FanFic Collab by © HoMin 'eLLim' YunMin

(kolaborasi author HoMin 'EL' dengan Yunmin heart (Lim))

.

HoMin

.

Rate T

.

THE FARTHEST

(ch 1)

WARN: Bahasa Campur aduk, karena tiap paragraf beda author, dan kemungkinan besar Author HoMin 'eL' bikin typos disini LOL

enjoy

Changmin pemuda berusia 24 tahun itu membuka sebuah kotak berwarna biru di tangannya. Dia duduk di kasur king Zise-nya kini. Pakaiannya sangat rapi. Kemeja berwarna putih susu itu melekat di tubuhnya tak luput bunga lili mengiasi kantong di dada kirinya. dia sangat tampan.

Namun juga cantik...

Changmin mengambil benda silver dari dalam kotak tersebut. Menaruhnya di telapak tangan, dan sedikit di mainkan dengan jemarinya.

Benda itu berbentuk bulat. Dengan hisan permata di sekelilingnya. Changmin tersenyum getir saat ia mulai memasangkan benda itu di jari manisnya.

Bibirnya mulai bergetar. Matanya panas. Dan mulai memproduksi cairan bening yang sebentar lagi meluncur di pipinya.

Dia sangat merindukan pemilik Cincin itu...

Belahan jiwanya...

Jung Yunho...

Yang 30 menit lagi akan menikahi sepupunya...

Changmin masih terpaku dikamarnya yang sepi. Sepi ini tidak ada apa-apanya. Sepi dihatinya luar biasa menggigit.

Tidak pernah ada hari seburuk ini dalam hidupnya.
Bisakah waktu berhenti berputar saja saat ini. Atau cukup lenyapkan saja dia dari muka bumi. Lenyap bersama semua perih itu.

Hidup baginya tidak pernah lagi sama sejak hari ini. Haruskah Changmin datang? Bisakah kakinya menumpu tubuhnya ketika mendengar janji suci itu diucapkan. Tanda Yunho telah utuh termiliki. Termiliki oleh bukan dia...

Bisakah dia menahan diri?

Harusnya Changmin tidak perlu datang. Tidak perlu membuat dirinya terluka lebih dalam. Tapi tidak bisa... Setengah hatinya ingin pergi... mungkin saja ada keajaiban.. Siapa tau Yunho berubah pikiran.. Siapa tau...

Changmin mengusap cincin dijemarinya dalam-dalam..

.

.

.

Pemuda tampan itu merapikan Tuxedonya, dia tersenyum getir melihat awan biru lewat berandanya.

Sebentar lagi dia menikah...

Pikiranya mulai kembali ke masa lalu diamana dia masih bisa bersendau gurau, memeluk tubuh kekasihnya, bagaimana senyum kekasihnya merekah, saat ia mengooda dan menyentuh setiap bagian tubuhnya yang sensitive, bagaimana suara kekasihnya memanggilnya sayang...

Memanjakan telinganya...

Jung Yunho nama pemuda tampan bertuxedo itu. ia memejamkan matanya erat. Meresapi tiap rasa sakit yang mengalir di seluruh tubuhnya..

'Hyung...saranghae...'

Suara kekasihnya berbutar di kepalanya. Membuatnya frustasi. Haruskah ia melakukan ini semua.

Sejahat itukah dirinya?

Setelah bertahun-tahun meninggalkan kekasihnya..

Dan saat kembali malah mengkhianatinya...

Dan nama kekasihnya itu Shim Changmin...

.

.

.

Changmin kacau. Acak. Sakit. Sakit itu perlahan memicu amarah. Menyulut benci. Benci yang ingin dia kendalikan kuat-kuat.

Bagaimana bisa dia diperlakukan seperti ini.. Bagaimana nasib bisa seburuk ini menghingggapi langkahnya.

Harusnya dia tidak percaya. Ketika Yunho pergi mestinya dia juga turut meninggalkan lingkaran itu.

"Changmin.. Tunggu aku..." Yunho menyelipkan sesuatu. Logam bulat itu meninggalkan dingin di telapak tangannya yang basah.

Dia harusnya tidak menunggu. Menunggu dalam kebodohan. Berharap penantiannya akan berujung pada indah.

Kenyataan tidak begitu. Yunho berkhianat. Dia datang dengan sepucuk undangan.

Keparat dia..

Dan lebih keparat lagi hatinya, hatinya yang masih terlalu cinta.

"Harusnya aku tak pernah bertemu denganmu hyung..." suaranya pecah, seperti segelas air yang penuh dan jatuh dari atas meja. Pecah menjadi kepingan kaca Yang berserakan di lantai yang dingin.

Sedingin suasana hatinya sekarang. Butiran bening itu meluncur sekali lagi di pipinya. Dia tidak ingin menangis. Dia tidak ingin terlihat lemah. Tidak akan pernah.

Changmin menghembuskan nafas panjangnya, mungkin ini memang sudah batasnya.

Batas hubungan mereka...

Benarkah?

Kau bukan tuhan Changmin

Dan kaki itu pun pergi meninggalkan ruangannya yang dingin. Melangkah maju. Menghadapi perih di depan sana

Dia tahu... dia bukan tuhan

.

