Title: Nothing
Author: Lee Shikuni
Archip: Yaoi, One Shoot, Drabble, T
Genre: Romance, Angst
Cast:
-Kim Tae Hyung a.k.a V (BTS)
-Jeon Jung Kook (BTS)
-And OC
Warning: Typo(s), GJ, Rumit, belibet, Yaoi FanFic! Pair: VKook, DLDR! RnR, please...
A/n: Idenya dapet wkt bantuin Mom nguras kulkas. Hope U like it! Happy reading~ ^^
AUTHOR POV
BRUK!
"Hei! Menjauh darinya!" teriak seseorang yang membuat kegiatan 3 orang lainnya terhenti. Mereka menoleh sangar kemudian mendecih kesal meremehkan.
"Hei, Bung. Memangnya kau siapa berani-beraninya menjeda kegiatan kami, huh?" ucap salah seorang dari ketiga berandalan antah-barantah itu. Namja yang barusan berteriak menatapnya tajam.
"Lepaskan dia, atau kuhajar kalian." desisan tajam keluar dari namja berambut oranye terang itu.
"Huh? Cih! Bisa apa kau namja kurus?" ledek satu dari yang lainnya.
Namja berambut oranye itu mendelik, menjadi awal ketiga orang lainnya menyerangnya. Hebatnya, hanya dalam waktu 2 menit ketiga namja so' kuat itu tumbang satu-persatu. Namja berambut oranye itu mendekat pada korban bully. Yah~ Ketiga orang itu mem-bully seorang anak manusia yang mirip kelinci. Mungkin memang blasteran manusia dan kelinci. Atau... memang anak kelinci?
"Hei, neo gwaenchana?" tanya namja berambut oranye itu sembari mengulurkan tangannya. Namja kelinci itu dengan ragu meraihnya dan berdiri.
"Nan gwaenchanayo. Gamsahamnida." jawab namja kelinci itu gugup. Masih agak takut, juga.
"Jangan terlalu formal begitu. Naneun V imnida. Bangapta." namja bersurai oranye itu memperkenalkan dirinya dengan senyum kotak yang menjadi khas-nya.
"Naneun Jeon Jung Kook imnida. Nado bangapta." respon si namja kelinci masih gugup.
"Kajja, kuantar kau pulang." V menarik tangan Jung Kook cepat untuk berjalan berdampingan.
AUTHOR POV END
JUNG KOOK POV
Aku berjalan dengan kepala tertunduk. Masih agak gugup dan takut. Tautan tangan kami sudah terlepas saking aku gugupnya. Sial, kenapa juga aku seperti orang yang sakit jantung begini? Degupannya sulit kukontrol.
Aku melirik syal kotak-kotak hitam dan merah milik V. Syal itu sangat panjang hingga menjuntai ke tanah.
"Mianh, gara-gara aku kau jadi berkelahi. Apa sakit?" tanyaku agak khawatir, seingatku ia terpukul cukup keras. Hei, V itu anak orang. Aku melukai anak orang secara tidak langsung. V menoleh dan tersenyum.
"Ani, nan gwaenchanayo. Aku tidak sakit sama sekali." aku menatapnya meminta kekujuran. "Jinjja!" baiklah, itu cukup. Aku menatap ke depan.
"Eee... V Hyung, syalmu menjuntai ke tanah." peringatku, mungkin saja ia tak sadar. Dan aku harap aku tidak salah panggil, karena V terlihat lebih tua dariku.
"Eoh, ne. Gwaenchana. Aku sengaja." kali ini aku memandangnya heran. "Wae? It's my style." aku menghembuskan nafas tak mengerti. Membuat kepulan uap hangat di depanku. Musim dingin ini cukup dingin dan V Hyung terlalu memakai bahan tipis di luar sini. Apa ia tak kedinginan?
Kulitnya putih-pucat dan manik matanya hitam legam. Rambutnya diwarnai seberani itu dengan mata sipit yang indah. Bibir tebalnya terlihat mempertampan wajahnya. Dia tinggi meski kurus dengan pipi tirus. Agak aneh. Orang ini agak aneh menurutku.
"Kenapa Hyung menolongku?" tanyaku membuka topik pembicaraan. Ia menoleh dan menatapku ramah.
"Aku hanya kebetulan sedang jalan-jalan. Dan aku melihatmu di sela-sela bangunan toko. Ah, banyak orang-orang bejat seperti itu." jawabnya. Dan anehnya ia tidak bertanya kenapa aku bisa ada dalam keadaan seperti beberapa menit yang lalu. Mungkin agar aku nyaman atau memang ia orang yang cuek tidak mau tahu urusan orang lain?
Aku kembali melirik untaian syal-nya yang sudah penuh dengan kristal-kristal salju lembut yang menempel. Aku meraihnya dan membersihkannya dari salju. Langkah kami terhenti dan ia hanya menatapku tak mengerti.
"Tidak perlu, Kookkie." gumamnya. Hei, jangan bilang wajahku memerah hanya karena ia memanggilku seperti itu.
"Syalmu terkena salju dan menyapu jalanan, Hyung. Nanti kotor." ucapku. "Aku pegang saja, ne?"
