Halloo semuuaa.. author balik lagi dengan membawa fict baru ini fict ke dua saya.

Semoga kalian semua menyukainya..

Don't forget yah, keep reading :DD

NARUTO/MANGA.

.

PAIRING :SASUXSAKU.

.

WARNING : OCC, TYPO, GAJE.

.

Rated T.

.

The Love neighbor

.

Sumary : Sakura Haruno, gadis yang sangat mencitai Uchiha Sasuke tetangga yang tinggal di depan rumahnya. Tiba-tiba harus di tinggal oleh ke dua orang tuanya dan harus tinggal di rumah Sasuke. Bagaimana cerita lengkapanya, silahkan baca. RnR.!

Happy reading.

.

Chapter 1.

.

Mengamati seseorang yang sangat dicintainya dari jauh, itulah yang hanya bisa dilakulkan oleh seorang gadis. Ya gadis itu berparas cantik, setiap orang akan mengenalinya ketika bertemu dengannya, dengan rambut merah mudanya itu semakin cepat seseorang akan mengenalinya, gadis itu bernama Haruno Sakura. Putri saru-satunya dari pasangan Haruno Tsunade dan Haruno Jiraya. Sekitar dua tahun belakangan ini, hanya itu aktifitas yang dia lakukan selain kegiatan perkuliahannya. Di balik sikapnya yang ceria itu dia memendam cinta kepada seorang pemuda di daerah komplek perumahan itu, pemuda tersebut tinggal tepat di depan rumahnya. Sakura, begitu nama gadis itu di panggil oleh teman-temannya, dia sangat mengenal baik kepada kedua orang tua pemuda itu bahkan dia sudah diangap seperti anak sendiri oleh keluarga yang diam-diam dia cintai itu. Namun nasib baik tak selalu berpihak kepadanya, walaupun sikap keluarganya hangat terhadap dirinya tetapi sikap pemuda itu sangat bertolak belakang. Tak pernah sekalipun pemuda itu menaruh perhatiannya kepada Sakura, hanya sikap dingin, cuek, dan penuh misteri itu yang selalu dia perlihatkan kepada seluruh orang termasuk Sakura.

Mentari pagi ini terasa sangat menyengat sang surya bersinar dengan eloknya menambah panas aktifitas dipagi ini. Haruno Sakura, seorang mahasiswi fakultas Ilmu Kedokteran di Konoha University sedang asik berbincang kepada teman-temannya di kantin kampus. Di sana terlihat Namikaze Naruto bersama kekasihnya Hyuga Hitana, Ino Yamanaka dengan Sai, Hyuga Neji dengan Tenten-chan, dan terakhir Temari-chan bersama dengan Shikamaru yang hobinya selalu tidur tapi jangan salah dia itu termasuk mahasiswa yang sangat berprestasi. Dia selalu mendapat nilai ujian di atas rata-rata.

Mari kita perkenalkan peran mereka masing masing.

Pertama Namikaze Naruto dia seorang pemuda yang serampangan namun kadang dia bisa bersikap dewasa melebihi batas pemikiran orang, dia adalah putra satu-satunya keluarga Namikaze, sekaligus pewaris tunggal Namikaze corps. Dia adalah teman sekaligus sahabat yang sangat akrab dengan Uchiha Sasuke, Yup pemuda yang selama ini diam-diam dicintai Sakura. Kuliah di jurusan bisnis manajemen.

Hyuga Hinata adalah kekasih dari Namikaze Naruto. Dia adalah sahabat dari sakura, tempat dimana Sakura dapat menceritakan segalanya kepada Hinata. Hinata adalah anak kedua dari keluarga Hyuga, Anikinya bernama Hyuga Neji, yah saya akan menjelaskan tentang Neji lebih lanjut. Kuliah di jurusan DKV (Design Komunikasi Visual)

Hyuga Neji, putra sulung keluarga Hyuga, kekasih dari Tenten-chan sekaligus menjabat sebagai kakak Hinata yang menjadi sister complex, tau kan maksud sister complex. Di sinilah usaha pemuda Namikaze yang berstatus sebagai kekasih Hinata harus bisa mendapat restu dari sang kakak, yang notabene sangat menyayangi Hinata. Satu fakultas dengan Naruto.

