My Little Family

Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto

Rate : T, Family, Romance.

Warning : AU, OOC, Two Shoot.

Pairing : SasufemNaru & ItafemDei

Summary : Sasuke yang baru saja pulang dari took buku itu dikejutkan oleh sesosok wanita meringkuk di depan pagarnya. Dan kenapa Deidara yang merupakan wanita lembut berubah menjadi garang? See more in this fic!

A/N : Persembahan dari Author untuk readers yang setia nungguin fic-fic Author apdet. Maaf yaa, Author belum bisa mengapdet seluruh fic Author. Tapi pasti akan Author apdet. Semoga Author segera mendapat ide untuk konflik fic-fic Author.

"Kau siapa?"seorang pria bermantel tebal berdiri di depan gerbang rumahnya yang sangat besar itu. menatap seorang wanita yang duduk di pinggir gerbang itu dengan lutut yang tengah ia peluk.

"…"wanita itu hanya diam saja.

"CHK! Hey! Aku bertanya padamu, dobe!"bentak pria itu agak keras. Dan setelah itu, wanita berambut pirang cerah itu mendongakkan kepalanya. Dan betapa tercengangnya pria berambut hitam bermata oniks dan bermantel tebal itu melihat pancaran mata yang sangat indah itu.

"Maap ji-can. Nalu telcecat. Kaa-can tidak mengantal Nalu pelgi dan Nalu tak tau jalan pulang,"pria yang tadinya sempat tercengang karena pesona matanya itu kembali memasang wajah stoic-nya.

"Hey! Umurmu berapa tahun? Kenapa gaya bicaramu masih cadel?"pria bernama lengkap Uchiha Sasuke itu mengacak surai pirang wanita itu.

"Umul Nalu, balu 5 tahun ji-can,"Sasuke terhenyak.

"Huh! Jika ingin berbohong lihat situasi, dobe. Mana mungkin tubuh sebesar itu disebut 5 tahun! Dasar dobe!"ejek Sasuke yang berdiri angkuh di depan 'dobe' dengan tatapan mengejek. Dan wanita pirang itu menatap bingung manusia yang berdiri di hadapannya itu.

"Ne~ji-can. Nalu tidak bohong! Kaa-can celalu bilang, bohong itu tidak baik,"Sasuke menatap curiga wanita di hadapannya itu.

Wanita pirang itu hanya memakai kaos orange dan celana pendek selutut dan juga sebuah topi kupyuk bertengger dikepalanya.

"Jadi, siapa namamu?"Tanya Sasuke. Dan wanita pirang itu nyengir.

"Namaku, Ujumaki Naluto,"jawabnya sambil ceria luar biasa.

"Ujumaki Naluto?"

"Aisshh! U-ju-ma-ki Na-lu-to!"wanita itu berdiri dan nampaklah diantara mereka tinggi wanita pirang itu hampir sama dengan Sasuke dan berbeda beberapa inci saja.

"Uzumaki Naluto?"wanita pirang yang jengkel itu langsung menunjuk topi kupyuk warna-warninya dan disana bertuliskan Uzumaki Naruto. Dan Sasuke mangut-mangut ngertos.

"Uzumaki Naruto?"dan dengan itu wanita pirang yang sudah kita ketahui namanya Uzumaki Naruto langsung jingkrak senang. Dan Sasuke hanya tersenyum kecil melihat tingkah gadis di depannya itu.

Sungguh, seumur hidup Sasuke, baru kali ini dia senyum walaupun hanya senyum kecil. Dan jangan lupakan bahwa seorang Uchiha tidak bersikap seperti itu. Sasuke pun mengajak wanita itu masuk ke dalam rumahnya.

"Diluar dingin dobe, ayo masuk,"seret Sasuke dan Naruto hanya diam dan menatap bingung pria yang tengah menyeret paksa dirinya agar masuk ke dalam rumahnya.

"Duduklah dulu, dobe,"Naruto pun duduk dengan tenang sambil melihat isi dari rumah itu. Dan matanya tertuju pada barang antik berbentuk kapal layar yang terpampang indah di atas sebuah meja kecil di dekat sofa. Tanpa basa-basi, ia mengambilnya dan bermain di lantai. Tak peduli dengan badannya yang basah karena salju.

"Kenapa kau bisa terpisah dengan orang tuamu, dobe?"kata Sasuke yang sudah membawakan dua cangkir minuman. Yang satu coffe dan yang satu coklat panas. Dan saat itu juga Sasuke terdiam mengamati wanita yang baru saja datang itu.

"Apa memang pria ini masih berumur 5 tahun? Tapi dari caranya memainkan barang antik aniki itu…lupakan!"batin Sasuke yang menaruh cangkir itu di meja dan menghampiri Naruto.

"Wushh! Awaaacc! Ada tebing!"kata Naruto seraya memainkan kapal itu dan menghantamkannya pelan ke lemari kecil tempat kapal antik itu terpampang.

"Sebenarnya, kau ini siapa?"Tanya Sasuke yang sudah berjongkok di depan Naruto.

"Ji-can! Boleh Nalu meminjam mainan ini, ji-can? Nalu tidak punya kapal cepelti ini di lumah,"Sasuke yang merasa pertanyaannya seperti seongok kulit pisang(?) itu berjengit.

"Dobe, aku Tanya padamu! Jangan mengalihkan pertanyaan!"Naruto pun manyun.

"Ji-can! Nalu itu punya nama! Dali tadi ji-can ngomong dobe, dobe, dobe telus! Memangnya dobe itu apa cih ji-can? Dan Nalu ini cudah pasti anak kaa-can!"Sasuke mulai kesal dengan wanita di depannya ini.

"Dengar ya, dobe! Jangan berbohong, aku sedang tidak ingin bercanda! Sebenarnya kau siapa?"Naruto mulai jengkel itu manyunkan bibirnya lagi.

