MedSos Privat
By: Lible Lander
Naruto©Masashi Kishimoto
WARNING: typo, pemula, kaku, flat, kecepetan,kadang baku kadang nggak, dll.
Happy reading^^
Sasuke tak bisa mencegah terbentuknya sebuah perempatan di keningnya.
Masa Orientasi hari ini berakhir dengan baik seperti kemarin, dan dia hanya tinggal merapikan arsip anak-anak kelas satu yang berantakan. Sasuke bahkan bisa pulang sebelum matahari terbenam.
Tapi bukan itu masalahnya.
Iris hitamnya terpaku pada layar smartphone didepannya. Oh, Sasuke bahkan tak sadar kalau sedang memicingkan mata.
Konoha Gakuen, sekolah menengah tercintanya, terkenal akan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologinya. Sudah menjadi kebiasaan bahwa para siswanya selalu membawa piala setiap musim olimpiade berlangsung, baik itu akademik maupun non-akademik.
Sedangkan teknologinya? Beberapa tahun lalu, Konoha Gakuen memiliki sebuah terobosan baru yang menembus dunia pendidikan sekaligus dunia maya, merengkuhnya, dan menjadikannya satu dalam bentuk-
"Fuck-off."
-media sosial.
Ya, media sosial. Sebuah aplikasi bernama 'KG's World'. Hanya dapat diakses dan WAJIB dimiliki seluruh warga Konoha Gakuen, termasuk guru, kepala sekolah, bahkan bibi di kantin.
Gila? Memang.
Terciptanya media sosial khusus Konoha Gakuen ini memang membawa sekolah itu ke arah yang lebih baik, namun tak bisa dipungkiri jika KG's World memiliki sisi negatifnya juga.
Positifnya? Orang-orang di sekolah dapat menjadi lebih dekat, tak terhalang oleh tangga dan dinding. Tak memandang siapa dan tingkat berapa. Segala hal yang berhubungan dengan sekolah, dari hal sepele seperti tugas untuk besok hingga acara tahunan, semuanya harus dibahas di ruang chat KG's World.
Bukan tak boleh menggunakan media sosial lainnya, tapi DIUTAMAKAN disitu.
Sisi negatifnya? Ng, mungkin hanya pendapat Sasuke dan beberapa orang lainnya.
Soalnya, hanya mereka yang berwajah (mungkin) di atas rata-rata yang merasakannya.
Yang ganteng. Yang baik. Yang ramah. Yang murah senyum. Yang pinter. Yang jago olahraga. Pokoknya, cuma mereka yang memenuhi kriteria sebagai pacar idaman yang akan merasakan pahitnya punya media sosial khusus sekolah.
Cepatnya koneksi internet di seluruh wilayah Jepang didukung dengan informasi setiap akun yang bisa diakses dengan bebas dan oleh siapa saja menjadikan beberapa orang merasakan neraka dunia.
Seperti si bungsu Uchiha.
Saat dia masih kelas sepuluh, dirinya sudah cukup kaget melihat banyaknya friend request yang dikirimkan pada akunnya, baik dari teman sepantarannya maupun dari kakak kelasnya.
Dan rata-rata perempuan.
Lalu sekarang?
Sasuke mengacak rambutnya frustasi. Banyaknya akses pada akunnya jadi mempengaruhi kinerja smartphone-nya yang menurun alias lemot. Bukan sekali-dua kali Sasuke melihat tanda loading di beberapa program yang dia jalankan.
Teme, apa yang terjadi dengan Sobol-ku?
Isi chat dari sahabat kuningnya. Tampaknya, Naruto juga mengalami hal yang sama. Sasuke mendecih ketika tanda loading kembali muncul saat dia akan membalas pesan Naruto.
Punyaku juga.
O_O
Sakura memandang aplikasi di layar smartphone-nya dengan berbinar.
Namanya juga baru lulus SMP, jadi euforia seorang gadis SMA dewasa sedang melandanya. Perjuangannya berperang dengan buku-buku setebal bantal dulu berbuah manis, Sakura diterima di Konoha Gakuen lewat jalur prestasi akademik.
Baru dua hari menginjakkan kakinya di sekolah itu, Sakura sudah berjanji pada dirinya untuk selalu belajar yang rajin dan tak pernah membolos. Gedung sekolah yang besar, kakak kelas yang tampan, dan papan besar bertuliskan 'FREE WIFI' yang tersebar di seluruh penjuru Konoha Gakuen membuatnya menghilangkan kata malas dengan segera.
"Wah.. informasi pribadinya benar-benar di ekspos, ya?"
Hari ini, semua murid baru Konoha Gakuen resmi memiliki akun KG's World. Tapi, beberapa kakak kelas yang memandu jalannya orientasi menyebut sosial media itu dengan kata 'Sobol'.