Tenten, *maaf author gga tau nama belakangnya Tenten. Plaakk digampar readers.* cewek satu ini merupakan ketual club bela diri di kampus Konoha University. Banyak yang mengaguminya, namun banyak juga yang takut akan dirinya karena sekali memuat dirinya marah maka kau akan menyesal telah mengenalnya. Tapi dia hanya bisa tunduk kepada Hyuga Neji, ya betul sekali sang kekasih hati. Kuliah di jurusan Ilmu Komunikasi tentang broadcasting *Huaa, jurusan yang author mau, tapi sayang gga di restuin keluarga. Ck*.

Yamanaka Ino, cewek blonde satu ini sangat aktif. Di kampus dia mendapat gelar sebagai 'Ratu Gosip' hmm.. apapun gosipnya nona Yamanaka ini tidak pernah ketinggalan barang sedetik pun. Telinganya bak antena berjalan yang selalu siap siaga menerima pancaran gossip. Dia juga mempunyai toko bunga yang dirintis dari leluhurnya dahulu, tak ayal banyak pelanggan dari toko bunga Ino. Kuliah di jurusan Arsitek.

Uchiha Sai *di sini Sai berperan sebagai kembaran Sasuke namun dia sebagai kakak Sasuke karena dia terlahir lebih dulu beberapa menit, Itachi? Tenang dia masih ada kok, sebagai kakak sulung keluarga Uchiha* bagi yang baru bertemu dengan duo kembar Uchiha ini, maka kalian tidak akan bisa mengenalinya karena paras mereka benar-benar sama. Tapi satu yang membedakannya adalah sifatnya sangat berbeda jauh dengan Sasuke dia adalah seorang pemuda yang baik itu menurut sang pacar Yamanaka Ino. Tapi memang benar kepribadian Sai menurun dari sang Ibunda Uchiha Mikoto baik hati, ramah. Kuliah di jurusan Art Design.

Temari, anggota klub karate dan berstatus sebagai kekasih Shikamaru *author juga gga tau nama belakangnya Shikamaru, maaf banget yah.* hmm. Gadis yang satu ini tipikal orang yang berfikir dengan realita, sehingga dia juga sering menjadi duta kampus di berbagai perlombaan pidato di bidang komunikasi. Seni berpidatonya pun tak ada yang bisa menandingi. Kuliah di fakultas Kedokteran.

Shikamaru, pemuda jenius yang hobinya selalu tidur. Dimana ada kesepatan, di situ pula dia akan tertidur dengan lelapnya sampai-sampai kekasihnya bosan dengan tingkahnya. Tapi tingkat kejeniusannya jangan diragukan lagi, dia selalu dapat berprestasi walaupun tidak memperhatikan penjelasan dosen. Itu pula nilai plus Shikamaru di mata para dosen Konoha University. Kuliah di jurusan Manajemen Telekomunikasi.

Uchiha Sasuke, pemuda dengan paras tampan, cool namun penuh misteri dan juga menjadi pemeran utama laki-laki dalam cerita ini. Di balik sikapnya yang dingin bak 'Pangeran Es' dia menyimpan setuja perasaan untuk seorang gadis yang selalu menyita perhatiannya ya, gadis itu bernama Haruno Sakura. Pemuda satu ini mewarisi sifat dari Uchiha Fugaku, sifat khas dari klan Uchiha. Dia sangat pandai menyimpan perasaanya sehingga tak ada seorangpun yang mengetahuinya. Tentunya pemuda yang satu ini kuliah di jurusan Manajemen Bisnis.

Haruno Sakura, gadis periang yang mempunyai ciri yang sangat unik yaitu rambut merah mudanya. Gadis ini diam-diam memendam perasaan khusus kepada tetangganya, Sasuke tepatnya Uchiha Sasuke. Anak bungsu dari pasangan Uchiha Fugaku dan Uchiha Mikoto. Sejak dari mereka sekolah dasar rasa suka itu muncul di hati Sakura perlahan namun pasti lama-kelamaan perasaan itu berubah menjadi rasa cinta yang dalam dan tulus. Gadis dari fakultas kedokteran ini sangat pandai dan dapat bergaul dengan siapa saja. Dia selalu curhat tentang perasaannya ini kepada sahabatnya Ino, Hinata, Temari dan Tenten.