.

.

"Yunho… kau harus sudah turun nak" Jung dong hwa memanggil anaknya. Lelaki paruh baya itu mengembangkan senyumnya. Yunho yang melihat ayahnya. Langsung tersenyum. tulus penuh keterpaksaan. Dia hanya tidak ingin mengecewakan orang tuanya.

"Ya.. ayah.." dia pun mendekat ke sosok paling ia hormati itu. memeluknya erat sebelum keluar bersama menuju altar… dimana Shim…

Yah… Shim marga calon istrinya, namun bukan kekasihnya…

Istrinya ini Shim yang lain…

Shim Tae hee.

Changmin memantapkan kakinya. Lelah tawar menawar dengan hatinya. Dia tau egonya akan kalah. Hanya lelaki itu yang bisa membuat dia menyerah.

Dingin
Bahkan udara diluar mengerti bagaimana hatinya saat ini.
Changmin tidak perlu teman, sedang tidak butuh siapa-siapa. Biarlah kerapuhan itu dia pikul sendiri. Tidak akan ada yang mengerti, jadi untuk apa berbagi.

Getir
Menggigiti bibirnya kuat-kuat.
Pernikahan . Itu ada dalam bayangannya. Orang itu pernah menjanjikannya. Dia tidak mengingkari janji sepenuhnya. Yunho benar-benar menikahi Shim.

Shim Tae Hee itu jelas beruntung. Merebut Yunho tanpa perlu menunggu. Tanpa tau bahwa dia menyakiti hati seseorang. Tanpa tau bahwa kehidupan seseorang saat ini ada dititik paling rendah.

Changmin membawa mobil kencang-kencang.. melaju menebas angin. Tidak ingin terlambat. Harus tepat waktu.

Yunho berharap Changmin tidak datang. Mengundang sudah cukup menyakiti. Dia tidak ingin melihat lelaki itu berdiri memaksakan diri. Terlalu jahat untuk Yunho. Tapi dia tidak punya kuasa. Ayahnya sakit keras. Waktunya tidak banyak. Satu-satunya keinginannya ingin melihat Yunho menikah. Menikah dengan pilihannya.

Shim tae hee, harga mati untuk ayahnya. Tidak ada ruang untuk Shim yang lainnya. Menebus bahagianya dengan kebahagiaan ayahnya.

Shim tae hee terlihat cantik dengan gaun putih itu. Senyumnya mengembang sempurna. Menantinya di depan altar.

Namun bibir indah ituberhenti melabar. Dan hanya Kaku.

Semua syarafnya kaku. Ketika melihat sang pendamping pria sang pengantin.

Hati Yunho teriris. Dia harus tersenyum di saat hatinya perih. Harus menahan luapan emosi dalam dadanya.

Haruskah?

Harsukah dia mengalami ini?

Menikah di depan kekasihmu?

Haruskah kau menyakiti kekasihmu sejauh ini Jung Yunho?!

Tepukan ayahnya di bahunya membangunkanya dari dunia kesakitan. Perlahan dia melangkah.

Wajah itu tetap indah seperti terakhir kali dia meninggalkannya. Walau kini tak terhiasi senyum. Wajah itu tetap cantik... dan mempesona.

Hati Yunho sangat teriris. Alunan Mozart mulai mengalun mengiringi perjalananya Sepanjang virgin roat seperti pecahan beling...

Perih mengiris telapak kakinya...

.

.

.

hidup ini mempermainkan mereka. Telak. Changmin berakting sempurna. Dia tidak terlambat. Tugas sebagai pendamping pria ini harus sempurna. Terakhir kalinya dia muncul dihadapan Yunho. Terakhir kalinya sebelum dia memilih untuk pergi.

Lelaki separuh baya itu tersenyum ke arahnya. Senyum yang tidak bisa Changmin tebak. Dia ingat betul ketika ayah yunho meminta. Permintaannya tidak tanggung - tanggung. Tapi disinilah dia. Berdiri. Menjadi saksi. Saksi untuk kehancuran hidupnya sendiri.

Langkah ini terasa berat. Memperpendek jarak. Dimata Yunho hanya ada Changmin. Entah apa mereka menyadari. Yunho ingin berhenti. Berhenti tepat didepan lelaki ini. Menggenggam tangan itu.

Tangan itu halus. Lembut. Tangan Shim Tae Hee. Tangan Changmin hanya menggenggam hampa.

TBC

EL:Yak apun limmm FF kita udah jadi… #nengok atas ;A; napa genrenya gini2 bgt lim

Lim: hah udah selesai? *pingsan*

EL: yahh napa lu pinsan! #tabok ;A; ya udah berubung Lim udah pingsan el undur diri dulu yah mina-san Pa-pai~

LOPHE U ALL HOMINOIDS!

EL"LIM

P.S

YANG GAK REPIUW GUE SUMPAHIN GAK DI SAYANG HOMIN
tertanda( EL)

#AuthorEldigebukinMAsa

Lim: ZZzzzzzzzt (keenakan pingsan)

REVIEW PLEASE!