You Are My Destiny (KyuMin Fanfiction)
Cast : -Lee Sungmin
-Cho Kyuhyun
-Henry Lau
and Other Super Junior's Member cast.
WARNING : IF YOU DON'T LIKE KYUMIN COUPLE, PLEASE DON'T READ THIS FANFICTION. BECAUSE I'M NOT APPROVE IF YOU BASHING MY FANFICTION.
Bila anda mengatakan saya penjiplak, mohon perbaiki kata anda. karena ini asli karya saya. apabila ada yang sama atau kesalahan dimanapun, mohon dimaafkan.
Happy Reading!
Sungmin POV
Aku seorang yeoja yang telah lama ditinggal Orang Tua seorang diri…
Aku tidak memiliki siapapun disini. Aku hanya memiliki teman-teman kecil yang selalu membuatku terhibur..
Disini tempat tinggalku sekaligus bekerja. Aku membuka tempat penitipan anak yang didukung warga Seoul. Menghabiskan waktuku untuk menjaga anak-anak lucu di tempat penitipan anak. Aku selalu dibuat tersenyum karena mereka membuat kelucuan. Terkadang hatiku gundah, aku selalu mendapat hiburan.
Kerjaanku mengajak anak-anak bermain, mengganti popok, mengajarkan anak-anak tentang pelajaran dan membantu mengerjakan PR. Semua duniaku, ada disini.
Ada yang saat dijemput orang tuanya mereka malah menolak dan ingin tetap bermain bersamaku, itu membuatku tertawa kecil. Tapi didalam hati, aku merasa sedikit kehilangan meskipun sementara. Ada yang hanya 2 hari menitipkan anaknya disini, dan setelah itu tidak pernah menitipkan anaknya lagi. aku jadi merindukannya. Ada juga yang bernasib malang yaitu dititipkan setelah itu tidak diambil kembali. Tuhan, jangan sampai orangtuanya melupakannya.
Yang dulu aku hanya seorang diri, kini aku mempunyai keluarga kecil secara tak langsung..
*Pukul 07.00 am*
Aku menyapu dan membersihkan debu-debu yang ada di tempat penitipan anak ini. Supaya mereka tetap nyaman saat bermain atau melakukan aktifitas lainnya. Aku melihat di kamar bayi, 2 orang bayi kembar yang bernama Kangin dan Leeteuk masih tertidur. Aku tersenyum betapa lelapnya mereka tidur. Wajah-wajah malaikat yang tak pernah bisa kulupakan.
*TOK TOK TOK
Aku mendengar suara ketukan pintu. Aku lekas membuka pintu.
"Annyeong Haseyo.", sapanya. Dia seorang pria jangkung yang tampan dengan membawa seorang anak laki-laki yang mengemut permen lolipopnya. Kupikir-pikir, dia berumur sekitar 5 tahun.
"Nado Annyeong. Ada yang bisa saya bantu?", tanyaku memulai topic.
"Aku dengar disini tempat penitipan anak. Apakah aku boleh menitipkan anakku disini ? Aku ada pekerjaan yang mesti diselesaikan.", ujarnya. Dia tersenyum manis.
"Ah, tentu ^^. Disini, dia pasti akan menemukan teman baru.", aku mengelus rambut anak laki-laki ini. Dia tersenyum, sepertinya dia akan mudah bersosialisasi disini.
"Baiklah. Aku buru-buru. Henry-ya, Appa kerja ne? Jangan nakal :)",
"Ne Appa. Hati-hati…", Henry nama namja imut ini melambaikan tangannya ketika Appanya masuk ke mobil dan berangkat kerja. Kuajak dia masuk ke dalam.
"Henry, ayo kita masuk. Kita lihat adik bayi. Mau ?"
"Cinca ? Henly suka adik bayi :3", aduh anak ini imut sekali. Menggemaskan.
"Ne ^^. Yuk.", kuajak dia ke kamar bayi. Ternyata mereka itu telah terbangun dari tidurnya tanpa menangis.
"Huwaa.. adik bayi kembal ^^. Lucu :3. Gak nangis ya noona, pintel.", celoteh Henly.