"Ji-can! Nalu ini anak kaa-can dan Tou-can, kalo ji-can tidak cuka dengan Nalu bilang caja! Tidak ucah bentak-bentak Nalu!"Sasuke semakin naik darah. Bisa-bisanya wanita pirang bernama Naruto itu membentaknya. Bahkan ibunya beserta nenek-nya saja tidak pernah membentaknya seperti itu. Tapi-

"Aku pulang. Nee, oTou-to, kau di rumah?"sang kakak yang baru saja tiba dirumah itu terdiam melihat adiknya tengah adu debat dengan wanita pirang cerah bermata biru sebiru batu sapphire.

"Jawab yang benar, dobe! Sekarang orang tuamu dimana?"

"Nalu…okaa-can…oTou-can… meleka…teltidul,"jawab Naruto dengan raut wajah sedih.

"Tertidur? Haahh. Lama-lama bisa gila aku bicara denganmu, dobe!"

"Ada apa, Otouto?"

"Aku menemukan wanita ini di depan pagar, dan menurut informasi yang baru saja aku terima, ia masih berumur 5 tahun bernama Uzumaki Naruto!"jelas Sasuke panjang lebar. Itachi mengeryitkan dahi.

"5 tahun?"Sasuke menggidikan bahu.

"Nee~Naru-chan. Dimana orang tuamu?"Tanya Itachi dengan lembut sambil mengacak surai pirangnya.

"Olang tua Nalu, teltidul dan campai cekalang tidak bangun-bangun. Nalu telcecat kalena pelgi untuk pelcediaan makan malam. Tapi, tapi, Nalu malah telcecat. Nalu cedih,"Naruto tertunduk lesu dengan mata berkaca-kaca. Itachi memandang iba Naruto.

"Memangnya kenapa orang tua naru-chan tertidur dan tidak bangun lagi?"dan Itachi hanya mendapat sebuah gelengan kepala lemah.

"Kalau begitu, Naru-chan mau aku antar pulang?"Naruto mendongak semangat. Itachi tersenyum senang dan segera pergi menuju kamarnya untuk ganti baju.

"Naru-chan tunggu disini dulu yaa,"

"Hum!"Sasuke mendengus.

"Dasar dobe!"Naruto pun manyun lagi.

"Dacal pantat ayam!"ejek Naruto seraya memeletkan lidahnya. Naruto segera berlari menyusul Itachi ke kamarnya. Tidak dipedulikan lagi Sasuke yang tengah mengejarnya sambil membawa bantal sofa.

"GRRR… WANITA SIALAN! MATI SAJA KAAAUU!"teriak Sasuke yang emosi labil-nya sudah sampai ubun-ubun kepala.

"Wuueee!"dan Naruto kembali memeletkan lidahnya. Senang juga dia melihat seseorang marah besar seperti itu.

Naruto yang dengan semangat 45-nya berlari menerjang apa pun yang ada di depannya. Termasuk sebuah pintu oak tebal berwarna coklat tua bertuliskan Itachi's room. Dan-

JEBLLAAAAKK

Terdengarlah suara pintu yang terbuka dengan sangat-sangat beringas. Bahkan pintunya nyaris lepas dari engselnya. Sungguh, Sasuke yang baru saja sampai di TKP hanya bisa terdiam melihat Naruto yang berdiri dengan tampang innocent-nya.

Mulai heran dengan Naruto yang terdiam seperti tampang blo'on itu, Sasuke memutuskan untuk melihat apa sih yang dilihat anak itu? Batin Sasuke yang melihat arah pandang Naruto dan-

"BAKA-ITACHIIIIII?!"teriak Sasuke yang langsung menerjang Itachi yang mematung dengan tubuh yang tengah menindih seseorang. Seseorang? Kau yakin? Di sana terbaring pasrah seseorang wanita berambut pirang namun tak secerah Naruto yang pakaiannya sudah tergeletak tak bernyawa di lantai dekat kasur yang mereka tiduri.

Sasuke yang murka setengah hidup itu nemampari aniki tercintanya dengan bantal sofa yang ia bawa dari ruang tamu dengan beringas. Sedangkan wanita tadi yang diketahui bernama Uchiha Deidara itu bangkit dari kasur dan mengambil kembali pakaiannya. Atau lebih tepatnya blazer hitam miliknya.

"Haahh! Untung ada kau, Sasu. Thanks!"dan Deidara berjalan dengan santai dan sempat melakukan kontak mata dengan Naruto yang tengah menatapnya bingung.

Yaa, Deidara ini anak angkat keluarga besar Uchiha. Karena saat itu, Mikoto istri dari Uchiha Fugaku belum memiliki anak semenjak pernikahan mereka yang sudah 8 tahun. Setelah mereka mengangkat Deidara yang merupakan anak dari sepupu jauhnya alias sahabat yang sudah ia anggap sebagai sepupu, Namikaze Minato yang meninggal karena kecelakaan mobil dan tewas seketika.

Padahal Deidara sudah hidup berdua saja dengan ayahnya. Soal ibunya, ayahnya pernah berkata bahwa ia terpisah dengan ibunya karena sesuatu yang Deidara sangat tak perlu tau. Dan sampai kematian ayahnya Deidara tak pernah tau siapa ibunya.

"Eng? Siapa dia?"Tanya Deidara sambil menunjuk Naruto yang dengan polosnya memiringkan kepalanya. Rambut pirang itu tergerai indah saat mata biru itu menatap Deidara lugu.

Sasuke yang sibuk menampari kakak tersayangnya dengan bantal itu akhirnya berhenti dan dapat kita lihat wajah Itachi yang sudah tak berbentuk lagi.

"Aku menemukannya di depan pagar rumah kita. Namanya Uzumaki Naruto,"jelas Sasuke. Deidara terbelalak kaget.

"U-Uzumaki? Kau bilang Uzumaki?"Tanya Deidara dan Sasuke hanya mengangguk. Deidara langsung menerjang Naruto.

"Katakan yang kau tau tentang keluarga Uzumaki! CEPATT!"bentak Deidara dan Naruto hampir menangis kala itu karena dibentak seperti itu. Itachi yang melihat itu segera melepaskan cengkraman Deidara pada Naruto.

"Hey! Jangan sekasar itu, Dei-chan!"Naruto langsung berlindung di balik punggung Itachi.

