawab realistis, sedikit membasahi kerongkongannya kala kaus longgar Junhong terkesiap sedikit sehingga menampilkan bahu Junhong yang putih dan jujur ia tak bisa melepaskan matanya dari bahu itu.
"Aku juga tidak merasakan apapun saat melakukan Drama di festival sekolah bersama Sulli hyung"
"Jujur aku tidak terlalu mengerti, tapi menurutku kau-"
Ucapan Daehyun terhenti, Daehyun melebarkan matanya kala melihat Junhong yang tiba-tiba membuka kaus longgarnya.
"YA! KENAPA KAU BUKA BAJUMU!"
"Panas hyung.. Besok panggilah tukang service untuk memperbaiki AC mu"
"I-itu urusanku! Cepat pakai bajumu!"
"Aish benar-benar!"
Junhong merengek kesal, kembali memakai kausnya dengan cepat dan mencoba mengabaikan tatapan mata Daehyun yang terus mengarah padanya, Junhong tak tau…entah perasaannya saja atau memang udara di dalam kamar Daehyun menjadi semakin memanas.
"Kalau kau hyung? Bagaimana hubunganmu dengan Hyosung noona?"
"Baik, tak ada masalah"
"Kau pasti senang, karena kau bisa berdebar hebat dan bahagia jika sedang disisi kekasihmu"
Daehyun terdiam, tampak berfikir sejenak sampai akhirnya menggeleng kecil.
"Aku..tidak merasakan apapun kecuali nyaman"
"Hng?"
"Berdebar hebat seperti yang kau katakan..aku tidak merasakannya"
Junhong menoleh menghadap Daehyun, menatap wajah Daehyun yang tengah memandang langit-langit kamarnya dalam diam.
Junhong perlahan menyusuri wajah Daehyun dengan tatapannya, rambut hitamnya…Mata tajamnya…Hidung dan bibirnya-
"Junhong-ah"
Junhong terbatuk kecil, sedikit kaget karena Daehyun yang tiba-tiba berbalik manghadapnya yang tengah serius menatap wajah Daehyun.
"Hm?"
"Apa aku normal?" Daehyun berseru pelan, tertawa sendiri karena merasa pertanyaannya terlalu lucu untuk sekedar menjadi pertanyaan.
"Apa bedanya normal dan tidak hyung?"
Daehyun tersenyum mendengarnya, bergegas bangkit dan menarik Junhong untuk ikut bangkit dan duduk berhadapan dengan Daehyun diatas kasur.
"Bagaimana kalau kita coba?"
"Apa?"
"Test kenormalan"
Mata Junhong menyipit lucu, tak paham dengan ucapan Daehyun yang tengah terkekeh lebar seakan idenya datang langsung dari langit.
"Bagamana testnya?"
"Begini…" Daehyun perlahan meraih tangan Junhong yang sedikit kaget, mengusapnya perlahan dan mencuri lirik kearah Junhong yang wajahnya memerah samar.
"Selanjutnya…." Kali ini Daehyun menarik tubuh Junhong untuk masuk ke dalam pelukannya, mencium sedikit leher Junhong yang tubuhnya langsung menegang kaku.
Nafas keduanya mulai bertambah cepat, Daehyun mulai berani memasukkan tangannya ke dalam kaus Junhong yang mendesah pelan karena kaget.
"Hyung.."
"Lanjutkan atau?"
"Ini hanya test, lanjutkan saja"
Daehyun entah mengapa tersenyum senang, kembali menciumi leher Junhong yang sedikit mendongak untuk memberikan Daehyun ruang untuk memperbanyak ciumannya di leher panjang miliknya.
"Kau..harum"
Junhong berkeringat, jantungnya memompa cepat kala Daehyun berbisik padanya dengan suara rendah dan nafasnya yang menggelitik kulit Junhong.
Junhong mulai mengangkat tangannya, dengan insting ia membawa tangannya untuk mengusap kepala Daehyun yang masih kecanduan mengecupi leher Junhong.
"Selanjutnya…."
Entah karena apa, setiap kata yang keluar dari mulut Daehyun mampu membuat darah Junhong seakan naik ke kepala. Junhong mengusap belakang leher Daehyun yang terkekeh kecil namun sialnya terdengar sexy.