"Iya ya ? Mereka pintar ^^. Ayo, kita mandiin mereka bia cakep :)", aku mengajak Henly untuk memandikan bayi kembar lucu ini. Henly tampak senang dan aktif. Padahal baru pertama kali Ia dititipkan disini dan dia sudah dapat bersosialisasi padaku. Tidak seperti kebanyakan anak lainnya yang baru pertama kali pasti masih malu.
.
.
.
Saat dia sedang bermain dengan mainan yang disediakan, aku menghampirinya setelah aku memberi 2 botol susu untuk Kangin dan Leeteuk. Dan mereka pun terlelap tidur.
"Henry, Appamu kerja apa?", tanyaku yang sebenarnya iseng untuk memulai pembicaraan.
"Appa kelja di pelusahaan telkenal di Seoul. Dan appa celalu sibuk. Aku tidak punya teman.", ungkap bocah ini.
"Kalau boleh tahu, Umma Henly kemana?"
Henry menunduk seketika ketika aku bertanya keberadaan Ibunya. Lalu dia mengangkat wajahnya kembali, "Umma udah pelgi. Henly tidak punya Umma lagi~"
Aku tersentak kaget. Henly seorang anak piatu. Aku turut bersedih ketika Henry berkata bahwa Ia tak mempunyai seorang ibu. Dia kehilangan sosok ibu. Aku… menjadi merasa bersalah ketika aku bertanya demikian. Ah.. sungmin pabboya..
"Maaf noona buat Henry sedih. Noona tidak tahu.."
"Gwenchana Noona. Noona tidak calah.", Ia tersenyum padaku.
Anak ini ternyata tegar. Tak lama setelah kami berbicara, anak-anak yang sudah sering dititipkan disini mampir untuk bermain. Ketika mereka datang, aku langsung memperkenalkan Henry kepada teman barunya. Dan alhasil, respon mereka positif. Aku senang. Sementara aku meninggalkan mereka untuk singgah ke dapur memasak makanan.
*Pukul 10.00 pm*
Henry dan aku masih sempat mewarnai buku gambar. Dia belum mengantuk. Sementara diluar, Appanya telah menjemputnya. Ku buka pintu dan menyapa lelaki ini.
"Selamat malam :)", aku menyapanya lebih dulu. Dia tampak salah tingkah, tapi aku biarkan.
"Selamat malam. Henry dimana ?"
"Appa! Appa lama sekali :3", protes Henry.
"Maaf, Appa sangat sibuk tadi. Kau masuk ke dalam mobil, ne ?"
"Baiklah :3", Henry masuk ke dalam mobil, sementara lelaki ini ingin berbicara kepadaku.
"Apakah dia nakal?"
"Tidak sama sekali, tuan. Dia sangat aktif, tidak seperti kebanyakan anak baru biasanya pemalu dan susah bersosialisasi. Tapi untuk Henry saya kagum karena dia semangat.", pujiku agak berlebihan.
"Iya, dia sangat semangat. Seakan-akan ingatan tentang Ibunya sudah hilang…", ungkap lelaki yang belum ku ketahui namanya.
"Ibunya sakit ?'
"Kecelakaan di pusat kota Seoul. Kurasa dia sangat kehilangan sosok Ibu. Apalagi aku sering sekali tidak mempunyai waktu luang untuk menemaninya. Untung ada tempat penitipan anak disini :)"
Aku hanya tersenyum, senang rasanya membantu orang-orang sekitar.
"Ah, aku lupa memperkenalkan diri. Cho Kyuhyun imnida.", dia membungkukkan tubuh 90 derajat kehadapanku. Aku juga melakukan hal yang sama, "Lee Sungmin Imnida. Senang bertemu anda."
"Em.. besok mungkin aku akan menitipkan anakku lagi",
"Sering pun juga tidak apa-apa. Aku senang bermain bersamanya."
Aku merasa…. Ada yang aneh. Apa ya ?
"Appa, ayo pulang~", Henry memanggil lewat jendela pintu sambil mempoutkan bibirnya. Kyuhyun menepuk jidatnya karena dia lupa anaknya sendiri. Lol.
"Ah, aku harus pulang sekarang. Terima kasih, Sungmin-shi."