"Memangnya kenapa dengan keluarga besar Uzumaki?"Tanya Sasuke yang menatap tajam kakak tertuanya itu.

"CEPAT KATAKAN! CEPAAAATT!"teriak Deidara yang menjambak rambutnya frustasi. Itachi tercekat dengan neesan-nya yang biasanya anteng-anteng saja tapi menghanyutkan itu menangis se-frustasi itu. Biasanya ia jarang berexpresi sampai di luar batas seperti itu.

"De-Dei-chan,"Itachi merasa bingung sekarang ini.

"Sudah lama aku mencari tahu tentang Uzumaki. Karena itulah satu-satunya petunjuk tentang ibu kandungku. Aku tidak tau apa-apa lagi tentang ibu kandungku. Sungguh! Aku tak tau arus melakukan apa lagi,"kata Deidara pasrah dan menatap Naruto yang bersembunyi takut-takut di belakang Itachi.

"…"tak ada yang berkomentar kala itu, Itachi menatap kakak angkatnya dengan sendu. Sedangkan Sasuke terdiam seribu bahasa.

Yaa, mereka berdua memang tau jika kakak perempuannya-Deidara bukanlah kakak kandung mereka. Jadi jangan salahkan Itachi jika ia bisa menyukai kakaknya yang satu itu.

Wanita berambut pirang sebahu yang selalu diikat tinggi dan juga berponi panjang sebelah kirinya selalu menjadi bulan-bulanan Itachi atas kemesumannya. Dan Deidara benar-benar menyesal saat dirinya tidak segera memasuki kamarnya saat baru saja pulang kuliah hingga Itachi tidak sengaja melihat dirinya dan menyeretnya ke dalam kamarnya. Sungguh mesum!

Dan Naruto yang melihat Deidara terisak seperti itu memilih mendekati Deidara dan mengelus kepalanya dengan lembut.

"Neecan jangan cedih yaa. Nalu bakal celitain kok ciapa Ujumaki di keluarga Nalu,"hibur Naruto. Deidara yang sempat terbuai dengan elusan tangan Naruto itu sadar dan duduk di depan Naruto.

Itachi dan Sasuke yang juga ingin tau itu juga ikut duduk mendekati Naruto yang duduk dengan tenang.

"Ujumaki di kelualga Nalu itu, kaacan Nalu. Ia pelempuan telcantik yang Nalu temui,"Deidara terlihat sangat serius mendengarkan cerita Naruto begitu juga dengan Sasuke yang dengan bodohnya malah makan popcorn bersama Itachi. Sungguh, maafkan saya atas ke-OOCan ini.

"Waktu Nalu lahil, Tou-can Nalu cudah teltidul. Walaupun begitu, Kaa-can celing bicala pada Tou-can, walaupun Tou-can tak pelnah menyahut. Tapi Nalu yakin, bahwa Tou-can mendengal cemua celita yang Nalu dan Kaa-can celitakan,"cerocos Naruto.

"Memangnya kenapa Tou-san-mu tertidur Naru-chan?"Tanya Deidara. Naruto tertunduk sedih.

"Nalu juga tidak tau, nee-can. Yang Nalu tau, Kaa-can dan Tou-can teltidul dan Nalu tidak bica membangunkannya lagi. Bachan juga menyuluh Nalu untuk belcikap cepelti biaca. Dan bachan Nalu juga cudah cangat tua. Bachan hanya bica duduk dan telbaling di kacul-nya. Nalu celalu kecepian. Hanya bachan yang Nalu celing ajak bicala,"

"Siapa nama ibumu?"Tanya Sasuke memecah keheningan.

"Ujumaki Kuchina!"

"Kuchina?"koar Deidara dan Itachi bingung. Naruto berdecak dan berdiri mengambil sesuatu di atas meja belajar Itachi dan membawanya ke kerumunan tadi. Setelah menulis tidak jelas di sebuah buku matematika Itachi, mereka semua mangut-mangut ngerti.

"Oooo~Kushina! Uzumaki Kushina?"Deidara meyakinkan. Naruto mengangguk semangat.

"Kalau begitu, siapa nama ayahmu Naru-chan?"Tanya Itachi sambil mengacak lembut rambut Naruto. Dan entah kenapa Sasuke merasa panas kali ini.

'Chk! Baka Itachi!'batin Sasuke.

"Nalu tidak tau. Kaa-can tak pelnah memanggil nama Tou-can. Kaa-can celalu panggil 'cuamiku','cayangku' begitu! Lalu cetiap Nalu beltanya pada bachan, jawabannya celalu 'nanti Nalu-chan akan tau' begitu,"semua mengangguk mengerti. Dan Sasuke tengah mencurigakan sesuatu.

"Kenapa nenekmu bersikap seperti itu? seharusnya, sebagai anak, Naru-chan berhak tau siapa nama ayahnya. Benarkan?"

"Benar juga,"Deidara segera menatap Naruto.

"Naru-chan, bolehkah aku bertemu dengan nenekmu?"

"Hum! Tentu caja boleh. Ayo!"kata Naruto sambil menarik tangan Deidara.

Mereka berempat naik mobil Deidara yang tentu saja sudah memiliki SIM untuk mengemudikan mobil.

"Naru-chan, masih ingat jalannya?"Tanya Itachi.

"Eemm..Nalu tidak ingat,"jawab lesu Naruto.

"Chk! Memangnya kenapa kau bisa tersesat begini?"Tanya cuek Sasuke.

"Huh! Nalu cebel cama onii-chan bebek!"ambek Naruto sambil buang muka.

"Kita jalan saja, mungkin Naru-chan mengingat sesuatu yang Naru-chan lewati!"

Setelah berkilo-kilo meter mobil mereka berjalan hingga menembus sebuah kota terpencil bernama suna, Naruto belum juga mengingat jalan rumahnya. Dan Sasuke hampir mati bosan jika Itachi tak menyempatkan diri membeli cemilan di supermarket tadi.

"Hey, dobe! Sungguh kau tak mengingat jalan rumahmu?"