Anak-anak kelas satu jelas kaget. Bagaimana bisa nama besar KG's World bertransformasi menjadi.. apa itu tadi? Sompol? Bisbol? Odol?
Entah siswa zaman kapan yang mulai mengucapkan nama sosial media privat itu dengan kata Sobol. Kata para senpai di lapangan tadi sih, sebenarnya bukan Sobol, tapi Snowball. Ini merujuk pada lambang Konoha Gakuen, yaitu tunas yang merekah diantara timbunan bola salju.
Tapi, lama-kelamaan, beberapa fungsi pengucapan pada kata Snowball tergantikan oleh Sobol. Lebih cepat. Lebih ringan. Lebih praktis. Aman. Tak ada lidah yang keseleo.
Sakura dan seluruh anak yang sedang mendengarkan dengan cermat kompak mengangguk, pura-pura mengerti. Iyain aja biar cepet. Lalu, mereka diperbolehkan untuk mencoba mengakses, ugh.. sobol, untuk pertama kalinya.
Dan disinilah dia. Duduk di atas ranjangnya setelah aktivitas sehariannya yang melelahkan sambil memainkan smartphone-nya. Cuci mata mencari akun kakak-kakak ganteng.
Demi Kami-sama, Sakura terpesona melihat Ketua Osis Konoha Gakuen tahun ini tadi pagi. Tubuhnya tinggi atletis, wajahnya luar biasa tampan, seragamnya rapi, dan suaranya... sekseh.
Oh my dog.
Seketika Sakura lupa caranya bernafas.
Cinta pertamaku, aishiteruuu... batin Sakura bahagia. Inginnya sih, segera berdiri dan berlari memeluk Sasuke-senpai seperti di drama Korea, tapi rasanya nggak mungkin. Jadi, Sakura menahan dirinya dengan sekuat tenaga. Bahkan feromon yang ditebarkan pemuda itu tak memudar saat dia turun dari podium.
Saat menjelang senja, ibunya bahkan menatapnya seperti pasien rumah sakit jiwa. Jelas saja, soalnya Sakura pulang dengan senyuman lebar. Sangat lebar, bukan mengeluh kelelahan. No. Wajah Sasuke-senpai berhasil menendang rasa lelah jauh-jauh.
Setelah mandi, ganti baju, dan makan sampai kenyang, Sakura menjalankan misi yang sedari pagi ditunggunya.
Nge-stalk.
"Uwo... Kami-sama, kenapa Sasuke-senpai begitu tampan?" gumam Sakura kagum. Gadis itu bahkan tak ragu untuk mengunduh dan menyimpan foto-foto si kakak kelas. Salah satunya bahkan langsung dijadikan lockscreen!
Foto profilnya, fotonya saat out-bond, foto bersama para pengurus Osis, sebenarnya mayoritas ekspresi Sasuke sama. Flat. Tapi tetep ganteng di mata Sakura.
Drrtt..
Video call dari Ino.
Sakura memasang earphone-nya, lalu mengangkat panggilan itu. "Yo, what's up, pig?"
Wajah kesal gadis pirang itu seketika memenuhi layar smartphone Sakura. "Hei, jidat lebar! Nggak usah sok gaul what's up what's up!" serunya.
"Santai pig, santai" Sakura terkikik. "Aku lagi nge-stalk Sasuke-senpai, tau."
"Hah? Masa?" wajah Ino mendadak cerah. "Ketua Osis, ya?"
Sakura mengangguk mantap. Dan malamnya dihabiskan untuk bergosip dengan Ino.
O_O
Pagi ini, Sasuke bangun dengan wajah kusut. Sobolnya lumpuh tadi malam, dan pemuda itu menyerah. Sasuke memilih untuk menelepon Naruto dan mengeluh padanya.
"Hei, otouto. Kemejamu nggak masuk, tuh."
Sasuke menghela nafas. "Aniki," panggilnya, "apa sobolmu pernah error?"
"Sering" jawab Itachi. Pria itu mengoleskan selai coklat pada rotinya. "Hampir setiap aku membukanya. Akunku penuh dengan chat dan friend request. Untungnya aku tahan, lagipula hanya loading sebentar" tuturnya bangga.
Sasuke mengehela nafas lebih panjang.
"Memangnya kenapa?"
"Sepertinya anak kelas satu, hampir semuanya... nge-chat aku.."
Itachi berhenti mengunyah rotinya. What the-INI SASUKE, KAN? Demi apapun, baru kali ini Itachi melihat Sasuke yang begitu lesu! Bahkan samar-samar Itachi bisa melihat aura gelap imajiner di sekeliling tubuh adiknya.
Ini kasus.