"Eh? Aku bukan seorang mempelai yeoja. Lagipula aku tidak keberatan dengan ini. Dengan syal ini menyapu jalan, jadi tidak akan ada orang yang kesulitan berjalan ataupun tergelincir karena salju." ucapnya ringan. Aku hanya pasrah dan melepas syal itu dari genggamanku. Kami kembali berjalan hingga bertemu pada sebuah perempatan dan ia menghentikan langkahnya membuatku menatapnya. "Ah, Kookkie. Mianhnae. Aku baru ingat aku punya urusan. Aku pikir aku hanya bisa mengantarmu hingga sini." ucapnya yang ntah kenapa membuatku kecewa.
"Eoh, gwaenchana. Lagi pula rumahku sudah dekat dari sini. Hanya tinggal belok kiri."
"Rumahku belok kanan. Yah~ Sekitaran sanalah. Tapi, kau bisa datang ke rumahku. Ini kartu namaku." ia memberikan kartu namamya. Dan aku menatap lekat alamat yang tertera di sana. "Jika kau tersesat, tanyakan pada orang sekitar atas nama Kim Tae Hyung."
"Aku pikir nama Hyung, V."
"Orang-orang banyak yang memanggilku begitu. Jadi sebaiknya kau juga memanggilku begitu agar lebih mudah mencariku." alasannya yang membuatku mengangguk mengerti. "Jika ada apa-apa panggil namaku 3 kali. Terserah yang mana saja. Setelah itu aku akan datang padamu. Dan kau bisa ceritakan apapun padaku." aku terkekeh.
"Hyung seperti hantu, saja. Arraseo. Kapan-kapan aku akan berkunjung." ucapku dan ia mengangguk dan mulai berbelok kearah rumahnya sembari melambaikan tangannya. Aku balik tersenyum dan membalik arah menuju rumahku. Jika boleh jujur, aku tertarik dengannya.
Sudah seminggu aku tidak bertemu dengan V Hyung. Rasanya sangat rindu dan hari ini aku berniat ke rumahnya.
Sebenarnya aku agak janggal dengan alamat ini. Ini kan alamat... ah, mungkin di sekitaran sana.
Tidak terasa aku berjalan dan aku menghentikan langkahku. Aku mendongak menatap ke depan.
"Astaga!" dan seketika aku terkejut saat tersesat di sebuah gerbang pemakaman. Aku menoleh ke sana-kemari hingga seorang namja paruh baya mendekatiku dengan senyum ramah. "Joseonghamnida, apa anda tahu alamat ini? Atas nama Kim Tae Hyung."
"Oh, V~ah?" aku tersenyum senang lalu mengangguk. "Ye, lewat sini. Ikuti aku."
Aku benar-benar bingung saat namja paruh baya itu mengantarku ke sini dan berpamitan padaku. Aku menggeleng tak mengerti dan mulai menelisik batu nisan di hadapanku.
"Kim Tae Hyung, astaga!" aku hampir terlonjak kaget saat membaca tulisan di batu nisan itu.
Aku mendekati batu nisan itu dengan pandangan tak mengerti. Ada foto kecil seorang namja dengan senyum kotaknya. Aku mengambil bingkainya dan mengamatinya.
Senyuman yang sama seperti V Hyung. Apa Kim Tae Hyung dan V Hyung itu berbeda? Tapi setelah aku mengingat lagi perkataan terakhir V Hyung aku menggeleng. Mereka orang yang sama. Aku kembali menatap foto itu. Di sini rambut namja itu masih sama hitamnya dengan rambutku. Hitam legam, sangat serasi dengan manik matanya, sama seperti V Hyung. Sepertinya dengan berat hati kusimpulkan jika memang benar ini V Hyung yang kucari.
Aku menatap batu nisan itu. Rasa bersalah ntah kenapa mendera hatiku. Baru seminggu aku tak bertemu dengannya tapi... kenapa ia sudah... Aku melirik tahun kematiannya dan seketika tubuhku menegang. Ia meninggal 2 tahun yang lalu. Berarti... yang minggu lalu itu... apa? Apa maksudnya?
Dan aku baru menyadari jika ada syal bermotif kotak hitam dan merah di batu nisan itu. Aku mengambilnya dan memandangnya dengan mata yang tiba-tiba memanas. Ini syal yang V Hyung pakai minggu lalu. Aku menoleh ke segala arah, tapi tak menemukan siapapun. Sebenarnya apa artinya ini?
Tiba-tiba aku teringat pesannya. Iya, panggil namanya.
"V Hyung~ V Hyung... V Hyung." aku menutup mataku membuat genangan air pada mata itu membuat anak sungai di pipi tirusku. Aku sadar tubuhku agak bergetar menahan isakan. Oh, ayolah. Ini bukan akhir dunia. Tapi ntah kenapa rasanya, dalam seketika hatiku hampa.
Aku terhenyak saat seseorang mengambil syal yang kupegang. Aku mendongak dan mematung di tempat dengan air mata yang terus mengalir.
"Mianh, ini punyaku. Jika aku kedinginan bagaimana, Kookkie?" godanya dan seketika aku mengerjap. "Uljimma..."
"V Hyung..." bisikku tak percaya. Namja bersurai oranye itu kini di depan mataku. Tengah membenahi syal super panjangnya seperti style-nya.
"Nah, selamat datang di rumahku, Kookkie~"
JUNG KOOK POV END
~The End~
A/n. Eotthae? Review, please... ^^