"Nalu lupa!"tapi, Naruto melihat sebuah toko boneka yang dihiasi berbagai macam lampu warna-warni dan juga pajangan yang Naruto sangat hafal. Yaitu boneka seperti mangkuk ramen#memang ada?#

"ITU DIAAA! ITU DIA!"teriak Naruto girang dan semua langsung terkejut segera meminggirkan mobilnya.

"Kau tadi lewat sini, Naru-chan?"Tanya Itachi.

"Iya! Nalu cempat beldili dicitu buat liat boneka lamen!"kata Naruto ceria.

"Berarti jalan rumahmu disekitar sini?"Deidara memastikan.

"Hum! Lewat gang kecil itu,"tunjuk Naruto pada sebuah gang kecil di dekat jembatan. Mobil mereka berjalan dengan lambat di sebuah gang kecil. Deidara harus extra hati-hati agar mobil kesayangannya tidak lecet-lecet.

Yang anehnya dari gang kecil itu adalah, tidak berliku-liku seperti gang pada umumnya. Gangnya memang kecil, sepi dan tak ada satupun rumah yang berdiri di gang tersebut. Hanya tembok yang menghalangi gang tersebut.

"Panjang sekali gang ini,"decak Sasuke.

"Cebental lagi campai kok. Itu dia, lumah Nalu!"tunjuk Naruto dan semuanya hanya bisa berdecak kagum melihat rumah Naruto yang besar dan megah.

"I-ini rumahmu, Naru-chan?"Tanya Itachi.

"Iya! Ayo macuk!"setelah sibuk mengagumi rumah itu, mereka semua masuk ke dalam rumah itu. Dan di dalamnya juga sangat rapi walaupun banyak sekali yang terlihat adalah lukisan kuno yang layaknya sebuah komik bergambar yang tercetak di dinding itu.

"BACHAAAANN! NALU PULAAAAANGG!"teriak Naruto melengking nyaring. Tentu saja seluruh pelosok rumah dapat mendengar dengan jelas suara cempreng nan cadel itu.

"Dobe! Kecilkan suaramu!"decak Sasuke sambil menutupi telinganya dengan kedua tangannya.

"Ha ha ha,"tawa garing Itachi yang menggosok-gosokkan telingannya karena terkejut dengan suara tadi.

"Ayo kecini. Akan aku kenalkan pada Kaa-can dan Tou-can!"ajak Naruto. Sasuke sempat merasakan keanehan pada Naruto. Mereka berdua berjalan di sebuah lorong besar gelap dan sepi. Seperti mau menuju taman belakang.

'Perasaanku tidak enak,'batin Sasuke yang langsung berjalan cepat dan mensejajari langkahnya dengan Naruto.

"Kita akan kemana?"

"Ke tempat Kaa-can dan Tou-can! Meleka ada di taman belakang,"

Dan saat mereka sampai, betapa terkejutnya mereka semua.

"A-A-ASTAGA!"kaget Deidara melihat dua buah makam besar dengan salib besar di atasnya. Ternyata maksud Naruto adalah meninggal. Tapi kenapa? Kenapa harus seperti itu?

'Naruto~'batin Sasuke yang menatap iba ke arah Naruto yang berlari menuju makan ayah dan ibunya.

"Kaa-can, Tou-can! Nalu bawa temen Nalu nih! Meleka yang nolongin Nalu waktu telcecat tadi,"jelas Naruto sambil mengusap-usap batu marmer dingin itu.

"Na-Naruto,"koar Deidara yang mematung di tempat. Tak bisa melakukan apapun lagi.

"Naru-chan!"tiba-tiba seorang lansia keluar dengan menggunakan sweeter rajut berwarna putih tulang. Ia berjalan dengan lambat dan menghampiri Naruto.

"Bachan! Kenapa kelual? Dicini dingin, ayo macuk,"ajak Naruto.

"Ohh! Ada tamu?"Naruto nyengir.

"Hehehe. Nee, bachan! Meleka yang telah menyelamatkan Nalu kalena telcecat tadi,"

"Sepertinya kau anak dari keluarga Uchiha kan?"Tanya sang nenek. Itachi dan Sasuke mengangguk tidak dengan Deidara.

"Dan kau pasti anak dari keluarga Namikaze kan?"Deidara tercekat.

"Da-darimana anda tau?"sang nenek tersenyum.

"Mari cerita di dalam saja. Disini dingin,"ajak sang nenek. Mereka semua masuk ke dalam rumah terkecuali Naruto dan Sasuke. Naruto sibuk berbicara pada makam ayah dan ibunya. Sedangkan Sasuke tengah mencerna seseuatu yang terasa sangat ganjal baginya.

'Kenapa…'batin Sasuke.

"Eehh! Teme! Ayo macuk!"ajak Naruto dengan menggandeng tangan Sasuke.

"…"

Dan disinilah mereka. Duduk dengan secangkir coklat panas yang Naruto hidangkan.

"Sebelumnya terima kasih telah mengantar cucukku, Naruto. Dia memang tidak pernah keluar. Kebetulan saya sedang tidak enak badan, jadi Naruto yang keluar untuk membeli bahan makanan untuk malam ini,"

"Iya nek. Sama-sama,"kata Itachi ramah. Sedangkan Deidara dan Sasuke sibuk dengan dunia masing-masing. Sasuke yang sibuk menatap Naruto yang tengah menaruh cangkir coklat panas untuknya. Sedangkan Deidara yang sibuk menatap sang nenek dalam hati ia sangat mencurigai keanehan yang ada di rumah itu.

"Perkenalkan. Nama saya Uzumaki Mito. Saya ibu kandung dari Uzumaki Kushina, ibu kandung Naruto,"

"Kami sudah tau itu, nek,"kata Itachi tersenyum ramah.

"Sebaiknya, kita mulai saja membuka rahasia kalian selama ini,"suasana langsung menjadi tegang.

"Termasuk kau, Naruto,"Naruto terkesiap.

"Namikaze Minato adalah ayahmu, Deidara?"Deidara mengangguk dan dalam hati ia sudah menaruh curiga pada nenek itu.

"Dan dia adalah, ayah dari Naruto juga,"

"A-APA?"Deidara tercekat liurnya sendiri. Mimpi kah?