Baiklah mari kita intip sedikit apa yang sedang mereka bicarakan..

"Bagaimana kalau kita berlibur di vila keluarga Haruno, lagian di sana viewnya sangat bagus. Pemandangan lautnya benar-benar terasa." usul Naturo.

Sekarang ke Sembilan bersahabat ini sedang asik duduk di kantin kampus membicarakan perihal liburan semester kali ini. Tapi ada yang menyadar ketidakhadiran si Uchiha bungsu rupanya.

"Hmm. Aku sih setuju saja, nanti tinggalku bilang sama tou-san dan kaa-san, mereka pasti member izin." ucap Sakura.

"Nah kalau beginikan beres, iyakan semuany…" lanjut Naruto kemudia sedikit berfikir rupanya dia baru menyadari ketidakhadiran sahabatnya ini "..aa, Ah, dimana Teme?" tanya Naruto kepada teman-temannya.

"Hm.. paling dia sibuk dengan kegiatan barunya fhotografi." sela Sai dengan santainya.

"Ah itu dia Sasuke." seru Sakura sambil menunjuk ke arah dimana pemuda yang di sebutkan namanya tadi berada.

Terlihatlah seorang pemuda tampan dengan kamera SLR yang menggantung di lehernya, dia sedang berjalan menuju tempat dimana teman-temannya sedang berkumpul bak seorang pangeran, emerald dan onxy saling bertaut. Namun di bagian sang pemlik emerald timbul guratan merah yang menghiasi ke dua pipinya, tetapi di bagian onxy tetap dengan pandangan datarnya.

"Hei Teme, darimana saja kau?" tanya Naruto ketika Sasuke menduduki tempat kosong di samping Sakura.

"Hn." Balasnya datar.

"Dasar kau itu, ditanya bukannya menjawab malah berkata yang membuat orang tidak mengerti." gerutu Naruto sebal.

Sementara Sakura menahan nafasnya agar menghilangkan rasa nervoursnya duduk di samping Sasuke bahkan dia bisa merasakan deru nafas Sasuke. Sakura berusaha menahan perasaannya sendiri, sementara Sasuke bersikap biasa saja.

"Memangnya ada apa?" tanya Sasuke.

"Kita mau pergi berlibur ke villa keluarga Haruno, semuanya sudah setuju tinggal kau saja lagi Teme. Jadi bagaimana?" tanya Naruto was-was takut sahabatnya yang satu ini tidak mau ikut.

"Hn."

"Ah, baiklah Sasuke sudah setuju. Minggu depan kita berangkat." Naruto riang.

"Memang kamu mau ikut Sasuke?" tanya Sakura datar menutupi kegugupannya.

"Hn." Jawab Sasuke asal. Yang mendapat jawaban itu hanya bisa mendengus kesal, ya dia memang telah terbiasa oleh sikap Sasuke yang kadang seenaknya.

Kesepuluh sahabat ini diam seribu bahasa memikirkan apa saja yang akan dilakukan di villa nanti.

Di kediaman keluarga Haruno sedang terjadi perang antara Tsunade dan Jiraya, yup bener baget mereka adalah kaa-san dan tou-san Sakura.

"Yaaa, bagaimana kau ini Jiraya. Aku tidak bisa meninggalkan Sakuraku tersayang sendirian di rumah. Kenapa tak kau sendiri saja yang pergi, kenapa aku harus ikut? Aku tidak mau meninggalkan Sakura." Bentak Tsunade kepada suaminya Jiraya.

"Sudahlah sayang, Sakura sudah besar dia pasti bisa menjaga dirinya sendiri. Sakura tidak bisa pindah kuliah karena di sini kualitas pendidikan lebih baik dari pada di Oto" Ucap Jiraya sambil menenangkan sang istri.

"Pokoknya aku tidak mau meninggalkan Sakura titik." Tsunadepun mengakhiri perdebatan sengit yang sudah berlangsung selama kurang lebih satu jam itu. Namun tetap pada hasil yang sama Tsunade tidak rela meninggalkan Sakura sendirian selama setahun.