"Aku akan menciummu, kau tidak apa-apa?"
Junhong menutup matanya, mengangguk cepat dan mencoba mengontrol detak jantungnya yang kacau disisi lain tak sabar untuk kembali menerima ciuman Daehyun pada kulitnya.
Daehyun menarik nafasnya.
Mulai mendekatkan bibir tebalnya pada pipi Junhong dan terus merambat ke ujung bibir tipis Junhong.
Keduanya terdiam sesaat, melihat Junhong yang tak masalah akhirnya Daehyun menarik pinggul Junhong untuk berada lebih dekat dengan dirinya.
Membuka mulutnya dan mulai menarik bibir tipis Junhong yang manis dan lembab.
Daehyun mulai membelai pipi Junhong yang masih terus menutup matanya dan sedikit melenguh kala merasakan ciuman Daehyun menjadi semakin dalam.
"Akan lebih baik jika kau membalas ciumanku Junhong"
Daehyun kembali berkata dengan suara rendahnya, membuat Junhong yang semula terdiam mencoba berani membuka bibirnya untuk menarik bibir bagian bawah milik Daehyun.
Rasanya luar biasa, Junhong bahkan harus mengontrol seluruh bagian tubuhnya untuk tidak bergetar karena nikmatnya ciuman Daehyun dengan gerak tangannya yang cepat.
"Selanjutnya atau-?"
Junhong tak menjawab, mencoba menjemput bibir tebal Daehyun dan membawa dirinya berbaring karena dorongan Daehyun yang perlahan pada dadanya.
Junhong memeluk tubuh Daehyun erat-erat, mendesah cepat kala tangan Daehyun mulai merambat masuk ke dalam celana pendeknya.
Daehyun melepaskan ciuman itu, menarik cepat celana Junhong yang tengah sibuk mengatur nafasnya di atas sana. Daehyun langsung meraih milik Junhong dan mengurutnya lembut.
Daehyun juga laki-laki dan Daehyun tau, urutan tangan dengan metode ini rasanya lebih nikmat dibandingkan dengan mengurutnya sembarang.
Wajah Junhong sudah memerah padam, nafas Daehyun juga sudah naik turun dengan kerongkongannya yang kering.
"Ini hanya test okay?" Daehyun bahkan ragu dengan pertanyaannya sendiri, tangannya mulai mengusap paha dalam Junhong yang langsung menutup matanya rapat-rapat.
Usapannya perlahan mulai naik ke ujung pangkal milik Junhong, membuat Junhong yang sejak tadi menahan dirinya langsung bergetar dan mencengkram lengan Daehyun.
"Hyungh."
Junhong laki-laki, dan sebagai laki-laki ia tau bahwa mendesah adalah hal yang harus di tahan jika sudah masuk ke arena ranjang.
Semakin sedikit mendesah, maka semakin jantan seorang laki-laki.
Namun, salahkan gerak tangan Daehyun dan usapannya yang lembut sehingga membuat tatapannya melayang dan menggelap.
Junhong mendesah, menjadi bodoh dan mengulurkan tangannya untuk menarik kepala Daehyun mendekat lalu kembali menciumnya.
"Biar ku lepas celana milikku"
Daehyun kembali berbisik, mengecup sedikit telinga Junhong dan dengan cepat membuka celana pendeknya.
Mungkin ini yang orang lain katakana nafsu, menjadi sahabat Daehyun selama beberapa tahun nyatanya tak membuat Junhong menarik diri dari kegiatan gila ini.
Junhong tak mau ini cepat berakhir, Junhong tak mau melepas panas tubuh Daehyun yang seakan mengalir ke dalam kulitnya.
"Buka mulutmu Junhong"
Daehyun perlahan mulai merangkak naik, membuat kepala Junhong terkurung diantara kedua paha Daehyun.
Junhong melihatnya, sesuatu yang berdiri dan tepat di depan matanya.
"Hyung.." Ia ragu, namun Daehyun mengusap kepalanya, seakan memberi tau bahwa hal seperti ini biasa dan tak ada yang salah jika mereka melakukannya.
Junhong mulai membuka mulutnya, menggenggam milik Daehyun dan mendorongnya perlahan masuk ke dalam mulutnya.