"Sama-sama Kyuhyun-shi. Semoga selamat sampai tujuan :)", Ia berjalan masuk ke dalam mobilnya. Ia membuka jendela di pintunya dan melempar senyum kearahku. Dia pulang, dan aku masuk ke dalam rumah untuk mengistirahatkan tubuh sejenak.
.
.
.
Sejak hari itu, Kyuhyun selalu menitipkan Henry ke tempat penitipan. Aku merasa senang dan sangat tidak keberatan. Henry juga semakin dekat denganku. Dia tidak nakal dan cerewet. Ah, ini anak yang sangat aku dambakan ketika aku menikah nanti. Tapi.. siapa calon suamiku ? Adakah yang mau denganku ? haha.. semua ku serahkan pada Tuhan.
…
Suatu ketika, Henry sakit demam… Kyuhyun memintaku untuk datang ke rumahnya. Kyuhyun menjemputku dan aku bingung, bagaimana jika ada yang menitipkan anak disini.
"Henry memintamu untuk datang ke rumah, Sungmin..",
"Tapi, bagaimana dengan anak-anak yang akan dititipkan disini? Aku takut mereka akan datang ketika aku pergi.",
"Ayolah, ini demi Henry. Dia terus memanggil namamu ketika dia Demam. Dan jika dia tidak menemuimu, pasti dia akan kecewa dan sakitnya tambah parah.",
Penjelasan dari Kyuhyun membuatku kembali memutar pikiran. Galau. Dan aku akhirnya memutuskan untuk menutup panti ini sementara demi Henry.
"Baiklah. Aku akan menutup panti ini sementara.", Kyuhyun tersenyum. Dia mengajakku masuk ke dalam mobil, dia membukakan pintu dan aku masuk ke dalam mobil. Aish, kalau bukan karena Henry aku tak mungkin menutup Penitipan Anak sementara…
*Sesampainya di Rumah Henry dan Cho Kyuhyun*
Saat aku tiba di rumah ini… rumah yang megah bagai istana ini. Ku injakkan kaki di sini.. di rumah kediaman Cho Kyuhyun. Aku hanya terdiam di depan rumah ini. Anehnya aku seperti tak pernah melihat rumah mewah saja.
"Ayo masuk. Henry sudah menunggumu daritadi.", kata Kyuhyun menarik tanganku masuk ke dalam. Aku masuk ke dalam rumah luas ini. Rumah seluas ini hanya ditinggal 2 orang. Kyuhyun mengajakku ke dalam kamar Henry yang terletak di lantai 2, aku melihatnya dia terbaring dengan kompres dikepalanya.
"Henry?", aku menghampirinya dan memegang dahinya. Panas sekali suhu tubuhnya. Dia membuka matanya- sepertinya Ia sangat membutuhkan tenaga untuk membuka matanya.
"Sungmin Noona~", panggilnya lemah. Lihat! Wajahnya sangatlah pucat. Astaga, aku tidak tega. Aku mencelupkan handuk di wadah air, lalu mengompresan lagi di kepalanya.
"Henly mau di temenin noona sehalian~", Henly memintaku menemaninya seharian full. Dengan terpaksa, Tempat Penitipan Anak jga tutup seharian juga.
"Baiklah, aku akan menemanimu. Jangan khawatir :)"
"Gomawo Noona~", Henry bangun dari posisi tidur lalu memelukku, aku balas pelukannya. Aku lupa jika kejadian tadi dilihat semuanya oleh Kyuhyun. Tampaknya dia memikirkan sesuatu, tapi aku tidak bisa menebaknya. Aku hanya diam. Kyuhyun keluar membiarkan kami berdua di kamar.
.
.
Malam hari… saat aku sedang membacakan cerita dongeng untuk Henry, aku tak sadar ternyata Kyuhyun memperhatikan kami di belakang. Aku sedang focus membacakan cerita untuk Henry, cerita dongeng yang membawanya ke alam mimpi. Ketika aku menutup buku cerita, Henry sudah terlelap tidur. Aku menghadap Kyuhyun yang menatapku.
"Aku… sudah selesai membuat Henry tertidur. Apa aku boleh pulang?"