"Dan Uzumaki Kushina adalah, ibunya Naruto, dia juga ibumu Deidara,"

"HAAAAHH?"histeris Itachi.

"A-apa? Nalu tidak mengelti!"Naruto menggaruk pipinya bingung.

"A-APA MAKSUDNYA INI?"bentak Deidara.

"Sebenarnya, ayah dan ibu kalian berpisah karena suatu kejadian,"

"A-apa itu?"Tanya Sasuke yang terkejut setengah hidup mendengar kakak angkatnya memiliki ibu sedarah dengan Naruto.

"Suatu kejadian dimana sebuah fitnah palsu, menghancurkan segalanya,"

"Fitnah?"koar semuanya.

"Dulu, Klan Uzumaki dan Namikaze adalah klan bangsawan yang sangat tinggi derajatnya. Mereka semua hidup dengan damai dan rukun. Bahkan klan Namikaze dan Uzumaki adalah sahabat,"

"Hingga anakku, Kushina bertemu dengan anak dari nenekmu Tsunade-chan. Minato. Mereka jatuh cinta. Hingga mereka memutuskan untuk menikah dan melahirkanmu dei-chan,"Deidara tersenyum pahit.

Flash back~

"U-Uzu-Uzumaki Ku-Kushina! Yoroshiku!"suara lembut nan halus itu terdengar bergetar karena gugup.

"Waah! Kawai desu. Minato! Cepat kenalkan dirimu!"bentak Tsunade pada anak laki-lakinya itu.

"Namikaze Minato. Yoroshiku ne, Kushina-chan,"

"Hahaha. Anakmu tampan sekali Tsunade-chan,"kata Mito.

End of flash back~

"Tapi, setelah beberapa bulan, Kushina di fitnah oleh salah satu klan Namikaze yang tidak menyetujui adanya pernikahan diantara Uzumaki dengan Namikaze. Kushina dituduh berselingkuh hingga Minato menemui Kushina secara diam-diam di rumah ini,"

Flash back~

"Kushina-chan. Apa benar itu semua?...jujurlah...tidak apa-apa,"kala itu Minato bicara empat mata di kamar Kushina. Mito yang kala itu tengah mengawasi Minato siapa tau ia akan berbuat tindakan berbahaya membuka sedikit pintu geser itu.

"Mi-Minato…jika aku melakukan hal itu, untuk apa aku menikahimu? Untuk apa semua ini? Aku…mana mungkin aku melakukan itu,"Kushina menangis tersedu-sedu.

"Aku sungguh mencintaimu Minato hiks… tak pernah sedikitpun hiks… aku menodai pernikahan ini hiks… tak pernah sekalipun Minato hiks…"Minato menggenggam erat tangan Kushina. Begitu juga dengan Kushina yang kala itu tengah membelai Deidara yang tengah tertidur pulas di sebelahnya.

"Hiks…aku bahagia menikah denganmu Minato! Hiks…tapi…kau sendiri tak percaya padaku…hiks…untuk apa semua ini….hiks…anak kita…aku yang melahirkan anakmu Minato! Hiks…ini bukan anak orang lain hiks… ini anak kita…hiks ANAKMU MINATO!"isak Kushina tak karuan. Minato yang kala itu tak kuat melihat istrinya menangis itu menciumnya tepat dibibirnya. Ia lumat bibir merah ranum nan tipis itu dengan lembut.

"Maafkan aku, Kushina-chan. Maafkan aku,"bisik Minato.

"Aku memang bukan suami yang pantas untukmu. Aku sungguh minta maaf Kushina. Pukullah aku jika perlu. Asal jangan tinggalkan aku Kushina!"bisik Minato yang kini tengah memeluk Kushina erat.

"Hiks… Minato,"isak Kushina.

"Aku sungguh percaya padamu Kushina. Maafkan aku telah meragukanmu. Aku sungguh minta maaf,"

"Hiks…hiks,"Minato melepaskan pelukannya dan menatap mata Kushina dengan intens sembari mempersempit jarak antar wajah mereka. Mereka pun berciuman dengan lembut dan penuh dengan kasih sayang. Sangat lembut dan tak akan pernah menyakiti salah satu di antara mereka.

Minato pun menidurkan Kushina dan berlanjutlah ciuman itu ke yang lebih intim. Mito yang saat itu menyaksikan sendiri dengan mata kepalanya kehidupan rumah tangga anaknya masih bisa diselamatkan. Dengan itu ia menutup kembali pintu itu dan pergi untuk memberikan waktu yang cukup untuk pasangan suami istri itu.

Flash On~

"Tapi, tidak sampai disitu. Lama kelamaan terjadilah sebuah pemberontakan yang terjadi oleh sebuah kelompok bernama Akatsuki. Merekalah yang membuat ayah dan ibu kalian berpisah dengan tragis,"Deidara yang masih emosi puncak itu tengah ditenangkan oleh Itachi.

"Kushina di fitnah telah membunuh salah satu bangsawan Orochimaru yang merupakan dalang dari semua fitnah itu. Hingga Akatsuki mengambil kesempatan dalam kesempitan untuk menghancurkan hubungan antara Uzumaki dan Namikaze,"

"Kushina dianggap buronan dan mereka memisahkan mereka berdua. Tapi untung saja saat itu Minato memiliki orang kepercayaan. Kakashi-san dan Iruka-san membawa Kushina pergi dari konoha,"lanjut Mito.

"Ka-Kakashi? Kakashi-sensei maksud, Mito-san?"Tanya Sasuke.

"Hum! Dia menjadi guru sekarang. Dan aku rasa Iruka-san pergi ke luar negeri untuk mencari Naruto. Aku sungguh minta maaf karena memisahkan kalian berdua. Tapi aku sungguh tak bisa melakukan apa pun saat itu,"Naruto tertunduk sedih, begitu juga dengan Deidara yang sangat ketara emosinya seakan ingin meledak saat itu juga.

"Kenapa Iruka-san mencari Naruto ke luar negeri?"Tanya Itachi.