Jiraya sekarang bersandar di ruang tamu, bingung dan pusing itulah yang dirasakannya saat ini. Sebenarnya bisa saja dia pergi sendirian ke Oto untuk mengurus perusahaan Haruno Corps yang baru, namun pastinya dia tidak akan sanggup untuk mengerjakannya sendirian. Dia harus membawa serta sang istri yang sangat menguasai bidang perbisnisan. Tapi bagaimana dengan putri sematawayang mereka Haruno Sakura, Jiraya hafal betul sifat Sakura dia tidak akan mau ikut pindah ke Oto "Ah.. kenapa aku baru kefikiran sekarang.." seru Jiraya senang. Kemudian dia berjalan menuju tempat dimana sang istri berada.

"Tok-tok"

"Klek."

"Sayang aku ada solusi masalah Sakura." Ucap Jiraya di sertai dengan seringai khasnya.

Tsunade mendongakkan kepalanya menatap sang suami "Apa?" Tanyanya ketus.

"Bagaimana kalau Sakura kita titipkan kepada keluarga Uchiha, lagi pula Sakura sudah dianggap Mikoto dan Fugaku sebagai anak mereka sendiri. Aku yakin mereka akan menjaga Sakura dengan baik."

Tsunade mencerna baik-baik apa yang tadi dikatakan oleh sang suami.

"Hn. Baiklah, semoga Sakura-chan setuju dengan keputusan kita ini." Ucapn Tsudane akhirnya. Jiraya tersenyum puas dan dia kembali menyeringai 'Semoga ini jadi awal yang baik' ucapnya dalam hati.

"Tadaaiimaaa~" seru Sakura.

"Okareii~ sayang" balas Tsunade kemudian member ciuman selamat datang kepad putrinya.

"Hhahhhh, cape sekali hari ini kaa-san" keluh Sakura kemudian mendudukan bokongnya di kursi ruang tamu.

"Memangnya kenapa sayang?" tanya Tsunade sambil mengusap lembut rambut sang putrinya.

"Ah iya kaa-san, sebentar lagi kan liburan semester. Aku dan teman-teman mau ke puncak, boleh tidak kami menginap di villa?" tanya Sakura.

"Ah, tentu saja boleh sayang. Hmm tapi ada yang harus kaa-san katakana kepadmu Sakura." Tsunade menghela nafas sebentar "Kaa-san dan Tou-san harus pergi ke Oto untuk mengurus perusahaan yang ada di sana." Tutur Tsunade pelan.

"Aaa, benarkah? Asik aku mau oleh oleh ya kaa-san." Ucap Sakura riang.

"Tapi bukan perjalanan bisnis sehari atau dua hari sayang, tapi satu tahun"

"Naa-aanii?" tanya Sakura tak percaya, sekuat mungkin dia menahan air matanya agar tidak tumpah.

"Iya Sakura, Haruno Corps membuka cabang baru di Oto, jadi kami harus mengurus segalanya" sambung Jiraya yang tiba-tiba duduk di antara Tsunade dan Sakura.

"Taa-aapi kenapa harus selama itu?" tanya Sakura dengan muka sedihnya, Tsunade tak sanggup melihat muka putri satu-satunya ini menahan tangis segera merengkuh Sakura ke dalam pelukanya.

"Hikkss.. Hikss." Tangis Sakurapun pecah dalam dekapan sang ibunda. "Hiks. Hiks kenapa tou-san dan kaa-san pergi meninggalkanku? Aku tidak mau sendirian, aku mau ikut." Rengek Sakura.

"Tidak bisa Sakura, pendidikan di sana kualitasnya tidak sebaik di Konoha. Jadi kau harus tetap tinggal di sini. Dan selama kami tidak ada kau akan pindah ke rumah Mikoto-bachan." Ucap Jiraya dengan seringainya.

"Hah?" tangis Sakurapun terhenti di gantikan dengan ekspresi kagetnya. Jiraya menyeringai mendapati tanggapan dari Sakura.