"Ya memang kenapa, sih?" Itachi menetralisir rasa terkejutnya, "Berarti kau populer. Syukuri saja, baka-otouto. Siapa tau kouhaimu itu bisa buat cuci mata?" meskipun tak sepopuler diriku pastinya, batin Itachi sok.
Sasuke memandang pria dua puluh dua tahun didepannya dengan pandangan membunuh. Sial, ini sih nggak membantu sama sekali. Merasa mood-nya semakin memburuk, Sasuke menyeruput habis jus tomatnya dan menyambar tas sekolahnya.
"Aku berangkat."
"Woi, Sasuke! Pake sepatu dulu!"
Sasuke berhenti mendorong gerbang rumah keluarga Uchiha, lalu menunduk. Kakinya menapaki tanah tanpa dibalut apapun, tanpa kaus kaki dan sepatu.
Oh ya ampun...
O_O
"Lihat, lihat! Aku sudah mengirim friend request ke semua panita Masa Orientasi. Keren, kan?"
Sakura hanya bisa memutar bola matanya. "Ino, bukan cuma kau yang begitu. Aku juga sudah, kok."
"Iya, sih.. tapi-WOW! Ada Hinata-senpai!" pekiknya, lalu menunjuk-nunjuk pada seorang kakak kelas yang sedang berjalan melewati lapangan. Anak-anak kelas satu yang melihatnya segera ber-ojigi ria.
"Sapa, ah" Sakura memandang horor Ino. "Hinata-senpai!" panggil si pirang.
Gadis berambut panjang itu menoleh pada Ino, lalu tersenyum. "Selamat pagi" sapanya. Suaranya halus, sehalus sutra. Wajahnya itu loh, cantiknya nggak nyelow.
"Terima kasih sudah menerima friend request-ku tadi malam, senpai!"
Hinata mengangguk. "Sama-sama. Aku duluan, ya? File-file ini menunggu dirapikan."
Ino dan Sakura kembali ber-ojigi saat Hinata-senpai berlalu. Wow, anggun banget kakak kelas satu itu melangkah. Peragawati aja lewat!
"Ah, aku bercita-cita akan seperti Hinata-senpai suatu hari nanti. Kalem dan anggun" Ino mulai berkhayal. Matanya menerawang ke atas.
PLAK!
"Please deh, pig. Kau dan Hinata-senpai itu bagai bumi dan langit."
"APA?! Tapi, betul sih" Ino menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Pantas Naruto-senpai betah."
Alis Sakura terangkat. "Naruto-senpai? Ino, jangan membuat gosip yang aneh-aneh!"
"Itu bukan gosip, jidat! Perhatikan!" balas Ino sengit, lalu menunjuk ruang osis dengan dagunya. Sosok kakak kelas berambut kuning tampak tengah bersandar di pintu, lalu langsung menegakkan tubuhnya saat Hinata-senpai berada disana.
Mereka tampak mengatakan sesuatu, sebelum akhirnya tertawa bersama. Naruto-senpai membukakan pintu dan mengambil alih tumpukan file di tangan si senpai cantik, lalu masuk ke ruang osis bersama.
"Jadi, itu bukan gosip?"
"Bukan. Sekali lihat saja, orang-orang pasti tau kalau mereka pacaran."
Sementara itu, Naruto (yang mood-nya sebenarnya sedang bagus) ikut-ikutan menekuk wajahnya disamping Sasuke. Setelah memasukkan file ke dalam lemari, pemuda itu langsung duduk di kursinya.
"Aku tak bisa membukanya" keluh Naruto. "Untung Osis punya grup selain Sobol, jadi aku tak begitu panik-ttebayo."
"Apa kabar denganku" Sasuke merasa tubuhnya melemas. Insiden tadi malam cukup membuatnya uring-uringan.
"Sudahlah. Itu namanya resiko. Bagaimana denganmu, Hinata?"
Yang ditanya menaikkan bahu. "Tak begitu parah, tapi memang agak banyak, Tenten-chan. Sekalipun lama, kupaksakan menerima semuanya satu-satu. Jadi, hari ini hanya tinggal chat yang menumpuk."
Oh, ternyata bukan hanya kakak kelas laki-laki. Perempuan macam Hinata juga turut merasakan dampak media sosial privat sekolah itu. Mendadak kebanjiran fanboy.
"Semangatlah. Lagipula, bukan hanya Naruto-kun dan Sasuke-kun yang seperti itu. Gaara-kun juga, kan?"
Pemuda berambut merah yang sedang duduk di sofa mengangguk. "Kubalas satu persatu."
Sasuke dan Naruto kompak mengangkat wajah. "Satu-satu? Bagaimana nasib jempolmu-ttebayo?!"