Rasanya aneh, rasanya asing dan rasanya tidak baik.
Tapi saat Junhong mendongak dan melihat wajah Daehyun yang tengah mengeram nikmat, Junhong fikir ini baik-baik saja.
Maka Junhong terus melakukan itu, kembali mendorong milik Daehyun untuk masuk ke dalam mulutnya dan mecoba ikut menikmati sama halnya dengan Daehyun.
…..
Daehyun menggenggam tangan Junhong, tubuh keduanya sudah polos dan berkeringat. Nafas keduanya masih kasar dan tidak beraturan.
"Lalu apa?"
Junhong menoleh kearah Daehyun, membalas genggaman tangan Daehyun dan tersenyum kecil. Daehyun membalas tatapan mata Junhong, mengulurkan tangannya untuk mengusap noda diujung bibir Junhong yang memerah dan sedikit bengkak.
"Kita lengket"
"Aku tau hyung" Junhong kembali terkekeh, maju mendekat lalu merebahkan kepalanya pada dada Daehyun yang masih turun naik.
"Kita belum melakukan intinya"
Junhong mengangguk, mengeratkan pelukannya pada tubuh Daehyun kala merasakan Daehyun mengusap kepalanya sayang.
"Kau mau?"
"Kita sudah di ujung jalan hyung"
"Ya, aku mungkin bisa gila jika kita berhenti sebelum masuk ke dalam intinya"
Junhong mendongak, tertawa kecil kala melihat Daehyun memajukan bibirnya menggoda Junhong.
"Bibirmu tampak kacau"
"Salahkan pemuda yang mengaku masih di bawah umur ini, dia terus menarik bibirku tak main-main"
Junhong kembali tertawa, mulai bangkit untuk meraih jaketnya sebelum tangan Daehyun menghalangi.
"Kau bilang kita sudah di ujung jalan Junhong"
"Sekarang?"
"Kapan lagi?"
Junhong tampak berfikir, memandang mata Daehyun yang kembali mengabut karena nafsu.
"Kau tau ini akan menjadi yang pertama untukku hyung"
"Begitu juga aku"
"Berjanji melakukannya perlahan?"
Daehyun mengangguk yakin, menarik tangan Junhong untuk kembali naik keatas kasur dan berbaring disana.
Daehyun sudah berada diatas tubuh Junhong, mengusap bibir Junhong dan mulai menggerakkan bagian tubuh bawahnya agar beradu dengan milik Junhong.
"Hmhh.."
Junhong mendesah kecil, mulai membuka kakinya dan menutup matanya rapat-rapat.
Tersentak kaget kala merasakan satu jari Daehyun mulai merambat masuk dan mengoyak bagian tubuhnya.
"Katakan jika kau merasa tidak nyaman"
Junhong mengangguk, tersenyum kecil saat membayangkan bagian tubuh Daehyun yang tak lama lagi akan masuk ke dalam dirinya.
Waktu berlalu.
Satu jari, dua jari hingga yang ketiga. Mereka lalui tanpa ada beban.
Menjadi sahabat yang mengenal sangat baik nyatanya berguna dalam keadaan seperti ini.
"Menungging Junhong"
Junhong membalikkan badannya, menuruti perintah Daehyun dan mengeram kala merasakan sesuatu yang kasar dan kaku mulai masuk ke dalam tubuhnya.
"Hngh..Umhh.."
Daehyun mendesah dan Junhong benci mendengarnya.
Tubuh Junhong dapat bereaksi cepat hanya dengan satu gumaman tak jelas yang keluar dari bibir tebal Daehyun.
Daehyun mulai bergerak, ini sakit dan menyenangkan disaat yang bersamaan, Junhong menutup wajahnya dengan bantal lalu bebas mendesah disana.
Merasakan kenikmatan yang mulai datang kala Daehyun mendorong miliknya lebih cepat dengan ritme yang teratur.
"Hyungh..hhhm, ohhgg"
Junhong menggila, sedikit tak puas dengan kenikmatan yang belum sampai pada ujungnya. maka Junhong ikut bergerak melawan arah membuat kegiatan mereka menjadi semakin panas dan tak terkendali.