"Benar sayang, kamu akan tinggal di rumah Mioto-bachan. Tadi tou-san sudah menghubungi keluarga Uchiha dan mereka sangat senang dengan kehadiranmu di sana sayang." Jelas Tsunade berusaha menenangkan sang putri. Namun sekarang yang ada di fikiran Sakura adalah bagaimana bisa dia serumah dengan Sasuke, dia bahkan bisa setiap saat melihat Sasuke. Memikirkan hal itu membuat muka Sakura memerah semerah tomat seperti buah yang di sukai oleh Sasuke *nanya dong : Tomat itu termasuk buah atau sayur sih?.. *.

"Sakura kau kenapa? Kenpa mukamu merah seperti itu? Kamu demam sayang?" tanya sang Ibunda bertubi-tubi, Jiraya hanya menyeringai melihat tingkah pola sang putri.

"Aaa-aaah tidak apa-apa kaa-san. Jadi kapan kaa-san dan tou-san berangkat?" tanya Sakura polos.

Tsunade menautkan alisnya pendengan penuturan polos sang putri, bagaimana bisa Sakura-nya berubah secepat itu. Tadinya dia menangis akan di tinggalkan sang kaa-san sekarang malah menanyakan pertanyaan yang membuat semua orang tentunya akan bingung.

"Hmm. Kenapa sayang, kamu ingin cepetan pindah ke rumah Mikoto-bachan? Ingin cepat-cepat bisa melihat Sasuke-kun-mu itu?" sambar Jiraya, sontak membuat semburat merah di pipi Sakura. Tsunade menyadari yang terjadi kepada Sakura, sedikit mengerti dengan apa yang akan sang suami rencanakan dia kemudian menyeringai. 'Waktunya menggoda Sakura' serunya dalam hati.

Dan malam itupun di akhiri dengan gelegar tawa menggoda Sakura habis-habisan, membuat Sakura bersemu merah membuat puas hati Jiraya dan Tsunade.

"Kaa-san dan Tou-san harus jaga kesehatan, jangan telat makan, harus akur, jangan berantem mulu, harus sering-sering telfon aku." Tutur Sakura. Hari ini adalah hari keberangkatan Tsunade dan Jiraya ke Oto, acara perpisahanpun tak terelakkan. Sakura dengan sekuat tenaga menahan air matanya agar tidak keluar. Keluarga Uchiha juga ikut mengantar keberangkatan keluarga Haruno.

"Fugaku, aku titip putriku yang satu ini ya." Ucap Jiraya kepada Fugaku Uchiha.

"Hn. Tenang saja, dia akan aku jaga seperti anakku sendiri." Balas Fugaku.

"Benar, kalian tenang saja. Dari dulu aku kepingin punya anak perempuan, walau bukan anak kandung kami pasti akan menjaga Sakura dengan baik." Timpal Mikoto dengan senyum mengambang.

"PENGUMUMAN ! UNTUK KEBERANGKATAN OTO DENGAN KODE PENERBANGAN 301 AKAN SEGERA TAKE OFF, DIHARAP KEPADA PARA PENUMPANG SEGERA MEMASUKI RUANG TUNGGU." Suara operator menggema di seluruh seluk beluk bandara Konoha.

"Baiklah kami harus segera pergi. Sasuke paman titip Sakura ya." Ucap Jiraya.

"Hn." Balas Sasuke datar.

"Hiks. Hiks kaa-san, tou-san aku bakalan rindu kalian." Ucap Sakura kemudian memeluk kedua orangtuanya.

"Iya sayang, jaga dirimu baik-baik." Pesan Tsunade kemudian melepaskan pelukan Sakura.

Jiraya dan Tsunade pun berjalan menuju ruang tunggu bandara, Sakura dan keluarga Uchiha hanya dapat memandang kepergian orang tua Sakura.

"Sudah Sakura, masih ada kami kan." Seru Sai tiba-tiba.

"Iya, masih ada kami. Kamu tidak akan kesepian, benarkan Sasuke?" timpal Itachi.

"Hn." Jawab Sasuke datar.

"Arigato, Itachi-nii, Sai-kun, dan Saa-sssuke." Ucap Sakura entah mengapa dia enggan menambahkan embel-embel '-kun' diakhir nama Sasuke takut dan malu itulah yang ada di fikirannya.