"Baik-baik saja, tuh" balas Gaara cuek. "Anak kelas satu tahun ini cantik-cantik. Jadi, apa salahnya lihat-lihat?"
Naruto menganga. "Panda psikopat."
"Apa kau, durian?"
"Hei, hei" lerai Tenten. "Setuju saja sih sama Gaara. Tapi jangan sampai melupakan Matsuri. Ah, hati-hati juga pada kakakmu. Nyawamu bisa tamat kalau dia tau."
Gaara hanya bergumam. Sasuke memijit keningnya pelan, lalu menghela nafas. Astaga, masih pagi dan dia sudah berkali-kali menghela nafas. Pemuda itu berdiri dan memakai blazernya saat mendengar bel berbunyi.
"Ayo."
O_O
Masa Orientasi sudah selesai. Acara penutupan hari ini diakhiri dengan menerbangkan balon-balon putih bersama. Balon-balon itu menyimbolkan mereka, anak-anak kelas satu, sebagai generasi baru Konoha Gakuen untuk bisa terbang dan meraih impian mereka.
Filosofi yang begitu mendalam.
Sakura yang begitu antusias langsung melepas balonnya pada hitungan ketiga. Perasaannya membuncah melihat balonnya mulai naik dan menyatu bersama balon-balon lain, lalu melambung tinggi. Seketika, lapangan Konoha Gakuen dipenuhi oleh flash.
Ah, pemandangan langit senja dengan balon-balon putih begitu indah. Puas melihat balonnya, Sakura menurunkan wajahnya, lalu berhigh-five dengan Ino yang terkikik disebelahnya.
Emerald-nya bergulir, memperhatikan keriuhan di sekelilingnya. Para guru tertawa, memandangi murid-murid mereka yang baru. Para panitia tersenyum senang, entah senang karena dapat coklat atau senang karena Masa Orientasi yang melelahkan sudah berakhir.
Senpainya baik-baik. Tak ada yang tak disukainya. Tapi, tentu saja yang paling disuka-coret-mungkin dicintainya? adalah si Ketua Osis. Sakura sedikit menyesalkan Sasuke-senpai yang jarang bersuara. Dia cuma berpidato kemarin dan hari ini, sisanya kebanyakan hanya mengawasi jalannya Masa Orientasi.
Ya iyalah, dia kan Ketua. Ngapain repot?
Tiba-tiba, Sasuke menoleh padanya. Sakura merasakan matanya agak membulat.
Sasuke-senpai... betul-betul melihat ke arahnya?
Iris kelamnya menatap Sakura lurus. Dan Sakura yakin hanya dia satu-satunya yang memperhatikan para senior diantara kepala-kepala yang menengadah ke langit.
Angin bertiup, menerbangkan helaian merah mudanya. Nafasnya tertahan. Sasuke-senpai sama sekali tak mengalihkan pandangannya.
Ka.. kami-sama... ini.. kontak mataku yang pertama... HUWAAA AISHITERU YOO!
Hijau dan pink? Unik sekali.
To Be Continued
A/N:
Halo, disini Lible Lander!
Nggak mau berlama-lama abis ngepost dua fic sebelumnya, aku kembali membawa cerita baru! *lempar confetti. Yap, sebenernya ide ini udah ada sejak lama, dari tahun lalu? Tahun lalunya lagi? Lupa.
Rasanya, seneng aja gitu kalo punya sekolah sekeren Konoha Gakuen. Punya medsos sendiri lagi. Apalagi kalo bisa akrab tanpa pandang status, itu jadi hal yang 'wah' banget dikepalaku. Tapi, aku sadar nggak semua orang bisa bergaul dengan baik. Jadi, ide bikin medsos privat sekolah muncul dan taraa... terciptalah fic ini wkwkwk.
Ini akan jadi multi-chapter pertamaku, tapi nggak akan panjang. Paling two-shot atau three-shot, lah. Terus, ini juga pertama kalinya aku pake pair SasuSaku. Gimana ya, feelnya dapet di mereka sih. Cocok aja gitu, hehehe. Eh iya, mohon maaf kalo pilihan katanya aneh ya. Kayak KG's World ato Sobol... nggak ada nama lain yang kepikiran selain itu, huhuhu...
Oke, makasih banyak udah ngeluangin waktu buat baca. Tolong kirimkan pendapat dan pemikiran para reader dalam bentuk saran dan kritik yang membangun di kolom review, ya. Yang mau nyaranin soal jalan cerita atau perkembangan karakter lainnya juga silakan. Atau mau ngasih referensi? Nggak apa-apa.
Aku masih pemula dan masih butuh banyak banget bantuan. Jadi, tolong review setelah baca ya, hehehe... Sekali lagi, makasih banyak^^