Junhong sedikit menoleh di tengah kegiatannya, melirik Daehyun yang mendongak dengan bibir tebalnya yang terbuka lengkap dengan erangan nikmat yang keluar dari sana. Dengan melihatnya saja Junhong tau bahwa Daehyun sangat menikmati kegiatan ini.
Maka Junhong bergerak tak kalah cepat, terus bergerak hingga merasakan pandangannya yang memutih dan berputar. Nafasnya mulai tersengal dan desahannya mulai terputus.
Junhong sudah sampai puncaknya namun tidak dengan Daehyun, kali ini Daehyun membalikkan tubuh Junhong dan bergerak cepat dengan umpatannya, tak lama kemudian Junhong mendengar suara Daehyun yang mengeram keras dengan tubuhnya yang bergetar hebat.
Daehyun menyelesaikannya, begitu juga dengan Junhong.
"Hhhn…"
Junhong tersenyum, merasakan tubuhnya mulai melemas dan pandangan matanya mulai menggelap.
Ia kelelahan dan butuh tidur, Daehyun mungkin sadar akan itu.
Karena sebelum Junhong menutup matanya ia masih mendengar suara Daehyun yang berbisik.
"Tidurlah, aku akan menjagamu"
Lalu perlahan Junhong mulai masuk ke dalam mimpinya.
…..
…..
Pagi hari, tubuh Junhong sakit dan terasa kaku. Mengusap lengannya yang masih lengket dan aroma khas sperma tersebar hampir ke seluruh sisi kamar Daehyun.
"Hyung?"
Junhong menyapu pandangannya, melirik ke balik pintu kamar mandi dan tidak menemukan Daehyun disana.
"Kemana si bodoh itu?"
Walau mengumpat tapi nyatanya Junhong tak bisa melepaskan senyuman manis di bibir tipisnya, pipinya mulai kembali memerah dan Junhong menyukai perasaan ini.
"Apa dia di luar?"
Junhong perlahan bangkit dan memakai jaketnya cepat, sedikit meringis kala ia memakai celananya yang harus cepat ia ganti setelah ia sampai di rumahnya nanti.
"Hyung?"
Junhong menoleh keluar kamar, memandang sekeliling apartemen dan tidak menemukan Daehyun di-
"Hmmh~"
Junhong melebarkan matanya kaget saat melihat Hyosung dan Daehyun disana, Hyosung tengah mencium Daehyun agresif dan Junhong dapat melihat tangan Daehyun yang melingkar nyaman di atas bokong Hyosung.
Junhong bergetar shock, bahkan nyeri tubuhnya masih dapat ia rasakan melekat dan menjalar hingga ke kuku kakinya. Tapi Daehyun, dia…..
"Hyung?"
Kedua orang itu sadar dan mulai melepas ciuman itu. keduanya menoleh kearah Junhong dengan tatapan berbeda.
Jika Hyosung memandangnya dengan kaget maka Daehyu hanya bisa menatap Junhong dengan pandangan kosong.
"Junhong, kau-"
"Aku menginap semalam noona, hehehe" Junhong terkekeh canggung walau nyatanya air mata sudah berada di ujung mata.
"Kalian lanjutkan saja, biar aku pulang dan-"
"Biar ku antar, aku bersiap-"
Junhong menggeleng cepat mendengar suara Daehyun. Mundur selangkah dan kembali memaksakan senyumnya untuk pasangan itu.
"Aku pulang dulu, Noona dan …hyung"
Junhong berbalik cepat, berjalan dan mencoba menahan sakit di sekujur tubuhnya. Mengusap kasar air matanya dan tertawa kecil karena mengasihani dirinya sendiri.
Test kenormalan.
Dia tau akhirnya sekarang.
Daehyun tentu saja normal, tapi dirinya…tidak.
Mungkin Junhong patut bahagia karena akhirnya mengetahui jelas bagaimana perasaannya.
Tapi disisi lain, Junhong juga layak bersedih karena akhirnya mengetaui bahwa orang yang disukainya tak memiliki perasaan yang sama sepertinya.
Test kenormalan ini…..apa harus Junhong berterima kasih?
Atau Junhong harus menyesal karena melakukannya.
…..
TBC
…..