"Saat itu, aku dan Kushina pergi ke luar negeri untuk menghindari kejaran orang-orang Akatsuki dan Namikaze. Kami sering berpindah-pindah tempat hingga anak buah Orochimaru, Kabuto menemukan kami, untung saja kala itu kami masih bisa menghindar. Dan disaat Kushina tengah hamil 4 bulan kala itu, ia memberikan informasi itu pada Minato dan seluruh klan bahwa Kushina memang tengah berselingkuh. Aku sungguh iba pada anakku. Aku orang tua yang buruk,"kata mito yang terlihat sangat sedih itu. Naruto langsung memeluk bachan-nya itu.

"Bachan,"lirih Naruto.

"Sialan sekali, Kabuto itu,"kata Itachi kesal.

"Sampai sekarang, aku tak pernah bertemu dengan Minato lagi. Kami kembali ke Jepang setelah beberapa bulan dan mendiami rumahku dan suamiku ini. Dan lahirlah Naruto. Dan sejak saat itu, Kushina tak henti-henti menangis. Hingga akhirnya ia membuat sebuah makam untuk Minato. Dan setelah Naruto berumur 3 tahun, Kushina meninggal,"

"Kenapa Kaa-san membuat makam Tou-san? Bukannya…"

"Saat itu,ia selalu berpikir bahwa ia akan bertemu dengan Minato di lain dunia. Untuk itu, ia membuat makam Minato yang jika memungkinkan, mayat Minato akan dimakamkan di sebelah makamnya,"Deidara terhenyak.

"Tapi…Tou-san,"air mata meluncur perlahan di pipinya.

Sasuke dan Itachi saling berpandangan bergantian ke arah Deidara dan kemudian ke arah Naruto yang tertunduk dengan wajah tertutupi poni pirangnya.

"Aku tau…jika kau tidak keberatan, maukah kau memindahkan makam Minato kemari? Ini adalah permintaan Kushina yang terakhir,"Deidara mengangguk lemah. Sasuke yang sedari tadi memperhatikan Naruto yang tertunduk itu teringat akan sesuatu.

"Lalu…kenapa gaya berbicara Naruto seperti itu? Dan kenapa ia bilang umurnya masih lima tahun?"

Mito tertunduk sedih.

"Setelah beberapa hari Kushina meninggal, Naruto sering jatuh sakit. Bahkan sakitnya sangat parah. Ia terkena kelainan pada livernya. Saat di operasi, Naruto tak bangun-bangun hingga 5 tahun lamanya,"

"Li-lima tahun?"Tanya Deidara tidak percaya. Dan mata Sasuke langsung membulat penuh kala mendengar perkataan Mito barusan.

"Dan saat ia sadar, yang ia ingat hanya ingatan masa kecilnya saja. Yang lebih parah, otaknya berjalan lambat karena tertidur selama lima tahun lamanya. Bahkan dokter berkata, lebih baik mengulang memorinya yang sebagian hilang. Tapi, saat kami mencoba membantu Naruto mengingat memorinya, Naruto menolak dan sering menangis tak karuan. Hingga sekarang, ia belum mengingatnya,"

"Naruto…"lirih Sasuke yang langsung menghambur ke Naruto dan memeluknya erat. Sedangkan Naruto hanya terdiam dengan wajah yang masih tertunduk.

"Tapi itu semua akan baik-baik saja, jika Naruto menikmati semuanya,"kata Itachi tenang. Deidara yang kala itu tengah menangis dalam diam itu menatap adik angkatnya itu dengan bingung.

"Kan masih ada kau, Dei-chan. Hanya Naruto yang kau punya sekarang, aku harap kau tidak melakukan hal yang salah,"Itachi tersenyum pada Nee-san-nya dan kemudian memeluknya dengan erat. Tapi-

"HUAAAAAA! NALU CEDIH CEKALIIII! HUUAAAA!"teriak Naruto dan Sasuke langsung memeluk lebih erat lagi Naruto dan Naruto membalas memeluk erat Sasuke. Menangis dengan tersedu-sedu di dada Sasuke. Dan Deidara tersenyum lembut melihat adik kandungnya.

'Naruto ka? Welcome my little Naruto,'batin Deidara dan menyamankan diri dipelukan Itachi.

Kebahagiaan yang tertuang dalam sebuah cangkir kosong yang rapuh, namun masih terbesit cahaya kecil nan samar, cahaya yang ternyata dapat membawa kembali, menyatukan kembali mereka yang terpisah tanpa ada yang mengetahuinya. Kini mereka bertemu lagi. Kakak adik sedarah dan sekandung itu bersama kembali. Namikaze Naruto dan Namikaze Deidara.

*lompatlompatlompat*

Makam sang ayah kini telah dipindahkan dan ditempatkan di samping makam sang ibu kandung yang selama ini dicarinya. Sebagai permintaan terakhir sang ibu, tentu saja Deidara menyanggupinya. Walaupun tak pernah melihat wajahnya, Deidara yakin, ibunya pasti wanita yang cantik, lembut, dan kuat.

Deidara tersenyum sendiri melihat makam kedua orang tuanya yang bersebelahan. Begitu sayang mereka pada orang tuanya. Walaupun menyakitkan, tapi rasanya seperti manisnya takdir jika dibumbui dengan kasih sayang yang mendalam untuk mereka yang terkasihi.

Srak~

Deidara menoleh pada sesuatu yang menarik lengan kemejanya. Dan ternyata Naruto yang dengan malu-malu menatap Deidara yang tengah berdiri di depan makam orangtuanya. Dan setelah melihat semburat merah di pipi adik kandungnya itu segera tersenyum lembut dan membawa sang adik pada pelukannya.

"Selamat datang, Naruto…"bisik Deidara. Dan ia sempat mendengar lirih suara Naruto.

'Dei-nee…'Deidara mengeratkan pelukannya. Sasuke yang melihat itu segera berdehem keras. Panas juga rasanya melihat mereka berpelukan seperti itu. Ditambah lagi, Neesan-nya yang memeluk Naruto. Yaa, sebenarnya Sasuke tak perlu seperti itu juga. Karena bagaimanapun juga, mereka adalah sepasang kakak beradik. Dan Sasuke tak bisa melakukan semena-mena pada mereka juga.