"Sebenarnya aku ingin menyuruhmu untuk menginap sehari saja. Henry pasti akan mencarimu, dan… Henry besok mungkin belum sepenuhnya sembuh. Maukah kau menginap sehari saja? Besok, akan aku antar kau pulang.",
Aku terdiam. Kyuhyun memohonku untuk menginap meski sehari. Sebenarnya aku ingin menolak, tapi…
"Sehari saja.", ucap Kyuhyun. Sepertinya dia bisa membaca pikiranku sampai ia bisa mengucapkan kata itu.
"Baiklah. Tapi aku tidak membawa pakaian ganti."
"Aku bisa pinjamkan baju istriku. Pakailah.."
"Terima kasih.."
"Mari ku antar kau ke kamar. Agar kau lekas mandi dan memakai baju."
Langsung saja Kyuhyun mengantarkanku ke kamarnya dan mengambil baju untukku. Baju bekas istrinya…
-SKIP TIME-
Aku keluar dari kamar dan turun dari lantai 2. Aku melihat Kyuhyun sedang menyaksikan acara di televisi. Menggonta-ganti channel dengan tatapan kosong.
"Kyuhyun-shi.", aku memanggilnya, dan tatapannya berpindah ke arahku.
"Ah, Sungmin-shi. Silahkan duduk.", dia membenarkan posisi duduk. Aku malu-malu menerima tawarannya untuk duduk berdua bersamanya. Aku hanya menunduk… dan duduk sekaligus tak mengeluarkan suara.
"Sungmin-shi?", panggilnya.
"Ne?"
"Tampaknya, Henry sangat menyukai keberadaanmu.",
"…"
"Kau pantas menjadi sosok ibu untuknya."
Aku kaget, "Apa?"
"Kau dengannya sangat dekat."
"Kyuhyun-shi, aku hanya orang biasa yang telah lama ditinggal orang tua, yang tidak mempunyai apapun. Aku hanya pengasuh anak-anak yang dititipkan."
"Sama dengan istriku dulu. Dia juga begitu. Henry sangat menyayangimu layaknya seorang ibu."
"Aku sudah biasa menjaga anak-anak seperti apa yang aku lakukan, Kyuhyun-shi."
"Sungmin.. dia butuh seorang ibu. Kau tahu?"
Aku terdiam.. aku tahu Henry membutuhkan seorang ibu..
"Kau tidak tahu betapa dia kehilangan seorang ibu. Anak yang masih berumur 5 tahun ditinggal seorang ibu… dia selalu menangis ketika anak-anak lainnya bermain bersama ibunya. Sementara aku hampir tak mempunyai waktu untuk mengajaknya bermain."
"Tapi…", Kyuhyun menatapku dalam, dan menggenggam kedua tanganku. Aku yakin, pipiku pasti merah saat ini.
"Jadilah ibu untuk Henry."
"Tapi kau belum tentu mencintaiku.."
"Aku akan belajar mencintaimu, asalkan kau mau menjadi ibu untuk Henry.."
"…..", aku diam. Rasanya aku tidak bisa membantah.
"Maukah kau menikah denganku?"
"Aku…."
"Aku mohon."
"Belum…"
"Appa… Noona…"
Aku dan Kyuhyun terkejut ketika Henry memanggil kami. Kami salah tingkah, Kyuhyun melepas genggamannya. Henry menghampiri kami dengan wajah dan pertanyaan polos.
"Appa dan Noona pacalan ya ?"
Kami cengo. Kyuhyun menggaruk kepalanya, aku malu.
"Ah, t-tidak. Kami hanya….."
"Apa? Melencanakan pelnikahan?", ucapnya polos.
"A-ani ", aku membantah. Aish, kenapa anak ini sangat polos?
"Lalu? Appa dan Noona mau bikinin Henly adik ?",
*Kyuhyun dan Sungmin Tepar*
-abaikan-
Kami berdua cengo dibuatnya. Masa' iya ? Henry yang berumur 5 tahun sangat polos ini? Aduh… malu
"Henry, kau sudah sembuh?", tanya Kyuhyun yang berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Panasnya udah tulun, tapi macih pusing.",
"Lebih baik kau tidur, Henry. Nanti kau tambah sakit.."
"Ani.", henry duduk ditengah kami berdua. Dia menatap kami dengan matanya yang… bisa dikatakan sedang mengharapkan sesuatu.
"Noona… jadilah ibunya Henly.",
Aku diam… Henry mengatakannya sendiri..