Akhirnya Sakura dan keluarga Uchiha pun kembali ke Mansion Uchiha, Mikoto mengantarkan Sakura ke kamarnya yang terletak di samping kamar Sasuke, entah sengaja atau tidak kamar kosong hanya terletak di lantai dua di samping kamar Sasuke. Sedangkan kamar Said an Itachi terletak di lantai dasar. Memang di mansion Uchiha hanya terdapat satu kamar tamu, biasa kalau ada keluarga yang menginap selal tidur di vaviliun Uchiha yang terletak di sebelah barat mansion Uchiha. Sedangkan rumah utamanya hanya mempunyai 6 kamar tidur, empat di lantai dasar, dua di lantai dua. Kamar Sakura menghadap ke arah taman kota Konoha, di kamar Sakura terlihat taman indah yang di hiasi dengan pemandangan lampu perumahan, rumah utama juga terletak di atas bukit sehingga menampakkan pemandangan yang sangat cantik ketika kita melihat ke arah kota Konoha.

"Enggghh." Desah Sakura mengawali hari barunya, ya hari baru di keluarga Uchiha.

"Klek." Bunyi pintu di bukapun terdengar jelas, "Sreett." Tiba-tiba tirai di sibakkan kemudian menampakkan sinar matahari yang bersinar.

"Saskura sayang, sudah pagi ayo bangun nak." Ucap Mikoto lembut sambil mengusap pelan rambut panjang Sakura.

"Iya bachan, yang lain sudah bangun bachan?" tanya Sakura basa-basi.

"Sudah, tinggal Sasuke saja lagi. Sakura mau membangunkan Sasuke, bachan harus menyiapkan sarapan pagi dulu." Pinta Mikoto lembut.

Sakura tampak berfikir sebentar agak ragu untuk memenuhi permintaan Mikoto. "Errr. Eee-ttoo, apa tidak apa-apa bachan?" tanya Sakura takut.

"Hn. Tidak apa-apa sayang, tolong bangunkan ya." Seru Mikoto kemusian keluar dari kamar Sakura.

Sakura melirik sekilas ke arah jam weker, 'baru jam 05.00 pagi, masih kepagia untuk mandi. Sebaiknya aku bangunkan Sasuke dulu' batin Sakura. Kemudian dia berjalan meninggalkan tempat tidur kingsiz- nya menuju kamar di sampingnya, ya kamar Sasuke Uchiha pemuda yang amat sangat di cintainya.

"Tok-tok." Dengan pelan Sakura mengetuk pintu kamar Sasuke.

Hening.

"Tok-tok." Sekali lagi dia berusaha mengetuk.

Hening lagi.

"Tok-tok, Sasuke kau sudah bangun?" tanyaya pelan.

"Aku masuk ya." Seru Sakura dari luar.

"Klek." Pintu kamarpun terbuka. Sakura sedikit terpukau dengan keadaan kamar Sasuke yang rapi bukan tapi sangat rapi melebihi kamarnya. Kamar ini bercorak dengan warna biru yang mendimensi ke segala ruangan. Sakura berjalan ke arah tempat Sasuke masih di alam mimpinya, ya tempat tidur tentuya. Sakura melirik sekilas ke arah selimut yang masih menutupi sang empunya.

"Sasuke.. Sasuke.. bangun." Seru Sakura pelan, namun tak ada balasan dari sang Uchiha bungsu.

Dengan berani dan memantapkan hatinya, dia menyibak selimut yang menutupi tubuh Sasuke.

"Sraak." Sakurapun menyibak selimut itu, namun apa yang di dapatnya. Hanya guling yang yang meringkuk di baliknya. Sakura sweatdrop melihat pemandangan ini.

"Kreek." Sakura memalingkan wajahnya ke arah suara pintu yang sedang dibuka, dan melihat pemandangan menantang di hadapannya. Sang Uchiha bungsu rupanya baru saja selesai mandi, penampilannya dengan dibalut handuk dari bagian perut hingga lutut menampakkan dadanya yang six-pack. Sakura hanya bisa mematung melihat pemandangan ini, berada di sebelah Sasuke saja sudah membuat jantungnya tidak karuan, apalagi sekarang seakan membuat jantungnya meledak.