"Ehemm!"Naruto melepaskan pelukannya pada kakaknya.

"Hufft! Cacu-teme!"desis Naruto dan Sasuke hanya bisa mendelik saat Naruto yang polos-polos nan lugu itu memanggilnya dengan kata kasar seperti itu.

"Na-nani?"Deidara hanya geleng-geleng melihat tingkah adik-adiknya yang sepertinya tak sesuai dengan ukuran umur mereka.

"Dasar dobe!"ejek Sasuke.

"Cacu-teme! Stupid chicken! Wuee,"ejek Naruto yang langsung pergi berlari masuk ke dalam rumah dengan tertawa-tawa. Sedangkan Sasuke mengejar Naruto dengan kesal. Dan sepertinya Deidara akan lebih sering tersenyum kali ini.

Deidara berbalik untuk melihat makam orang tuanya lagi dan bergumam.

"Berbahagialah disana Kaa-san, Tou-san. Aku dan Naruto juga bahagia disini. Jangan khawatirkan kami,"tersenyum dan kemudian berlari menyusul adik-adik manisnya.

*lompatlompatlompat*

"Manis sekali kau Naru-chan,"kata Fugaku menatap Naruto dari atas sampai bawah itu dengan menyelidik namun tidak dengan perkataannya. Sasuke mendengus dan berdiri di depan Naruto. Bermaksud untuk menghalangi ayahnya melihat asset berharganya. What?.

"Kau kenapa, Sasuke?"Tanya sang ayah. Dan Sasuke tetap di tempatnya. Begitu juga dengan Naruto yang notabennya adalah anak yang memiliki keinginan kuat untuk tau itu berdiri di samping Sasuke. Sasuke terdiam.

"Cacu-teme kenapa?"dengan polosnya Naruto menatap Sasuke dengan mata sapphire bulatnya itu. Sasuke terdiam menatap mata itu dan kemudian menatap tajam sang ayah.

"Dia!"nunjuk wajah Naruto.

"Adalah asset Uchiha Sasuke. Tidak ada yang boleh menyentuh asset seorang Uchiha Sasuke. Tou-san mengerti?"titah Sasuke seperti titah raja yang membuat sang ayah hanya bisa mendengus.

"Hahh. Terserah padamu Sasuke,"kata sang ayah sambil mengacak rambut hitam anaknya itu. Sasuke mendengus kesal karena rambutnya jadi berantakan karena ayahnya itu. Naruto bingung.

"Cacu-teme. Accet itu apa?"Tanya Naruto dan Sasuke segera memegang pundak Naruto dan menatap mata sapphire-nya.

"Dengar yaa, Naru-dobe,"Naruto sempat menggembungkan pipinya saat Sasuke mengatakan dobe.

"Mulai sekarang, kau adalah asset milikku. Jadi kau tidak boleh dekat-dekat dengan lelaki lain. Kau mengerti?"kata Sasuke dengan semburat merah di pipinya. Deidara yang tak sengaja lewat dan melihat adik-adiknya di ruang tengah itu pun jadi ingin menguping. Dan beginilah jadinya. Bersandar pada dinding sambil menatap senang adik-adiknya.

"Eehh? Kenapa? Naru tidak mau jadi acet cacu-teme!"Sasuke terbelalak.

'A-aku…ditolak?'batin Sasuke yang langsung bertampang sedih. Deidara yang sejak tadi melihat pernyataan cinta Sasuke dengan Naruto itu pun mendatangi mereka. Sasuke pun melepaskan pegangan tangannya dari pundak Naruto dengan wajah lesu tentunya.

"Nee, Naru-chan,"Deidara mengacak surai pirang adiknya itu. Naruto mendongak.

"Kalau kau mau jadi asset-nya chicken ass ini-"nunjuk Sasuke yang langsung berwajah garang. Tidak terima di bilang chicken ass oleh kakaknya.

"Kamu akan terus dekat dengannya. Naru-chan bakal seneng deh pokoknya,"Naruto tampak sedang menimbang-nimbang. Dan Sasuke mukanya udah mulai memerah lagi dalam hati Sasuke merutuki kebodohannya dengan bilang Naruto adalah assetnya. 'kenapa tidak bilang I love you saja sih? Sudah tau si dobe ini memang dobe,'batin Sasuke ngedumel.

"Benelan? Tapi katanya Itachi-nii, nanti Nalu bakal di lape cama Cacu-teme, kalo deket-deket Cacu-teme,"jawab jujur Naruto. Dan dapat kita lihat Sasuke langsung mengeluarkan aura yang sangat tidak mengenakan dan tiba-tiba berlari menuju lantai 2 rumahnya.

Bruk bruk bruk

Mikoto yang mendengar suara riuh dari dapur segera menuju ruang tengah dan menemuka Namikaze bersaudara itu.

"Nee, Dei-chan. Naru-chan. Itu bunyi apa?"Tanya Mikoto.

"Nee, Kaa-can. Itu cuala kaki Cacu-teme. Dia beljalan cepelti monstel HULK! Hiii, celem!"kata Naruto yang langsung memeluk tangan kakaknya. Deidara hanya menggaruk kepalanya saja.

"Mikoto-chan. Apa tidak ada celana pendek untukku?"kata Fugaku dari kamarnya. Mikoto yang beranggapan bahwa ketiga anak-anaknya itu tengah bermain dengan Naruto itu tersenyum senang dan segera mendatangi suaminya di kamar. Tiba-tiba-

BRAAAKK BRUUUKK GEDUBRAAAK

"ADA APA?"Fugaku dan Mikoto kompak keluar dari kamar. Dan hanya bisa sweatdrop melihat anak sulungnya yang sangat mengenaskan itu.

"Sasu-chan. Ada apa?"Tanya Mikoto lembut pada Sasuke. Sasuke terlihat menghela nafas sejenak dan segera menyeret Naruto pergi dari lokasi pembantaian seorang kakak kurang ajar si Uchiha Itachi itu.