"Menikahlah dengan Appa… Mau ya ? :3"
Aku diam… tetap diam…
"Henly, Sungmin noona memerlukan istirahat. Biarkan dia istirahat ne? Dia pasti capek? Benar kan, Sungmin-shi?"
"Ah.. i-iya. benar."
"Sungmin-shi, kau tidur saja dikamarku. Biar aku tidur dengan Henry. Arasseo ?", kata Kyuhyun.
"Ne Arasseo..", aku pergi buru-buru ke lantai atas dan masuk ke dalam kamar Kyuhyun.
Aish.. dua orang itu… aku.. arggh!
Aku duduk dikasur ukuran big size ini. Aku melirik ke meja kecil yang ditasnya diletakkan sebuah foto Kyuhyun bersama seorang wanita. Ah.. itu istrinya. Aku melihatnya. Itu foto pernikahannya dulu…
Tampak raut wajah mereka yang bahagia… tapi maut memisahkan mereka…
Hm… aku tidak tahu siapa nama perempuan ini…
Dia… bernasib sama denganku. Ku letakkan kembali foto itu dan berangkat tidur.
.
.
.
.
*esok paginya*
Aku lekas memakai baju yang kemarin. Tak apalah, sampai rumah juga aku mengganti pakaian. Kyuhyun membuka pintu kamar disaat aku mendekati pintu. Tuhan, ini membuatku kaget.
"Maaf. Kau sudah siap?", aku menggangguk. Aku masih kepikiran tentang tadi malam. Saat ini aku berusaha melupakan hal itu.
"Ayo.", ajak Kyuhyun.
-SKIP TIME-
Kami telah sampai di tempat tujuan. Ketika aku ingin membuka pintu, Kyuhyun menahan tangan kiriku. Aku kaget dan menatap Kyuhyun.
"Aku… akan merencanakan pernikahan ini."
"Apa? Aku bilang aku belum siap Kyuhyun-shi!"
"Apa kau lupa permintaan Henry semalam ?"
"Aku tidak melupakannya. Tapi aku belum siap. Bukan berarti aku tidak mau."
Kyuhyun terdiam… "Baiklah, akan aku tunggu…"
Kyuhyun melepaskan tanganku dan membiarkan aku keluar dari mobilnya. Aku membungkuk 90 derajat sebelum Ia pergi meninggalkanku. Aku menarik nafas lalu membuangnya… kenapa harus aku ? Aish.. kacau pikiranku saat masuk ke dalam rumah..
"Sungmin.. dia butuh seorang ibu. Kau tahu?"
"Noona… jadilah ibunya Henly.",
Kata-kata itu masih terbayang dalam benakku. Sungguh, aku belum siap! Kyuhyun belum mempunyai perasaan cinta kepadaku, dan begitu pula denganku.
"Noona? Noona?", Kangin dan Leeteuk yang terpaksa aku titipkan tetangga kemarin memanggilku dengan sebutan Noona. Ah… aku suka saat mereka memanggilku. Aku mendekati mereka yang sama-sama sudah bisa merangkak. Dan pikiranku berputar lagi. jika aku menikah dengan Kyuhyun, lalu tempat penitipan anak ini siapa yang menjadi penerusnya ? Apakah aku harus mencari pengasuh baru ? Tetapi aku takut. Karena sering sekali ada berita penipu yang menyamar menjadi pengasuh hingga anak yang dititipkan malah diculik. Aish…
"Sungmin-shi?", aku melihat ke pintu masuk, Kyuhyun datang ke panti ini.
"Silahkan masuk.."
Dia membawa 2 kantong kresek besar berisi makanan dan susu bayi untuk anak kembar ini.
"Hey bayi lucu~", sapanya. Aku tersenyum melihat mereka lincah ketika Kyuhyun menyapanya.
"Seharusnya kau tak perlu repot membawakan makanan dan susu untuk Kangin dan Leeteuk."
"Tidak apa-apa. Aku tak merasa direpotkan."
-Hening-
"Sungmin-shi, Ibuku ingin bertemu denganmu…"
::Gaje ? Memang B). Asal tetap berani berkarya!::
::Lanjut or Stop?::
::Tergantung dari banyaknya Review ;)::