"Mau apa kau?" tanya Sasuke datar dan membuyarkan lamunan Sakura.

"Eee-eeh, ee-eetto aa-aaku di-ssuuruh Mikoto bachan untuk membangunkanmu." Ucap Sakura gagap, macam Hinata saja Sakura sekarang.

"Hn." Sakura masih memtung mendengar jawaban Sasuke. "Sekarang apalagi, CEPAT KELUAR SAKURA, AKU MAU GANTI BAJU." Bentaknya dengan sedikit berteriak.

Sakura tersentak mendengar pengusiran Sasuke, "Gomen nee Sasuke." Ujarnya menunduk dan pergi meninggalkan kamar Sasuke.

'Kenapa rasanya sakit sekali mendengar Sasuke berkata seperti itu, kenapa dia begitu kejam kepadaku? Apa aku mempunyai salah? Hn. Mungkin dia tidak ingin dekat denganku. Sebaiknya aku harus menjauhinya daripada dia semakin benci kepadaku' batin Sakura.

Sakura POV~

"Hhaah." Aku menghela nafas pajang. Walaupun sudah serumah dengan Sasuke tetap saja sikapnya sangat dingin terhadapku padahal Itachi-nii dan Sai-kun bertolak belakang dengan sikap Sasuke.

Semenjak kejadian tadi pagi aku selalu berusaha menghindari Sasuke, entah apa yang kupukirkan, mungkin ini memang yang terbaik 'Menjauh dari kehidupannya' mungkin itu yang Sasuke harapkan dan sampai saat ini pun aku tak bertegur sapa dengannya. Sampai saat ini ketika aku dan sahabatku yang lain sedang bercanda di kantin, tiba tiba sosok Sasuke datang dengan menggandeng seorang perempuan berambut merah. Ya dia Karin, anak dari jurusan Manajemen bisnis satu fakultas dengan Sasuke. Aku merasakan sesak yang amat sakit di dadaku, air mataku akan tumpah namunku tahan sekuat tenaga. Teman-temanku yang lain hanya bisa bingung menatap kejadian ini. Dan aku tidak usah kalian tanya, aku diam seribu bahasa.

"Sasuke-kun, buat apa kita kesini? Bukankah kita mau jalan-jalan?" Tanyanya sambil bergelayut manja di tangan Sasuke, aku meneguk ludah.

"Hn." Hanya itu respon dari Sasuke.

"Wah, Teme pacar-mu ya?" tanya Naruto polos, aku tidak menyalahkan Naruto yang tidak tahu menahu soal perasaanku kepada Saskue namun pertanyaannya itu membuat hatiku bagai di tusuk berpuluh-puluh juta jarum tajam.

Hinata, Ino, Tenten, dan Temari hanya dapat menghela nafas panjang. Secara bergantian mereka memandangiku seolah berkata 'Sakura sabar.' Aku hanya tersenyum kecut kepada sahabat-sahabatku.

"Hn." Respon datar Sasuke lagi.

"Ah, teme. Sebaiknya kita rayakan berssa…" belum sempat Naruto menyelesaikan kalimatnya aku sudah memotong kalimat itu duluan.

"Hn. Aku duluan ya semua." Pamitku tanpa menatap ke arah Sasuke aku berlari dan terus berlari. Aku tak menghiraukan penggilan sahabat-sahabatku. Air bening itu perlahan mengalir dari pelupuk mataku, semakin lama semakin deras. Aku berlari meninggalkan area kampus kakiku tak henti berlari, rasa lelah mulai merasuki fikiranku. Aku berhenti sejenak untuk menarik nafas.

"Hossh.. hoossh." Nafasku memburu.

Aku mengedarkan pandanganku ke sekeliling, namun satu yang ku sadari 'Aku sama sekali tak mengenali daerah ini'. Aku tertunduk lesu "Kenpa jadi bisa tersesat seperti ini." Ucapku entah bertanya kepada siapa….

TBC…

Makasih banget ya, bagi udah pada mau baca.. don't forget to RnR..

Akhir kata

.

.

.

R

E

V

I

E

W