"Dei-chan! Cepat panggil ambulance,"kata Fugaku enteng. Dan dengan begitu Itachi sekarang tengah terbaring di rumah sakit di kamar 122.

"Haahhh. Tou-san heran dengan kalian. Selalu bertengkar seperti ini,"kata Fugaku geleng-geleng. Ia terlihat jengah juga kebiasaan anak-anaknya itu.

"Maapkan Nalu, Tou-can,"kata Naruto polos.

"Oi dobe! ini bukan salahmu tau. Kenapa kau minta maaf?"Tanya Sasuke.

"Nee, teme. Ceandainya Nalu tadi mau jadi acet Cacu-teme, pacti Itachi-nii, tidak dicini. Dan Tou-can tidak bakalan malah-malah kan?"kata Naruto polos. Dan Fugaku hanya bisa menghela nafas pasrah.

"Hahhh. Kau Itachi! Kau itu sudah dewasa. Berhentilah mengusili adikmu terus!"

"Hehehe. Habisnya, Sasuke kan memang berotak hentai-AUCH!"kini terlihat Sasuke yang tengah mencengkram kaki kanan kakaknya yang patah itu.

"Kau yang berotak hentai, Itachi no baka!"desis Sasuke.

"Hahhh,"kini terdengar helaan nafas yang kompak dari Fugaku, Mikoto, dan Deidara. Sedangkan Naruto hanya tertawa melihat Itachi yang berusaha menyingkirkan tangan Sasuke karena tangan kanannya juga patah.

"Makan ini! Baka aniki!"kata Sasuke enteng sambil terus mencengkram kaki kakaknya.

"Hei! Hei! Sasu-chan, nanti kaki anikimu tambah parah,"cegah Mikoto sang ibu. Dan dapat kita lihat Itachi bersyukur sembah sujud ke ibunya itu(?).

"Hahh. Jadi, Naru-chan. Kau mau jadi asset-nya chicken ass ini?"tunjuk Deidara dan langsung mendapat deathglare terindah dari Sasuke. Fugaku dan Mikoto sih nyantai aja. Mereka sih setuju-setuju saja. asalkan anak-anaknya bahagia, apa pun boleh saja. Apalagi calon menantu mereka manisnya begitu. Siapa yang tidak mau?

"Emmm…"Naruto terlihat berpikir.

Sedangkan Itachi sempat-sempatnya cari kesempatan menarik lengan Deidara untuk mendekat. Dan tentunya langsung dihadiahi deathglare gratisan dari Deidara.

"Hehe,"tawa garing Itachi. Kini terlihat Sasuke tengah berwajah serius dan bahkan wajahnya itu bisa di bilang garang bukan serius.

Tik tok tik tok tik tok TING!

"Hu-um!"angguk Naruto selanjutnya tentunya dengan cengirannya itu.

"YESSS!"

Greb

"E-eh?"

"Cacu-teme! Cecak!"kata Naruto yang langsung di terjang dengan pelukan erat Sasuke. Sedangkan Mikoto kaget karena Sasuke berlari tiba-tiba dan menerjang Naruto.

"Hahhh. Yasudah.Kalian pulang saja. Biar Tou-san yang menjaga anak setan ini!"kata Fugaku kesal.

"Eh? Bukannya kau ada rapat penting jam 10 besok, sayang?"Tanya Mikoto.

"Hahh. Tak apa,"

"Tidak usah ditemani juga tidak apa-apa, Tou-san dan Kaa-san pulang saja,"kata Itachi enteng.

"Biar Kaa-san saja yang menjaga Itachi,"tawar Mikoto.

"Lalu, siapa yang mengurusi di rumah?"kini cercah Sasuke.

"Benar juga,"Mikoto membenarkan.

"Hahh. Kau memang tidak berguna yaa, Itachi!"kata Deidara.

"Yasudah. Biar aku yang jaga malam ini. Kuliah ku besok libur. Kalian pulang saja,"kata Deidara. Dan Sasuke segera menarik lengan baju Deidara. Itachi terbelalak.

"Neesan! Jaga dirimu baik-baik! Akan aku pinjamkan ini!"kata Sasuke sambil memberikan semprotan lada dan cabe. Sedangkan yang lainnya hanya bisa sweatdrop.

"Tolong jaga Kaa-san dan Tou-san. Juga adikku. Saat aku pulang jika Naru-chan lecet sedikit, akan aku ledakkan kamarmu!"ancam Deidara. Haahh…kenapa semuanya jadi berlebihan seperti ini?

"Tenang saja. Adikmu aman denganku,"kata Sasuke tegas.

"Bagus,"angguk Deidara.

"Sudah, sudah. Ini sudah malam, Dei-chan, Tolong urus keperluan anak setan itu yaa,"kata Fugaku.

"Tou-san tega sekali!"rengek Itachi.

"Kau memang seperti setan, Itachi! Yasudah. Ayo pulang,"ajak Fugaku dan mereka pun pulang meninggalkan Deidara dan Itachi di ruangan itu.

Hening.

"Dei-chan,"

"Mau aku semprot matamu, Itachi?"Deidara ketus.

"Gomen, gomen,"

"Haahh. Apa?"kata Deidara sedikit lunak.

"…suki da,"

"…"

"Dei-chan?"

Hening.

"Jangan main-main Itachi. Kau ini buta atau apa sih?"

"Iya! Aku buta karenamu."

"Sebaiknya kau tidur saja,"kata Deidara dan menaikkan selimut Itachi. Tapi, Itachi malah menggenggam tangan Deidara dan membawanya tepat di dadanya.

"Aku serius, Dei-chan. Suki da,"Deidara segera melepaskan tangannya dari genggaman Itachi.

"…"

"Apa yang harus ku lakukan supaya kau percaya?"Tanya Itachi pada Deidara yang kini tertunduk dalam.

Grekk

Deidara berdiri dari tempat duduknya. Itachi terdiam.

"Aku mau cari udara segar dulu,"Deidara pun pergi meninggalkan kamar Itachi dengan kepala yang masih tertunduk. Meninggalkan Itachi yang berwajah sakit.

"Kapan kau akan menerimaku dei,"lirih Itachi.

TBC

Review?